PM Vanuatu, Joe Natuman saat memberikan penghormatan kepada jenazah Dr. Ondowame (Foto: Ist)
Dalam acara pemakaman yang juga dihadiri oleh mantan Perdana Menteri Vanuatu, Moana Kalosil, Natuman memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin bangsa Papua Barat yang telah terus konsisten memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat.
“Selamat tinggal Dr. John Otto Ondowame, perjuangan masih terus berlanjut, dan kemenangan yang pasti akan dicapai,” katanya, dalam sebuah pernyataan, saat mengantar peti jenazah ke liang kubur.
Peti mati John terbungkus rapi dengan bendera Papua Barat (Bintang Kejora), dan bendera Kanaky (Kaledonia Baru), sebelum dimakamkan.
Benny Wenda, diplomat Papua Merdeka di Inggris yang tidak bisa menghadiri pemakaman pejuang asal tanah Amungsa ini memberikan penghormatan melalui pesan di media.
“Semoga Anda Istirahat dalam Perdamaian tuan Dr John Otto Ondawame, seluruh hidup anda telah dikontribusikan untuk kebebasan rakyat kita,” kata pendiri kantor Free West Papua Campaign (FWPC) di sejumlah Negara di Eropa ini. (Baca: Benny Wenda Gelar Acara Bakar Batu di Inggris Kenang Kepergian Dr. Ondowame).
Dari Kiri Layar Anda: Alm. Dr. Ondawamena, Mr. Benny Wenda, Mr. Any Ayamiseba
Dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua (TRWP) di rimba raya New Guinea, Panglima Tertinggi Komando Revolusi Gen. TRWP Mathias Wenda bersama seluruh staff dan gerilyawan menyatakan
BERDUKACITA SEDALAM-DALAMNYA
atas wafatnya Dr. OPM John Otto Ondawame di Port Vila, Republik Vanuatu.
Dari rimbaraya New Guinea, dari Markas Pusat Pertahanan di mana Dr. OPM Ondawame pernah tinggal bersama di tempat ini, kami segenap pasukan menyatakan:
Perjuangan yang telah ditinggalkan akan terus kami perjuangkan sampai cita-cita bersama tercapai;
Akan terus mendorong mobilisasi Masyarakat Melanesia dalam memperjuangkan hargadiri, jatidiri dan kemerdekaan demi perdamaian kawasan Melanesia dan Pasifik Selatan;
Mendorong dan mewujudkan lamaran West Papua untuk menajdi anggota MSG sebagai dengan langkah-langkah konkrit sesuai perjuangan Dr. Ondawame belakangan ini.
Untuk sekalian bangsa Papua, diserukan untuk terus memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dengan komitmen dan konsistensi, sampai titik darah penghabisan seperti yang dibuktikan Almarhum, dan meninggalkan perbuatan penghianatan yang telah dicontohkan oleh tokoh Papua Merdeka lainnya yang kini bekerjasama dengan kolonial NKRI untuk mematikan perjuangan Papua Merdeka.
Demikian pernyataan DUKA SEDALAM-DALAMNYA ini kami sampaikan di hadapan sekalian rakyat bangsa Papua di manapun Anda berada, dengan seruan agar kita terus bergerak mempercepat proses pendaftaran bangsa Papua di MSG dan proses persatuan di antara para pejuang Papua Merdeka.
Jayapura, 9/9 (Jubi)-Orang Papua baru saja tersentak , menundukkan kepala atas kepergian salah satu tokoh pejuang Papua dari Nemangkawi. Radio New Zealand menyebutnya sebagai pemimpin penting bagi orang-orang Papua.
Namanya John Otto Ondowame , lelaki Amungme kelahiran Wanamun, Bumi Amungsa, 30 November 1953. Sejak 2013 bersama rekan-rekannya di WPNCL berjuang untuk Papua Barat masuk dalam deretan bangsa-bangsa Ujung Tombak Melanesia.
Rex Rumakiek, salah seorang rekan seperjuang dari WPNCL mengatakan orang Papua telah kehilangan tokoh penting dan ilmuwan politik dalam perjuangan Papua Merdeka. Katanya, Ondowame adalah orang yang berpendidikan tinggi dan datang dari wilayah yang kaya tambang emas, tetapi memilih hidup sederhana dan bersahaja. Ia tamat dari Universitas Cenderawasih (Uncen) dan masuk dalam semak-semak hutan rimba, memanggul senjata dan berjuang demi tanah Papua.
Sayangnya pejuang ujung tombak bangsa Papua telah pergi menghadap Hai Yogon Nerek atau Jomun Somun Nerek, Bapak Maha Kuasa, Maha Baik, Maha Suci yang berada di Surga atau Sang Pencipta dalam bahasa Amungme.
Dia menghembuskan nafas terakhir pada 4 September lalu di Rumah Sakit di Port Villa Vanuatu, di Pasifik Selatan, setelah berjuang mempertahankan hidup dari penyakit jantung yang dideritanya. Ia pergi meninggalkan seorang isteri perempuan asal Fiji dan anak laki-laki bernama Jacob.
Para pemuda Amungme pada awal 1970 an banyak yang datang belajar di Kota Jayapura, termasuk John Otto Ondowame mahasiswa administrasi negara Uncen, Thom Beanal mahasiswa STFT Taburia Padangbulan, Constan Hanggaibak mahasiswa APDN Yoka, Kelly Kwalik bersekolah di SPG Taruna Bhakti Waena.
Selesai meraih gelar sarjana muda dari Universitas Cenederawasih 1976, pilihannya memperjuangkan kemerdekaan Papua. Setahun kemudian 1977 pecah peristiwa sosial dan masyarakat Amungme mengungsi sampai ke tambang Ok Tedi di Papua New Guinea, akibat operasi militer. Seluruh wilayah pegunungan berkecamuk, pesawat tempur Bronco memborbardir dari udara, menghilangkan nyawa banyak orang. Peristiwa Kobagma ini menjadi awal tragedi 1977.
John Otto Ondowame bergabung bersama pejuang Papua Jacob Pray yang juga sarjana muda lulusan Universitas Cenderawasih. Bertahun-tahun dia berjuang di hutan perbatasan Papua dan Papua New Guinea(PNG). Sekitar 1983 para pejuang di hutan Papua ini mendapat suaka politik di Eropa. Jacob Pray dan Otto Ondowame ke Stockolm Swedia dan bergabung dengan Nick Messet, Indey, Dr Mauri. Sedangkan Zeth Roemkoren mendapat suaka politik di Yunani.
Orang Amungme selalu mengungkapkan perasaan mereka dengan memakai kata-kata kiasan yang memiliki arti sangat mendalam. Mendiang Mozes Killangin tokoh Amungme dalam tulisannya kepada Majalah Triton 1958 mengungkapkan, Pasang Lampu Lekas Antero Masih Gelap. Dalam artikelnya Guru Mozes Kilangin menegaskan kawasan Akimuga dan Puncak Cartensz masih tertinggal dan belum pernah ada sentuhan pembangunan dari pemerintah Belanda.
Begitu pula salah seorang putra Amungme, almarhum Anthon Kelanangame, eks wartawan Tifa Papua dalam skripsi sarjana muda di Sekolah Tinggi Filsafat Fajar Timur(STFT) berjudul, “Belum Bertanya Sudah Menjawab”. Artinya, mereka semua belum bertanya kepada masyarakat Amungme sudah menjawab dengan membuka tambang di kawasan Nemangkawi.
John Otto Ondowame . Laki laki dari Amungme, patut dikenang sebagai ujung tombak Papua yang runcing, memperjuangkan hak-hak orang Papua untuk lepas dari belenggu pasca kolonialisme modern.
Meski berjuang dengan segala keterbatasan, John Otto Ondowame tak lupa untuk belajar, mereguk sumur pengetahuan.. Bayangkan saja dia mampu meraih gelar PhD , political science dari Australian National University 2000. pendidikan Pasca Sarjana dia selesaikan dari University of Western Sidney.
Menyimak dari berbagai gelar kesarjaannya, Otto Ondowame adalah orang yang selalu belajar baik secara otodidak maupun melalui jalur resmi.
Sangat jarang menemui seorang pejuang Papua yang berpendidikan tinggi dan mau berjuang untuk orang Papua Merdeka. Bahkan pertemuan di Noumea, Kaledonia Baru, sangat nampak menegaskan bahwa Otto Ondowame memegang peran penting untuk melobi Papua Barat, masuk dalam keluarga besar Ujung Tombak Melanesia.
Lidah Ondonawe sangat fasih berbahasa Inggris, Swedia dan juga Belanda. Tak heran kalau kemampuan berbahasa asing membuatnya memiliki kelebihan untuk bernegosiasi dalam diplomasi politik.
Ondowame menulis disertasinya berjudul ’One people, one soul’: West Papuan nationalism and the Organisasi Papua Merdeka (OPM)/Free Papua Movement. PhD, RSPAS, ANU, c. 2000. Mendiang Ondowame juga menulis berbagai artikel tentang Papua terutama tentang hak penentuan nasib sendiri. (Jubi/Dominggus A Mampioper)
Jubi Penulis : Dominggus Mampioper on September 9, 2014 at 18:25:32 WP Editor : Syam Terrajana
VANUATU (Liputan7) – Beragam komentar dan ucapan belangsungkawa ditujukan kepada Dr. John Otto Ondawame yang dikenal sebagai politikus senior Papua Barat. Berikut di antara tanggapan kerabat dan koleganya:
Demi Nawipa Jr. :
Seorang Doktor yang pernah belajar tentang sosial sains membiarkan kepentingan hidup pribadinya, sebenarnya beliau putra asli satu-satu dari areal lisensi pertambangan tembaga dan emas terbesar dunia di Papua. Tetapi, dia menjadi terasing untuk memperjuangkan penentuan nasip sendiri bagi bangsanya. Dia juga tahu bahwa kekayaan alam Papua yang di ambil oleh penguasa itu adalah secara curi dan tidak sah, sehingga beliau menghabiskan umur hidupnya berkomitment untuk memperjuangkan nasib bangsa melanesia di papua barat tanpa tawar-menawar oleh penguasa.http://srmpapua.blogspot.com/…/putra-asli-dari-glasberg…
Ebenheizar Christiano :
Turut berduka cita atas berpulangnya bapa pemersatu Bangsa Papua di Port Villa, semoga atas kepergian bapak pemersatu ini menjadi teladan bagi kami kami semua untuk bersatu dalam pembebasan Tanah Papua dari tangan kolonial, selamat jalan bapa Doktor ketempat yg maha tinggi dirumah Bapa di surga. Tuhan memberkati.
Simon Carlos Magal :
Amole Nerekge John Otto Ondawame, selamat jalan Bpk, kami seluruh rakyat Papua Barat, turut berduka atas kepergianmu di rumah Bapak yang kekal semoga arwah Bpk diterima oleh di Allah Bapak Yang Maha Kuasa di Surga.
Nak Papua :
Kami seluruh Masyrakat suku KIMYAL turut berduka cita atas berpulangnya seorang pahlawan bangsa Papua Barat, kami sangat menghargai dan menghormati semua pengorbanan Bapak bangsa Papua. Kami berdoa bagi keluarga yang ditinggalkan Tuhan Yesus Elohim Israel memberkati dan menguatkan-Nya.
Gorbaco Zongg :
TURUT berduka cita atas berpulangnya tokoh pejuang Papua, dan putera yang yang terbaik dalam perjuangan,maka kami rakyat papua Barat berduka diseluruh tanah papua demi perjuangan kehilangan seorang pemimpin masa depan rakyatnya.
Moi kami dari sorong mengucapkan turut berduka cita yang sebesarnya atas kepergian politikus senior papua, semoga Tuhan Yesus di surga menyertai dan menerima
Elly van Vliet :
I am so sorry that this sweet and great man has passed away too soon. I last saw him in January this year at his house. He was already suffering from a weak health. He has dedicated his life to the West Papua cause. RIP dear John.
Diana Salakory Dengan ini Keluarga L.D. Kunu –
Salakory Turut Berduka Cita! Semoga Keluarga Besar Ondawame jang di tinggalkan mendapat Penghiburan serta Kekuatan dari Tuhan Jesus. (mag)
VANUATU (Liputan7) – Politikus senior Bangsa Papua Barat, Dr. John Otto Ondawame, telah meninggal dunia sekitar pukul 21.30 WIT akibat serangan jantung di Port Vila General Hospital, Vanuatu.
Wakil Ketua West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) ini, meninggalkan seorang istri dan seorang anak laki-laki.
“WPNCL mengapresiasi sumbangsih almarhum yang mempertaruhkan seluruh hidupnya demi memperjuangkan masa depan Papua Barat yang bebas dari para penjajah,” ungkap kerabat almarhum.
Dikatakan pula, pengabdian almarhum tercatat dengan tinta emas dalam lembaran sejarah perjuangan bangsa Papua Barat. (mag)
JAYAPURA [KNPB]26 AGUSTUS 2014. Terkait penculikan dan pembunuhan terhadap ketua KNPB wilayah Sorong Martinus Yohame pada tanggal 20 Agustus dan ditemukan tewas mengenaskan di Rumah Sakit Umum kota sorong pada tanggal 26 Agustus 2014.
Ketua KNPB wilayah sorong diculik dan dibunuh secara sadis serta tidak manusiawi oleh Negara klonial tanpa menghargai hak hidup orang lain. Pembunuhan terhadap ketua KNPB wilayah sorong merupakan salah satu kejahatan kemanusian dilakukan oleh Negara terhadap Martinus Yohame.
Martinus Yohame adalah salah salah satu yang korban pembunuhan yang merupakan kejahatan Negara terhadap sejumlah atau pejuang Papua Merdeka pada umumnya dan lebih khusus terhadap Aktivis KNPB yang selaluh jadi korban kekerasan Negara.
Sejak KNPB dibentuk pada tanggal 19 November tahun 2008 sampai dengan saat tahun 2014 jumlah Anggota dan Pengurus KNPB pusat sampai dengan KNPB wilayah sorong sampai merauke berjumlah 29 Aktivis KNPB yang jadi Korban kejahatan Negara. Marinus Yohame ketua KNPB wilayah Sorong adalah korban yang ke 29 .
Penculikan dan pembunuhan terhada ketua KNPB wilayah secara misterius sebelum kujungan presiden Rebuplik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono (SBY ) dalam rangga peresmian acara Pembukaan Sail Raja Ampat di Waisai, Sabtu 23 Agustus 2014.
Selama 5 KNPB berjuang untuk menuntut Hak Penetuan Nasib sendiri ( SELF DETERMINATION ) bagi rakyat Papua Barat KNPB selalu menjadi korban kekerasan Negara tanpa menghargai hak hidup orang lain yang dijamin oleh Hukum nasional dan Hukum internasional terlebih lagi hak hidup yang diberikan oleh Allah sebagai pencipta Lagit dan Bumi termasuk Manusia, dengan demikian yang punya Hak mengambil nyawa Manusia Hanaya Tuhan.
Penculikan pembunuhan selama 5 tahun KNPB berdiri 29 Anggota dan pengurus KNPB pusat Maupun wilayah yang jadi Korban kekerasan Negara, dan hal ini merupakan genosida terhadap manusia Melanesia yang hidup di bumi cendrawasih.
Diketahui Sebelum Almarhum diculik pada tanggal 19 Agustus 2014 pukul 15.00 WPB melakukan konfrensi press dengan sejumlah wartawan di kota sorong. Ketua KNPB Martinus Yohame didampinggi Wakil Ketua KNPB, Kantius H. melakukan jumpa press dengan menghadirkan wartawan dari berbagai media cetak yang ada di sorong papua barat untuk meliput knfrensi press, dalam rangka kedatangan Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono SBY. Pada kesempatan KNPB Menolak Kedatangan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) Di tanah papua”.
Makan Komite Nasional Papua Barat KNPB pusat menyeruhkan kepada seluruh wilayah KNPB sorong sampai merauke mengadakan Duka Nasional selama 3 Hari 27-29 Agustus 2014. Berikut adalah pernyataan sikap KNPB terhadap pembunuhan dan penculikan terhadap Ketua KNPB wilayah sorong Martinus Yohame.
1. Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) Gubernur Irian Jaya Barat (IJB) Gubernur Papua Kepala BIN , Pangdam Cendrawasih, Polda Papua segera bertanggung Jawab atas penculikan Ketua KNPB Wilayah Sorong MARTIMUS YOHAME;
2. Kami seluruh Pengurus dan KNPB wilayah sorong sampai merauke mendesak kepada Pangdam Polda Paua Kepala Bin Kopasus Segera bertanggung jawab Ketua KNPB Wilayah Sorong Martinus Yohame ;
3. Aparat TNI/POLRI, BIN, KOPASUS dan Intelejen Indonesia segera hetikan penculikan, Penagkapan, Teror Intimindasi Terhadap Seluruh Aktivis KNPB sorong sampai Merauke;
4. Mendesak Kapolres dan Dandim wilayah sorong segera bertanggung Jawab dan segera mengungkap pelaku pembunuhan dan penculikan terhadap ketua KNPB wilaya Sorong Martinus Yohame;
5. Mendesak Kepada Amesti Internasional, KOMNAS HAM Pusat dan Papua dan lembaga kemanusiaan lainya segera lakukan penjelidikan terhadap Penculikan Ketua KNPB wilayah Sorong Martinus Yohame.
Numbay, 27 Agustus 2014
BADAN PENGURUS PUSAT
KOMITE NASIONAL PAPUA BARAT (BPP-KNPB)
Dengan mengucapkan Doa dan permohonan kepada Tuhan Pencipta Langit dan Bumi dan Pencipta kita semua, Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, Allah nenek-moyang kita, Allah kita, Allah anak-cucu kita, atas nama segenap makhluk yang ada di Pulau New Guinea, atas nama para Kepala Suku/ Klen dan Kepala Perang suku-suku Koteka, dengan ini mengucapkan
Isteri tercinta dari Kepala Suku Perang Suku Walak
Elly Togodly
di Rumah Sakit Dok 2, Jayapura pada puku 21:00 Waktu West Papua.
Kami berdoa agar semua Kepala Suku, sepulangnya Kepala Suku Perang Alpius Negro Kogoya pada bulan lalu dan berpulangnya Isteri Kepala Suku Perang Elly Togodly hari ini, kami dengan ini merendahkan diri, dengan menangis dan berduka menyatakan “menyerah kepada kedaulatan Allah sebagai sang Pencipta”.
Kiranya teladan dan perjuangan yang ditinggalkan akan disambung sampai cita-cita luhur bangsa Papua tercapai.
Dengan menundukkan kepala dan mengangkat hati ke hadirat Tuhan Pencipta kita sekalian, dengan ini segenap Crew and Editorial Board Papua Merdeka News, bersama para Perwira Tentara Revolusi West Papua (TRWP) menyampaikan
BERDUKACITA SEDALAM-DALAMNYA
atas wafatnya
Bapak Kepala Suku Perang Suku Lani, Alpius Negro Kogoya
yang menghadap ke hadirat Sang Pencipta pada
Tanggal 21 April 2014
di Timika, West Papua.
Semoga apa yang telah ditanam selama sang Kepala Perang hidup menjadi bibit unggul dan berbuah-lebat di seluruh Tanah Papua, untuk membawa kebebasan dan kemerdekaan bagi bangsa Papua.
Tuhan, Engkau yang memberi tokoh Masyarakat Papua, dan Engkau Mengambilnya kembali. Berikanlah kami orang-tua orang tua pengganti yang akan membantu membimbing kami menuju cita-cita perjuangan bangsa Papua.
Gen. TRWP Mathias Wenda bersama seluruh perwira TRWP di pulau New Guinea
Lt. Gen. TRWP Amunggut Tabi bersama seluruh staff Sekretariat-Jenderal TRWP
Kepala Suku Perang Elly Togodly bersama seluruh Team Kerja DeMMAK (Dewan Musyawarah Masyarakat Adat Koteka)
Pembaptisan Pertama dari 9 Orang yang Dibaptis di Kali Jordan, Kelela, Pegunungan Tengah Papua
Rumah Duka Pdt. Yiawon Pena Yikwa di Wamena, 10 Januari 2014
Disampaikan kepada :
1. Bapak Presiden GIDI, Dorman Wandikmbo, Usman Kobak dan BPH Sinode GIDI di Sentani
2. Bapak Lukas Enembe, Gubernur Propinsi Papua di Jayapura
3. Kel. Bpk, Lipius Biniluk Komisaris BANK PAPUA di Jayapura
4. Kel. Bpk, Ones Bahabol, Bupati Kabupaten Yahukimo di Drkai;
5. Keluarga Otto Kobak, Luliap Bahabo di Yahukimo.
6. Kel.Bpk, Welington Wenda, Bupati Pegunungan Bintang di Oksibil
7. Kel. Bpk, Jhon Zine Tujuale Sekda Pegunungan Bintang di Oksibil
8. Kel.Ham Pagawak, Yonas Kenelak dan Pemda Kabupaten Mamberamo Tengah di Kobakma
9. Kel. Usman Genongga dan Pemerintah Kabupaten Tolikara di Karubaga
10. Keluarga Ivan Tago, Demi Wanimbo, Agus Gundigi, Yonas Kenelak di Kobakma
11. Keluarga besar DPRD Kabupaten Mamberamo Tengah di Kobakma
12. Kel. Besar Sembilan Toko GIDI, Tua-tua gereja GIDI, Bapak Ki”marek, Bapak Nunuk, Bapak Larerep, Bapak Emelugun di Kelela.
13. Para kader gereja GIDI dan kader Pemerintahan GIDI di seluruh Papua
14. Bapak Keboba Wanimbo, Amimban Elabi, Yakob Baminggen, Berth Koirewoa, Fredy Ayomi, Mistien Towolom, Imanuel Genongga di tempat.
15. Bapak Emerit Togodly di Wolo.
16. Bapak Karel Payokwa, Andreas Medlama, David Pagawak, Yunus Babingga, Yahya Pagawak di tempat
17. Bapak Ketua Wilayah Bogo, ketua klasis Bogoga, Ketua Klasis Kambo, Ketua Klasis Kira, ketua Klasis Eragayam, Ketua Klasis Arsbol, Ketua Klasis Koma, Ketua Klasis Iwo, Ketua Klasis Dogobak, Ketua Klasis Aiwa di tempat.
18. Keluarga Besar Bapak Tibogula, Taeniyak Kogoya dan anggota jemaat GIDI di Ilu.
19. Bapak-Bapak , ketua Wilaya Toli, ketua Wilayah Yamo, ketua Wilayah Yahukimo, ketua Wilayah Pegunungan Bintang, Ketua Wilayah Pantai Selatan, Ketua Wilayah Pantura, dan ketua Wilayah Jasumbas di tampat
20. Kel. Besar Badan MISI APCM, RBMU dan UFM dimana saja Berada.
21. Keluarga Jim Sterey dan Jim Raly di Australia.
22. Keluarga besar Yikwa-Tabuni, Yikwa-Kogoya, Yikwa-Nimbo, Wonda-Pagawak di Kelela, Bokondini, Bolakme, Karubaga, Ilu, Mulia, Tiom, Maki, Pirime, Danime, Wamena, Jayapura, Kerom, Yuk-Lere dan di seluruh Papua.
23. Kel.Besar jemaat GIDI, dimana pun berada.
24. Anak-anak, Cucu-cucu, dan Cicit-cicit Bapak Almarhum Yiawon Pena Yikwa.
Isi Berita Duka :
Bapak, terkasih
Tete tercinta
Pdt, IYAWON PENNA YIKWA
Pelaku Sejarah GIDI
Baptisan Sulung, 29 Juli 1962di Kelela
Pahlawan GIDI,
Gembala Sidang Jemaat Tiranus Klasis Lembah Balim
Telah di panggil Pulang oleh Tuhan Yang Maha Kuasa,
Pada hari Rabu, 10 Januari 2014 Pukul, 12 : 00 Siang
Jenasah disemayamkan sementara di rumah kediaman Kompleks Tiranus Hom-Hom
Kepada saudara yang sempat mendengar Isi Berita Duka ini Mohon disampaikan Kepada alamat yang di tuju.
Terimakasi atas perhatian dan bantuannya .
Keluarga Duka dan Jemaat GIDI Tiranus.
===================
SELAMAT ISTIRAHAT TETEKU
===================
SUMBER: https://www.facebook.com/ake.harvest
The main entrance of the parliament building in Port Moresby, Papua New Guinea. (Photo credit: Wikipedia)
Jayapura, 9/1 (Jubi) – Pengadilan Vanimo hari ini, Kamis (9/1) telah memerintahkan Kepolisian Vanimo untuk menangkap Kepala Rumah Sakit Vanimo, Dokter Stela Jimmy. Dokter ini ditangkap karena telah melawan perintah pengadilan dalam penyelidikan kematian Danny Kogoya.
Bonn Amos, Magistrate Coroner di Pengadilan Vanimo, melalui telepon selulernya membenarkan penangkapan kepala Rumah Sakit Vanimo ini. Amos, pejabat Pengadilan Vanimo yang mengeluarkan laporan kematian Danny Kogoya sebagai kasus pembunuhan ini mengatakan polisi Vanimo menahan Dokter Stella karena dokter ini mengeluarkan surat atas nama rumah sakit yang menunjuk doter lain untuk melakukan otopsi jenazah Danny Kogoya. Ini berlawanan dengan perintah pengadilan Vanimo dan permintaan keluarga.
“Ya. Pengadilan telah memerintahkan polisi Vanimo untuk menahan kepala Rumah Sakit Vanimo. Ia ditangkap sekitar jam 9.30 tadi dan sudah dibawa ke pengadilan. Dokter ini ditahan karena melawan perintah pengadilan. Pengadilan telah memerintahkan dokter Philip Gopak dari Port Moresby dan seorang dokter dari Srilanka untuk melakukan otopsi, tapi dokter Stella menunjuk dokter lain.”
kata Bonn Amos kepada Jubi melalui telepon selulernya, Kamis (9/1) pagi.
Amos juga menegaskan bahwa kasus kematian Danny Kogoya ini berada di wilayah hukum Papua New Guinea (PNG) sehingga dalam hal ini, siapapun harus tunduk pada perintah pengadilan PNG.
“Danny Kogoya meninggal di PNG. Pengadilan Vanimo sudah memastikan ia meninggal karena dibunuh dan sudah ada perintah pengadilan untuk melakukan penyelidikan dan melakukan otopsi oleh dokter yang ditunjuk pengadilan. Ini wilayah hukum PNG. Siapapun tidak boleh melakukan tindakan apapun terhadap jenazah Danny Kogoya tanpa sepengetahuan pengadilan PNG. Sekalipun itu pihak Rumah Sakit atau Konsulat Indonesia. Jenazah Danny Kogoya milik negara saat ini.”
kata Bonn Amos.
Informasi yang dikumpulkan Jubi mengindikasikan adanya konspirasi yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Vanimo dengan pihak tertentu yang berkepentingan dengan jenazah Danny Kogoya. Pihak Rumah Sakit diketahui telah memaksa keluarga Danny Kogoya untuk melakukan otopsi pada tanggal 7 Januari 2013.
Meskipun sebelumnya telah disepakati oleh masing-masing pihak bahwa otopsi harus dilakukan paling lambat tanggal 7 Januari, namun otopsi ini gagal dilakukan pada tangggal tersebut. Dokter yang ditunjuk pengadilan masih berlibur sedangkan dokter yang ditunjuk Rumah Sakit Vanimo tak bisa datang karena anaknya mengalami kecelakaan. Karena dokter yang ditunjuk oleh Rumah Sakit ini tak bisa datang, pihak Rumah Sakit memaksa keluarga Danny Kogoya untuk memastikan dokter Philip Gopak melakukan otopsi pada hari itu juga, tanggal 7 Januari dengan alasan jenazah Danny Kogoya harus dikeluarkan dari Vanimo secepatnya karena membawa virus penyakit berbahaya, sementara otopsi untuk mengetahui penyebab kematian Danny Kogoya belum pernah dilakukan.
“Karena dokter yang mereka tunjuk tidak bisa datang, pihak Rumah Sakit Vanimo memberi kami waktu dua jam untuk memastikan dokter Philip melakukan otopsi. Mereka bilang, jenazah harus dikeluarkan dari Vanimo karena membawa penyakit berbahaya.”
kata Jeffrey Pagawak kepada Jubi (9/1).
Menurut Jeffrey, usai pemeriksaan dokter Stella, Pengadilan Vanimo tetap memerintahkan otopsi dilakukan oleh Dokter Philip Gopak bersama seorang dokter yang independen.
“Pengadilan telah memerintahkan melanjutkan penyelidikan dan proses otopsi dilakukan oleh dua doter yang diminta keluarga. Pihak Rumah Sakit juga telah diperintahkan untuk tidak melakukan tindakan apapun terhadap jenazah Danny Kogoya tanpa sepengetahun pengadilan.”
kata Jeffrey. (Jubi/Victor Mambor)
Author : Victor Mambor on January 9, 2014 at 12:30:24 WP, JUBI