John Yogi Gabung Teny Kwalik di Timika

JAYAPURA—Kelompok sipil bersenjata pimpinan John Yogi Cs yang selama ini beroperasi di wilayah Paniai kini menyeberang dan bergabung bersama kelompok sipil bersenjata wilayah Mimika pimpinan Teny Kwalik Cs, putra kandung ‘Panglima TPN/OPM di wilayah Timika almarhun ‘Jenderal’ Kelly Kwalik.

“Mereka ada di Timika. Mereka tak ada lagi di Paniai, tapi sudah bergabung dengan kelompok Ayub Waker dan Teny Kwalik,” ujar Kasat Brimob Kombes (Pol) Drs. Sugeng Supriyanto didampingi Kabid Humas Polda Papua Kombes (Pol) I Gede Sumerta Jaya, SIK ketika dikonfirmasi di Mapolda Papua, Jayapura, Sabtu (11/5). Sebagaimana diketahui, aksi penembakan dan kekerasan yang diduga dilakukan kelompok sipil bersenjata telah puluhan kali meletus di areal PT. Freeport Indonesia (PTFI), yang menewaskan puluhan karyawan PTFI, termasuk WNA, TNI/Polri.

Karena itu, Kasat Brimob menjelaskan, pihaknya mengirim 800 pasukan pengamanan sebanyak 140 dari Brimobda Sumatera Utara dan 140 dari Brimobda Jawa Barat serta sisanya dari Brimobda Papua pada 5-6 Mei lalu, untuk menjaga keamanan khususnya di areal PT. Freeport Indonesia (PTFI), Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika termasuk juga mengantisipasi kelompok-kelompok yang dikenal berseberangan dengan pemerintah yang selama ini terus-menerus melakukan gangguan keamanan seperti John Yogi dan kawan-kawan yang kini telah bergabung bersama kelompok OPM wilayah Mimika Tenny Kwalik Cs.

“Mereka menggantikan pasukan Brimobda dari NTT, Brimobda Bali dan Satuan Gegana Brimob Kelapa Dua yang selama empat bulan terakhir ini bertugas menjaga keamanan di salah-satu obyek vital di PTFI,”

katanya.

Apakah ada anggota yang melakukan tindakan pidana selama bertugas pengamanan di areal PTFI, kata dia, Brimobda NTT dan Brimobda Bali sebagaimana evaluasi Kapolda Irjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA, PhD tak ada kejadian yang menonjol dan berjalan dengan baik dan disiplin. “Andaikan juga ada kasus diperiksa,” tuturnya.(mdc/don/l03)

Selasa, 14 Mei 2013 05:58, Binpa

Enhanced by Zemanta

Wakil Dubes AS Kunjungi Papua

Wakil Dubes AS, Kristen Bauer. (inioke.com)
Wakil Dubes AS, Kristen Bauer. (inioke.com)

Jayapura – Wakil Duta Besar AS, Kristen Bauer berkunjung pertama kali ke Papua 18-22 Maret mendatang. Selama di Papua Kristen Bauer akan mengunjungi Wamena, Jayapura dan Timika.

Dalam rilis pers via email yang dikirim Kedutaan Besar Amerika kepada wartawan, Kristen Bauer mengatakan, di kota-kota tersebut ia akan bertemu dengan sejumlah pejabat pemerintah dan non pemerintah guna mendengarkan harapan, rencana, dan tantangan yang dihadapi untuk meningkatkan pembangunan masyarakat Papua. AS mendukung pembangunan di Papua, termasuk melalui program Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).

“Keterlibatan AS di Papua bertujuan membangun relasi masyarakat dan pendidikan antara Amerika Serikat dan Indonesia melalui peningkatan kerjasama di bawah kemitraan komprehensif AS-Indonesia. Amerika Serikat memandang Papua bagian dari Indonesia dan mendukung pembangunan ekonomi serta dialog,”

kata Kristen Bauer dalam rilis persnya, Senin (18/3).

Menurutnya, ia juga akan bertemu dengan masyarakat Papua dan mengunjungi berbagai lokasi program. Termasuk sebuah sekolah di Wamena yang menggunakan buku-buku pelajaran matematika dan Bahasa Indonesia yang dikembangkan oleh Yayasan Kristen Wamena (YKW) dengan bantuan dana sebesar $2.8 juta dari proyek USAID di Papua. Juga bertemu dengan para alumni berbagai program pertukaran yang disponsori oleh Amerika Serikat dan menekankan dukungan AS pada program-program pengembangan pendidikan di Papua.

“Dalam pertemuan wakil dubes juga mendengarkan  kontribusi yang telah dilakukan oleh para alumni untuk masyarakat setelah menyelesaikan program-program mereka di Amerika Serikat,”

ujarnya.

Dikatakan, ia juga akan meresmikan program diplomasi olahraga (sport diplomacy) di Wamena. Diplomasi ini menjembatani hambatan bahasa dan budaya untuk mempersatukan masyarakat. Olahraga membekali para pemuda dengan banyak ketrampilan yang penting seperti kerjasama tim, disiplin, manajemen waktu, dan kepemimpinan. Kemampuan ini membantu para olahragawan muda untuk sukses secara akademis dan karir.

“Dengan membantu para pemuda dan membuka kesempatan bagi mereka, kami berharap mereka akan menjadi warga Indonesia yang luar biasa dan menjadi mitra bagi Amerika Serikat di masa depan. Juga mengunjungi Museum Budaya Papua untuk mengetahui lebih lanjut sejarah masyarakat Papua. Terakhir berkunjung ke Timika dan bertemu dengan tokoh masyarakat dan pemerintah guna mendengarkan penjelasan tentang bagaimana PT Freeport memberikan sumbangsihnya bagi pembangunan masyarakat dan kesempatan pendidikan bagi masyarakat Papua,”

kata Kristen Bauer. (Jubi/Arjuna)

March 18, 2013,20:43, TJ

PNWP:Indonesia Merdeka, Papua Merdeka

Wim Medlama Topi Biru didampinggi Hakim Pahabol Anggota PNWP dan Anggota KNPB saat jumpa pers (Jubi/Mawel)
Wim Medlama Topi Biru didampinggi Hakim Pahabol Anggota PNWP dan Anggota KNPB saat jumpa pers (Jubi/Mawel)

Jayapura — Parlemen Nasional West Papua (PNWP_ menilai Indonesia belum merdeka secara politik kepemimpinan maupun ekonomi. Indonesia akan merdeka penuh bila Papua merdeka secara politik kewilayahan.

“Indonesia merdeka bila Papua merdeka,”

kata Hakim Bahabol, Anggota Parlemen Nasional West Papua, dalam Jumpa Persnya didampingi juru Bicara KNPB pusat Wim Medlama, di Café Prima Garden, Sabtu (5/1), Abepura, Kota Jayapura, Papua.

Menurut Bahabol, banyal hal yang mengisyarakat Indonesia belum merdeka. Pertama, politik kepemimpinan Indonesia masih mengikuti pemimpin-pemimpin yang dikehendaki pihak asing.

“Politik berada dalam kendali pihak asing,”

katanya.

Kedua,  pihak asing menguasai ekonomi Indonesia. Banyak investor asing yang menanamkan saham. Banyak eksplorasi Sumberdaya Alam dilakukan pihak asing.

“Investor asing menguasai SDA Indonesia,” katanya. Demi kepentingan terus mengambil kekayaan alam, pihak asing berpura-pura mengharggai Indonesia. “AS hargai Indonesia karena PT. Freeport,”

kata Bahabol.

Demi relasi yang pura-pura itu, Indonesia mengorbankan rakyatnya.

“Demi 1 % PT Freeport, Indonesia membunuh rakyatnya sendiri,”

katanya. Pihak asing yang mengexploitasi SDA itu menari-nari diatas korban dan darah rakyat.

Menurut Bahabol, demi kepentingan rakyat yang menjadi korban itu, pihaknya menjadi kontra dengan Indonesia. Kontra tidak dalam arti bertentangan dengan demokrasi melainkan kebijakan dan praktek yang bertentangan dengan demokrasi.

“Kami pro demokrasi bukan musuh NKRI. Demokrasi rakyat Papua yang tidak disalurkan dengan baik kemudian menjadi masalah hingga hari ini menjadi kepentingan kami,”

katanya.

Karena itu, pihak PNWP mendesak pemerintah membuka ruang demokrasi bagi rakyat korban kepentingan asing.

“Pemerintah harus buka ruang bagi rakyat untuk menentukan hak politiknya. Rakyat tetap ingin menjadi bagian dari bangsa Indonesia atau tidak,”

katanya.

Harapan terbukanya ruang demokrasi, penentuan hak politik ini sangat penting. Penting demi pemaknaan demokrasi dalam negeri yang menganut paham demokrasi.

“Apa untungnya kalau Indonesia mempertahankan Papua tanpa ada demokrasi?”

tanya Bahabol.

Sunday, January 6th, 2013 | 19:21:20, TJ

Segera Eksplorasi, WWM Ltd akan bangun Lapter di lokasi tambang emas Degeuwo

Lokasi penambangan emas di sungai Degeuwo (http://www.ecrminerals.com)

Jayapura — West Wits Mining Ltd (WWM), perusahaan Australia yang beroperasi di lokasi penambangan emas Degeuwo mengklaim terus membuat kemajuan di Proyek Emas Sungai Degeuwo (Derewo), Provinsi Papua, Indonesia.

WWM mengaku kini telah membangun kantor perwakilan tetap mereka di sekitar situs aluvial, lokasi tambang.

“Vin Savage, salah satu direktur Perusahaan, baru-baru ini telah melakukan kunjungan ke situs aluvial dalam hubungannya dengan personil Perusahaan lokal dan eksplorasi.”

sebut WWM dalam rilisnya kepada tabloidjubi.com, 20/11.

WWM juga mengklaim keterlibatan berkelanjutan dengan penduduk asli setempat adalah bagian penting dari program sosialisasi Perusahaan yang diakui berjalan dengan baik. Prioritas utama perusahaan saat ini adalah untuk membangun sebuah lapangan terbang untuk mendukung situs aluvial. Saat ini ada tiga surveyor di situs dan staf pendukung yang sedang melakukan survei lapangan terbang dan akses jalan antara landasan, kamp dan operasi awal di situs aluvial. Selanjutnya, para surveyor akan mensurvey infrastruktur pasokan air dan fasilitas penyimpanan yang mendukung rangkaian aluvial. Para surveyor ini, menurut WWM dikontrak dalam waktu 30 hari.

“Operator peralatan pengolah tanah telah tiba di lokasi. Mekanik juga sekarang melayani mesin yang akan memungkinkan pembangunan jalan yang akan dilakukan bersamaan dengan selesainya survei.”

sebut WWM.

Dalam kaitannya dengan Pemerintah Daerah, WWM mengatakan mereka terus berkomunikasi dengan Departemen Pertambangan Papua, Departemen Kehutanan Papua dan Kantor Gubernur Papua untuk mempercepat mengeluarkan Izin Kehutanan.

Seorang ahli geologi eksplorasi tambahan telah direkrut oleh WWM. Saat ini geolog tersebut sedang membangun database distribusi geologi dan emas. Tim eksplorasi Perusahaan akan memulai kegiatan pengambilan sampel minggu ini di Wopogi.

Juli 2011, Paniai Gold Ltd, perusahaan yang menguasai wilayah penambangan emas di Degeuwo menjual saham kepemilikannya di proyek Sungai Degeuwo kepada WWM Ltd untuk paket saham biasa, saham kinerja dan pilihan. Proyek Sungai Degeuwo ini dilakukan diatas lebih dari 128.000 hektar petak pertambangan dan eksplorasi. Proyek ini didirikan sebagai perusahaan patungan antara Paniai Gold Ltd dan pihak lokal (pengusaha, pemda dan masyarakat). Namun sebagian besar masyarakat lokal, sampai saat ini masih menolak kehadiran penambangan tradisional maupun modern di lokasi sungai Degeuwo ini karena dinilai akan membawa penyakit sosial pada masyarakat lokal. (Jubi/Victor Mambor)

Wednesday, November 21st, 2012 | 08:43:38, www.tabloidjubi.com

Polda Bentuk Timsus Ungkap Aksi Teror di Freeport

Kapolda Papua Irjen.Pol. Drs. M. Tito Karnavian, MA menyerahkan cinderamata kepada Ketua Ketua Komisi III DPR RI Gede Pasek Suwardika ketika kunjungan kerja Komisi III DPR RI di Polda PapuaTIMIKA—Jajaran kepolisian akan membentuk tim khusus (timsus) untuk menangani berbagai aksi teror penembakan yang kerap terjadi di areal PT Freeport Indonesia di Kabupaten Mimika, Papua.

Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Polisi Tito Karnavian yang dihubungi dari Timika, Rabu mengatakan tim khusus tersebut dibentuk di tingkat Polres Mimika yang bertugas memetakan dan menyelidiki sampai tuntas setiap kali terjadi insiden penembakan.

“Tim harus menangani setiap kasus secara serius sampai tuntas. Jangan sampai saat ada kejadian diselidiki ramai-ramai, tapi setelah itu hilang,”

kata Tito.

Kapolda Papua, Tito Karnavian bersama rombongan pekan lalu selama dua hari mengunjungi areal pertambangan PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Mimika. Selama berada di Tembagapura, Tito Karnavian meninjau area tambang terbuka (open pit) Grasberg, dan meninjau operasi tambang bawah tanah (underground).

Menurut Kapolda Papua, dengan dibentuknya tim khusus di Polres Mimika untuk menangani berbagai kasus teror penembakan di areal Freeport maka diharapkan ke depan jika masih terjadi kasus tersebut akan segera ditangani lebih serius.

Pasalnya, berbagai kejadian teror penembakan yang kerap terjadi di areal Freeport sejak 2009 hingga 2012 sebagian besar tidak pernah terungkap siapa pelakunya. Selama periode itu, telah terjadi puluhan hingga ratusan kali teror penembakan oleh kelompok bersenjata tak dikenal di areal Freeport dan telah menewaskan lebih dari 20 orang baik karyawan, anggota Polri, anggota satuan pengamanan internal perusahaan maupun masyarakat biasa yang berprofesi sebagai pendulang tradisional.

Situasi Papua Kapolda Papua, Tito Karnavian menegaskan bahwa saat ini situasi keamanan di wilayah Papua dan Papua Barat aman dan terkendali.

Ia mengatakan sejumlah kasus kriminal seperti teror bom di Wamena sudah ditangani dan sudah terungkap para pelakunya. Demikian pula halnya dengan kasus penemuan bahan peledak di Timika juga sedang ditangani. Saat ini enam orang warga yang diduga terkait penemuan bahan peledak tersebut masih ditahan di Polres Mimika.

“Saya tidak mau melihat para pelaku dari kelompok mana, tetapi yang jelas kita tangani sesuai prosedur hukum. Kalau mereka melanggar hukum maka kita proses. Siapapun juga yang melanggar hukum kita proses,”

tegas Tito. (ant/achi/LO1)

Jumat, 09 November 2012 06:30,

Kapolda: Pola Pengamanan Freeport Perlu Ditinjau Ulang

JAYAPURA—Kapolda Papua Irjen. Pol. Drs. M. Tito Karnavian, MA mengklaim pola pengamanan di areal PT. Freeport Indonesia di Tembagapura, Mimika, yang selama ini diterapkan perlu ditinjau ulang, yang mana anggota hanya melakukan penjagaan dan patrol tanpa ada langkah-langkah proaktif dan pendekatan kemanusiaan.

Demikian disampaikan Kapolda usai acara kunjungan kerja Komisi III DPR RI di Polda Papua, Jayapura, Rabu (7/11). Katanya, engamanan selama ini sangat tidak efektif, karena polanya hanya penjagaan dan patroli, tanpa langkah-langkah pro-aktif, termasuk mendekati masyarakat yang melakkan penyerangan. Kita kan sudah tahu jaringannya, tinggal melakukan pendekatan kemanusiaan,” kata dia.

Menurut Kapolda, dengan pola lama, anggota yang melakukan penjagaan di arel Freepoort tidak mengetahui siapa yang melakukan penyerangan. Hal itu mengakibatkan timbulnya spekulasi pihak aparat yang merekayasa aksi penyerangan di Freeport.

“Polisi yang melakukan pengamanan Freeport diibaratkan seperti dalam aquarium, karena mereka hanya melakukan patroli, tanpa siapa tahu yang menyerang,”

paparnya.

Kapolda juga mengakui, jajaran kepolisian sudah mengetahui pelaku penembakan yang kerap terjadi diarel PT Freeport Indonesia dengan tafsiran berjumlah 70 orang. Sementara anggota Polri dari Brimob yang melakukan pengamanan berjumlah 700 personel dan TNI berkisar 100 lebih.

“Kita tahu siapa yang sering lakukan penembakan, mereka berjumlah 70 orang dan kami mau lebih proaktif dengan memasuki mereka untuk mempengaruhi mereka,”

tegasnya. (mdc/achi/LO1)

Jumat, 09 November 2012 06:10, BP.com

Faktor Alam, Penyebab Jatuhnya Helikopter Freeport

Kamis, 11 Oktober 2012 07:16, BintangPapua.com

JAYAPURA— Musibah jatuhnya Helikopter Airfast jenis M 18 milik PT Freeport Indonesia di Perbukitan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Selasa (9/10) sekitar pukul 07.20 WIT akibat faktor alam, bukan kerusakan mesin.

Kepala Bagian Operasional Polres Mimika, Kompol Albertus Andreana, SIK via ponselnya, Rabu (10/10) malam.

Dia menjelaskan, saat terjadi kecelakaan cuaca disekitar lokasi tengah dikeliling kabut, sehingga memperpendek jarak pandang pilot saat hendak melakukan landing di landasan Helipad yang berjarak 30 meter dari posisi jatuh.
Kata dia, ketika terjadi musibah cuaca tengah kabut padahal helikopter tersebut berada pada posisi landasan Halipad, sehingga terbang rendah. Namun, pilot kaget Helikopter masih berada dibawah bukit, sehingga helikopter tersebut jatuh dari ketinggian 10 meter. Sedangkan posisi jarak landasan sekitar 30 meter.

Namun demikian, lanjutnya, pihaknya hingga kini belum menerima laporan lebih lanjut terkait kondisi dan keberadaan helikopter naas tersebut.

”Saya belum menerima laporan lanjutan, apakah Helikopter ini sudah diangkat dari lokasi atau belum, apalagi peristiwa ini tidak menjadi sorotan pihak perusahaan, karena seluruh penumpang dalam keadaan selamat,” ujarnya. Sebagaimana diwartakan, Helicopter Airfast jenis M 18 milik PT Freeport Indonesia di Perbukitan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Selasa (9/10) sekitar pukul 07.20 WIT. Tapi, Pilot Mr. Igor, Co Pilot Mr. Vladimir dan Engginner Victor. Semuanya warga negara Rusia, penumpang 26 orang karyawan selamat serta kondisi Helikopter masih dalam keadaan utuh dan tak terbakar, sementara masih dilakukan evakuasi penumpang dan awak Helicopter ke Rumah Sakit Tembagapura. (mdc/don/l03)

Helikopter Freeport Jatuh, 29 Orang Selamat

Rabu, 10 Oktober 2012 06:01, BintangPapua.com

I Gede S. Jaya
I Gede S. Jaya

JAYAPURA—Lagi-lagi, dunia penerbangan di Papua mengalami musibah. Jika sebelumnya Pesawat milik Tariku jatuh di wilayah Kabupaten Yahukimo dan menewaskan pilot serta seorang penumpangnya, kini giliran sebuah Helikopter Hevylift milik Nyaman Air Tipe MIL 8 No. REG: ER-MHL yang sedang mengangkut karyawan PT Freeport jatuh di Tembagapura. Helikopter nahas ini Dipiloti Mr. Igor, Co Pilot Mr. Vladimir dan Engginner Victor. Semuanya warga negara Rusia, penumpang 26 orang karyawan jatuh ke tebing gunung yang berjarak sekitar 10 meter dari udara, setelah take off (lepas landas) dari Bandara Moses Kilangin Timika tujuan Tembagapura sesaat sebelum landing di Helipad Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (9/10) sekitar pukul 07.20 WIT.

Beruntung 29 orang yang ada di dalam pesawat itu ( 3 Kru dan 26 penumpang) selamat serta Kondisi Helikopter masih dalam keadaan utuh dan tak terbakar, sementara masih dilakukan evakuasi penumpang dan awak Helikopter ke Rumah Sakit Tembagapura.

Pjs. Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gde S Jaya, SIK yang dikonfirmasi via ponsel, Selasa (9/10) menyampaikan pihaknya hingga kini belum menerima laporan terkait musibah Helikopter di Tembagapura tersebut.

“Saya akan konfirmasi ke Timika dulu ya,” tukasnya.

Dari keteranga saksi, ketika hendak landing yang kedua kalinya dari Timika, kelihatan Helikopter terbang agak rendah karena ada kabut sehingga ada baling-balingnya menyentuh pinggiran tebing, maka Helikopter terlihat sepertinya terpaksa mendarat ke pinggir bukit yang cukup dalam sekitar 30 meter dari landasan Helipad Tembagapura. Jatuhnya Helikopter yang sedang mengangkut perja Tambang Freeport ini juga dibenarkan Jubir PTFI, Ramdani Sirait.
Dalam keterangannya yang diterima Bintang Papua, Ramdani mengatakan, pada sekitar pk. 7.21WIT kemarin, Helikopter Mil-8 mencoba lakukan pendaratan di helipad MP66, & terpaksa mendarat darurat di area perbukitan di bawah landasan pendaratan.

Namun diakui Tidak ada korban jiwa dari 26 penumpang, 3 awak heli, mtk luka dan sudah diperiksa di RS Tembagapura. Penyebab kecelakaan ini masih dalam investigasi. Ada indikasi masalah pada mesin helicopter. Cuaca kabut ketika heli akan mendarat, tapi disinyalir bukan menjadi faktor penyebab. Heli dioperasikan oleh PT Hevilift Aviation Indonesia dan adalah penerbangan rutin karyawan PTFI dan kontraktornya dari bandara Timika ke helipad MP 66.

Berikut ini daftar penumpang antara lain, Lukman Hamma, Sokoy Reinhard, Lukas David, Paillips Michael, Gaylerd Leane, Anin Nova, Rusdin, Yawan Alex, Jackson Michael, Susan Gilman, Michael A Demoth, Margareth Youne, Wiyono, Nerekouw Steven, Mambay Eqberg, Nussy Alex, Bachmid Salim, Woldrand, Irianto, Rouulika Yoxan, Christian Ruth, Reza Mohammad, Kurniawan Edi, Rantelino Johni. (mdc/don/don/l03)

Mobil Freeport Ditembaki, 1 Terluka

Jumat, 14 September 2012 15:48, http://www.bintangpapua.com/

Menanggapi berita ini, Leut. Gen. TRWP Amunggut Tabi, lewat hubungan ponsel menyatakan,

Kopassus/ TNI jangan cari makan dengan cara mengacaukan keadaan. Kalau perlu bagian dalam pengamanan Freeport, kasih tahu saja kepada pemimpin Freeport. Pemilik Freeport McMoran, Inc. Copper & Gold sendisi sebenarnya sudah tahu siapa yang melakukan penembakan-penembakan sejauh ini. Mereka punya intelijen dan peralatan lebih canggih daripada yang dimmiliki NKRI. Mereka berulangkali mengatakan kepada kita bahwa itu ulah Kopassus/ TNI. Modus operandi mereka sudah lama diketahui. Mereka melakukan tindakan-tindakan dengan modus operandi yang sama, jadi bisa diragukan apakah ini sebenarnya anggota Kopassus ataukah hanya pasukan kotor pencari makan dengan cara-cara haram dan terkutuk”,

demikian komentarnya.

Timika – Sebuah kendaraan milik Departemen Security PT Freeport Indonesia ditembak oleh orang tak dikenal di ruas jalan Tanggul Timur, tepatnya di sekitar Mil 24, Jumat sekitar pukul 10.47 WIT.

Kabag Ops Polres Mimika, Papua, Komisaris Polisi Albertus Andreana saat dihubungi ANTARA di Timika, Jumat, membenarkan adanya kejadian tersebut.

“Kami mendapat informasi demikian, saat ini tim dari Satgas Amole sedang berada di lokasi kejadian untuk menyelidiki peristiwa tersebut,” jelas Andreana.

Data yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan, tidak ada korban meninggal dalam peristiwa tersebut. Namun seorang anggota TNI AD dari Kesatuan Yonif 754 Eme Neme Kangasi dilaporkan terluka akibat terkena serpihan kaca.
Aksi penembakan misterius itu terjadi saat kendaraan security Freeport yang ditumpangi sejumlah anggota TNI dari Kesatuan Yonif 754 ENK hendak mengantar bahan makanan rekan mereka yang bertugas di pos Kampung Nayaro.

Mendengar ada suara letusan senjata api, dua anggota Yonif 754 ENK bersama George Gephard meluncur ke lokasi kejadian menggunakan sebuah mobil bernomor lambung 3189.

Setiba di lokasi kejadian, mobil yang dikemudikan George Gephard juga diberondong tembakan dari arah kiri jalan yang mengakibatkan kaca depan mobil pecah.

Ruas jalan Tanggul Timur, Kali Kopi menuju Kampung Nayaro selama ini merupakan daerah yang rawan terjadi penembakan oleh orang tak dikenal. Pada Selasa (7/2/2011) di kawasan hutan Kali Kopi ruas Jalan Tanggul Timur, seorang anggota Brimob Detasemen B Polda Papua, Briptu Ronald Sopamena gugur saat baku tembak dengan kelompok bersenjata tak dikenal.
Masih di lokasi yang sama, dua petinggi Departemen Security & Risk Manajemen (SRM) PT Freeport, Daniel Mansawan dan Hary Siregar tewas secara mengenaskan akibat diberondong tembakan senjata api oleh orang tak dikenal pada April 2010. Jenazah keduanya bahkan sulit dikenali karena terbakar bersama mobil yang mereka tumpangi.

Tak berselang beberapa lama setelah itu, empat karyawan PT Fajar Puri Mandiri yang bekerja di proyek penghijauan area reklamasi tailing juga tewas ditembak oleh orang tak dikenal.

Penembakan juga menimpa sejumlah karyawan perusahaan milik Kepala Kampung Nayaro, Herman Apoka saat kendaraan yang mereka tumpangi melintas di ruas Jalan Tanggul Timur, Kali Kopi.

Akibat seringnya terjadi penembakan misterius di kawasan tersebut, saat ini warga Kampung Nayaro hampir seluruhnya sudah mengungsi ke sekitar Timika. (ant/don/l03)

Pangkalan Militer AS di Australia Terkait Kondisi di Papua

INTELIJEN.co.id – Pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Darwin Australia mempunyai kepentingan terhadap sumber daya Freeport.

“Pangkalan itu kepentingan AS atas basis sumberdaya mereka di Freeport yang dengan tuntutan masyarakat atas rasa keadilan yang selama ini tidak dirasakan, terutama bagi masyarkat setempat, Papua,” kata anggota Komisi I DPR Syahfan Badri Sampurno dalam rilis kepada wartawan, Senin 21 November 2011, seperti dikutip laman http://www.indonesiatoday.in

Menurut politisi PKS ini, pemerintah Indonesia dan ASEAN harus menolak keberadaan pangkalan AS itu.

“Pimpinan DPR perlu segera mengambil sikap untuk menolak dan mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera menegaskan sikap penolakan,” paparnya.

Kata Syahfan, keberadaan pangkalan AS akan menganggu stabilitas di kawasan dan akan menyengsarakan rakyat.

Ia juga menyayangkan Australia sebagai negara tetangga tetapi tidak mempunyai tenggang rasa dengan pemerintah Indonesia dengan mengijinkan keberadaan pangkalan militer AS.

Syafhan berharap pemerintah mampu menunjukkan wibawanya dan menjaga kepentingan serta kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Amerika Serikat telah menegaskan komitmennya untuk memperkuat peran pangkalan militernya di Darwin, Australia. Hal itu diumumkan Presiden barack Obama dan Perdana Menteri Australian Julia Gillard di Canberra, rabu, 6 November 2011.

Obama menyatakan untuk memperkuat kehadiran militer AS di Darwin, dengan 2500 marinir hingga 2017 yang akan ditempatkan wilayah utara Australia. Juga berbagai jet AS, termasuk pembom B-52, yang akan terbang keluar dari pangkalan resmi di Darwin.

Esok harinya, Kamis 18 November 2011, Obama berpidato dalam sidang khusus Parlemen Federal Australia. Di depan anggota parlemen dan senator, Obama menegaskan bahwa Ia telah mengarahkan tim keamanan nasional agar kehadiran AS dan misi di kawasan Asia-Pasifik menjadi prioritas utama.

Sebelumnya, anggota Komisi I DPR lainnya, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati, juga megkritisi soal rencana AS memperkuat peran pangkalan militernya di Darwin tersebut, yang posisi dan skala operasinya cukup dekat dengan wilayah Indonesia.

Menurut politisi dari Partai Hanura itu, jika berbicara soal pangkalan militer, tentu tidak hanya melihat dari sisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) saja. Tapi, lebih jauh secara terintegrasi ada sebuah entitas negara lain dan masyarakat sekitar wilayah pangkalan itu, termasuk Indonesia.

“Jangan sampai kebijakan pertahanan yang sejatinya ingin memperlihatkan efek getar kepada Cina, misalnya, justru berdampak ekologi dan sosial politik bagi Indonesia. Diaspora sistem pengendalian pertahanan AS harus jelas maksud dan tujuannya,” tegasnya

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny