Heli Mendadak Mendarat di Lapangan Hamadi

MENDARAT : Cuaca buruk pesawat mendarat mendadak di Lapangan Hamadi, Sabtu [14/5] sekitar pukul 14.10 Wit. Pendaratan ini sontak membuat masyarakat kaget dan menjadi tontonan menarik bagi warga kota Jayapura.JAYAPURA [PAPOS] – Sebuah Helikopter jenis Puma milik TNI Angkatan Udara mendarat mendadak di Lapangan Hamadi, Sabtu [14/5] siang, pukul 14.10 Wit. Cuaca buruk disertai petir, membuat kru pesawat ini urung meneruskan penerbangan ke Lantamal.

Karena tiba-tiba mendarat, menyebabkan beberapa rumah warga di sekitar lapangan yang terkena dampak angin dari baling-baling pesawat, atapnya terangkat. Warga sekitar sontak dibuat kaget karena menyangka pesawat jatuh. Rumah Dominggus Nomenik, gentengnya rusak. Sementara keluarga Yoafifi Noak, seng beterbangan, jualan di depan rumahnya berhamburan, pohon pisang di belakang rumah tumbang.

Salah satu pilot pesawat yang tidak mau namanya disebut kepada Papua Pos, di Lapangan Hamadi beberapa saat setelah mendarat, mengemukakan, mereka terpaksa mengambil langkah pendaratan karena cuaca buruk dan tidak memungkinkan untuk meneruskan penerbangan ke Bandara Sentani. Pesawat dari perbatasan Skow-Wutung yang sedang uji coba dalam rangka kedatangan Panglima TNI dan Kapolri di Papua ini, kata pilot itu, sama sekali tidak ada kerusakan.

Beberapa warga yang rumahnya rusak karena pendaratan mendadak ini, langsung datang ke lapangan mengadukan kerusakan rumah dan jualannya. Kepada warga, kru pesawat mengatakan akan mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak Kodam Cenderawasih. Pendaratan mendadak ini, menjadi tontonan warga sekitar.

Kapolres Kota Jayapura, AKBP Imam Setyawan, SIK mengatakan bahwa pesawat mendadak mendarat di Lapangan Hamadi, pesawat tersebut rencana mendarat di Lantamal terganggu oleh angin yang begitu kencang dan petir sehingga pilot dari satuan angkatan udara yang mengawaki pesawat mengambil keputusan penyelamatan melalui pendaratan yang lebih dekat.

Dari kejadian ini tidak ada korban, bahkan jadi tontotan masyarakat. Beberapa rumah warga yang rusak, sudah sampaikan ke pihak Korem yang ada di lapangan, bahwa seng dari masyarakat sekitar yang rusak karena helicopter, akan didatakan dan dibicarakan dengan pihak Korem karena bukan unsure kesengajaan. Kalau masih bisa digunakan, digunakan kembali, yang diperbaiki akan dikoordinakan dengan Korem. Pihak Korem bertanggungjawab.

“Pesawat dari Pos TNI Wutung ini, terbang dalam rangka orientasi untuk kedatangan Panglima TNI, dalam rangka survey kelaikan, pengenalan medan,” terang Kapolres Kota. [ida]

Selidiki Penembakan di Freeport

TIMIKA [PAPOS]- Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo mengatakan, kasus penembakan dan pembakaran mobil karyawan di areal PT Freeport Indonesia awal April 2011 masih dalam proses penyelidikan polisi di wilayah Polda Papua.

“Untuk bisa mengungkap seterang-terangnya apa yang terjadi, kita mohon dukungan informasi sebanyak-banyaknya termasuk dari masyarakat,” kata Timur di Timika, Sabtu, saat kunjungan kerja tiga hari di Timika hingga Minggu.

Dalam kunjungan kerja ke Papua itu, Panglima TNI dan Kapolri akan mengunjungi wilayah perbatasan di Merauke dan Jayapura. Timur memohon doa restu dari seluruh masyarakat agar pengungkapan kasus penembakan hingga pembakaran mobil bersama karyawan Freeport itu bisa terungkap secepatnya.

Menurut Kapolri, keterlibatan tim Pusat Laboratorium Forensik [Puslabfor] Mabes Polri dalam mengidentifikasi bukti-bukti yang terdapat di lokasi kejadian beberapa waktu lalu merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya mengungkap masalah tersebut.

Sebelumnya Kabid Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar yang ikut turut dalam rombongan Kapolri dalam kunjungan kerja ke Timika mengatakan kunjungan kerja Kapolri tidak terkait kasus penembakan dan pembakaran mobil karyawan PT Freeport April lalu.

Ia mengatakan, sesuai laporan dari Polda Papua proses pengungkapan pelaku penembakan dan pembakaran mobil karyawan Freeport di ruas jalan Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro satu bulan lalu itu masih dalam tahap penyelidikan. “Mohon bersabar, proses di Puslabfor membutuhkan waktu,” kata Boy.

Situasi Kamtibmas Aman

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Timur Pradopo menilai situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Papua secara umum aman.

“Sebagaimana dilaporkan oleh Kapolda Papua dan Pangdam XVII/Cenderawasih, semua kegiatan masyarakat bisa berjalan sesuai rencana masing-masing. Artinya, kalau kegiatan masyarakat berjalan lancar, berarti wilayah itu aman,” kata Kapolri kepada wartawan di Timika, Sabtu.

Kapolri mendampingi Panglima TNI, Laksamana TNI Agus Suhartono melakukan kunjungan kerja ke wilayah Papua mulai Jumat (13/5). Timika merupakan wilayah pertama yang dikunjungi Panglima TNI dan Kapolri dalam rangka melakukan silahturahim dengan jajaran prajurit TNI dan Polri setempat.

Selanjutnya, Panglima TNI dan Kapolri bersama rombongan akan melanjutkan kunjungan kerja ke wilayah Merauke dan Jayapura.

Menurut Kapolri, agar situasi kamtibmas di wilayah Papua tetap kondusif maka sangat dibutuhkan keterlibatan masyarakat dan semua komponen setempat untuk secara sinergis melakukan pengamanan bersama.”Kalau semua pihak menjalin koordinasi secara sinergis sesuai arahan Bapak Panglima TNI, Insya Allah wilayah itu pasti aman,” kata Timur Pradopo.

Sebelumnya, Panglima TNI Agus Suhartono menegaskan sesuai laporan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triassunu, situasi keamanan di Papua secara umum khususnya di daerah yang rawan dan wilayah perbatasan dengan negara tetangga Papua Nugini (PNG) cukup kondusif.

“Tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan,” jelas Agus Suhartono usai melakukan tatap muka dengan jajaran prajurit TNI yang bertugas di Timika bertempat di Markas Komando Detasemen B Brimob Polda Papua.

Kabid Penum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar yang ikut dalam rombongan Panglima TNI dan Kapolri menjelaskan kunjungan kerja kedua petinggi institusi negara itu ke Papua sudah lama terjadwal.

“Tidak ada hal yang spesifik. Kunjungan kerja Bapak Panglima TNI dan Bapak Kapolri semata-mata untuk melihat bagaimana kondisi anggota di lapangan sekaligus memberikan pengarahan,” jelas Boy.

Wilayah Papua selama ini merupakan salah satu daerah di Indonesia yang cukup tinggi tingkat gangguan kamtibmasnya. Beberapa waktu lalu, aparat TNI dan Brimob terlibat baku tembak dengan kelompok separatis di wilayah Mulia Kabupaten Puncak Jaya.

Selain di Puncak Jaya, wilayah Mimika terutama di areal PT Freeport Indonesia juga sering dilanda teror penembakan oleh orang tak dikenal.Pada awal April 2011, dua karyawan PT Freeport Indonesia, Daniel Mansawan dan Hari Siregar tewas terpanggang api dalam mobil yang dikendarainya saat melintas di ruas jalan Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro, tepatnya di Mil 37 MA 220.Hingga saat ini, kasus tersebut belum bisa diungkap secara tuntas oleh pihak berwajib.[bel/ant]

Heli Mendadak Mendarat di Lapangan Hamadi

MENDARAT : Cuaca buruk pesawat mendarat mendadak di Lapangan Hamadi, Sabtu [14/5] sekitar pukul 14.10 Wit. Pendaratan ini sontak membuat masyarakat kaget dan menjadi tontonan menarik bagi warga kota Jayapura.JAYAPURA [PAPOS] – Sebuah Helikopter jenis Puma milik TNI Angkatan Udara mendarat mendadak di Lapangan Hamadi, Sabtu [14/5] siang, pukul 14.10 Wit. Cuaca buruk disertai petir, membuat kru pesawat ini urung meneruskan penerbangan ke Lantamal.

Karena tiba-tiba mendarat, menyebabkan beberapa rumah warga di sekitar lapangan yang terkena dampak angin dari baling-baling pesawat, atapnya terangkat. Warga sekitar sontak dibuat kaget karena menyangka pesawat jatuh. Rumah Dominggus Nomenik, gentengnya rusak. Sementara keluarga Yoafifi Noak, seng beterbangan, jualan di depan rumahnya berhamburan, pohon pisang di belakang rumah tumbang.

Salah satu pilot pesawat yang tidak mau namanya disebut kepada Papua Pos, di Lapangan Hamadi beberapa saat setelah mendarat, mengemukakan, mereka terpaksa mengambil langkah pendaratan karena cuaca buruk dan tidak memungkinkan untuk meneruskan penerbangan ke Bandara Sentani. Pesawat dari perbatasan Skow-Wutung yang sedang uji coba dalam rangka kedatangan Panglima TNI dan Kapolri di Papua ini, kata pilot itu, sama sekali tidak ada kerusakan.

Beberapa warga yang rumahnya rusak karena pendaratan mendadak ini, langsung datang ke lapangan mengadukan kerusakan rumah dan jualannya. Kepada warga, kru pesawat mengatakan akan mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak Kodam Cenderawasih. Pendaratan mendadak ini, menjadi tontonan warga sekitar.

Kapolres Kota Jayapura, AKBP Imam Setyawan, SIK mengatakan bahwa pesawat mendadak mendarat di Lapangan Hamadi, pesawat tersebut rencana mendarat di Lantamal terganggu oleh angin yang begitu kencang dan petir sehingga pilot dari satuan angkatan udara yang mengawaki pesawat mengambil keputusan penyelamatan melalui pendaratan yang lebih dekat.

Dari kejadian ini tidak ada korban, bahkan jadi tontotan masyarakat. Beberapa rumah warga yang rusak, sudah sampaikan ke pihak Korem yang ada di lapangan, bahwa seng dari masyarakat sekitar yang rusak karena helicopter, akan didatakan dan dibicarakan dengan pihak Korem karena bukan unsure kesengajaan. Kalau masih bisa digunakan, digunakan kembali, yang diperbaiki akan dikoordinakan dengan Korem. Pihak Korem bertanggungjawab.

“Pesawat dari Pos TNI Wutung ini, terbang dalam rangka orientasi untuk kedatangan Panglima TNI, dalam rangka survey kelaikan, pengenalan medan,” terang Kapolres Kota. [ida]

Perlu Pengawasan Hindari Penebangan Pohon Secara Liar

JAYAPURA [PAPOS]- Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua terus melakukan pengawasan untuk menghindari adanya penebangan pohon di Papua secara liar, karena penebangan pohon saat ini tidak seimbang dengan penanaman pohon yang dilakukan.

Menurut Kepala Dinas Kehutanan dan Konservasi Provinsi Papua, Ir. Marthen Kayoi, MM, saat ini merupakan salah satu orientasi penghasilan negara namun setelah berjalan cukup lama, dinas kehutanan menilai antara penebangan dan pertumbuhan pohon tidak seimbang.

“Maka harus ada langkah-langkah pengamanan dan perlindungan untuk hutan, sehingga manajemen penguasahaan hutan berubah ke pengelolaan hutan,” ujar Marthen Kayoi kepada wartawan usai membuka pelatihan dan pendidikan terhadap tenaga teknis serta tenaga pengawasan hutan produksi lestari di Hotel Yasmin Jayapura, Senin [9/5] lalu.

Untuk pengelolaan, dinas kehutanan Papua telah membangun hutan-hutan produksi lestari di Papua yang terdiri dari 56 daerah. Hal ini secara bertahap akan dikembangkan, di mana pembangunan hutan lestari akan di bangun di Serui, Biak, Merauke dan Jayapura serta Timika.

“Hutan lestari ini dibangun sebagai contoh pengelolaan hutan, serta pendekatan pelayanan lebih di sektor pengelolaan agar bagaimana mengurus secara efektif,” katanya.

Dijelaskan, kesatuan pengelolaan hutan berada di kabupaten dan kota. Sehingga diharapkan pengelolaan hutan lestari dapat berkelanjutan dengan menggunakan aturan kehutanan secara baik, yakni menghitung berapa jumlah pohon yang ditebang dan berapa yang ditanam.

“Sebenarnya untuk pemenfaatan hutan oleh masyarakat, sudah sejak dulu masyarakat memanfaatkannya. Namun, saat itu belum mempunyai nilai ekonomi, sementara saat ini kayu telah mempunyai nilai ekonomi,” ucapnya.

Setelah kayu mempunyai nilai ekonomi, lanjutnya, aktivitas masyarakat semakin tinggi. Maka upaya dari pemerintah saat ini adalah menyediakan fasilitas kepada masyarakat, agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan cara yang lebih professional dan ramah lingkungan.

Ditambahkan, dengan adanya program ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di kampung-kampung. Jika hal ini tidak dilakukan dengan baik sesuai aturan kehutanan, otomatis kayu tidak akan mendatangkan nilai ekonomis yang tinggi dan dukungan sumber daya alam.

“Oleh sebab itu, masyarakat harus bekerja melalui sistem HPH dan industri kayu rakyat. Dimana hal ini merupakan program pemerintah yang mendapat dukungan dari semua pihak,” jelasnya. [tho]

Longsor di Areal Freeport, Dua Karyawan Tertimbun

Satu Korban Tewas, Satunya Lagi Belum Ditemukan

JAYAPURA- Musibah longsor kembali terjadi di areal Wet Muck di UG Panel 2 North,Tambang Freeport Tembagapura, Papua, Senin 18 April sekitar pkl 23:00 WIT. Longsor itu menimbun dua alat berat dan dua operatornya ikut tertimbun longsor.   Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono, mengatakan, longsor terjadi saat aktivitas penambangan berjalan. ”Kegiatan tambang sedang berjalan di lokasi, tiba-tiba terjadi longsor dan tanah menimbun sebuah loader dan rockbreaker. Dua operatornya ikut tertimbun,”ujar Wachyono, Selasa 19 April.  Lanjutnya, upaya pencarian langsung dilakukan tim SAR perusahaan, dengan menyingkirkan tanah longsoran di atas alat berat. ”Tadi pagi sekitar pukul 02.26 WIT, satu jenazah berhasil ditemukan di dalam kabin loader, sedangkan seorang lagi masih dicari,”singkatnya.  Korban yang berhasil ditemukan bernama OBET TATOGO dengan nomor ID 895707 dan berhasil dievakuasi ke RS Tembagapura. Sedangkan seorang lagi, bernama HAMDANI  dengan nomor ID 266194 belum ditemukan. ”Upaya pencarian di dalam longsoran masih terus dilakukan,”ucapnya. Sementara Lokasi longsor saat ini telah diamankan oleh Safety Dept Perusahaan Freeport, dan Polisi langsung ke TKP untuk ikut Melakukan olah TKP.

Tim SAR Freeport Kesulitan Cari Korban Longsor

Tim Search and Rescue (SAR) PT Freeport Indonesia mengalami kesulitan mencari salah satu korban longsor tambang bawah tanah DOZ di area Panel 2 Nort, Tembagapura, Mimika, Papua.

Kapolsek Tembagapura, AKP Sudirman saat dihubungi dari Timika, Selasa, mengatakan kondisi medan yang tertutup material longsoran berupa bebatuan bercampur lumpur dan pasir menyulitkan petugas untuk segera menemukan Hamdani, karyawan PT Freeport yang bekerja sebagai operator alat berat pada tambang bawah tanah (under ground). “Petugas mengalami kesulitan untuk melakukan pencairan satu korban lagi karena material longsor menutupi seluruh terowongan,” jelas Sudirman.

Ia mengatakan, bencana longsor yang terjadi pada Senin malam sekitar pukul 23.00 WIT tersebut mengakibatkan rekan Hamdani, Obet Tatogo meninggal dunia.

Jenazah Obet yang ditemukan tim SAR PT Freeport pada Selasa pagi sekitar pukul 02.26 WIT telah dievakuasi ke RS Tembagapura. Saat ditemukan, Obet berada dalam kabin loader yang dikemudikannya.

Kedua korban, kata Sudirman, bekerja sebagai operator alat berat (loader dan rockbreaker) di dalam tambang bawah tanah DOZ PT Freeport.

Sebelumnya, Juru Bicara PT Freeport Indonesia, Ramdani Sirait membenarkan telah terjadi kecelakaan industrial di area Panel 2 Nort tambang bawah tanah DOZ.

“Hingga saat ini satu pekerja telah dinyatakan meninggal dunia dan satu pekerja lainnya sementara dalam proses pencarian dan evakuasi oleh personel UG Mine Rescue dan Petugas K3,” ujar Ramdani.

Ia mengatakan, inspektur tambang dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah dihubungi untuk melakukan investigasi atas kejadian tersebut.

Akibat kejadian tersebut, menurut Ramdani, untuk sementara waktu operasi tambang DOZ dihentikan guna keperluan investigasi dan pembersihan material longsoran. Secara keseluruhan, katanya, operasional tambang PT Freeport tetap berjalan normal. “PT Freeport sangat berduka atas meninggalnya salah satu karyawan kami tersebut dan rasa belasungkawa sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada keluarga. Kami berharap upaya pencarian dan evakuasi akan dilakukan dengan selamat,”harap Ramdani.(jir/binpa/don)

http://bintangpapua.com/index.php?option=com_content&view=article&id=…:longsor-di-areal-freeport-dua-karyawan-tertimbun&catid=25:headline&Itemid=96

Merpati Tergelincir di Bandara Manokwari

JAYAPURA [PAPOS] – Pesawat Merpati Nusantara Airlines bernomor penerbangan MZ 816 jenis Boeing 737 PK yang di piloti captain Didik Samihadi dilaporkan tergelincir di Runway 17 saat landing di Bandara Rendani, Manokwari, Selasa (10/8) pukul 06.30 Wit.

Dari kecelakaan ini, semua penumpang dinyatakan selamat. Sedangkan pesawat sudah dievakuasi dari jalur Runway.

Menurut data yang diperoleh Papua Pos dari kepolisian, kecelakaan itu bermula saat pesawat naas dari Jakarta tujuan Manokwari hendak landing di Bandara Rendani sekitar pukul 06.30 WIT. Saat itu, tiba-tiba roda pesawat bagian depan tidak bisa dibelokan, sehingga pesawat lurus dan keluar dari jalur Runway. Namun satu jam kemudian pesawat berhasil didorong ke posisi normal.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Wachyono saat dikonfirmasi diruang kerjanya membenarkan adanya kecelakaan pesawat Merpati tersebut.

“Ya, memang ada pesawat Merpati tergelincir dari landasan di Runway 17 Bandara Rendani,Manokwari, tadi pagi, tapi tidak ada korban jiwa,” tegasnya.

Dijelaskan Kabid Humas, tergelincir pesawat ini diduga lantaran ban bagian depan macet dan tidak bisa dibelokan, sehingga mengakibatkan keluar dari jalur Runway. “Itu gara-gara ban depan tidak bisa belok, jadi lurus dan tergelincir,” tukasnya.

Pihaknya menambahkan, tidak berapa lama pesawat sudah ditarik ke posisi semula, sedangkan seluruh penumpang selamat dan sudah dievakuasi dengan alat transportasi yang ada. Sementara, aktivitas bandara Rendani pasca kecelakaan sudah kembali normal.

“ Pesawat sudah ditarik ke posisi semula dan penumpang sudah dievakuasi, yang jelas aktivitas bandara kembali normal,” imbuhnya. [loy]

Ditulis oleh Loy/Papos
Rabu, 11 Agustus 2010 00:00

Hutan Papua Sudah Rusak 30 Persen

JAYAPURA—Kerusakan hutan di wilayah Papua, ternyata sudah mencapai 30 persen. Data tersebut sesuai dengan hasil penelitian dan penilaian kawasan hutan berkonservasi di Tanah Papua.
Hal ini, memberikan indikasi untuk semua pihak agar berhati-hati dalam menentukan kebijakan pembangunan di wilayah Papua.

Demikian disampaikan Direktur WWF Sahul Jayapura, Benja Viktor Mambai seusai Seminar tentang pendaanan berkelanjutan terhadap Konservasi hutan di Papua, yang bertempat di Swesbel Hotel Jayapura, malam lalu.

“Kalau berbicara soal Hutan, hutan di Papua ini relatif 70 persen masih aman alias perawan, namun 70 persen ini bila tidak ada kebijakan yang tepat dan baik, maka Papua bisa kehilangan hutan ini,” sebut Mambai dengan nada sedikit merendah.

Selain itu, tentang kondisi hutan di Papua, ternyata masih sangat kaya dari aspek keanekaragaman hayati, jasa lingkungan maupun aspek sosial budaya.

Mambai mengatakan Wilayah Papua sangat kaya akan keanekaragaman, sehingga untuk menemukan yang terbaru masih diperlukan banyak penelitian mengenai hutan dan keanekaragaman di Papua, maka dari aspek keanekaragaman hayati akan semakin banyak hal yang ditemui. “Dengan melihat potensi sumberdaya alam, tidak membuat kita harus takut untuk melakukan pembangunan. Namun yang penting dari hasil penelitian ini, menjadi input bahan pertimbangan untuk pemangku kepentingan dalam menentukan kebijakan pembangunan yang memperhatikan aspek sosial budaya dan aspek pelestarian,” ujarnya.

Kesimpulan secara umum, lanjut Mambai, bahwa pendekatan pelestarian hutan di Papua harus dilakukan dengan pendekatan pelestarian sosial budaya. Karena dari hasil kajian ini, masyarakat memiliki hubungan emosional, interaksi yang sangat erat dengan SDA yang ada. (hen)

Merpati Tergelincir di Papua

Maryadie
VIVAnews – Pesawat Merpati jenis Twin Otter PK-NUH tergelincir saat hendak lepas landas dari Bandara Bentuni Papua, Minggu 18 Juli sekitar 11.15 WIT. Tidak ada korban kecelakaan itu.

Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono mengatakan, pesawat yang mengangkut penumpang 6 orang dengan 2 kru tersebut, tergelincir saat akan terbang dari Bentuni menuju Sorong.

"Diduga, ban salah satu pesawat pecah saat akan take off dari landasan bandara Bentuni," ujarnya.

Karena pecah ban, lanjutnya, pesawat tergelincir dan tidak bisa terbang. Pesawat akhirnya keluar landasan pacu. "Pesawat karena bannya pecah keluar dari runway, tapi tidak sampai menabrak pagar batas bandara," singkatnya.

Tidak ada korban dalam insiden itu, namun, pesawat masih di luar landasan pacu dan sedang diusahakan untuk didorong ke parkiran landasan.

Laporan: Banjir Ambarita | Papua
http://www.vivanews.com
http://nasional.vivanews.com/news/read/165286-merpati-tergelincir-di-papua
Dipublikasikan : Minggu, 18 Juli 2010, 11:23 WIB
©VIVAnews.com

Pesawat Premi Air Tergelincir di Papua

Elin Yunita Kristanti

VIVAnews – Pesawat Premi Air PK-RJS jenis Grand Caravan, tergelincir saat mendarat di lapangan terbang Kabagma, Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua, Jumat 9 Juli sekitar pukul 07.35 WIT.

Akibatnya, baling-baling pesawat yang dipiloti Joel, warga Pilipina itu bengkok, dan hingga ini masih berada di lokasi. Tidak ada korban dalam insiden kecelakaan itu.

Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono saat dikonfirmasi mengatakan, pesawat tergelincir karena landasan lapangan terbang licin akibat hujan deras sehari sebelumnya.

“Saat mendarat, roda pesawat tidak bisa direm akibat landasan licin,’’tukasnya.

Sementara itu ajudan Bupati Mamberamo Tengah, Wellem Yobi yang dihubungi via selulernya menjelaskan, pesawat itu terbang dari Wamena mengangkut 5 penumpang.

Lantas, saat mendarat, karena kabut dan landasan licin, tergelicir hingga keluar landasan. “Landasan licin, serta kabut membuat pesawat kehilangan kendali dan keluar runway, tapi tidak sempat menabrak pagar pembatas,’’ ungkapnya.

Beberapa jam sebelum tergelincir, pesawat carteran itu sebenarnya mendarat mulus di lapangan terbang Kobagma. Saat itu pesawat terbang dari Jayapura.

Selanjutnya dari Kobagma pesawat terbang ke Wamena untuk menjemput 5 penumpang. Dan ketika kembali mendarat di Kobagma, terjadilah musibah. “Ketika datang dari Jayapura, pesawat mendarat mulus, tapi saat datang dari Wamena barulah terjadi kecelakaan,’’tukasnya.

Menurut Wellem Yobi, jika tidak terjadi insiden, pesawat itu sedianya akan kembali ke Jayapura menjemput Gubernur Papua Barnabas Suebu untuk kembali diterbangkan ke Kobagma.

“Kalau tidak tergelincir, sesuai jadwal, pesawat akan menjemput Gubernur di Jayapura,’’ jelasnya.

Saat ini, katanya, pesawat sudah berhasil di dorong ke landasan parkir, dan baling-balingnya yang bengkok sedang dalam perbaikan.

Laporan: Banjir Ambarita| Papua
http://www.vivanews.com
http://nasional.vivanews.com/news/read/163409-pesawat-premi-air-tergelincir-di-papua
Dipublikasikan : Jum’at, 9 Juli 2010, 12:47 WIB
©VIVAnews.com

Pesawat Pangdam IX/Udayana Jatuh

Terhempas di Ujung Timur Landasan Pacu

TUBAN – Rencana TNI Angkatan Udara memberikan joy flight (penerbangan gembira) bagi para pejabat di Bali berakhir petaka. Salah satu pesawat latih jenis KT-1 B Wong Bee yang digunakan unsur Muspida Provinsi Bali untuk mengikuti joy flight justru mengalami musibah dan meledak di ujung timur landasan pacu Bandara Ngurah Rai, sore kemarin (24/6).

Pesawat latih milik Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adisutjipto Jogjakarta itu sebenarnya sudah mendarat di Landasan Udara (Lanud) Ngurah Rai sejak Selasa (22/6) lalu. Ketika itu, hanya empat pesawat latih yang mendarat. Padahal sedianya ada lima pesawat yang akan mendarat di Lanud Ngurah Rai.

Kelima pesawat latih tersebut sedianya digunakan untuk melatih para penerbang yang diproyeksikan menjadi instruktur penerbang di lingkungan TNI AU. Tercatat ada 16 siswa penerbang yang akan dilatih oleh 19 instruktur penerbang dari Skadik 102. Sebelumnya sebanyak 35 orang kru ground handling dari Skadik 102 sudah lebih dahulu mendarat di Lanud Ngurah Rai.

Informasi yang dihimpun Radar Bali ( grup Cenderawasih Pos), para penerbang tersebut akan dilatih mulai Kamis kemarin (24/6) hingga Rabu (30/6) mendatang. Para calon instruktur penerbang itu aan diproyeksikan sebagai instruktur penerbang di lingkungan Mabes TNI AU dan dilatih menggunakan sistim navigasi jarak jauh (NJJ).

Keempat pesawat latih tersebut mendarat di Base Ops Lanud Ngurah Rai sekitar pukul 11.00 siang Kamis kemarin dan selanjutnya direncanakan untuk melakukan penerbangan gembira bersama para pejabat.

Sedianya para pejabat yang akan menjalani penerbangan gembira itu adalah Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto, Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Jefry Kauripan, dan Komandan Lanud Ngurah Rai Aldrin Petrus Mongan.

Belakangan Gubernur Bali Mangku Pastika mendadak membatalkan rencananya mengikuti kegiatan penerbangan gembira tersebut. Akhirnya pesawat latih yang rencananya ditumpangi oleh Gubernur Pastika ditumpangi oleh Pangdam IX/Udayana.

Kata Kabag Humas Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Teneng, Pak Gubernur tidak hadir di acara joy flight karena ada acara dengan KPK di Wisbha Sabha Kantor Gubernuran. "Pak Gubernur tidak ada firasat apa-apa terkait tidak hadirnya dalam acara itu," sebut Teneng.

Tak disangka pesawat yang dipiloti oleh Komandan Skadik 102 Letkol Pnb Ramot C. Sinaga itu justru mengalami nasib naas dan jatuh di ujung landasan pacu.

Misi penerbangan tersebut dimulai sekitar pukul 14.55 siang atau maju 35 menit dari rencana penerbangan awal. Penerbangan yang direncanakan berjalan selama 45 menit itu awalnya berjalan normal. Namun sepuluh menit terakhir atau menjelang landing justru terjadi musibah.

Empat pesawat yang terbang secara berirangan tersebut sejatinya hendak mendarat dan datang dari arah barat landasan pacu. Tiba-tiba pesawat yang berada di urutan paling depan langsung terbang ke atas seolah bermanuver dan memisahkan diri dari rombongan.

Tiba-tiba saja terdengar suara ledakan keras dan terlihat dua orang penumpang terlontar keluar dari pesawat menggunakan parasut. Kedua orang yang belakangan diketahui adalah Komandan Skadik 102 dan Pangdam IX/Udayana itu terlihat mendarat di areal bandara dan sempat berjalan agak terpincang. Sementara pesawat terhempas di ujung timur landasan pacu.

Kondisi tersebut kontan membuat administratur Bandara Ngurah Raid an TNI AU Lanud Ngurah Rai panik. Dua mobil pemadam kebakaran di bandara langsung dikerahkan ke lokasi terhempasnya pesawat pun demikian dengan ambulans. Para wartawan yang berada di areal landasan pun langsung diminta menjauh dari landasan dan menunggu di dalam areal base ops. Sementara wartawan yang berada di luar base ops langsung dilarang untuk masuk ke dalam areal base ops.

Begitu api yang muncul dari pesawat itu berhasil dipadamkan, TNI AU langsung memasangi sekitar areal jatuhnya pesawat berikut serpihan-serpihannya itu dengan garis polisi. Sementara badan pesawat langsung ditutup dengan terpal berwarna putih.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar Dwi Putra, peristiwa naas tersebut diduga terjadi sekitar pukul 15.30 sore. Ketika itu, pesawat latih tersebut baru sekitar 15 menit terbang di udara dan hendak mendarat dari arah barat runway. Tak disangka, pesawat yang ditumpangi Pangam IX/Udayana tersebut justru terhempas dan meledak di ujung landasan pacu.

Beruntung pilot pesawat dan penumpang pesawat latih naas tersebut berhasil melontarkan diri dan mengembangkan parasut. Sementara tiga pesawat latih lainnya tetap melanjutkan pendaratan.

“ ?Pesawat sebenarnya hendak landing dan tahu-tahu pesawat jatuh. Tapi Pilot dan Pangdam selamat karena sudah melontarkan diri sebelum pesawat itu terhempas dan meledak. Sedangkan pesawat lainnya tetap landing. Jadi posisinya memang sedang landing dan tidak hendak melakukan manuver," terang Sugianyar di depan Base Ops Lanud Ngurah Rai.

Sedangkan Komandan Lanud Ngurah Rai Letkol Pnb Aldrin Petrus Mongan dalam keterangan persnya mengatakan program penerbangan gembira ini memang dijadwalkan dalam program pelatihan instruktu penerbang ini. "Dalam misi ini memang kita laksanakan pengenalan kepada muspida untuk mengkomunikasikan potensi udara kita," jelas Aldrin.

Aldrin sendiri mengaku tidak tahu persis kronologi musibah tersebut karena dirinya saat itu ikut dalam rombongan joy flight. "Sampai kita landing yang kita tahu semua berjalan normal. Setelah mendarat baru kita sama-sama mengetahui jika ada kejadian, karena saat itu saya juga dalam posisi di udara, dan dalam posisi nomor dua. Kita tadi datang dari arah runway serunai menuju arah doorwind, mungkin yang lebih jelas visualisasinya yang dibawah, karena kami sedang didalam pesawat," imbuhnya.

Pria asal Sulawesi Utara itu menyatakan selama berada di darat semuanya berjalan dengan normal sesuai prosedur. Bahkan komunikasi selama penerbangan berlangsung tidak pernah terjadi interrupt, influence, maupun sabotase. Ia juga menampik bahwa kecelakaan terjadi karena pesawat hendak melakukan manuver penerbangan. (eps)

 

Catatan WPMNews:

Kalau piot2 itu berlatih untuk menembak orang Papua, dan kalau Panglima itu punya niatan khusus terhadap tanah dan bangsa Papua, maka ia akan kena Hukum Alam-Adat Papua. Itu Hukum yang pasti.
(scorpions)

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny