Pekikir : Jangan Dekati Saya dengan Cara Licik

Lembert Pekikir
Lembert Pekikir

JAYAPURA—Koordinator Umum Tentara Pembebasan Nasional (TPN) – Organisasi Papua Merdeka (OPM), Lambert Pekikir mengaku gerah dengan pola pendekatan yang sedang dilakukan beberapa pihak terhadap dirinya melalui keluarganya. Ia mengatakan bahwa apabila ingin selesaikan masalah Papua, harus dengan cara-cara yang terhormat dan bermartabat.

“Ada beberapa utusan yang datang ke keluarga saya dan menyampaikan ingin bernegosiasi, ini kan cara-cara yang tidak terhormat, mereka datang secara pribadi dan menyampaikan itu kepada keluarga saya, apakah ini cara yang sopan, kenapa datang secara pribadi, ini kelompok apa dan darimana,” tanya Lembert saat di temui Bintang Papua, Senin (29/10) kemarin.

Dirinya juga menyampaikan kekecewaannya atas atas langkah dan pola yang dilakukan kelompok-kelompok tersebut. “Jelas saya kecewa anak, kalau mau selesaikan masalah Papua ya harus dengan cara-cara terhormat dan bermartabat dong, jangan dengan cara seperti ini, menurut saya ini cara yang licik, siapapun dan dari manapun orang-orang tersebut, saya tidak respek,” tegas pria yang mengaku beberapa kali menjadi target aparat tersebut.

Lambert juga menyampaikan kekecewaannya kepada pemerintah Republik Indonesia yang menurutnya tidak serius dalam mengatasi persoalan Papua.”Pemerintah RI tidak serius mengatasi masalah Papua, itu sudah jelas, dari perkembangan yang kita lihat saat ini tidak ada yang mengarah pada penyelesaian masalah di Papua, tentu saja mengecewakan,” ujar Lambert yang sudah puluhan tahun berjuang dan hidup di hutan belantara tersebut.

Lambert berharap agar pihak-pihak dari kelompok yang tidak jelas tersebut menghentikan aksi pendekatan dengan cara seperti itu, dirinya lebih menginginkan adanya keterbukaan untuk saling menghargai.

“Jangan datang atas nama pribadi, tapi untuk kepentingan kelompok, itu tidak benar, harus jelas siapa dan dari kelompok apa, itu kan baik, jangan sembunyi-sembunyi, itu licik dan tidak menghargai,”

andas Lambert. (bom/don/LO1)

Selasa, 30 Oktober 2012 07:43, BP.com

Terduga Panglima TPN/OPM dan Pelaku Nafri Dibekuk

Jayapura, (18/10) — Seorang yang diduga panglima TPN/OPM Papua Barat (PB) berinisal GW dibekuk Tim Khusus (Timsus) Polda Papua, Minggu (14/10) lalu. GW ditangkap saat berada di rumah salah satu warga Yahim, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.

Pjs Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya, S.IK kepada wartawan mengatakan, dari penangkapan itu polisi menyita barang bukti Al-kitab, mata uang PNG senilai 2 Kina, mata uang Indonesia Rp 18 ribu, empat batu cyclop hitam, tiga burung, lima plastik bulu burung, ponsel Nokia X3 dan selembar kertas berisi nomor telepon.

“GD merupakan panglima TPN/OPM yang terlibat adalam aksi penyerangan Nafri II. GD sudah tercatat DPO sejak 2011 lalu. Penangkapan ini hasil penyelidikan Timsus Polda Papua atas keberadaan tersangka yang masuk dalam DPO Polres Jayapura Kota. Dari hasil penelusuran dikatahui yang bersangkutan berada di rumah ET. Kesempatan itu tidak kami sia-siakan,” kata AKBP I Gede Sumerta Jaya, S.IK, Kamis (18/10).

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan GW tidak hanya mengaku sebagai pelaku penyerangan Nafri II, namun juga merupakan panglima TPN/OPM Papua Barat dimana dirinya tercatat dalam organisasi TPN PB, sebagai Ketua Operasi Sektor B wilayah Abepura dibawah pimpinan Danny Kogoya.

“GW juga diketahui merupakan bagian kelompok Lambert Pekikir, yang eksis di wilayah Perbatasan Wutung dan saat ini masih dalam pengejaran aparat kepolisian. Dari hasil interogasi, GW mengaku ada pelaku lain yang terlibat dalam serangkaian penembakan di Nafri, 28 November 2010 dan 1 Agustus 2011 lalu yakni, EJ, OK, DLB, UH, AK, AWK, SH, DM dan TK yang saat ini belum tertangkap,” jelasnya.

Dikatakannya, polisi masih terus mengejar sembilan pelaku tersebut sesuai pengakuan GW. GW sendiri saat ini ditahan di Polresta Jayapura guna menjalani pemerikasaan lebih lanjut. “GW telah kami serahkan ke Polresta, karena penanganan perkaranya ditangani disana,” tandas AKBP I Gede Sumerta Jaya. (Jubi/Arjuna)

Dua Jaringan TPN/OPM, Membantah

Senin, 15 Oktober 2012 02:05, BintangPapua.com

JAYAPURA—Meski Anggota Gabungan TNI/Polri berhasil menemukan sejumlah senjata api dan dokumen berisi perjuangan Papua merdeka, namun 2 tersangka yang ditangkap di Karubaga, Ibu kota Tolikara belum mengakui keberadaannya sebagai jaringan anggota TPN/OPM Wilayah Papua Barat. Kedua tersangka masing-masing YT (35) dan VT (25) membantah disebut jaringan TPN/OPM.

Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gede S Jaya ketika dikonfirmasi, Sabtu (13/10). Dia mengatakan, pasca periksaan penyidik Polres Jayawijaya direncanakan dititipkan di Rutan Polres Jayawijaya sekaligus disidangkan di Pengadilan Negeri Wamena.

Ditegaskannya, saat ini penyidik Polres Tolikara tengah berupaya keras mengungkap hubungan kedua tersangka itu dengan kelompok TPN/OPM Wilayah Papua Barat Kabupaten Jayawijaya.

Sebagaimana diwartakan, 2 orang tersangka ini ditangkap pada saat aparat gabungan TNI-Polri menggelar razia gabungan sekitar pukul 17.00 WIT di pertigaan Jalan Tolikara-Puncak Jaya, guna melakukan cipta kondisi di kabupaten Tolikara dan suksesnya Raimuna ke-X yang dilaksanakan di Papua, tepatnya di Buper, Jayapura. Ditangan kedua pelaku, aparat menemukan satu pucuk Senpi laras pendek jensi Revolcer S & W 2 pada salah satu mobil Ranger Ford berwarna Putih nomor Polisi DS 8905 BB, yang dibawa oleh FW dan di tumpangi oleh VT. Dimana Senpi itu didapat dalam tas berwarna hitam yang dibawa oleh VT, beserta 24 butir peluru aktif kaliber 3,8. Dan selanjutnya, FW dan VT beserta barang bukti langsung kami amankan ke Polres Tolikara guna pemeriksaan lebih lanjut. (mdc/don/l03

Dua Anggota Jaringan TPN-OPM Ditangkap

Jumat, 12 Oktober 2012 06:43, BintangPapua.com

JAYAPURA— Dua pria yang diduga anggota jaringan Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka
( TPN-OPM) Wilayah Papua Barat di Kabupaten Jayawijaya Rayon I Tolikara, masing-masing VB dan FW ditangkap saat razia gabungan aparat Polsek Tolikara dan TNI di pertigaan Jalan Raya Tolikara-Puncak Jaya, Rabu (10/10) sekitar pukuk 17.00 WIT.

Kapolres Tolikara AKBP Alexander Louw ketika dikonfirmasi via ponsel, Kamis (11/10) membenarkan pihaknya telah menangkap dua pria yang diduga anggota jaringan TPN-OPM Wilayah Papua Barat di Kabupaten Jayawijaya Rayon I Tolikara.

Dikatakan, dari tangan keduanya, ditemukan 1 pucuk senjata api laras pendek jensi Revolcer S & W 2, 24 butir peluru aktif kaliber 3,8 diletakan di mobil Ranger Ford berwarna Putih Nopol DS 8905 BB, yang dikemudikan FW dan dan VT.

“Selanjutnya, FW dan VT beserta barang bukti langasung kami amankan ke Polres Tolikara guna pemeriksaan lebih lanjut,” ujar dia.

Usai melakukan pemeriksaan selama kurang lebih 18 jam, kata dia, pihaknya langsung melakukan penggeledahan ke dalam rumah pelaku VT, yang diduga pemilik senjata api tersebut. Dalam penggeledahan itu, pihak kepolisian kembali menemukan barang bukti yang makin menguatkan aparat terkait kedua pelaku adalah anggota jaringan TPN-OPM. Dia mengatakan, ketika menggeledah rumah VT di Desa Gelime Distrik Gelime, 14 Km dari pusat Kota Karubaga, pihaknya berhasil menemukan barang bukti lainnya berupa 3 butir amunisi SP dan P 2, dua butir. Lalu ada juga 2 buah dokumenTPN-OPM, 2 buku undangan Paripurna, 2 poto Bendera Bintang Kejora, termasuk undangan atas nama TPN-OPM Wilayah Papua Barat, Kabupaten Jayawijaya, Rayon I Tolikara,” urainya.

“Kami belum mengetahui motif mereka. Bahkan kami juga akan mengembangkan penyelidikan guna mengungkap jaringan TPN/OPM ini skalanya besar atau kecil,” tutur dia.

Dikatakannya, razia gabungan tersebut dilakukan dengan melibatkan TNI-Polri, baik itu dari Polres Tolikara, BKO Brimobda, anggota Satgas Yonif 755, dengan membagi 3 titik tempat razia. Dimana diantaranya daerah pertigaan jalan Tolikara Puncak Jaya, daerah perempatan jalan Iriandan daerah pertigaan jalan Muara, Kota Karubaga dengan sasaran mencegah peredaran miras, sajam, senpi dan narkoba.(mdc/don/l03)

Senjata OPM Disinyalir Dibeli di Pasar Gelap

JAYAPURA [PAPOS]- Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Wachyono memperkirakan kelompok TPN/OPM pimpinan Salmon dan Jhon Yogi memiliki lebih dari 10 pucuk senjata.

Bahkan disinyalir sebagian senjata yang dimiliki kelompok TPN/OPM dibeli dipasar gelap. “Kelompok TPN/OPM pimpinan Salmon dan Jhon Yogi diperkirakan menyimpan lebih dari 10 pucuk senjata laras panjang dan pendek,” kata Kombes Pol Wayhyono di Jayapura, Rabu.

Menurut Wachyono, senjata senjata yang dimiliki kelompok Jhon Yogi diduga merupakan senjata hasil rampasan milik aparat dan sebagian lagi dibeli dari pasar gelap. “Diduga senjata yang dimiliki adalah hasil rampasan, namun sebagian dibeli dari pasar gelap, diperkirakan ada sekitar 10 pucuk lebih,” ujarnya.

Dia mengatakan, kelompok tersebut sering melakukan perlawanan dengan menggunakan senjata seperti AK47, SS1. Saat ini kata Kabid Humas, pihaknya masih terus melakukan pengejaran terhadap kelompok ini yang diperkirakan bersembunyi di dalam hutan diatas gunung. Sedangkan markas mereka, sejak kemarin (Selasa) sudah dikuasai oleh Polisi.

Sebelumnya Polisi dibantu TNI melakukan penyerangan terhadap markas OPM. Dalam penyerangan itu, seorang anggota Brimob terluka akibat terkena serpihan peluru. “Kelompok OPM yang diperkirakan berjumlah ratusan orang berhasil melarikan diri ke arah gunung. Satu pucuk senjata double loop, puluhan butir amunisi, beberapa bintang kejora, dan sejumlah senjata tajam berhasil disita Polisi,” ujarnya.

Kabid Humas mengatakan, keberadaan markas TPN/OPM di kampung Eduda, Paniai telah membuat resah warga, karena sering melakukan tindakan kekerasan seperti pengancaman dan pemerasan terhadap warga. “Untuk masyarakat yang mengungsi itu tidak ada sebetulnya. Justru masyarakat melapor kepada Kapolres meminta perlindungan, yang selama ini diganggu oleh kelompok tersebut.

Kelompoknya Jhon Yogi selalu meminta uang, sering melakukan pengancaman terhadap masyarakat, makanya mereka minta pengamanan dari pihak kepolisian,” katanya.

Menurut dia, sejak kepemimpinan Salmon dan Jhon Yogi, kelompok ini kerap melakukan tindakan kekerasan terhadap warga. “Padahal sebelumnya, saat masih dipimpin oleh ayah mereka, Tadius Yogi yang merupakan pimpinan tertinggi TPN/OPM wilayah Paniai wilayah itu selalu aman dan damai,” katanya.[bel/ant]

Mobil Freeport Ditembaki, 1 Terluka

Jumat, 14 September 2012 15:48, http://www.bintangpapua.com/

Menanggapi berita ini, Leut. Gen. TRWP Amunggut Tabi, lewat hubungan ponsel menyatakan,

Kopassus/ TNI jangan cari makan dengan cara mengacaukan keadaan. Kalau perlu bagian dalam pengamanan Freeport, kasih tahu saja kepada pemimpin Freeport. Pemilik Freeport McMoran, Inc. Copper & Gold sendisi sebenarnya sudah tahu siapa yang melakukan penembakan-penembakan sejauh ini. Mereka punya intelijen dan peralatan lebih canggih daripada yang dimmiliki NKRI. Mereka berulangkali mengatakan kepada kita bahwa itu ulah Kopassus/ TNI. Modus operandi mereka sudah lama diketahui. Mereka melakukan tindakan-tindakan dengan modus operandi yang sama, jadi bisa diragukan apakah ini sebenarnya anggota Kopassus ataukah hanya pasukan kotor pencari makan dengan cara-cara haram dan terkutuk”,

demikian komentarnya.

Timika – Sebuah kendaraan milik Departemen Security PT Freeport Indonesia ditembak oleh orang tak dikenal di ruas jalan Tanggul Timur, tepatnya di sekitar Mil 24, Jumat sekitar pukul 10.47 WIT.

Kabag Ops Polres Mimika, Papua, Komisaris Polisi Albertus Andreana saat dihubungi ANTARA di Timika, Jumat, membenarkan adanya kejadian tersebut.

“Kami mendapat informasi demikian, saat ini tim dari Satgas Amole sedang berada di lokasi kejadian untuk menyelidiki peristiwa tersebut,” jelas Andreana.

Data yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, tidak ada korban meninggal dalam peristiwa tersebut. Namun seorang anggota TNI AD dari Kesatuan Yonif 754 Eme Neme Kangasi dilaporkan terluka akibat terkena serpihan kaca.
Aksi penembakan misterius itu terjadi saat kendaraan security Freeport yang ditumpangi sejumlah anggota TNI dari Kesatuan Yonif 754 ENK hendak mengantar bahan makanan rekan mereka yang bertugas di pos Kampung Nayaro.

Mendengar ada suara letusan senjata api, dua anggota Yonif 754 ENK bersama George Gephard meluncur ke lokasi kejadian menggunakan sebuah mobil bernomor lambung 3189.

Setiba di lokasi kejadian, mobil yang dikemudikan George Gephard juga diberondong tembakan dari arah kiri jalan yang mengakibatkan kaca depan mobil pecah.

Ruas jalan Tanggul Timur, Kali Kopi menuju Kampung Nayaro selama ini merupakan daerah yang rawan terjadi penembakan oleh orang tak dikenal. Pada Selasa (7/2/2011) di kawasan hutan Kali Kopi ruas Jalan Tanggul Timur, seorang anggota Brimob Detasemen B Polda Papua, Briptu Ronald Sopamena gugur saat baku tembak dengan kelompok bersenjata tak dikenal.
Masih di lokasi yang sama, dua petinggi Departemen Security & Risk Manajemen (SRM) PT Freeport, Daniel Mansawan dan Hary Siregar tewas secara mengenaskan akibat diberondong tembakan senjata api oleh orang tak dikenal pada April 2010. Jenazah keduanya bahkan sulit dikenali karena terbakar bersama mobil yang mereka tumpangi.

Tak berselang beberapa lama setelah itu, empat karyawan PT Fajar Puri Mandiri yang bekerja di proyek penghijauan area reklamasi tailing juga tewas ditembak oleh orang tak dikenal.

Penembakan juga menimpa sejumlah karyawan perusahaan milik Kepala Kampung Nayaro, Herman Apoka saat kendaraan yang mereka tumpangi melintas di ruas Jalan Tanggul Timur, Kali Kopi.

Akibat seringnya terjadi penembakan misterius di kawasan tersebut, saat ini warga Kampung Nayaro hampir seluruhnya sudah mengungsi ke sekitar Timika. (ant/don/l03)

Penembakan Warga Jerman di Base G Disidangkan

Kamis, 13 September 2012 00:22, http://bintangpapua.com

Terdaka Calvin Wenda saat keluar dari Ruang Sidang Tirta, PN Klas 1 A Jayapura bersama penasehat hukumnya.
Terdaka Calvin Wenda saat keluar dari Ruang Sidang Tirta, PN Klas 1 A Jayapura bersama penasehat hukumnya.
Terdaka Calvin Wenda saat keluar dari Ruang Sidang Tirta, PN Klas 1 A Jayapura bersama penasehat hukumnya.
JAYAPURA – Kasus penembakan warga Negara Jerman, DR. Pieter Dietmar Helmut Pieper di pantai Base-G Jayapura pada 29 Mei 2012 lalu, dengan terdakwa Calvin Wenda (31), Rabu (12/9) kemarin sudah masuk tahap pemeriksaan saksi-saksi.
Jaksa Penuntut Umum (JPU), Ahmad Kobarubun,SH, dalam sidang yang dipimpin oleh I Ketut Suwarta,SH,MH selaku hakim ketua menghadirkan dua saksi, masing-masing Abidin (pemilik mobil rental) yang diduga disewa untuk melakukan eksekusi di Pantai Base-G dan Mainah (pemilik warung makan yang sempat disinggahi terdakwa bersama dua rekannya untuk makan) sesaat sebelum peristiwa penembakan terjadi.

Terdakwa dalam sidang tampak didampingi pensehat hukum dari Koalisi Untuk Penegakan Hukum dan HAM Papua, yang terdiri atas Kontras Papua dan LBH Papua, Elieser Murafer,SH.

Dalam sidang yang digelar di ruang sidang tirta, saksi pertama, Abidin memberi keterangan bahwa terdakwa sudah sering menyewa mobilnya.

Dan sehari sebelum peristiwa penembakan warga Jerman, terdakwa menghubungi saksi untuk menyewa mobilnya. Namun saksi tidak mengetahui terkait apakah mobilnya dipakai oleh pelaku penembakan warga Jerman di Pantai Base-G atau tidak.
Dikatakan saksi bahwa terdakwa saat itu menyewa dengan alasan untuk keperluan menjemput tamu di Bandara Sentani. Dan mobilnya dikembalikan oleh terdakwa sendirian sekitar pukul 12.30 WIT hari itu juga. Saksi baru mengetahui kalau mobilnya diduga digunakan untuk melakukan aksi percobaan pembunuhan tersebut pada 1 Juni 2012 saat diperiksa oleh penyidik kepolisian guna diambil Berita Acara Pemeriksaan (BAP).

Sedangkan saksi Mainah (47) mengatakan di depan sidang bahwa saksi masih ingat bahwa terdakwa pada 29 Mei 2012 sekitar pukul 10.00 WIT bersama dua rekannya datang ke warung untuk memesan makanan.

Namun saksi tidak memperhatikan lebih jauh apa yang menjadi perbincangan terdakwa bersama temannya, karena menggunakan bahasa daerah.
Saksi mengaku melihat terdakwa dan kedua rekannya menggunakan mobil avansa warna biru yang diparkir dekat warung tempat saksi berjualan di samping Hotel Sederhana, Kota Jayapura.
Sidang selanjutnya ditunda hingga 19 September 2012 pukul 10.00 WIT dengan agenda masih pemeriksaan saksi-saksi lain oleh JPU.

Selama berjalannya sidang, tampak penjagaan cukup ketat oleh aparat dari Satuan Dalmas Polres Kota Jayapura. Yang mana hampir di setiap sudut area Pengadilan Negeri Klas 1 A Jayapura terdapat anggota Polisi bersenjatakan laras panjang dan pentungan. Serta ada beberapa yang menyandang senjata gas air mata. Persidangan pun berlagsung dengan aman.(aj/don/l03)

Jenazah Anggota Polisi Dievakuasi ke Serui

Paulus Waterpauw
Paulus Waterpauw
JAYAPURA –Jenazah Bripda Jefry Runtuboy (23) yang diduga tewas ditembak kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) ketika melaksanakan pengamanan pengaspalan di Kampung Milineri, Distrik Wenam, Kabupaten Tolikara, Senin (10/9) sekitar pukul 11.30 WIT, beberapa jam kemudian dievakuasi sekaligus dikebumikan di kampung halamannya di Serui.

Hal ini dikemukan Wakapolda Polda Papua Brigjen Pol Drs. Paulus Waterpauw ketika dikonfirmasi usai memimpin rapat Internal dengan pejabat teras Polda Papua di ruang Cenderawasih, Mapolda Papua, Jayapura, Selasa (12/9). Terkait penyelidikan dugaan kasus penembakan ini, dia mengatakan, Polres Tolikara akan diback- up Reskrim Polda Papua.

Menurut keterangan saksi yang diperiksa Polres Tolikara diduga pelaku penembakan berjumlah 5 orang dengan mengenakan celana pendek. Namun demikian, pihaknya tak bisa menyebutkan pelaku penembakan itu dari salah satu kelompok tertentu. Pasalnya, Polisi bekerja sesuai keterangan saksi dan barang bukti yang ditemukan di lokasi penembakan tersebut.

“Andai saja pelaku penembakan mengaku bertanggung jawab atas aksi yang dilakukannya maka kami bisa segera mengungkap para pelaku penembakan,” ujar dia. Namun demikian, kata dia, Polres Tolikara dibantu Polda Papua kini sedang melakukan penyisiran sampai ke hutan guna memburu pelaku penembakan tersebut.

Terkait penembakan itu, kata dia, Polda Papua belum memiliki rencana menambah jumlah personil ke Tolikara, tapi pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap anggota polisi yang akan melakukan pengamanan pada setiap objek-objek vital di seluruh Papua dan Papua Barat.

Ditanya motivasi perampasan senjata laras panjang jenis SS1-milik korban yang dirampas, ungkap dia, para pelaku ingin memiliki senjata dan berusaha merampas senjata milik anggota Polres Tolikara dan kemudian melarikan diri ke arah hutan belantara. (mdc/don/l03)

Dany Kogoya Cs Terancam 15 Tahun Penjara

Selasa, 04 September 2012 21:08, http://bintangpapua.com/

JAYAPURA—Salah seorang gembong Organisasi Papua Merdeka (OPM) Dany Kogoya bersama 7 anak buahnya yang ditangkap di salah-satu hotel di kawasan Entrop, Minggu (2/9) sekitar pukul 23.30 WIT, bakal mendekam lama di balik jeruji besi. Pasalnya, dari hasil pengembangan penyelidikan polisi Dany Kogoya Cs akan dijerat pasal 170 KUHP kekerasan di muka umum dengan ancam hukuman pidana 15 tahun penjara, termasuk kasus penembakan terhadap warga Jerman di Pantai Wisata Base G, Jayapura Utara serta pasal 338 terkait aksi penembakan di Kampung Nafri, Distrik Abepura, Agustus 2011 silam yang menewaskan 4 warga.

Demikian antara lain diungkapkan Juru Bicara Polda Papua Kombes Pol Drs Johannes Nugroho Wicaksono ketika dikonfirmasi diruang kerjanya, Selasa (4/9).

Diakui hingga kini proses hukum terhadap Dany Kogoya Cs masih dalam penyelidikan oleh anggota Reskrim Polres Jayapura Kota. “Belum ada tambahan tersangka, namun akan dikembangkan dengan mendalami keteragan para tersangka, guna melengkapi berkas masing-masing tersangka,” tuturnya.

Sementara itu akibat luka tembak yang dialaminya Dany Kogoya harus menjalani amputasi kaki kanannya di RS Bhayangkara, Kotaraja, akibat diterjang peluru ketika hendak melarikan diri pasca drama penangkapan Menurut dia, Tim Dokter RS Bhayangkara berupaya keras menyelamatkan nyawa Dany Kogoya. Salah-satu langkayang ditempu adalah melakukan amputasi. Pasalnya, tukang kaki kanan Dany Kogoya remuk. Tulang kaki kana Dany Kogoya nyaris terpisah.
“Bila tak diamputasi dikhawatirkan nyawanya Dany Kogoya tak bisa diselamatkan,” ujarnya.
Dia menambahkan, kondisi Dany Kogoya stabil setelah diamputasi,” tukas dia.

Polisi Dinilai Terkesan Asal Tuduh
Sementara itu, polisi terkesan asal-asalan menuduh, serangkaian aksi penembakan dan kekerasan yang terjadi di Kota Jayapura dilakukan Dany Kogoya, salah-satu tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kesan ini disampaikan Sekretaris Komisi A DPRP Julius Miagoni, SH ketika dihubungi Bintang Papua via ponsel, Selasa (4/9) malam. Dia mengatakan, kesan asal-asalan menuduh tanpa didukung bukti-bukti kuat telah menyalahi praduga tak bersalah (presumption of inocence), padahal seseorang dinyatakan bersalah apabila sudah ada keputusan hukum yang berkekuatan tetap.

“Dany Kogoya kan belum ditetapkan sebagai tersangka, tapi Polisi justru mengatakan yang bersangkutan terlibat serangkaian aksi penembakan dan kekerasan di Kota Jayapura,” tukasnya.

Kata dia, tuduhan semacam ini seringkali dijumpai seperti apabila aksi penembakan dan kekerasan yang terjadi di Paniai,maka Polisi serta-merta menuduh dilakukan kelompok John Yogi. Bila kejadian di Kota Jayapura, pelakunya adalah kelompok Dany Kogoya dan sebagainya.

Dia mengatakan, suatu hal yang sangat penting bagi Polisi yakni melakukan penyelidikan sekaligus memberikan penjelasan kepada masyarakat, serangkaian aksi penembakan dan kekerasan di Kota Jayapura sesuai bukti hukum dilakukan Dany Kogoya.

Karena itu, menurutnya, pihaknya memohon agar pasca penangkapan Dany Kogoya perlu dilakukan proses hukum yang benar dan manusiawi.

“Kebiasaan melakukan tindakan teror, ancaman, penganiayaan dan lain-lain terhadap warga yang ditangkap agar dihindari secara dini,”kata dia. (mdc/don/l03)

Polisi Tembak Tokoh OPM Danny Kogoya

Danny dan dua rekannya dibekuk di Hotel Dani Entrop Jayapura.

VIVAnews – Polisi berhasil menangkap pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Danny Kogoya. Penangkapan dilakukan oleh anggota Polres Jayapura Kota di Hotel Dani Entrop Jayapura, Minggu 2 September 2012.

Menurut sumber VIVAnews, proses penangkapan berlangsung sekitar pukul 23.30 WIT. Sekitar 20 anggota polisi mengepung hotel itu setelah mengetahui keberadaan Danny. Danny, kata sumber itu, berupaya melarikan diri dari belakang hotel saat hendak diringkus. Namun, polisi menembak kaki kanannya. Danny, tersungkur.

Selain Danny, polisi juga berhasil membekuk dua rekannya yang sedang berada di dalam mobil Toyota Avanza DS 1605 AK. Dari tangan mereka, polisi menyita sebuah senjata tajam jenis sangkur.

Danny kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kotaraja untuk mendapatkan perawatan intensif. Sedangkan dua rekannya menjalani pemeriksaan. Pantauan VIVAnews, Rumah Sakit Bhayangkara dijaga ketat oleh aparat Kepolisian.

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Johanes Nugroho Wicaksono membenarkan penangkapan itu. “Benar ada penangkapan itu. Detailnya saya masih tunggu informasi dari Polres,” katanya.

Danny Kogoya adalah pimpinan OPM yang beroperasi di Jayapura. Kelompoknya mengklaim bertanggung jawab atas sejumlah aksi penghadangan dan penembakan–yang merenggut beberapa korban jiwa.

Gerombolan Danny mengklaim bertanggung jawab atas penghadangan dan penembakan kendaraan angkutan umum di Kampung Nafri Abepura 1 Agustus 2011 yang menewaskan satu anggota TNI dan dua warga sipil. Danny juga diduga terlibat
penembakan anggota TNI di Skyline Entrop, serta penembakan warga Jerman di Pantai Base G.

===========================================================================

Terbukti bahwa Pernyataan dalam berita ini bahwa keterlibatan Ketua KNPB Mako Tabuni Murni dalam aksi kekerasan baru-baru ini diragukan, tetapi murni pelanggaran Ham oleh Polisi ( Pasukan Khusnya Densus88). karena pernyataan dalam berita diatas bahwa yang melakukan adalah Pimpinan TPN Dany Kogoya dinyatakan bertanggung Jawabab atas semu kejadian penembakan baru-baru ini.

Polisi Indonesia harus bertanggung jawab atas penembakan Ketua KNPB Musa Mako Tabuni degan berpakaian preman oleh pasukan khusus polisi indonesia, operasi ini dinyatakan murni operasi klendestin oleh Republik Indonesia terhadap gerakan Aktivis demokrasi di Papua yang dimotori oleh KNPB.

Terbukti Polri memutar balik fakta atas penembakan Mako Tabuni sebagai Pimpinan Aktivis KNPB, murni pelanggaran Ham berat oleh polisi Indonesia terhadap masyarakat Siplil yang menyuarahkan aspirasi secara demokrasi, maka kekacauan yang terjadi di tanah Papua adalah TNI/POLRI atas nama keamanan.

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny