Banjir Kota Jayapura, Seorang Kakek Tewas Terseret Arus

Senin, 08 Oktober 2012 06:44, BintangPapua.com

JAYAPURA – Siapa sangka ternyata musibah banjir yang melanda sejumlah lokasi di Kota Jayapura, Sabtu (6/10), menelan satu korban meninggal dunia, yaitu seorang kakek 75 tahun bernama BI Frank yang tinggal di Jalan Biak No 5, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura tewas terseret arus air.

Meski rumah korban tidak terkena banjir, korban tewas setelah terbawa derasnya arus air di saluran selebar 60 cm di seberang jalan depan rumahnya. Yakni saat korban hendak menyeberangi saluran air atu got tersebut, yang digenangi air yang meluap hingga ke jalan saat situasi hujan Hari Sabtu (6/10) pagi.

Sebagaimana diceritakan kemenakan korban bernama Terida Yansip, bahwa saat itu korban hendak melihat kondisi tetangga depan rumahnya yang diinformasikan kebanjiran.

“Tadi dia (korban) mau liat rumah tetangga. Pas mau menyeberang got, mungkin kakinya terpeleset dan jatuh ke dalam got,” ungkapnya kepada wartawan di rumah duka, Sabtu (6/9).

Saat hendak menyeberangi got yang sedang dalam perbaikan, sehingga jembatan yang biasanya menutupi got, diangkat dan dipindahkan, kaki korban terpeleset dan terjatuh ke dalam got dan terbawa derasnya air yang mengalir di got yang melewati depan Supermarket Sumber Makmur hingga tembus depan Kantor Pos Abepura.

Karena sebagian besar got tersebut tertutup semen, sehingga korban baru ditemukan sekitar dua jam kemudian setelah sampai di depan Kantor Pos Abepura yang gotnya terbuka. Sementara itu, banjir yang diakibatkan hujan yang mengguyur seluruh wilayah Kotamadya Jayapura dan sekitarnya sejak Jumat malam hingga Sabtu siang, mengakibatkan di sejumlah lokasi, seperti di Padang Bulan, tepatnya di Perumahan organda, yang mencapai ketinggian 1,5 meter hingga menggenangi puluhan rumah.

Selain itu, banjir juga mengenangi di Pasar Youtefa Abepura yang mencapai 1 meter serta di kawasan CV Bintang Mas, Entrop.

Sementara itu untuk mengatasi banjir yang sering melanda kota Jayapura Pemkot Jayapura menggandeng Balai Sungai Wilayah Papua untuk merestorasi atau membuka kembali jalur 3 Sungai/Kali, masing-masing Kali Anafri, Kali Acai dan Kali Kampwalker.

Demikian disampaikan Wakil Walikota Jayapura DR. H. Nuralam, SE,MSi ketika Peluncuran Edisi Perdana Majalah Orang Papua (MOP) dan Papua Entrepreneur Club (PEC) Di Hola Plaza, Padang Bulan, Jayapura, Sabtu (6/10). Ketika hujan turun pada Jumat (5/10) malam hingga dini hari menyebabkan bencana banjir melanda sejumlah pemukiman penduduk di Kota Jayapura.

Pakar Tata Kota Uncen Jayapura ini mengemukakan, Tim Balai Sungai Wilayah Papua telah mempresentasikan rencana membuka kembali jalur Sungai/Kali yang selama ini mengalami pendangkalan atau penyempitan.

“Balai Sungai selama periode 2013 membantu merestorasi Kali-kali di Kota Jayapura yang sempit. Apabila hujan menyebabkan daya tampungnya menjadi kecil yang mengakibatkan banjir,” katanya.

“Apabila belum tersentuh ya mungkin tahun 2013 kita akan memprioritaskan lagi untuk perbaikan selokan-selokan yang ada di Kota Jayapura,” katanya.

Dia menambahkan, pihaknya menghimbau kepada seluruh warga Kota Jayapura untuk membuang sampah pada tempatnya. “Sense of Belonging belum sepenuhnya dimiliki warga Kota Jayapura,”tukasnya. (aj/mdc/ven/don/l03)

Banjir Meluas Merendam Tujuh Kecamatan di Karawang

KARAWANG–MI: Banjir yang terjadi akibat meluapnya Sungai Citarum selama empat hari, sejak Kamis (18/3) hingga Minggu (21/3) siang, merendam lebih dari 5.000 rumah penduduk di tujuh kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Berdasarkan data dari Dinas Sosial Karawang, rumah penduduk itu berada di 21 desa/kelurahan di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Karawang Barat, Karawang Timur, Telukjambe Timur, Telukjambe Barat, Ciampel, Batujaya, dan Kecamatan Pakisjaya.

Kepala Seksi Bantuan Korban Bencana Dinas Sosial Karawang, Suhendro, di Karawang, Minggu, mengatakan, “Di antara daerah yang dilanda banjir, Kecamatan Telukjambe Timur dan Karawang Barat adalah daerah yang paling parah tergenang banjir.”

Tujuh desa di Kecamatan Telukjambe Timur, tercatat lebih dari 3.500 rumah yang terendam banjir, seperti Desa Telukjambe, Wadas, Purwadana, Sukaharja, Puseurjaya, Sukaluyu, dan Desa Sirnabaya.

Sementara itu, lima kelurahan di Kecamatan Karawang Barat terdapat lebih dari 1.000 rumah yang terendam banjir, antara lain Kelurahan Tanjungpura, Tanjungmekar, Karawangkulon, Adiarsa Barat, dan Kelurahan Nagasari.

Banjir yang terjadi di Kecamatan Telukjambe Barat terdapat dua desa, yakni Desa Parungsari dan Karangligar. Kemudian di Kecamatan Karawang Timur hanya Desa Adiarsa Timur yang dilanda banjir, sedangkan di Kecamatan Ciampel hanya Desa Tegallega yang dilanda banjir.

Di Kecamatan Pakisjaya terdapat ratusan rumah di empat desa yang terendam banjir, dan satu desa yang dilanda banjir di Kecamatan Batujaya.

Di beberapa daerah sekitar Karawang yang dilanda banjir, Minggu siang, ketinggian air masih terus meningkat sejak Minggu pagi hingga mencapai setinggi perut sampai leher orang dewasa, atau mencapai 2,5 meter.

Meningkatnya ketinggian air di beberapa daerah banjir itu sendiri terjadi akibat terus meluapnya Sungai Citarum yang melintasi beberapa daerah di sekitar Karawang. (Ant/OL-02)

Kemungkinan Banjir Terjadi

BANDUNG–MI: Ketinggian air di Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, kembali meninggi sekitar 30 centimeter.

“Dua hari terakhir ini, hujan deras terjadi, akibatnya ketinggian air di Cieunteung yang sebelumnya turun menjadi 30 centimeter, saat ini naik kembali menjadi 60 centimeter,” kata Camat Baleendah Usman Sayogi, Selasa (2/3).

Ia mengatakan, warga masih menggunakan perahu kayu menuju rumahnya yang masih terendam banjir di Kampung Cieunteung.

Dikatakannya, genangan air, sejak Sabtu (28/2) merendam ratusan rumah, seperti RT 01,02 dan 04 di RW 20. Bahkan, ketinggian air di tiga RT yang terletak persis di pinggir Sungai Citarum tersebut mencapai sekitar satu meter.

“Air mulai masuk ke rumah sejak Sabtu dan Minggu (1/3) sempat surut hingga sekitar 30 cm. Sekarang malah naik lagi,” katanya.

Menurutnya, hingga saat ini, warga masih mengunsi di tenda pengunsian atau di rumah saudara.

Sementara itu, siang harinya petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung melalui Puskesmas Baleendah menyerahkan bantuan kaporit dan larutan risol di daerah bencana banjir.

Pemberian kaporit kepada warga dibantu oleh puluhan mahasiswa dari salah atui Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) yang ada di Bandung.

Serbuk kaporit tersebut, diberikan bagi warga yang berada di RW05 RW07 Kampung Muara, Kelurahan Andir, Kabupaten Bandung, untuk kemudian ditabur di sumur warga. (Ant/OL-7)

Jakarta Hujan Lebat, Pantai Ancol Pasang

Senin, 11/05/2009 23:31 WIB

Moksa Hutasoit – detikNews

Jakarta – Sebagian kawasan Jakarta malam ini diguyur hujan lebat. Air di Pantai Ancol bahkan mengalami kenaikan tidak seperti biasanya.

“Hujannya lebat, air laut nggak seperti biasanya. Udah tinggi,” kata salah satu warga, Udin saat dihubungi detikcom, Senin (11/5/2009) pukul 23.20 WIB.

Hujan ini terjadi sejak satu jam lalu. Menurut Udin, hujan ini disertai dengan angin kencang. “Kenceng banget anginnya,” pungkasnya.

Selain itu, di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan juga diguyur hujan yang lebat. Bahkan petir yang menggelegar terdengar saling sahut-menyahut. (mok/fiq)

PTC Tergenang Air

JAYAPURA (PAPOS) -Hujan lebat yang mengguyur Kota Jayapura, Kamis (12/2) malam, dari pukul 20.00 WIT hingga pukul 22.00 WIT, membuat ruas jalan yang biasa menjadi langganan banjir tergenang air. Di kawasan Entrop misalnya, mulai dari jalan depan PTC Entrop hingga jalan depan CV Thomas genangan air mencapai ½ meter atau setinggi lutut orang dewasa.

Pantauan Papua Pos di lokasi ini, banjir mengakibatkan kendaraan roda empat maupun roda dua yang melitas harus exstra hati-hati.

Pasalnya air setinggi lutut orang dewasa itu memaksa pengemudi memperlambat kecepatan kendarannya. Dampaknya terjadi –lah antrian panjang dan memaksa pula Satuan Lantas Polsek Jayapura Selatan, turun tangan.

Polisi dengan sigap menutup ruas jalan depan PTC. Kendaraan yang hendak melintas di depan PTC dialihkan ke jalan depan Balai Kota. Oleh Polisi ruas jalan ini dijadikan dua arah. Semua kendaraan dari arah Jayapura ke Abepura dan sebaliknya dialihkan kesini.

Ronggi adalah satu dari sekian pengendara yang terjebak di kawasan ini. Bahkan tas miliknya hilang terbawa arus ketika dia bersama sepeda motornya berusaha menghidar dari jebakan air.

“Aduh tas suami saya terbawa air,”kata istri Ronggi yang sedang mencari-cari tas suaminya di kubangan air.
Perempuan setengah baya itu tiba di TKP setelah suaminya menelepon ke rumah. Karena tas yang dicari tidak juga ketemu, akhirnya ia pergi meninggalkan Papua Pos begitu saja. (cr-50)

Ditulis Oleh: Cr-50/Papos
Jumat, 13 Februari 2009

Dua Artikel Tentang Banjir di Semarang

Banjir di Semarang Kereta Terlambat 17 Jam

ANTARA/R. Rekotomo

Warga melewati genangan air di Jalan Citarum Semarang, Jawa Tengah (Jateng), Minggu (8/2). Sejumlah kawasan di Kota Semarang kembali dilanda banjir, menyusul hujan deras yang mengguyur ibu kota Jateng itu sejak Sabtu (7/2) malam hingga Minggu pagi.

Selengkapnya

Banjir Semarang Rusak Fasilitas 82 Sekolah

[SEMARANG] Banjir di Semarang, Jawa Tengah, mengakibatkan fasilitas 82 sekolah rusak akibat terendam banjir. Sekolah tersebut, terdiri atas 66 SD, 13 SMP, dan dua SMA/SMK serta satu kantor Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) Kecamatan Semarang Timur.

Selengkapnya

Banjir Lumpuhkan Dua Kabupaten

Liputan6.com, Pandeglang: Banjir di sejumlah desa di Pandeglang, Banten, Kamis (5/2), semakin besar. Akibatnya aktivitas warga di sejumlah desa lumpuh. Seperti yang dialami warga Desa Surianeun. Tidak ada aktivitas yang dilakukan warga selain tinggal di rumah sambil memantau ketinggian air yang mencapai dua setengah meter. Ratusan keluarga terpaksa diungsikan ke sejumlah sekolah dasar.

Banjir juga merendam rumah warga dan beberapa jalan protokol di Walantaka, Serang. Penyebab banjir diduga karena hujan lebat dan tidak berfungsinya sistem drainase serta tidak adanya tindakan nyata dari aparat pemerintah Serang.

Sedangkan di Karawang, Jawa Barat, meluapnya Sungai Citarum menyebabkan ratusan rumah dan ratusan hektare areal pesawahan terendam. Ratusan warga korban banjir terpaksa mengungsi di sejumah tenda darurat.

Di Makassar, Sulawesi Selatan, ratusan kepala keluarga warga Batua Raya, Manggala, terpaksa mengungsi ke masjid karena permukiman mereka terendam. Di tempat pengungsian warga terutama anak-anak dan balita mulai terserang penyakit. Ini disebabkan kondisi lingkungan yang tidak bersih dan sumber air yang dikonsumsi tidak higienis. Selain itu bantuan obat-obatan sangat terbatas sehingga para pengungsi rentan terserang penyakit. Warga berharap pemerintah setempat cepat memberikan bantuan obat-obatan.(IAN/Tim Liputan 6 SCTV)

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny