Dari Markas Pusat Pertahanan TRWP: Berdukacita atas Tewasnya Hubert Mabel

Dengan ini dari Markas Pusat Pertahanan (MPP) Tentara Revolusi West Papua (TRWP) kami mengucapkan

BERDUKACITA SEDALAM-DALAMNYA

English: Organisesi Papua Merdeka Català: Orga...
English: Organisasi Papua Merdeka Català: Organisesi Papua Merdeka (Photo credit: Wikipedia)

atas kematian Hubert Mabel di tangan musuh penjajah NKRI.

Selanjutnya TRWP mengutuk keras tindakan barbar, brutal dan tidak manusiawi yang dilancarkan NKRI, selama ini, dan khususnya beberapa bulan terakhir yang diarahkan untuk membungkan aspirasi dan perjuangan Papua Merdeka.

Gemeral TRWP Mathias Wenda bersama seluruh pasukannya menyatakan “Papua Beduka!” atas rentetan pembunuhan yang direkayasa sendiri oleh NKRI untuk memancing anggota KNPB untuk terlibat kegiatan-kegiatan militan. Urusan perjuangan dengan mengangkat senjata bukanlah tugas KNPB sejak pendiriannya tetapi niat luhur perjuangan bangs aini telah dikotori oleh permainan intelijen NKRI yang menggalakkan kegiatan-kegiatan militan, menyediakan senjata dan mendesak para gerilyawan di hutan untuk ikut bergabung dalam operasi-operasi militan di kota dan kampung-kampung.

Perlu disadari bahwa ini semua adalah permainan NKRI, dan anak-anak KNPB harus sadar dan pandai membaca situasi.

 

Dikeluarkan di: Markas Pusat Pertahanan,

Pada Tanggal: 17 Desember 2012

 

 

Amunggut Tabi, Leut. Gen. TRWP

BRN: A. 018676

Enhanced by Zemanta

TURUT BERDUKA CITA SEDALAM-DALAMNYA ATAS TERTEMBAKNYA PEMIMPIN AKTIVIS KNPB, MAKO TABUNI

Dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua (MPP-TRWP), atas nama Panglima Tertinggi Komando Revolusi Gen. TRWP Mathias Wenda, kami dari Kantor Secretariat-General bersama segenap pejuang kemerdekaan bangsa dan Tanah Papua menyampaikan

BERDUKACITA SEDALAM-DALAMNYA

atas tewasnya Pimpinan Aktivis KNPB pejuang Hak-Hak Dasar Bangsa Papua di tangan aparat penjajah NKRI yang telah lama dan terus-menerus membunuh banyak anggota masyarakat Papua yang berteriak menuntut hak-haknya yang telah diperkosa, berawal dari peristiwa penyerahan wilayah West Irian dari penjajah Kerajaan Belanda kepada UNTEA, yang kemudian mengantar kepada pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 yang kita kenal dan tentang karena penuh dengan pelanggaran HAM, cacat secara hukum dan praktek demokrasi universal.

Para Almarhum Pimpinan Aktivis KNPB pejuang bangsa telah meninggalkan kita dan bergabung bersama para pahlawan yang telah tiada, demi hargadiri, harkat dan martabat sebagai sebuah bangsa dan tanah leluhur kita, bukan sekedar untuk kedamaian, keamanan, kesejahteraan, kemabukan, yang bermuara kepada kedagingan dalam rangka melayani ego dan kerakusan belaka, bertujuan jangka pendek dan keuntungan pribadi belaka, seperti pandangan dan perbuatan kaum pendukung NKRI. Kita berjuang bukan untuk sesenduk atau sepiring nasi, bukan meminta belas kasihan, bukan juga meminta perhatian. Karena itu kita tidak menuntut pengusutan atas pembunuhannya kepada penjajah yang datang bukan untuk menghargai dan mengakui, tetapi untuk merampok, menjarah, memperkosa dan membunuh.

Jangan Takut! Jangan ragu dan bimbang! Jangan menyerah! Karena sejarah perjuangan telah mengajar kita dan kita telah belajar dari kesalahan untuk berbenah dan maju. Kita telah ada dalam rel perjuangan yang benar. Dan kita pasti akan mencapai cita-cita kita yang mulia, karena harga telah dibayar oleh para pahlawan kita.
Dikeluarkan di: Markas Pusat Pertahanan
Pada Tanggal: 15 Juni 2012
==============================
Secretary-General,

Berdukacita Sedalam-Dalamnya – Bangkitkan Semangat Juang, Terus Maju

Posted on June 6, 2012 by admin

Dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua (MPP-TRWP), atas nama Panglima Tertinggi Komando Revolusi Gen. TRWP Mathias Wenda, kami dari Kantor Secretariat-General bersama segenap pejuang kemerdekaan bangsa dan Tanah Papua menyampaikan

BERDUKACITA SEDALAM-DALAMNYA

atas tewasnya pemuda pejuang Hak-Hak Dasar Bangsa Papua di tangan aparat penjajah NKRI yang telah lama dan terus-menerus membunuh banyak anggota masyarakat Papua yang berteriak menuntut hak-haknya yang telah diperkosa, berawal dari peristiwa penyerahan wilayah West Irian dari penjajah Kerajaan Belanda kepada UNTEA, yang kemudian mengantar kepada pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 yang kita kenal dan tentang karena penuh dengan pelanggaran HAM, cacat secara hukum dan praktek demokrasi universal.

Para Almarhum pemuda pejuang bangsa telah meninggalkan kita dan bergabung bersama para pahlawan yang telah tiada, demi hargadiri, harkat dan martabat sebagai sebuah bangsa dan tanah leluhur kita, bukan sekedar untuk kedamaian, keamanan, kesejahteraan, kemabukan, yang bermuara kepada kedagingan dalam rangka melayani ego dan kerakusan belaka, bertujuan jangka pendek dan keuntungan pribadi belaka, seperti pandangan dan perbuatan kaum pendukung NKRI. Kita berjuang bukan untuk sesenduk atau sepiring nasi, bukan meminta belas kasihan, bukan juga meminta perhatian. Karena itu kita tidak menuntut pengusutan atas pembunuhannya kepada penjajah yang datang bukan untuk menghargai dan mengakui, tetapi untuk merampok, menjarah, memperkosa dan membunuh.

Jangan Takut! Jangan ragu dan bimbang! Jangan menyerah! Karena sejarah perjuangan telah mengajar kita dan kita telah belajar dari kesalahan untuk berbenah dan maju. Kita telah ada dalam rel perjuangan yang benar. Dan kita pasti akan mencapai cita-cita kita yang mulia, karena harga telah dibayar oleh para pahlawan kita.

 

Dikeluarkan di: Markas Pusat Pertahanan
Pada Tanggal: 06 Juni 2012

Secretary-General,

 

 

 

Amunggut Tabi, Lt. Gen. TRWP
BRN: A.DF 018676

Berdukacita Sedalam-dalamnya – Bangkitkan Semangat Juang, Terus Maju

Dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua (MPP-TRWP), atas nama Panglima Tertinggi Komando Revolusi Gen. TRWP Mathias Wenda, kami dari Kantor Secretariat-General bersama segenap pejuang kemerdekaan bangsa dan Tanah Papua menyampaikan

MAYAT PEJUANG KEBENARAN Korban Penembakan di Papua Dimakamkan
MAYAT PEJUANG KEBENARAN Korban Penembakan di Papua Dimakamkan

BERDUKACITA SEDALAM-DALAMNYA

atas tewasnya pemuda pejuang Hak-Hak Dasar Bangsa Papua di tangan aparat penjajah NKRI yang telah lama dan terus-menerus membunuh banyak anggota masyarakat Papua yang berteriak menuntut hak-haknya yang telah diperkosa, berawal dari peristiwa penyerahan wilayah West Irian dari penjajah Kerajaan Belanda kepada UNTEA, yang kemudian mengantar kepada pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) 1969 yang kita kenal dan tentang karena penuh dengan pelanggaran HAM, cacat secara hukum dan praktek demokrasi universal.

Almarhum pemuda pejuang bangsa telah meninggalkan kita dan bergabung bersama para pahlawan yang telah tiada, demi hargadiri, harkat dan martabat sebagai sebuah bangsa dan tanah leluhur kita, bukan sekedar untuk kedamaian, keamanan, kesejahteraan, kemabukan, yang bermuara kepada kedagingan dalam rangka melayani ego dan kerakusan belaka, bertujuan jangka pendek dan keuntungan pribadi belaka, seperti pandangan dan perbuatan kaum pendukung NKRI. Kita berjuang bukan untuk sesenduk atau sepiring nasi, bukan meminta belas kasihan, bukan juga meminta perhatian. Karena itu kita tidak menuntut pengusutan atas pembunuhannya kepada penjajah yang datang bukan untuk menghargai dan mengakui, tetapi untuk merampok, menjarah, memperkosa dan membunuh.

Jangan Takut! Jangan ragu dan bimbang! Jangan menyerah! Karena sejarah perjuangan telah mengajar kita dan kita telah belajar dari kesalahan untuk berbenah dan maju. Kita telah ada dalam rel perjuangan yang benar. Dan kita pasti akan mencapai cita-cita kita yang mulia, karena harga telah dibayar oleh para pahlawan kita.

Dikeluarkan di: Markas Pusat Pertahanan
Pada Tanggal: 2 Mei 2012

==============================

Secretary-General,

 

 

 

Amunggut Tabi, Leut. Gen. TRWP
================================
BRN: A.DF 018676

Frans Wospakrik Berpulang

Mantan Rektor Uncen dan Wakil Ketua I MRP, Frans Alexander Wospakrik dipanggil Tuhan. Ia tidak hanya sebagai pendidik, tapi juga pemikir dan pelayan yang rendah hati.

FRANS Alexander Wospakrik adalah putera kedua dari sepuluh bersaudara dari ayah Tom Wospakrik (alm) dan ibu Lidia Boekoersyom (alm). Lahir di Kampung Yoka, Jayapura pada 28 Januari 1947.

Dalam kehidupan sehari-hari, Frans dikenal sebagai sosok yang bekerja tanpa mengeluh, bekerja tanpa banyak bicara, bekerja secara profesional dan tekun, bekerja sampai tuntas serta bekerja sampai titik darah yang penghabisan. Ia memiliki kemampuan intelektualitas yang tinggi, tapi rendah hati, tidak emosional dalam pengabdiannya sebagai seorang guru bagi muridnya maupun pengabdiannya bagi rakyatnya.

Masa pendidikannya dimulai dari Lagere School-B (SLB) Serui, lulus 1960 dan melanjutkan ke Primaire Meddelbare School (PMS) Biak, lulus 1963 dan meneruskannya ke SMA YPK Biak, jurusan Pasti dan Pengetahuan Alam (PasPal), lulus 1966.

Karier sebagai seorang guru yang sejati dimulai Frans setamat SMA dan diterima menjadi mahasiswa di Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan (FPPK) Universitas Cenderawasih Manokwari dan memperoleh gelar sarjana muda (B.Sc) pada 1970.

Saat itu, Universitas Cenderawsih baru berusia delapan tahun dan diperlukan banyak sumberdaya manusia untuk membangun Papua dan manusianya dari keterbelakangan, sosial, ekonomi dan budaya. Maka dalam kerangka pengembangan FPPK Uncen, Frans bersama beberapa dosen dikirim mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor dan pada saat itu juga dia diangkat menjadi pegawai negeri sipil di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional RI mengabdi di FPPK Uncen Manokwari pada 1970. Ia menyelesaikan Program Afiliasi pada 1975.

Sekembalinya dari IPB, Frans menjadi dosen di FPPK Uncen Manokwari. Sepuluh tahun kemudian, Frans dan istrinya, Judya Marti Wospakrik, dikirim mengikuti pendidikan di Depertment of Wood Technology Washington State University (WSU) Amerika Serikat pada 1980 dan memperoleh gelar Master of Science (M.Sc) pada 1984.

Dalam meniti karier di dunia perguruan tinggi, Profesor Ir. Frans Alexander Wospakrik, M.Sc. pernah menduduki seluruh jenjang kepangkatan dan jabatan yang ada di pegawasi negeri sipil di lingkungan Universitas Cenderawasih Departemen Pendidikan Nasional RI. Jabatan terakhir yang disandang Frans adalah Guru Besar atau Profesor dengan pangkat Pembina Utama, dengan golongan ruang IV/e.

Selain prestasi di bidang akademik, Frans Wospakrik juga gemar musik, menyanyi dan berolahraga. Ia pernah menjadi anggota band musik Kampus FPPK Uncen Manokwari, dengan lagu kesukaannya “Di Taman Bunga yang Permai di ODO Serui Manise“. Ia kerap membawakan lagu ini pada setiap kesempatan. Selama menjadi mahasiswa, Frans pernah mendapat predikat mahasiswa teladan FPPK Uncen Manokwari.

Selama 40 tahun masa karyanya, Frans Wospakrik, tidak hanya menjadi guru mengajar ilmu di dalam ruang kuliah, tetapi dia juga mengabdi diluar kampus. Ia banyak berperan penting dalam peletakan dasar-dasar pembangunan sumberdaya manusia Papua melalui pendidikan tinggi negeri dan swasta.

Riwayat sakitnya dimulai, Jumat 28 Juli 2011 lalu. Hari itu, dia mengalami serangan akut pernafasan sehingga dibawa ke RSU Abepura, dan menempati ruang rawat Intensive Care Unit (ICU). Berbagai upaya dilakukan para medis di rumah sakit itu, namun tidak tertolong. Prof. Ir. Frans Alexander Wospakrik, M.Sc. menghembuskan nafas terakhir dalam usia 64 tahun pada Minggu, 31 Juli 2011 pukul 23.10 malam.

Kematiannya mengagetkan seluruh masyarakat Papua yang berada di berbagai tempat dan berduka atas kepergian putera terbaik Papua. Frans Alexander Wospakrik, meninggalkan banyak hasil karya, teladan dan buah pikirannya di bidang pendidikan dan kehutanan bagi masa depan Papua yang lebih baik.

<><><>
FRANS ALEXANDER WOSPAKRIK. Lahir: Yoka, 28 Januari 1947. Agama: Protestan. Istri: Ir.Yudya Marti Wospakrik,M.Sc. Pendidikan: Lagere School-B di Serui, 1960. Primaire Middelbare School Biak, 1963. SMA YPK Biak, 1966. Sarjana Muda (B.Sc.) FPPK Uncen Manokwari 1970. Sarjana Penuh (Ir) Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Pasca Sarjana (M.Sc.) di Depatement of Wood Technology,Washington State University USA (Departemen of Materials Sciene & Engineering), 1984.

Jabatan: Ketua Komisi Pendidikan& Kemahasiswaan FKIP Uncen Manokwari, 1975 – 1977. Kepala Unit Penelitian FPPK Uncen   Manokwari, 1977 – 1978. Ketua Subjurusan Pengelolaan Hutan FPPK Uncen Manokwari, 1978 – 1980. Sekretaris Dekan FPPK Uncen Manokwari, 1978 – 1979. Pembantu Dekan I FPPK Uncen Manokwari, 1979 – 1980. Pembantu Dekan II Faperta Uncen Manokwari, 1984 – 1987. Dekan Faperta Uncen Manokwari, 1987 – 1992. Pembantu Rektor I Uncen Jayapura, 1992 – 1996. Dekan Fakultas Ekonomi Uncen, 1993 – 1994. Dekan Fakultas MIPA Uncen, 1998 – 2003. Rektor Universitas Cenderawasih selama dua periode: 1996 – 2005. Pendiri Fakultas Ekonomi & Fakultas Matematika dan IPA Uncen Jayapura, sekaligus menjadi dekan pertama di dua fakultas tersebut.

Jabatan Diluar Kampus: Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI Utusan Daerah Irianjaya, 1997 – 2005. Wakil Ketua Majelis Rakyat Papua, 2005 – 2010. Ketua Intelektua Kristen Indonesia, 1998 – 31 Juli 2011. Anggota Muspida Tk.II Kabupaten Manokwari, 1987 – 1992. Anggota Muspida Tk. I Provinsi Papua, 1996 – 2005.

Pengabdian Masyarakat: Ketua Tim Asistensi Penyusunan RUU Otonomi Khusus Papua, 1999 – 2001. Anggota Tim Environment Advisory Committee PT. Freeport Indonesia, 2002 – 2004. Anggota Tim Pendirian Universitas Ottow Geissler Jayapura. Ketua Panitia Peresmian Universitas Ottow dan Geissler Jayapura. Penasehat Panitian Pembangunan Gedung Gereja Sion Padangbulan 2002 – 2007. Koordinator Bidang Pendidikan,Unsur PKB Sion Padangbulan 2002 – 31 Juli 2011. Ketua Forum DAS Papua, 2005 – 31 Juli 2011. Ketua Umum Persekutuan Intelektual Kristen Indonesia Daerah Papua, 1998 – 31 Juli 2011.

RIWAYAT KEPANGKATANNo. Pangkat Jabatan Fungsional Gol/Ruang TMT
1. Asisten Perguruan Tinggi – II/B 1 Mei 1973
2. Pengatur – IIC 1 Maret 1976
3. Penata Muda Asisten Ahli Madya III/A 1 Oktober 1976
4. Penata Muda Tk.I Asisten Ahli III/C 1 Oktober 1978
5. Pembina Lektor Muda III/D 1 Oktober 1980
6. Pembina Tk.I Lektor Madya IV/A 1 Maret 1985
7. Pembina Lektor IV/D 1 Oktober 1987
8. Pembina Tk.I Lektor Kepala Madya IV/B 1 Oktober 1993
9. Pembina Utama Muda Lektor Kepala IV/CÂ 1 Oktober 1995
10. Pembina Utama Madya Guru Besar Madya IV/D 1 Oktober 1998
11. Pembina Utama Guru besar IV/EÂ 1 Oktober 2003

Sumber. Universitas Negeri Papua Manokwari, 11 Agustus 2011
Oleh Paskalis Keagop, Alfonsa Wayap, SuaraPerempuanPapua.orb, Kamis, 25 Agustus 2011 07:19

Belasungkawa untuk Leut. Col. TRWP Demianus Wanimo

[textbox]Setelah mendengar kasus penembakan Leut. Col. TRWP Demianus Tary Wanimbo di Ilaga, Kab. Puncak, oleh pihak Polri/ TNI,[/textbox] dengan memanfaatkan konflik antara masyarakat yang sedang terjadi setelah pelaksanaan Otsus dan kegagaln demi kegagalannya, maka dengan sungguh sedih dan dengan mengucapkan doa kepada Tuhan Pencipta dan Pemilik Tunggal Tanah Papua, dengan ini PAnglima Tertinggi Komando Revolusi, TRWP, Gen. TRWP Mathias Wenda bersama segenap perwira dan pasukan Markas Pusat Pertahanan, dan atas nama seluruh panglima Revolusi Daerah, atas nama moyang dan segenap tanah air dan segala isinya, atas nama Tuhan Pencipta dan Pelindung kita semua, dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya

BERDUKA SEDALAM-DALAMNYA

atas tertembaknya Leut. Col Demianus Wanimbo di Ilaga, Kabupaten Puncak.

Markas Pusat Pertahanam,
Panglima Tertinggi,

 

 

================
Gen. Mathias Wenda

BRN: A.001076

 

 

Leut Gen. A. Tabi

Sec.- Geneneral

Demianus Tari Wanimo, Mantan Ketua Aliansi Mahasiswa Papua Mati Dibunuh dalam Kerusuhan di Kabupaten Puncak, Ilaga

[PMNews] Informasi lepas kami terima menyatakan Sdr. Demianus Tari Wanimbo, mantan Ketua Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Internasional telah tewas dibunuh pada saat terjadi kerusuhan di Kabupaten Puncak, Ilaga baru-baru ini.

Demianus Tari Wanimbo diangkat secara aklamasi sejak pendirian AMP tahun 1998, dalam rangka menanggapi peristiwa Biak Berdarah pertengahan tahun itu. Kemudian sejalan dengan perkembangan politik dalam negara kolonial Indonesia dan di Tanah Air, maka kiprah AMP terus berlanjut bahkan sampai ke bidang politik di bawah kepemimpinannya.

Menurut sumber kami, Demianus Wanimbo dibunuh saat mengawal salah satu calon Bupati Puncak, di mana menurut sepengetahuan PMNews beliau telah lama dekat dengan salah satu calon karena hubungan keluarga.

Beliau meninggalkan seorang isteri dan seorang anak.

Dari PAPUA MERDEKA! News, seluruh anggota Collective Editorial Board (CEB) of the Diary of OPM (Online Papua MOuthpiece) mengucapkan

BERDUKACITA SEDALAM-DALAMNYA

 

atas kepergian salah satu dari Tokoh Papua Merdeka dari unsur Pemuda dan Mahasiswa yang telah lama membuktikan dirinya sebagai pejuang bagi rakyat dan bangsanya.

Ringkasan Riwayat

Alm. Demianus Wanimbo telah banyak kali dicoba dibunuh oleh anggota BIN, preman di Jakarta (karena beliau menyelesaikan Sekolah Menengah Pertama sampai masuk ke Perguruan Tinggi di Jakarta). Maka selama hidupnya selalu merujuk dirinya sebagai orang “OPM Betawi”, memang pantas karena ia memang orang Jakarta, ia mengenal dunia di Jakarta, bukan di tanah airnya sendiri.

Bukan itu saja, Almarhum banyak kali hampir mati karena lapar, mati kelaparan karena memperjuangkan aspirasi bangsa Papua. Makanan pokoknya ialah rokok, bahkan pontongpun telah banyak kali dipungutnya untuk mempertahankan hidup di negeri orang, bukan hanya karena hidup di negeri orang, tetapi karena dedikasinya untuk Tanah Airnya sehingga banyak orang meninggalkan dia. (Kami berdoa nasib ini tidak dialami oleh pejuang saat ini)

Almarhum pernah menjual baju jasnya yang dibelikan bapak angkatnya gara-gara tidak ada duit untuk pergi demo di Jakarta. Bahkan sepatunyapun pernah dijualnya, tetapi bukan untuk makan, untuk pergi demo.

Demianus Wanimbo berasal dari Distrik Mbogondini, tetapi sejak kecil hingga wafatnya ia tinggal di Kabupaten Puncak Jaya karena ayahnya mengajar di Sekolah Alkitab Mulia (SEKALIA) sejak 1970-an hingga ayahnya pensiunpun, beliau tetap berada di sana bersama sanak-keluarganya.

Para pemuda dan mahasiswa kami memohon menedalani pekerjaan yang telah dilakukannya sampai Aliansi Mahasiswa Papua telah aktiv berperan di pentas politik dunia, jauh sebelum PDP ataupun organisasi lainnya berkarya bagi Tanah Papua. Bahkan Kantor perjuangan Papua Merdeka di Kerajaan Inggris-pun dirintis dan dibangun pada awalnya oleh Aliansi Mahasiswa Papua di bawah kepemimpinan Alm. Demianus Tari Wanimbo.

http://kejora.hyves.nl/

TURUT BERDUKACITA atas Meninggalnya Alm. Frans Wospakrick, Mantan Rektor Universitas Cenderawasih, Mantan Waket MRP

Papua Merdeka News, dengan ini menyampaikan

BELANGSUNGKAWA DAN TURUT BERDUKACITA


atas meningalnya Alm. Otto Wospakrick, mantan Rektor Universitas Cenderawasih, dan mantan Wakil Ketua MRP pada 29 Agustus 2011 di Rumah Sakit Abepura, West Papua.

Seluruh kru Papua Merdeka News, atas nama bangsa Papua dan para pejuang di hutan rimba Papua di Pulau New Guinea, dan atas nama para pahlawan yang telah mendahuluinya berdoa agar kita semua semakin hari semakin belajar dari teladan yang diberikan beliau, yaitu teladan

  • BEKERJA TANPA MENGELUH,
  • BEKERJA TANPA BANYAK BICARA,
  • BEKERJA SECARA PROFESIONAL DAN TEKUN
  • BEKERJA SAMPAI TUNTAS
  • SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN
Itulah kira-kira gambaran pelajaran yang dapat kita petik dari kehidupan dan pelayanan yang ditinggalkan buat kita semua.
Berikut pemberitaan CenderawasihPos tentang Berita Duka ini

Mantan Waket MRP, Ir Frans Wospakrik Berpulang

JAYAPURA – Papua kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Jika sebelumnya mantan Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Agus Alue Alua meninggal dunia di Rumah Sakit Dian Harapan Waena Jayapura pada Kamis ( 7/4) sekitar pukul 15.00 WIT karena sakit, maka kali ini giliran mantan Wakil Ketua MRP, Ir. Frans A. Wospakrik,M.Sc berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa.

 

Ya, Frans A. Wospakrik yang juga mantan Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura ini meninggal pada Minggu (31/7) pukul 23.15 WIT saat menjalani perawatan di ruang ICU RSUD Abepura.

Cenderawasih Pos yang memonitor langsung di RSUD Abepura hingga pukul 01.00 WIT tadi malam belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pihak RSUD Abepura tentang penyebab kematian almarhum.

 

Pihak keluarga yang berada di RSUD Abepura tadi malam juga belum bersedia memberikan keterangan, karena mereka masih terpukul atas kejadian ini. Pihak keluarga baru bersedia memberikan keterangan jika jenazah sudah berada di rumah duka di Jalan SPG Perumnas I, Kelurahan Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, tepatnya di depan SMA Teruna Bhakti Waena.
Dari pantauan Cenderawasih Pos pukul 00.46 WIT, jenazah almarhum sedang dimandikan di kamar jenazah RSUD Abepura dan setelah selesai rencananya akan dibawa ke rumah duka. Namun hingga pukul 01.30 WIT, jenazah masih di RSUD Abepura.
Kabar duka ini sontak langsung menyedot perhatian banyak pihak. Terbukti tadi malam beberapa tokoh Papua di antaranya Ketua MRP Sementara Joran Wambrauw, Wakil Ketua MRP Sementara Pdt. Hofni Simbiak,S.Th, Staf Ahli Gubernur Agus Sumule dan para dosen dari Uncen tampak langsung berkunjung ke RSUD Abepura. (nls/fan/fud)

Mantan Waket MRP, Ir Frans Wospakrik Berpulang

JAYAPURA – Papua kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Jika sebelumnya mantan Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Agus Alue Alua meninggal dunia di Rumah Sakit Dian Harapan Waena Jayapura pada Kamis ( 7/4) sekitar pukul 15.00 WIT karena sakit, maka kali ini giliran mantan Wakil Ketua MRP, Ir. Frans A. Wospakrik,M.Sc berpulang ke pangkuan Yang Maha Kuasa.

Ya, Frans A. Wospakrik yang juga mantan Rektor Universitas Cenderawasih (Uncen) Jayapura ini meninggal pada Minggu (31/7) pukul 23.15 WIT saat menjalani perawatan di ruang ICU RSUD Abepura.

Cenderawasih Pos yang memonitor langsung di RSUD Abepura hingga pukul 01.00 WIT tadi malam belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pihak RSUD Abepura tentang penyebab kematian almarhum.

Pihak keluarga yang berada di RSUD Abepura tadi malam juga belum bersedia memberikan keterangan, karena mereka masih terpukul atas kejadian ini. Pihak keluarga baru bersedia memberikan keterangan jika jenazah sudah berada di rumah duka di Jalan SPG Perumnas I, Kelurahan Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura, tepatnya di depan SMA Teruna Bhakti Waena.

Dari pantauan Cenderawasih Pos pukul 00.46 WIT, jenazah almarhum sedang dimandikan di kamar jenazah RSUD Abepura dan setelah selesai rencananya akan dibawa ke rumah duka. Namun hingga pukul 01.30 WIT, jenazah masih di RSUD Abepura.

Kabar duka ini sontak langsung menyedot perhatian banyak pihak. Terbukti tadi malam beberapa tokoh Papua di antaranya Ketua MRP Sementara Joran Wambrauw, Wakil Ketua MRP Sementara Pdt. Hofni Simbiak,S.Th, Staf Ahli Gubernur Agus Sumule dan para dosen dari Uncen tampak langsung berkunjung ke RSUD Abepura. (nls/fan/fud)

Sumber: Senin, 01 Agustus 2011 , 09:56:00, Cepos

Enhanced by Zemanta

KOMUNITAS PAPUA BERITA DUKA

BERITA DUKA

DITUJUKAN KEPADA :
1. WEST PAPUA NATIONAL AUTHORITY (WPNA) BAIK DALAM DAN LUAR NEGERI PAPUA
2. PEMIMPIN KOLEKTIF BANGSA PAPUA
3. SELURUH ELEMEN PERJUANGAN PEMBEBASAN PAPUA
4. RAKYAT BANGSA PAPUA
5. KELUARGA BESAR ARONGGEAR
6. KELUARGA BESAR ANSUS-YAPEN BARAT
7. KELUARGA BESAR YAPEN

ISI BERITA DUKA :
Telah meninggal dunia pada hari Jumat, 11 Maret 2011 di Jayapura salah seorang pejuang pembebasan Papua Barat anggota pelaku pelurusan sejarah Papua di PDP dan Menteri Dalam Negeri WPNA. BAPAK DRS. DOMINGGUS ARONGGEAR.

Almarhum meninggal dunia karena ditabrak oleh kendaraan motor disekitar kebunnya sepanjang jalan ke arah Koya. Jenazah almarhum sedang disemayamkan di rumah duka dengan alamat Melati Kota Raja-Jayapura.

Demikian berita duka ini kami sampaikan kepada kita sekalian untuk diketahui.

Terkirim: Sab, 12 Maret, 2011 02:20:44
Sumber YahooGroups
================
Turut Berduka cita dan kiranya Tuhan menerima alm. disisiNya. Tuhan memberikan penghiburan bagi keluarga Besar Ap dan Bangsa Papua baik di Netherlands, Papua dan dimanapun berada. Seluruh Perjuangan dimasa hidupnya menjadi inspirasi bagi kita untuk melanjutkan apa yang diperjuangkannya.
Diaz dan Keluarga di Papua.

To: komunitas_papua@yahoogroups.com; ottis@yahoogroups.com; simpa@yahoogroups.com
From: oridek@…
Date: Tue, 7 Jun 2011 06:33:43 +0000
Subject: KOMUNITAS PAPUA BERITA DUKA

Saya barusan dapat kabar yang adik Yarid Foroves Ap dapat tubruk dan telah meninggal. Dia seorang aktivis yang gunakan dia punya ilmu dan talenta untuk memperjuangan Papua Merdeka. Kami telah kehilangan saudara, adik dan anak yang berani dan turut jalan di front perjuangan. Selamat Jalan asun, kami akan berjuang terus. Semoga Tuhan menerimamu disisiNya. Jouw Suba.

Atas nama Keluarga Arnold C. Ap

Selamat berjuang!

Berjuang terus tetap menang,

Oridek Ap

HP: +31 6 48 007 326

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny