Berjuang Untuk Papua Merdeka

Senin, 03 September 2012 20:15, http://bintangpapua.com

JAYAPURA—Pentolan OPM di Jayapura Danny Kogoya yang melakukan penyerangan di Nafri, 1 Agustus 2011 silam sekaligus menewaskan 4 warga, mengakui rangkaian aksi kekerasan dan penembakan yang dilakukan bersama organisasinya untuk memperjuangkan aspirasi Papua merdeka. Dany Kogoya ditangkap di salah-satu hotel di kawasan Entrop, Distrik Jayapura Selatan, Minggu (2/9) sekitar pukul 23.30 WIT.
Pengakuan Dany Kogoya ini disampaikan Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Drs Johannes Nugroho Wicaksono didampingi Kapolres Jayapura Kota AKBP Alfred Papare SIK ketika menyampaikan keterangan di Mapolres Jayapura Kota, Senin (3/9). Dia mengatakan, pengakuan Dany Kogoya ini didukung ditemukannya sebuah dokumen aksi untuk memperjuangkan aspirasi Papua merdeka setelah Tim Gabungan Reskrim Polres Jayapura Kota, Intel Polres Jayapura Kota, serta Polres Abepura menggerebek markas Dany Kogoya di kawasan Abe Gunung beberapa saat setelah yang bersangkutan ditangkap. Selain dokumen tersebut, kata dia, pihaknya juga menemukan puluhan anak panah, 2 kampak, 3 parang, 1 linggis, 2 pucuk senjata rakit, 7 magasen atau tempat menyimpan peluru, 24 peluru doble loup, 18 peluru tajam kaliber 7,62 mm, 20 peluru tajam kaliber 5,56 mm, 165 peluru hampa 5,56 mm, 1 lempeng timah untuk membuat peluru, 1 alat suntik, 4 botol cairan infus, 1 lembar baju loreng 1 tas magasen.
Kata dia, pihaknya juga menangkap dua pengikut Dany Kogoya masing-masing PJ dan SK di Skyland, Tanjakan Perumahan Pemda Kota Jayapura.
Dalam penggerebekan itu, sekitar 22 orang digelandang ke Mapolres Kota Jayapura ta untuk menjalani pemeriksaan serta barang bukti berupa 2 buah sejata jenis doble loup serta ratusan amunisinya dan juga lempengan timah yang digunakan untuk mefrakit peluru.
“Banyak barang bukti yang kami temukan, ada juga puluhan anak panah beserta busurnya dan kapak. Kini dari 22 nama, 5 orang sudah kami tetapkan tersangka masing-masing TK, EJ, LS, KJ, OK,” ujarnya.
Sedangkan saat ini, tegas Yohannes, kelima tersangka dan 2 yang ditangkap bersama Dani Kogoya menjalani pemeriksaan secara intensif. Sedangkan Dani Kogoya menjalani pengobatan medis atas luka tembak yang dialaminya di RS Bhayangkara, Kotaraja, Distrik Abepura.
“Saat ini anggota tengah bekerja untuk melakukan penyidikan. Terhadap kasus-kasus yang telah dilakuka Dany Kogoya,” jelasnya.

Johannes menggungkapkan, bahwa para pelaku ini terlibat kasus Nafri 1 pada Tahun 2010 dan Nafri 2, 1 Agustus 2011, yang menewaskan 3 warga sipil, seorang Anggota TNI, penembakan warga Jerman di Kawasan Wisata Pantai Base G, penembakan seorang Anggota TNI di Sky Line, serta pembakaran mobil Avanza di TPU Waena.
Dia mengatakan, pihaknya telah menetapkan Dany Kogoya dan pengikutnya sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) sejak tahun 2011.

Penangkapan DK
Seperti diketahui, aparat kepolisian dari Polresta Jayapura telah menciduk DK Gembong TPN/OPM yang beroperasi di Kota Jayapura.
DK diduga bertanggung jawab atas sejumlah aksi penghadangan, penembakan dan pembunuhan yang merenggut beberapa korban jiwa, dan berhasil diciduk aparat polisi, Minggu (2/9) sekitar Pukul 23.30 WIT di Hotel Danny – Kelurahan Entrop, Distrik Jayapura Selatan (Japsel) – Kota Jayapura – Papua.
Dalam aksi penggeberekan itu, DK sempat berupaya melarikan diri saat akan diringkus. Akan tetapi, polisi berhasil melumpuhkannya dengan menembak kaki bagian sebelah kanan.
Sedangkan dua rekan DK lainnya juga berhasil ditangkap ditempat yang sama yakni bernama Petrus Jikwa (21) dan Sony Kossay.
Data yang berhasil dihimpun Bintang Papua di lapangan, menyebutkan penangkapan terhadap DK, cs dilakukan sekitar kurang lebih 20 anggota Polresta Jayapura. Mengetahui yang bersangkutan ada di Hotel Danny tersebut, aparat polisi langsung melakukan pengepungan.

DK hampir berhasil mengelabui polisi, dengan mencoba kabur dari pintu belakang hotel Danny.

Akan tetapi, yang bersangkutan kemudian ditembak di kaki bagian sebelah kanan untuk melumpuhkannya.

Dua rekan Danny Kogoya yang sedang berada didalam mobil Toyota Avanaza DS 1605 AK juga ikut diringkus. Dari tangan mereka di amankan sebuah senjata tajam (Sajam, red) jenis sangkur.

Akibat terkena luka tembak ini, DK langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Polri Bhayangkara – Furia Kotaraja Dalam untuk mendapatkan perawatan intansif, sedangkan dua rekannya menjalani pemeriksaan.
Di RS Polri Bhayangkara dijaga ketat oleh aparat kepolisian.

Dan beberapa kali aparat kepolisian pernah melakukan aksi penangkapan terhadap yang bersangkutan. Akan tetapi, DK yang sangat licin seperti belut itu dapat kabur dari aksi pengepungan aparat kepolisian.

Petualangan pria ini akhirnya berakhir pada hari Minggu (2/9) sekitar Pukul 23.30 WIT kemarin malam lalu. Setelah diterjang peluru panas milik aparat Polresta Jayapura pada kaki bagian kanannya yakni rentetan sebanyak tujuh (7) kali.

Menyusul penangkapan DK, Wakapolda Papua Brigjend Pol. Paulus Waterpauw menjelaskan lagi terkait penangkapan pelaku atau otak penyerangan dan pembunuhan kasus Nafri pada tanggal 1 Agustus 2011 lalu yang mengakibatkan empat (4) orang meninggal dunia yakni DK yang digrebek dan ditangkap di Hotel Danny – Pemda Lama Entrop itu “Ini masih ditangani oleh tim kami. Kasus ini sedang ditangani oleh tim Polda,” ujar jenderal asli Putra Daerah Papua ini. (mdc/mir/don/l03)

Diduga Pelakunya Anak Goliat Tabuni

JAYAPURA – Polres Puncak Jaya masih menggelar olah TKP di Jembatan Besi Distrik Tingginambut lokasi penghadangan dan penembakan konvoi pengangkut logistik. Sementara sopir truk atas nama Tilu alias Kasera yang tertembak dalam insiden itu, sudah berhasil dievakuasi ke RSUD Jayapura. Sedangkan pelakunya diduga anak dari Goliat Tabuni, pimpinan OPM Puncak Jaya.

Juru Bicara Polda Papua Kombes Johanes Nugroho Wicakson saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 30 Agustus mengatakan, olah TKP yang dilaksanakan Polres Puncak Jaya dibawah pengawalan sejumlah anggota Brimob. “Hari ini dilakukan olah TKP dalam pengawalan ketat personil Brimob. 2 truck berisi sembako dan bahan bangunan yang dibakar juga sudah dievakuasi ke Mulia ibukota Puncak Jaya,” ujar Johanes.

Menurut dia, pihaknya juga masih terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan dan pembakaran. “Sambil meminta keterangan sejumlah saksi, Polisi dibantu TNI masih memburu para pelaku,” tandasnya.

Lanjut Johanes, penghadangan, penembakan serta pembakaran 2 truck terjadi, saat sekitar konvoi 30 truck yang mengangkut bahan makanan dan bangunan melintas di lokasi kejadian. “Ada 30 truck yang melintas Tingginambut, datang dari Jayawijaya dengan tujuan Mulia, mengangkut Sembako dan bahan bangunan untuk keperluan masyarakat Mulia. Kemudian dihadang, dan ditembaki yang mengakibatkan satu orang terluka,” jelasnya.

Pasca penembakan dan pembakaran, sambung dia, saat ini aparat keamanan masih siaga di sepanjang ruas jalan trans Wamena-Mulia. “Aparat gabungan TNI-Polri masih siaga, namun untuk sementara diperkirakan belum ada konvoi yang berani melintas,” terangnya.

Mengenai kelompok pelaku, kata Johanes, pihaknya masih menyelidikinya. “Memang Tingginambut adalah wilayahnya Goliat Tabuni pimpinan OPM Puncak Jaya, tapi Polisi belum berani menduga mereka, karena polisi selalu berbicara sesuai fakta, jadi kami sebut mereka OTK,”tegasnya.

Sementara dari keterangan saksi yang melihat langsung peristiwa penembakan dan pembakaran, namun namanya enggan disebut, pelaku menembak dari jarak 3 meter. “Jarak tembak hanya 3 meter, senjata yang digunakan AK 47,”ungkap dia.
Lebih lanjut kata dia, diduga pelaku adalah anak Goliat Tabuni. “Informasinya pelaku itu tak lain anak Goliat Tabuni,”tukasnya.

Mengenai motif penembakan, diduga karena permintaan dana dan semobako untuk kelompok OPM belum diberikan oleh sopir Lajuran yang biasa melintasi tran Wamena-Mulia. “Mungkin mereka marah, karena belum terima dana dan sembako,”terangnya. (jir/don/l03)

Sedang Naik Motor, 2 Anggota TNI Ditembak

Sabtu, 11 Agustus 2012 02:03

JAYAPURA—”Jangan berandai andai. Jangan kita menduga orang yang tak benar. Tapi, yang jelas pelaku penembakan bukan dari anggota masyarakat karena masyarakat tak memiliki senjata,”jelas Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol (Inf) Jansen Simanjuntak menjawab pertayaan wartawan di ruang kerjanya, Jumat (10/8) terkait penembakan dua anggota Satgas Yonif 408.

Kapendam mengatakan, pihaknya belum mengetahui siapa pelaku penembakan dua Anggota Satgas Yonif 408.

Ketika didesak pelaku apakah kemungkinan penembakan tersebut dari kelompok TPN/OPM pimpinan Lambert Pekikir yang bermarkas di wilayah perbatasan, Kapendam mengatakan jangan terlalu cepat menuduh orang atau kelompok lain.
Ia membenarkan dua Anggota Satgas Yonif 408 masing masing Serda Dwi Joko dan Prada Miko ditembak OTK ketika

Dua Anggota TNI dari Satgas Yonif 408 masing masing Serda Dwi Joko dan Prada Miko ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) sebanyak 4 orang ketika melintasi perkebunan sawit di Kampung Suskun, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom atau 1 Km dari Pos Wambe , Jumat (10/8) sekitar pukul 08.00 WIT. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol (Inf) Jansen Simanjuntak yang dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya, Jumat (10/8) membenarkan dua Anggota Satgas Yonif 408 masing masing Serda Dwi Joko dan Prada Miko ditembak OTK ketika melintasi perkebunan sawit di Kampung Suskun, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom atau 1 Km dari Pos Wambe pada Jumat (10/8) sekitar pukul 08.00 WIT.

Namun demikian, dia menjelaskan, kedua Anggota Satgas Yonif 408 tak tertembak peluru. Tapi terkena serpihan batu didekatnya yang terkena temvakan. Akibatnya, Serda Dwi Joko menderita luka tembak pada bagian betis kaki kiri, luka memar pada bagian wajah dan luka robek pada pelipis mata kiri. Sedangkan Prada Miko menderita luka memar pada bagian wajah dan bagian kepala.

Menurutnya, kedua korban dievakuasi di RS Marthen Indey, Aryoko, Distrik Jayapura Utara menggunakan Helycopter.

“Kedua korban dalam keadaan sehat dan sadar. Tapi Tim Medis tengah berupaya mengeluarkan serpihan batu yang tertinggal di tubub korban,” tukas dia.

Dia mengutarakan, pihaknya tengah melakukan aksi pengejaran terhadap 4 pelaku yang diduga berada di TKP ketika terjadi aksi penembakan tersebut. Tapi seorang diantaranya telah ditangkap.

Detail kronologis kasus dugaan penembakan dua Anggota Satgas Yonif 408 berawal pada Jumat (10/8) sekitar pukul 07.30 WIT 2 Anggota Satgas Yonif 408 masing masing Serda Dwi Joko dan Prada Miko berangkat dari Pos Wambe menggunakan sepeda motor jenis Honda Mega Pro No.Pol.B 6067 COR/07.14 menuju Kampung Suskun, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Dengan tujuan meminjam alat potong rumput di masyarakat Kampung Wambe atas nama Paulus. Tapi alat tersebut tak ada. Keduanya berlalu.

Pukul 07.40 WIT karena alat tersebut tak ada maka kedua Anggota Satgas Yonif 408 tersebut langsung menuju Kampung Wambe. Pukul 07.50 WIT setelah kedua anggota tersebut mengambil alat potong rumput selanjutnya kembali ke Pos Wambe.

Pukul 08.00 WIT pada saat dalam perjalanan kembali dari Kampung Wambe melewati kebun sawit atau 1 Km dari Pos Wambe. Tiba tiba keduanya ditembak satu kali dari arah kiri . Keduanya langsung terjatuh dari sepeda motor. Akibatnya, Serda Dwi Joko dan Prada Miko menderita luka tembak di tubuh.

Pukul 08.05 WIT kedua anggota tersebut langsung berlari ke Pos Satgas Wambes yang berjarak 1 Km dari TKP. Untuk meminta bantuan sambil membalas tembakan ke arah kiri sebanyak 3 kali tembak.

Pada 08.20 WIT kedua anggota tersebut tiba di Pos Satgas Wambe langsung diangkut mobil Ambulance Satgas Yonif 408 ke Kout 144 PTP untuk pencegahan perdarahan. Pukul 10.25 WIT kedua korban dievakuasi menu RS Marthen Indey menumpang Helicopter.

Pasca kejadian, masyarakat yang dicurigai melewati Kampung Suskum pada saat kejadian atas nama Oscar Numberi kini ditahan dan dimintai keterangan di Polres Keerom. (mdc/don/l03)

Di Puncak Jaya, Heli TNI Ditembak

Selasa, 07 Agustus 2012 22:34

Jayapura – Helikopter Puma milik TNI AU, Selasa ditembak kelompok sipil bersenjata di Distrik Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, saat mengangkut para saksi yang selesai bertugas dalam Pilkada ulang di distrik tersebut.

Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis yang dihubungi ANTARA dari Jayapura membenarkan ada insiden tersebut, bahkan penembakan itu dilakukan dua kali yakni pertama saat membawa beberapa penumpang termasuk dirinya yang memantau pelaksanaan pilkada ulang, namun tidak kena.

Tembakan kedua, terjadi saat helikopter tersebut hendak kembali ke Mulia dan terkena di bagian belakang dekat baling baling.

Namun kedua tembakan itu tidak membawa dampak yang serius sehingga helikopter dapat terbang kembali ke Jayapura.

Kapolres Puncak Jaya mengaku belum mendapat laporan tentang pelaku penembakan.

Sementara itu Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Safitri melalui pesan singkatnya kepada ANTARA mengatakan terserempet tembakan namun tidak membawa pengaruh. Pilkada ulang di Distrik Mewoluk, Puncak Jaya yang dilakukan Senin (6/8) itu dilakukan di enam kampung. Untuk mencapai distrik tersebut harus berjalan kaki selama dua hari.(ant/don/l03)

Di Perumnas IV, 1 Pucuk Senjata Polisi Dicuri

Selasa, 07 Agustus 2012 22:35

JAYAPURA – Senjata api laras pendek jenis Revolver S & W serta 1 unit Tabled merk Casio warna hitam, dicuri Orang Tak Dikenal (OTK) di rumah Brigpol Ferley F (29), Anggota Satuan Narkoba Polres Jayapura di Perumnas IV, Kelurahan Hedam , Distrik Heram, Kota Jayapura, Selasa (7/8) sekitar pukul 04.00 WIT.

Kabid Humas Polda Papua Kombespol Drs Johannes Nugroho Wicaksono ketika dikonfirmasi via ponselnya, Selasa (7/8) petang membernarkan pihaknya telah menerima laporan kasus dugaan pencurian senjata api yang dialami seorang anggota Polres Sentani ketika korban dan keluarganya lelap tertidur.

Dikatakan, senjata api jenis Revolver S & W dengan amunisi terpasang dalam silinder 5 butir dan juga sarung senjata api dengan amunisi terpasang pada sarung 6 butir yang disimpan dibawah kasur beserta 1 unit Tablet merk Casio.

‘’Kami tengah melakukan penyelidikan terhadap kasus dugaan pencurian senjata api ini sekaligus Olah TKP oleh Polres Abepura. Bahkan akan dilakukan pemeriksaan terhadap korban,’’ tutur dia.

Ditanya motif kasus dugaan pencurian senjata api tersebut, dia mengatakan, pihaknya mendalami kasus ini. ‘’Saya tak bisa mengada-ngada, sebab pelakunya belum terungkap, ’’ tuturnya. Detail kronologis, menurut dia, kasus dugaan pencurian senjata api ini bermula ketika pelaku masuk ke rumah korban setelah memanjat rumah korban berlantai 2 melalui jendela di samping kanan kamar korban. Kemudian pelaku turun melalui tangga masuk ke dalam kamar korban. Selanjutnya pelaku mengambil 1 pucuk senjata api Revolver jenis S & W serta 1 unit Tabled merk Casio warna hitam .

Kata dia, sekitar pukul 04.00 WIT, saksi mendengar bunyi sirine mobil mainan anak korban yang diletakan didepan kamar di lantai 2. Kemudian saksi terbangun dari tidur dan melihat seseorang mengenakan topi rasta/koplo, baju warna hijau rasta hendak masuk ke dalam kamar saksi.

Namun pelaku tak jadi masuk dan memberi kode dengan tangan untuk tak bersuara kepada korban. Selanjutnya pelaku turun ke lantai dan saksi membangunkan keluarganya korban mengejar pelaku. Tapi pelaku melarikan diri melalui pintu dapur yang terbuka.

Sesaat pasca kejadian, ujarnya, Unit Reskrim Polsek Abepura tiba di TKP selanjutnya melakukan Olah TKP.

Sebelumnya, 1 pucuk senjata api milik Danramil Mulia, Puncak Jaya Lettu (Inf) Paulinus Logo dirampas OPM Faksi Yambi serta 1 pucuk senjata api milik Brimobda Papua yang bertugas menjaga keamanan Pemilukada Punca Jaya diduga dicuri OTK. (mdc/don)

Sidang Buchtar Tabuni, Filep Karma Tak Mau Disumpah

http://www.bintangpapua.com, Kamis, 26 Juli 2012 23:38

Buchtar TabuniJAYAPURA – Ketua Umum KNPB Buctar Tabuni kembali menjalani Persidangan di Pengadilan Negeri Jayapura, Kamis( 26/7/2012) dengan agenda mendengarkan keterangan saksi. Hanya saja Majelis Hakim Haris Munandar yang menyidangkan kasus ini sempat jadi bingung karena Filep Karma, saksi yang didatangkan tidak mau diambil sumpahnya.
Awalnya Filep Karma mau menjawab pertayaan Majelis Hakim, hanya saja pada saat mau diambil sumpahnya Filap Karma sudah menolak

Hakim melontarkan pertanyaan kepada Filep Karma: “Siapa nama saudara, saksi menjawab, Filep Karma. Lantas hakim melanjutkan pertanyaan dimana tempat dan tanggal lahir saksi Filep Karma, ia menjawab semua pertanyaan itu. Setelah dijawab oleh Saksi Filep Karma, hakim melanjutkan, saksi warga negara mana? dia menjawab, Papua Barat. Saksi beragama apa? ia menjawab tak punya agama, berarti atheis ya, hakimpun binggung,,,… Kenapa tak punya agama. Saya tidak beragama, tapi percaya pada Tuhan. Apakah saudara saksi seorang PNS, dia menjawab, seorang pejuang, karena pejuang saya dipenjara, hakim bertambah binggung.

Filep Karma: “Saya tidak mau diambil sumpah, saya lebih takut kepada Tuhan saya dari pada kepada manusia. Hakim: itu pikiran saudara saja. Filep, ya saya berkata benar Pak”. Hakim, “Iya, saudara perlu diambil sumpahnya melalui kitabnya/syariatnya”. Filep: “saya tidak mau melanggar ajaran dari Tuhan saya, firman Tuhan saya adalah hukum positif”. Hakim: “Sekarang sidang ini hukum positif berlaku disini sebagai tata cara persidangan”.Hakim Haris Munandar bertanya, bagaimana jaksa mau diajukan tidak saksi Filep Karma sebagai saksi, karena jawabab Filep yang dianggap tak masuk akal. Dalam sidang mendegarkan keterangan saksi, jaksa menghadirkan Filep Karma sebagai saksi tunggal, dengan jawabannya yang tidak sesuai persidangan, terpaksa Hakim memerintahkan Jaksa agar saksi Filep Karma tidak diajukan dalam persidangan mendegarkan keterangan saksi.

Demikian Jaksa yang dipimpin Ahmad Kobarubun, Jhon Rayar dan seorang jaksa tidak mengajukannya sebagai saksi, demikian Sidang mendegarkan keterangan saksi dalam sidang Buctar Tabuni ditunda minggu depan, Senin, 30 Juli 2012 oleh Hakim Haris Munandar.

Ditemui terpisah, Penasehat Hukum Buctar Tabuni, Gustaf Kawer mengatakan, dengan berjalannya sidang yang terpaksa saksi tidak dapat diajukan jaksa sebagai saksi, oleh Gustaf dinilai, jaksa seharusnya tahu tata cara atau urutan urutan seseorang bila diajukan sebagai saksi yakni sesuai pasal 185 ayat 7 KUHP. Namun yang terjadi dalam sidang kali ini, jaksa juga dalam menghadirkan saksi tidak melihat ketentuan pasal 185 ayat 7 KUHP. Menurutnya jaksa seharusnya siap dan tahu prosedur menghadirkan saksi, dengan tidak adanya saksi yang dihadirkan jaksa, semakin membuat persidangan molor dan kita mau menganut asas cepat yang berarti biaya juga kurang.(Ven/don/l03)

Tembaki Markas TNI, Empat Warga Diamankan

AYAPURA – Diduga telah melakukan penembakan terhadap markas TNI yaitu markas Batalyon Infanteri 752 Kompo E Bintuni, pada Sabtu (21/4), empat orang warga akhirnya diamankan pihak aparat.

Keempat warga yang ditangkap itu antara lain JM (30) Kepala Kampung Sibena, WA (49) Operator Senso, KM 05 Sibena, SR (18) Pelajar KM O5 Sibena dan YI (19) Operator Senso, KM 05 Sibena.

Informasi yang terima Cenderawasih Pos dari sumber terpercaya menyebutkan, pada Sabtu (21/4) sekitar pukul 00.30 Wit terjadi gangguan penembakan terhadap markas Batalyon Infanteri 752 Kompi Senapan E Bintuni, tepatnya mengarah Danki Kapten Inf. Gani.

Dengan adanya penembakan itu, Lettu Aswin bersama 6 orang anggotanya melakukan pengejaran ke arah Sibena, namun karena cuaca dan stuasi tidak mendukung, pengejaran dihentikan. Selanjutnya pukul 07.00 WIT, kembali dilakukan pengejaran ulang bersama 10 orang anggota ke arah Sibena.

Berdasarkan hasil jejak para pelaku, pihak TNI berhasil menemukan para pelaku menuju rumah salah satu kepala sekolah di Bintuni. Sesampainya di rumah kepala sekolah, pihak TNI melakukan penggeledahan dan penyisiran. Dalam penggeledahan tersebut ditemukan 1 pucuk senjata laras panjang rakitan jenis SS-1, 2 Magazen, 76 Amunisi kaliber 5,6 MM, dan menangkap 4 orang warga yang diduga sebagai pelaku penembakan.

Pada saat itu 1 orang berhasil melarikan diri. Sedangkan keempat warga yang diamankan itu langsung diserahkan ke Polres Teluk Bintuni.

Pascapenembakan dan penangkapan tersebut, situasi dan kondisi sudah berjalan normal. Sedangkan pihak Kompi E Yonif 752 masih melaksanakan penyisiran dan pengejaran terhadap 1 orang yang diduga terlibat keras dalam penembakan tersebut.

Kabid Humas Polda Papua AKBP Drs. Johannes Nugoroho Wicaksono membenarkan adanya penembakan markas Batalyon Infanteri 752 Kompi Senapan E Bintuni itu. “Ya benar ada anggota Senapan E yang mendapat serangan dari 5 orang yang sebelumnya tidak dikenal dan kemudian pihak kompi Senapan E langsung melakukan pengejaran,” katanya.

Dalam pengejaran tersebut berhasil menangkap 4 orang yang diduga sebagai pelakunya dan kini keempat warga itu telah diserahkan ke Mapolres Bintuni untuk dilakukan pemeriksaan secara intensif.

“Tidak hanya keempat warga itu yang berhasil diamankan, barang buki berupa 1 pucuk senja api jenis SS-1 rakitan, amunisi 77 butir kaliber 5,56 mm, dan 2 magazen berhasil diamankan. Namun satu orang pelaku berhasil kabur dalam penggerebekan saat itu, dan kini ia menjadi target operasi,”

ungkap Kaid Humas.

Sedangkan terkait kronologinya, Kabid Humas menjelaskan, para pelaku melakukan penembakan ke arah markas Kompi Senapan E, sebanyak 3 kali. Akibat penembakan itu, anggota kompi langsung melakukan pengejaran.

Berhubung saat melakukan pengejaran cuaca tidak mendukung, anggota kemudian beristirahat. Kemudian melanjutkan pencarian ke arah Sibena. “Anggota Kompi melakukan pengejaran ke daerah Sibena berdasarkan hasil jejak para pelaku yang mengarah ke rumah salah satu kepala sekolah di Bintuni. Setelah sampai di rumah itu, anggota Kompi langsung melakukan penggeledahan dan penyisiran lokasi, yang ternyata para pelaku ada di dalam rumah dan ditemukan barang bukti,” paparnya.

Sedangkan dalam pemeriksaan terhadap JM, diperoleh keterangan bahwa senjata api rakitan dibeli di daerah Ransiki Kab. Manokwari dengan harga Rp 40 juta, dari kenalan temannya.

“Senjata itu baru 3 bulan dimiliki oleh para pelaku. Yang kegunaannya masih akan kami dalami. Serta kami juga akan mendalami keterangan-keterangan para pelaku beserta saksi-saksi,”

tandasnya.

Terkait siapa penjual senpi itu, pihaknya sedang melakukan penyelidikan, guna meredam peredaran senpi rakitan yang bisa mengancam stabilitas daerah ini. “Satu warga yang melarikan diri saat penggerebekan kini masih dalam pengejaran,” tegasnya. (ro/fud)

Senin, 23 April 2012 , 17:59:00, Cepos

Perburuan Penembak Kapolsek Mulia Diwarnai Baku Tembak

Metrotvnews.com, Mulia: Pasca-meninggalnya Kepala Kepolisian Sektor Mulia AKP Dominggus Awes, situasi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, masih belum kondusif. Aparat kepolisian dari Brigade Mobil yang memburu pelaku pembunuhan Kapolsek, sempat terlibat baku tembak dengan anggota Organisasi Papua Merdeka.

Baku tembak terjadi di daerah Pos Kotis Brimob yang ada di Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Baku tembak itu sudah berlangsung selama dua hari terakhir. Namun sejauh ini tidak ada korban jiwa dari aparat kepolisian maupun dari pihak OPM.

Selain terjadi saling tembak, OPM juga membakar perkantoran Dinas Perikanan di Puncak Jaya, yang membuat Kota Mulia semakin mencekam.

Sejauh ini anggota OPM masih dengan bebas menenteng senjata laras panjang di Kota Mulia. Hingga hari ini, Jumat (28/10), pihak kepolisian sudah memeriksa lima orang saksi terkait kasus penembakan Kapolsek Mulia. Sementara Polda Papua mengaku sudah mengantongi ciri-ciri pelaku penembakan Kapolsek.(DSY)

Senjatanya Dirampas, Kapolsek Mulia Ditembak Mati

Korban penyerangan dan penembakan di Bandara Mulia, Senin (24/10) kemarin. Inzet : Foto almarhum yang sedang dipegang salah satu keluarga
Korban penyerangan dan penembakan di Bandara Mulia, Senin (24/10) kemarin. Inzet : Foto almarhum yang sedang dipegang salah satu keluarga
JAYAPURA- Kabupaten Puncak Jaya, Papua sepertinya tidak pernah sepi dari aksi -aksi penembakan. Entah sudah berapa korban jiwa yang jatuh, baik di pihak aparat maupun di pihak kelompok OPM akibat aksi penembakan. Kabar terbaru Senin (24/10) kemarin, Kapolsek Mulia Kabupaten Puncak Jaya Papua, AKP Dominggus Otto Awes NRP 65100665 dilaporkan, ditembak kelompok separatis OPM, tepat di depan pesawat milik MAF (Mission Aviation Followship), yang saat itu sedang mendarat di Bandara Mulia. “Ia ditembak saat berdiri di depan pesawat MAF yang sedang parkir di apron Bandara Mulia. Kapolsek berada disana, untuk memonitor langsung kegiatan bandara,,” ujar Kombes wachyono Juru Bicara Polda Papua.

Saat sibuk memantau kegiatan bandara, tiba-tiba dua pelaku yang diduga anggota kelompok separatis OPM mengeroyok korban hingga jatuh terlentang. “Ketika korban terjatuh, salah seorang pelaku kemudian menindih dan seorang lagi merampas senjata revolver jenis Taurus dengan nomor seri XK 25609. Kemudian pelaku menembak korban sebanyak dua kali di hidung sebelah kiri dan leher kiri, yang mengakibatkan korban tewas ditempat,” jelasnya.

Pada saat penembakan terjadi, yang terlihat jumlah pelaku hanya dua orang. “Sesuai keterangan sejumlah saksi, pelaku hanya dua orang dengan ciri-ciri 1 orang menggunakan pakaian warna merah, tinggi badansekitar 150 cmQþkurusQþ tidak menggunakan sepatu. 1 orang lagi menggunakan pakaian warna hitam, tinggi badan sekitar 160 cmQþ kurus, tidak menggunakan sepatu,” terangnya.

Setelah melihat korban terkapar dan berhasil merampas senjatanya, para pelaku langsung melarikan diri ke arah Gunung Nenas di sekitar bandara. “Mereka kabur dan menghilang di balik Gunung Nenas,” jelasnya.
Sementara korban, saat itu juga di evakuasi ke RS Mulia. Dan hingga kini akibat cuaca yang tidak bersahabat, belum bisa diterbangkan ke Sentani Jayapura.

Kata Wachyono, pihaknya sudah melakukan olah TKP dan sempat menuntup penerbangan dari dan ke Mulia. Namun, saat ini aktivitas kembali berjalan normal.

Menurut Wachyono, pelaku adalah kelompok separatis OPM yang selama ini kerap melakukan aksi penembakan. “Mereka ini separatis OPM yang selalu mengacau keadaan di Puncak Jaya,”tukasnya.

Semebtara itu, Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Puncak Jaya, AKBP Alex Korwa dalam laporannya kepada pihak Kepolisian Daerah Papua menuturkan, peluru tersebut belum berhasil dikeluarkan dari kepala korban, dan diharapkan bisa dikeluarkan oleh tim medis RS Bhayangkara, Jayapura, saat jenazah dievakuasi kesana, Selasa (25/10) hari ini.

“Proyektil peluru masih ada dalam kepala almarhum. Belum berhasil dikeluarkan,” kata Kapolres dalam percakapan telepon genggamnya.

Dia juga mengatakan, evakuasi baru bisa dilakukan esok hari karena terkendala cuaca yang tidak bersahabat.
Berdasarkan pantauan koresponden ANTARA Jayapura, di Mulia, Senin sore, jenazah AKP Dominggus Awes saat ini sedang disemayamkan di aula kantor Polres Puncak Jaya, setelah dimandikan di Rumah Sakit Mulia.
Tampak Bupati dan Wakil Bupati Puncak Jaya beserta pihak keluarga korban dan masyarakat umum berada di dekat jasad AKP Dominggus Awes.

Sementara itu, Polres Puncak Jaya menaikkan bendera setengah tiang di halaman kantornya.
Kapolsek Mulia AKP Dominggus Awes tewas ditembak di bagian hidung (kepala) oleh kelompok separatis bersenjata di Bandara Mulia pada Senin pagi.

Aparat keamanan masih terus melakukan pengamanan di lokasi penembakan dan melakukan pengejaran di kawasan pegunungan.

Kabupaten Puncak Jaya adalah salah satu daerah yang terletak di Pegunungan Papua, yang baru genap berusia 15 tahun pada tanggal 8 Oktober 2011 lalu.

Topografinya yang sulit serta cuaca relatif ekstrim seperti daerah di Pegunungan Papua lainnya, membuat daerah ini hanya bisa dijangkau dengan penerbangan perintis pesawat berbadan kecil.(jir/ant/don/l03)

Jenazah Kapolsek Dominggus Dimakamkan Besok

INILAH.COMMenurut Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam, Selasa (25/10/2011), jenazah almahum saat ini berada di RS Polri setempat setelah sebelumnya di berada di Jayawijaya dan dipindah lagi ke Jayapura.

Hasil autopsi sementara, pihaknya menemukan satu butir peluru di bagian kepala belakang. Sedangkan satu butir peluru lainnya yang ditembakkan ke leher korban tidak ditemukan.

“Yang didapat satu, yang satu belum ditemukan. Kita belum tahu apakah masih di TKP apa tidak. Tapi yang jelas sudah dapat satu butir di tempurung kepalanya,” terang Anton.

Mengenai motif pelaku, pihaknya belum bisa memastikan karena masih dalam proses pencarian. Dia menambahkan, penyerangan yang disertai perebutan senjata api milik aparat di daerah ini sudah terjadi dua kali sejak Juni lalu. “Disitu terjadi dua kali. Ada anggota kita juga yang diambil senjatanya,” tambahnya.

Polri sendiri nanti malam rencananya akan mengirimkan 170 personelnya dari Mako Brimob Kelapa Dua. Datangnya pasukan tersebut untuk membantu Polda setempat dalam melakukan pengamanan.

“Kita juga dibantu dan bekerjasama dengan TNI, sama-sama kita mengamankan. Intinya memberi rasa aman dan sekaligus ingin menangkap pelaku-pelakunya,” ujar Anton. [mvi]

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny