Panglima TPN PB, Goliat Tabuni Tolak Tawaran Apapun Dari Indonesia

Puncak Jaya – Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPN PB-OPM), Goliat Tabuni  menolak tawaran apa pun dari pemerintah Indonesia. Hal itu dikatakan Naman Enumbi staf khusus Goliat Tabuni kepadamajalahselangkah.com, Rabu, (9/1) langsung dari Markas melalui telepon selulernya.

Panglima TPN PB-OPM, Goliat Tabuni.
Panglima TPN PB-OPM, Goliat Tabuni.

“Kami menolak tawaran apa pun dari pemerintah Indonesia melalui kaki tangannya di Papua. Kamu tau, kami ada di hutan ini bukan untuk uang, rumah, atau apa pun. Tidak ada gula-gula. Kami hanya merdeka,”

kata Naman Enumbi.

Ia mengatakan, TPN-OPM sudah tahu semua rekayasa yang dibuat oleh pemerintah provinsi Papua dan pemerintah Puncak Jaya.

“Kami tahu semua rekayasa pemerintah Papua. Mereka bicara kepada presiden macam-macam, Kalau berani, silakan dating ke markas ketemu panglima,”

kata Enumbi.

Terkait informasi pembangunan 25 rumah, kata dia, hutan adalah rumahnya TPN-OPM.

“Dia mau bangun 1000 rumah ka, bawa pabrik uang ka tidak akan pengaruh. Goliat sekarang bukan main-main. Dia sekarang panglima,”

katanya.

Ia menjelaskan,  waktu Sandera   di Gasalema, Tembagapura di bulan Mei 1996, PT Freeport pernah tawarkan Goliat Tabuni 1 Milyar Dolar Amerika. Tapi Goliat Tabuni  menolak. Apalagi tawaran Pemerintah Indonesia sekarang, tidak mungkin   Jenderal Goliat Tabuni  menerimanya.

“Kamu mau apa? Silakan datang saja. Pejabat yang jual-jual nama Goliat itu silakan datang,”

kata dia dengan tada tegas.

“Tidak pernah ada cerita turun gunung. Itu semua cerita bohong. Wartawan jangan tulis berita tanpa tanya ke markas. Kamu bias tulis-tulis berita sembarang. Tapi, kamu ingat semua tawaran tidak akan mematakan perjuangan Papua yang sudah merdeka,”

katanya.

Ia mengatakan, berita resmi Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPN PB-OPM) ada di website TPN. Lihat saja di http://www.wpnla.net,” kata dia.

Ia juga meminta   Bupati dan Wakil Bupati  Kabupaten Puncak Jaya, Henock Ibo- Yustus Wonda untuk tidak bicara lagi informasi tidak benar.

“Tidak benar  informasi soal Goliat mau turun gunung atau serahkan diri. Dia (Henock Ibo ) mau sepakat dengan Polda ka, Pangdam ka, kami tidak perlu. Kami juga sudah menolak  keberadaan dan hadirnya Kodim 1714 yang baru diresmikan, Selasa  (8/1),”

kata dia. (GE/003/MS)

Wed, 09-01-2013 16:09:21, MS

Sekjen OPM: Kami tetap Eksis

JAYAPURA –  Pihak TPN-OPM  mengaku sama sekali tak mempermasalahkan berdirinya Kodim 1714 di Puncak Jaya tersebut, mereka juga sama sekali tidak takut.

“Oh kami ini TPN-OPM kami tetap eksis, Kami bukan Komite, atau Dewan, atau Aliansi Mahasiswa, atau Presidium atau apapun yang takut dengan gertakan, Kami adalah TPN-OPM, organisasi yang permanen dan akan berjuang sampai tujuan merdeka kami tercapai,”

tegas Sekjen TPN-OPM, Anton Tabuni.

Dirinya juga mengaku  tak ada masalah bila  pihak Kodim 1714 mencari TPN-OPM.

“Oh itu tidak ada masalah, kami tidak takut, dan kami akan lawan, kita mati mereka juga mati, itukan revolusi. Tulis itu ya,”

teriak Anton Tabuni.

Lanjut Anton,

”Kami tidak tunduk pada siapapun, kami hanya tunduk pada Panglima Tertinggi, Gen. Goliath Tabuni, jadi pemerintah Indonesia jangan main-main, kami akan tetap berjuang, kami tidak takut dengan ada Kodim, kami tidak takut,”

tegasnya.

Sebagaimana diketahui, sesuai rencana, Panglima Kodam XVII  Cenderawasih Mayjend TNI Drs. Christian Zebua, Selasa (8/1) pagi ini di  Mulia, Puncak Jaya, akan meresmikan berdirinya Kodim 1714 Puncak Jaya, Kodim 1714 ini berada dilingkungan  Korem 173/PVB. Demikian disampaikan Kapendam XVII Cenderawasih, Letkol Inf. Jansen Simanjuntak kepada wartawan, Senin (7/1) sore.

 ”Benar  besok (hari ini.red) akan  peresmian keberadaan Kodim 1714 Puncak Jaya oleh Panglima sendiri. Rencana  peresmian jam 9.00 WIT, “

ujar Kapendam.

Saat disinggung apakah berdirinya Kodim tersebut guna mempersempit ruang gerak TPN-OPM di Mulia?, Kapendam membantah,

”Oh itu sama sekali tidak  ada, kita ini  semua bersaudara. Ini intinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,”

terangnya.

Kapendam  mengatakan, kita tidak ada permusuhan dengan mereka.

“Dengan catatan, bila mereka mau bergabung dengan masyarakat, silahkan, senjata harus diserahkan kepada pihak berwewenang. Dan Panglima sudah menjamin bahwa mereka akan dilindungi,”

tambah Kapendam. (bom/don/l03)

Senin, 07 Januari 2013 17:35, BP

Dikira Intel, Tukang Ojek Tewas Digorok

JAYAPURA—Pasca tewasnya seorang warga sipil bernama Hubert Mabel, setelah upaya melumpuhkan korban di Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya, Minggu (16/12) sekitar pukul 10.30 WIT. Kini warga kembali dikagetkan setelah seorang tukang ojek berinisial MI (25) ditemukan tewas mengenaskan dengan posisi tengkurap, serta lehernya digorok di daerah Muai tepatnya di Jembatan Muragaima, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (17/12) sekitar pukul 07.30 WIT.

Motif pembunuhan korban masih dalam penyelidikan aparat kepolisian. Namun dari informasi yang diterima Bintang Papua menyebutkan, korban dibunuh secara sadis karena dikira seorang intel oleh pelaku, padahal yang bersangkutan adalah seorang tukang ojek.

Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya, SIK yang dikonfirmasi Bintang Papua via ponsel pada Senin (17/12) malam membenarkan pihaknya telah mendapat laporan ditemukannya sesosok mayat dengan identitasnya MI (25), seorang Tukang Ojek yang tengkurap dari jarak antara motor korban dengan korban 56 meter, dimana pada tubuh korban terdapat luka gorok pada leher. Dia mengatakan, diduga korban meninggal pada Minggu (16/12) dini hari, karena sebelum terjadinya peristiwa naas itu ada laporan dari keluarga korban yang melaporkan korban tak pulang ke rumah sejak malam sebelumnya dan melaporkan hal tersebut ke Polsek Kota Wamena.

Kata dia, dari info tersebut Polsek Kota Wamena melakukan patroli ke daerah Muai sehingga setibanya di jembatan Muragaima menemukan sesosok mayat yang identitasnya MI (25) swasta tukang ojek yang tengkurap dari jarak antara motor korban dengan korban 56 meter. Pada korban terdapat luka gorok pada leher.

Ditanya motif pembunuhan tersebut ada kaitannya dengan tewasnya Hubert Mabel, lanjutnya, pihaknya sejauh ini belum bisa menyampaikan keterlibatan pihak lain dari kasus ini. “Kami sedang melakukan penyelidikan, guna mengungkap pelakunya,” tandasnya.

Jenazah saat ini disemayamkan di rumah duka, besok pagi (hari ini) rencananya akan dibawa pulang ke Jawa. (mdc/jir/don/l03)

Selasa, 18 Desember 2012 10:00, Binpa

Enhanced by Zemanta

Lambert Tak Mau Persulit Dany Kogoya

JAYAPURA – Pernyataan Dany Kogoya yang menyeret Koordinator TPN-OPM, Lambert Pekikir atas aksi-aksi yang dilakukan Dany Kogoya dan kelompoknya, ternyata tidak ditampik oleh Lambert Pekikir, namun Lambert menyampaikan bahwa tanggung jawabnya adalah sebagai koordinator secara struktur organisasi.

Beberapa hari lalu, tersangka kasus pembantaian di Nafri pada 1 Agustus 2011, Dany Kogoya, kepada wartawan menyampaikan bahwa aksi yang dilakukannya tersebut berdasarkan perintah dari pimpinan TPN-OPM, Lambert Pekikir, Dany juga menyebut Lambert yang bertanggung jawab terhadap aksi tersebut.

“Saya bisa pahami alasan Dany menyampaikan pernyataan itu, saya tahu posisi dia seperti apa saat ini, saya tidak bantah itu, saya tidak mau mempersulit dia, sebagai Koordinator saya berada diatas Dany secara struktur, tetapi diatas saya ada pimpinan lain, kalau mau tangkap saya, silahkan tangkap dulu pimpinan saya,” ujar Lambert kepada Bintang Papua, Rabu (5/12) kemarin. Pimpinan yang dimaksud oleh Lambert Pekikir adalah, Jacob. H Prai, Prai saat ini berada di Malmo, Swedia,

”Saya ditunjuk sebagai Koordinator umum TPN-OPM di Tanah Air oleh Tuan Jacob Prai, dan berdasarakan penunjukkan dari Tuan Prai, saya menunjuk beberapa orang sebagai bagian dari organisasi, salah satunya adalah Dany Kogoya yang pada saat itu saya tunjuk sebagai Juru Bicara, dan itulah posisi secara struktural,”

tambah Pekikir.

Lambert juga memberikan penjelasan terkait perintah yang diberikannya kepada Dany Kogoya,”Secara organisasi Dany adalah Juru bicara, perintah yang diberikan kepada Dany adalah untuk melakukan konsolidasi dan bukan perintah operasi, karena berdasarkan perintah dari atas, kami diminta untuk melakukan konsolidasi, bukan operasi,” ujarnya.

Lambert tidak ingin berpolemik terkait kebenaran pernyataan Dany Kogoya tersebut, dirinya menyampaikan bahwa,”Saya sangat memaklumi pernyataan tersebut, seandainya saya berada dalam posisi Dany, saya juga akan menyampaikan seperti itu,” kata Lambert. (bom/bom/l03)

Kamis, 06 Desember 2012 09:23, Binpa

Bawa Dokumen OPM dan Pisau, Seorang Pria Diamankan

JAYAPURA – Seorang warga berinisial YW terpaksa diamankan saat polisi melakukan razia, Senin (3/12) di Kabupaten Tolikara. Pria itu diamankan karena di dalam mobilnya ditemukan dokumen-dokumen Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan sebilah pisau.

“Dia kami amankan ketika kami menggelar razia gabungan TNI/Polri dan BKO Brimob,”

ungkap Kapolres Tolikara AKBP Alexander Louw, Selasa (4/12) kemarin.

Kapolres mengungkapkan, razia saat itu dilakukan di pertigaan Jalan Baru Gilime, Kabupaten Tolikara, sekitar pukul 13.30 WIT. Ketika itu sebuah mobil yang dikendarai YW melintas dan diperiksa oleh anggota. Kemudian ditemukan dokumen-dokumen OPM dan sebilah pisau.

“Saat ini Sat Reskrim tengah memeriksanya intensif dan sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan, apakah ada kaitannya dengan OPM atau tidak,”
tegasnya.

Kapolres menambahkan, razia ini dilakukan guna menciptakan Sisuasi Kamtibmas yang kondusif di Kabupaten Tolikara. “Guna mengantisipasi gangguan kambtimas, kami melakukan kegiatan razia gabungan secara berkesinambungan.

Mulai dari tanggal 26 November 2012 lalu hingga jelang dan sesudah Tahun Baru 2013 nanti. Dan saya selaku Kapolres juga menekankan kepada seluruh aparat untuk selalu siaga,” tukasnya. (ro/fud)

Rabu, 05 Desember 2012 , 17:15:00, Cepos

Bawa Dokumen OPM, Seorang Pemuda Diamankan

JAYAPURA [PAPOS] – Razia yang dilakukan oleh gabungan TNI/Polri di pertigaan Jalan Gilime Kabupaten Tolikara, Senin (3/12) lalu, berhasil mengamankan salah seorang pemuda berinisial YW, yang kedapatan membawa dokumen-dokumen Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan sebilah pisau.

Kapolres Tolikara, AKBP Alexander Louw saat dikonfirmasi Papua Pos semalam, membenarkan YW diamankan di Polres Tolikara sebab saat razia gabungan TNI/Polri di pertigaan Gilime Kabupaten Tolikara, kedapatan membawa dokumen OPM dan juga sebilah pisau. ”Bersangkutan diamankan ketika kami menggelar razia gabungan TNI/Polri dan BKO Brimob,” katanya.

Lanjutnya, pemuda itu diamankan sekitar pukul 13.30 Wit saat mobil yang dikendarai YW melintas dan diperiksa oleh anggota. Saat ini bersangkutan sedang diperiksa secara intensif atas keterlibatannya dengan kelompok OPM.

Razia itu dilakukan untuk menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif di Kabupaten Tolikara dan mengantisipasi timbulnya gangguan keamanan dalam Cipta Kondisi Kalender Kamtibmas.

“Razia seperti ini akan tetap dilakukan gabungan TNI/Polri secara berkesinambungan mulai dari tanggal 26 November 2012 hingga jelang dan sesudah Tahun Baru 2013,” tukasnya. [tom]

Terakhir diperbarui pada Selasa, 04 Desember 2012 23:59

Selasa, 04 Desember 2012 23:57, Ditulis oleh Tom/Papos

Pekerja Bangunan Ditembak OPM di Tiom

WAMENA [PAPOS] – Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Lanny Jaya kembali berulah. Jika sebelumnya, Polsek Pirime diserang dan menewaskan 3 anggota polisi, kini seorang pekerja bangunan meninggal dunia setelah ditembak, tidak jauh dari Koramil 1702 Kota Tiom.

Informasi yang berhasil dihimpun Papua Pos, korban diketahui bernama Ferdi Turuwalo yang sehari-harinya bekerja sebagai pekerja bangunan. Saat kejadian, diketahui ia hendak pergi ke pasar. Di tengah jalan, korban ditembak oleh orang tidak dikenal tepat di belakang SDN Tiom, sekitar 200 meter dari Kormail 1702 Jayawijaya, Tiom.

Kelompok sipil bersenjata menembaknya hingga mengenai bagian kepala belakang tebus dahi menyebabkan korban meninggal di tempat namun jenazahnya sudah disemayamkan di Mapolsek Tiom dan sekitar pukul 16.00 Wit jenazah dievakuasi menuju Wamena dengan menggunakan Helikopter TNI setelah gabungan TNI/Polri melakukan pengejaran di kota dan berhasil memukul mundur keluar kota Tiom menuju hutan.

Dandim 1702, Letkol Inf. Yusuf Sampe Toding yang saat kejadian berada di Koramil bersama sejumlah anggota, langsung mendatangi arah suara tembakan. Begitu tiba di TKP, rombongan Dandim ditembaki oleh orang tidak dikenal dari atas ketinggian. Pasukan pun membalas tembakan tersebut.

Setelah aksi tembak berhenti, korban langsung dievakuasi menuju Polsek Tiom oleh patroli polisi dan anggota Brimob yang ditugaskan di Lanny Jaya sejak penyerangan Polsek Pirime pekan lalu. Korban kemudian dievakuasi ke Wamena menggunakan helikopter milik TNI AD dan selanjutnya dibawa ke RSUD Wamena untuk divisum.

Kapolres Jayawijaya, AKBP F. S. Napitupulu kepada wartawan mengatakan, pukul 08.30 Wit, korban sebagai juru masak karyawan pembangunan sekolah dasar, pagi-pagi ke pasar untuk belanja. Saat di Jalan Bokom, dia ditembak dekat kantor DPRD lebih kurang 500 meter. “Korban sipil, suku Toraja, terkena tembak di bagian pelipis,” kata Kapolres.

Setelah penembakan, lanjutnya, aparat langsung melakukan pengejaran namun dihujani tembakan sehingga terjadi kontak senjata sekitar 10-15 menit.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gde Sumerta Jaya, SiK saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Senin (3/12) mengemukakan, kelompok sipil bersenjata itu diduga masih kelompok yang sama pada penyerangan Polsek Pirime.

Berhasil memukul mundur kelompok sipil bersenjata menuju hutan, kata I Gde, untuk sementara situasi dan kondisi Distrik Tiom dan sekitarnya sudah kondusif. Masyarakat sudah kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Namun kelompok sipil bersenjata itu berhasil menghambat masuknya bahan makanan dari Wamena menuju Kabupaten Lanny Jaya.

Diakui I Gde, kelompok sipil bersenjata ini selain berhasil menghambat bahan makanan masuk Lanny Jaya juga memutuskan jembatan utama penghubung perjalanan Wamena-Lanny Jaya sehingga mengakibatkan roda perekonomian menjadi terhenti. Seorang ibu yang akan melahirkan juga tidak bisa melakukan perjalanan menuju rumah sakit Tiom sehingga apa yang diperbuat oleh kelompok sipil bersenjata itu sudah sangat meresahkan.

Masuknya kelompok sipil bersenjata ke Kota Tiom saat gabungan TNI/Polri melakukan pengejaran pada kelompok sipil bersenjata itu, dinilai cukup berani.

Lanjutnya, terkait masuknya kelompok sipil bersenjata ke tengah Kota Tiom, Kepolisian Polda Papua menurunkan 1 SST Brimob Jayapura yang akan menuju Wamena bergabung dengan tim gabungan TNI/Polri.

Sebelumnya Polda Papua telah menurunkan sebanyak 2 SST Brimob, 1 SST Batalyon 756 dan 1 regu Timsus Polda Papua serta personil TNI/Polri organik. Diperkirakan kelompok sipil bersenjata berjumlah 100 orang dengan dilengkapi senjata api 20 pucuk yang diperoleh dari rampasan atau curian.

“Kelompok ini diduga nekat melakukan aksinya karena sudah melakukan kolaborasi dengan RM, FW, YT yang sudah sangat meresahkan. Pihak keamanan tetap akan melakukan penegakan hukum atas kelompok sipil bersenjata tersebut sebab kelompok ini sudah tidak menghiraukan lagi hasil rapat Pemda dengan tokoh-tokoh masyarakat di Tiom,” tandasnya. [rico/tom]

Terakhir diperbarui pada Selasa, 04 Desember 2012 00:09

Selasa, 04 Desember 2012 00:08, Ditulis oleh Rico/Tom/Papos

Diduga OPM, Tembak Mati 3 Anggota Polisi

JAYAPURA—Nahas menimpa Kapolsek Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Ipda Rolfi Takubesi bersama dua anggotanya, Brigpol Jefri Rumkorem dan Briptu Daniel Makuker. Ketiganya tewas ditembak dan dibakar sekitar 50 orang dari kelompok yang diduga OPM pimpinan Yani Tabuni menggunakan senjata api dan panah ketika menyerang Kantor Polsek Pirime, Selasa (27/11) sekitar pukul 06.00 WIT.

Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya, SIK ketika dikonfirmasi pasca kejadian mengutarakan, saat kejadian tersebut Polsek Pirime sedang dihuni 4 anggotanya termasuk Kapolsek Pirime. Saat ini satu anggota polisi dikabarkan selamat dalam kejadian tersebut.

“Jadi di dalam Pos itu saat kejadian berapa orang ada 4 orang dari 8 orang anggota. Informasinya yang satu itu meninggal di tiang bendera mungkin lagi naikkan bendera. Kapolseknya tangannya terpotong dan dibakar,” kata dia.

Ditambahkan, saat ini satu pleton anggota Brimob dan tim khusus dari Polda Papua sudah mengejar pelaku penyerangan.

Sementara itu, kata Kabid Humas, para pelaku juga membawa kabur 3 senjata organik jenis revolver, AR1 dan F5 Sabhara.

Ditanya ada indikasi para pelaku lari kemana, dia mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan.

Menurutnya, Polisi masih mengejar pelaku penyerangan dengan mengerahkan 1 pleton anggota Brimob dan Tim Khusus Polda Papua.

Socratez : Pelaku Bukan OPM Terkait peristiwa penyerangan yang menewaskan Kapolsek Pirime Ipda Rofli Takabesi dan dua anggotanya yang bertugas di Pirime, Kabupaten Lani Jaya, Selasa (27/11) sekitar pukul 06.30 WIT, ditegaskan Socratez S Yoman, bawa pelakukan bukan kelompok OPM. “Itu bukan OPM. Perjuangan OPM itu bukan bunuh-bunuh orang atau ancaman teror atau intimidasi orang,” tegasnya saat menghubungi Bintang Papua, Selasa.

Dikatakan bahwa tindakan tersebut adalah kriminal murni. “Saya pikir, saya sebagai pimpinan umat gereja yang punya umat di sana, saya pikir itu pelaku kriminal, penjahat yang tidak bisa ditoleransi. Itu bukan OPM,” lanjutnya.

Siapapun, ditekankan untuk tidak mengkambinghitamkan OPM.

“Perjuangan OPM itu perjuangan yang terhormat. Tidak boleh bunuh-bunuh orang seperti itu. Bagaimana mengganggu aparat yang menjalankan tugas. Perjuangan OPM itu perjuangan yang mulia. Dan aparat itu menjalankan tugas negara yang juga merupakan tugas mulia,”

ujarnya.
Sehingga, ia sangat berharap kepada aparat kemanan untuk menyikapi peristiwa tersebut dengan arif dan sesuai prosedur dan bersama-sama masyarakat setempat untuk mencari pelaku dan menggiringnya ke pengadilan untuk proses hukum.

“Rakyat yang juga umat saya di sana, untuk mencari pelaku pembunuh itu, pelaku kriminal itu kita cari sama-sama dan diproses secara hukum,”

harapnya.

Selain itu, itu juga berharap kepada aparat keamanan tidak membakar rumah rakyat, tidak melakukan penyisiran-penyisiran.

“Aparat kemanan tidak brutal ya. Tidak melakukan penyisiran yang membabi buta, tidak melakukakn pembakaran rumah-rumah, sekolah-sekolah. Kami tahu kami pimpinan umat tahu, siapa-siapa itu. Yang saya secara pribadi sebagai pimpinan umat tidak toleransi itu kejahatan itu. Saya sangat menyesal itu. Tidak bermartabat,”

ungkapnya.

Dikatakan, bahwa wilayah Pirime adalah wilayah yang banyak penduduknya adalah umat Babtis yang terbuka. “Tidak sulit di situ, karena tidak sama dengan wilayah lain. Kalau di situ kita bisa tahu. Masyarakat bisa tahu dan bisa tangkap pelaku,” ungkapnya lagi.

Tentang situasi terakhir, dikatakan bahwa ia belum mengetahui secara pasti. “Saya belum tahu, saya baru komunikasi dengan Pak Wakapolda, agar bagaimana bisa terkendali situasi di wilayah itu. Komunikasi tetap jalan,” ujarnya.

Imparsial Kutuk Penyerangan Polsek Pirime Papua
LSM Pemerhati HAM Imparsial mengutuk keras aksi penyerangan Polsek Pirime Kabupaten Lany Jaya, Selasa 27 November sekitar pukul 06.00 WIT. Penyerangan disertai penembakan dan pembakaran 3 personil Polsek sangat bertentangan dengan semangat bersama, untuk menciptakan Papua sebagai zona damai.

“Imparsial mengutuk terjadinya kekerasan dengan cara pembunuhan dan pembakaran terhadap kapolsek Pirime Lany Jaya Ipda Rolfi Takubesi serta 2 anggotanya Brigadir Jefri Rumkorem dan Brigadir Daniel Makuker. Kekerasan yang dilakukan pelaku sangat bertentangan dengan semangat bersama untuk menjadikan Papua sebagai Tanah Damai,” ujar Poengki Indarti Direktur Eksekutif Imparsial melalui pesan elektroniknya.

Imparsial berharap, aparat Kepolisian secepatnya menangkap para pelaku.

“Kami berharap aparat kepolisian bisa segera menangkap pelaku dan membawanya ke proses hukum,”tegasnya.

Peristiwa penyerangan ini juga sebagai peringatan kepada presiden SBY untuk segera membuka dialog Papua-Jakarta. “

Dengan adanya peristiwa ini, menjadi sangat krusial bagi Presiden SBY untuk segera mempersiapkan dialog damai dengan pihak-pihak yang berseberangan, agar kekerasan di Papua dapat segera diakhiri,”terangnya.

Imparsial juga meminta Polisi agar tidak melakukan aksi balasan yang hanya akan memperkeruh situasi.

“Kami berharap aparat kepolisian tidak melakukan tindakan balasan dengan menggunakan kekerasan dalam mengusut kasus ini, karena hanya akan menimbulkan trauma bagi masyarakat,”

imbuhnya.

Imparsial juga menekankan Kapolda Papua untuk lebih gencar melaksanakan operasi terhadap penyeludupan senjata ke Papua.

“Imparsial kembali mendesak Kapolda Papua untuk mengintensifkan operasi penyelundupan senjata. Seret dan tampilkan pelaku penyelundupan senjata. Jika penyelundupan tersebut melibatkan aparat militer atau aparat pemerintah yang lain, maka harus ditindak tegas,”

tandasnya.

Kasus kekerasan terhadap aparat kepolisian yang terjadi pada bulan November ini di Papua menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang memang sudah lelah dan trauma dengan kekerasan di Papua.(mdc/aj/jir/don/l03)

Rabu, 28 November 2012 08:24, Binpa

Pejuang Kemerdekaan West Papua Berhasil Menewaskan 3 Anggota Polisi Di Lanny Jaya

Lanny Jaya – Pagi ini, Kelompok pejuang Kemerdekaan West Papua ( TPN/OPM ) daerah Lanny Jaya melakukan kontak senjata dengan aparat kepolisian Indonesia yang sedang berjaga di Polsek Pirime, Kab. Lanny Jaya.

Dalam kontak senjata yang terjadi pagi ini, Kelompok Pejuang Kemerdekaan West Papua berhasil dilumpuhkan 3 orang anggota Kepolisian Indnesia yang sedang berjaga di Tempat kejadian dan berhasil merebut 3 buah senjata senjata api, diantaranya 2 sejata laras panjang dan 1 buah revolver.

Dari informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa, sala satu anggota kepolisian yang berhasil dilumpuhkan adalah Kapolsek Pirime sendiri, dan dari informasi lanjutan menyebutkan bahwa, hingga saat ini situasi di lokasi kejadian masih mencekam dan penambahan Militer terus dilakukan.

 

Pasal Makar Minta Ditambahkan

JAYAPURA—Kejaksaan Negeri (Kejari) Jayapura minta penyidik Polres Jayapura menambahkan pasal makar dalam kasus pembunuhan yang menewaskan 4 orang di Nafri oleh tersangka Dany Kogoya Cs.

Pasalnya, kegiatan Dany Kogoya Cs kala itu tak hanya aksi pembunuhan berencana, tapi juga mengibarkan bendera Bintang Kejora simbol perjuangan separatis Papua merdeka, sehingga perlu disisipkan pasal makar.

Demikian disampaikan Kepala Seksi Pidana Umum Kejaksaan Negeri Jayapura John W Rayar, SH Selasa (13/11). Dikatakan, pihaknya baru menerima berkas perkara Dany Kogoya Cs dari penyidik Polres Jayapura Kota.

Setelah sebelumnya mempelajari berkas ini, kemudian mengembalikan ke penyidik , karena ada kekurangan. Dan oleh penyidik berkas perkara yang bersangkutan sudah dipenuhi sekaligus dikembalikan ke Kejaksaan Negeri Jayapura pada Senin (12/11). Dia mengutarakan, pihaknya akan mempelajari lagi berkas perkara Dany Kogoya Cs sudah dipenuhi sesuai petunjuk dari Kejaksaan Negeri. “Kalau sudah dipenuhi akan di-P21-kan untuk selanjutnya tersangka dan barang buktinya diserahkan ke Jaksa,” tandasnya.

Terpisah, Kapolres Jayapura Kota AKBP Alfred Papare, SIK membenarkan adanya petunjuk dari Kejaksaan Negeri Jayapura untuk ditambahkan pasal makar pada kasus Dany Kogoya Cs.

Menurutnya, dugan makar juga didukung dengan alat bukti yang disita pihak kepolisian.

“Ada barang bukti juga yang mengarah ke makar. Dan itu bisa menguatkan petunjuk Kejaksaan,”

katanya. (mdc/don/l03)

Rabu, 14 November 2012 08:30, Binpa

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny