Pasca Dua Brimob Tewas, Situasi Ilaga Mencekam

Jayapura, Jubi – Pasca tewasnya dua anggota Brimob Polda Papua, Aipda Thomson dan Bripda Forsen, situasi di Ilaga dikabarkan mencekam.

Anggota DPRD Kabupaten Puncak, Penilus Balinal, mengatakankan insiden penembakan ini tidak bisa dikaitkan dengan perdamaian abadi, lantaran perdamaian tersebut soal konflik Pemilukada.
“Sekarang ini masalah baru. Ini bukan karena senjata api dan panah tapi senjata api lawan senjata api,” tegas Balinal, Rabu (3/12).

Menurut Balinal, saat perdamaian kemarin situasi sangat aman. Dirinya tidak tahu dalam rangka apa insiden penembakan ini. Saat ini masyarakat sangat khawatir dan merasa takut.
“Informasi yang saya terima, pihak keamanan membakar honai-honai di sekitar lokasi kejadian. Jumlahnya belum tahu. Tapi setelah kejadian ini masyarakat kumpul satu tempat di kantor terdekat,” ujarnya.

Sementara itu, Waka Polda Papua, Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw, menyesalkan adanya insiden tersebut karena sebelumnya sudah disepakati perdamaian abadi.
“Saya pikir ini salah. Ini harus dibahas lagi, jangan aparat ditekan kemudian tidak mampu berbuat lebih karena khawatir dengan lingkaran HAM. Itu yang nanti kami akan coba untuk bagaimana lakukan langkah-langkah lanjut dengan semua pihak untuk membicarakan upaya-upaya seperti ini,” kata Waterpauw.

Dari data yang dihimpun Jubi, pasca tewasnya dua anggota Brimob Polda Papua di Ilaga Kabupaten Puncak, pelaku diduga melarikan diri ke arah gunung melewati depan Kantor Bupati Puncak menuju kampung Pancuran.

Aparat keamanan mengejar pelaku hingga ke kampung tersebut dan membakar sekitar 15 honai di kampung tersebut, yang sudah dalam keadaan kosong. (Indrayadi TH)

Sumber: Penulis : Indrayadi TH on December 4, 2014 at 15:17:44 WP, Jubi

Wakapolda Papua: Kami akan Kejar Mereka, Hidup atau Mati

Jayapura, Jubi – Wakapolda Papua, Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpau, berjanji akan menangkap pelaku, hidup atau mati.

Pernyataan tegas itu disampaikan Paulus Waterpauw pasca tewasnya dua anggota Brigade Mobile (Brimob) Detasemen A Kotaraja, Aipda Thomson Siahaan dan Bripda Forsen, di Ilaga Kabupaten Puncak, Rabu (3/12).

Wakapolda Papua mengecam tindakan kelompok warga sipil tersebut dan prihatin atas insiden yang menewaskan dua anggotanya.
“Tadi pagi kami dikagetkan berita dua anggota kami diserang saat membantu bersama pemuda gereja untuk melaksanakan Natal bersama,” katanya.

Pihaknya mengutuk keras dan akan mengejar para pelaku pembunuhan dua anggota nya.
“Kami akan mencari siapa mereka dan kejar. Kami akan tangkap mereka, hidup atau mati. Saya pikir ini perilaku dan perbuatan yang tidak manusiawi,” ujarnya.

Waterpauw juga pertanyaan HAM atas insiden berdarah tersebut. Menurutnya selama ini TNI dan Polri ditekan terus soal HAM. “Tapi kenyataannya selama ini justru kami jadi korban kekerasan oleh masyarakat sipil bersenjata,” katanya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono, membenarkan penembakan terhadap dua anggota Brimob yang terjadi disaat anggota polisi sedang membantu kegiatan di GKI Ilaga.
“Bripda Everson ditembak pada bagian pelipis dan Aipda Thomson Siahaan ditembak di kaki dan dada. Keduanya tewas di tempat. Saat ini jenazah masih berada di Puskesmas Ilaga. Jenasah baru akan dievakuasi ke Jayapura besok pagi,” kata Pudjo.

Data yang dihimpun Jubi, Aipda Thomson Siahaan mengalami luka tembak di rahang kiri tembus kepala dan tulang kering kaki kiri. Sedangkan Bripda Forsen mengalami luka hantaman benda tumpul pada bagian kepala dan lengan kanan hingga patah tulang. (Indrayadi TH)

Sumber: Penulis : Indrayadi TH on December 4, 2014 at 15:15:54 WP, Jubi

Di Ilaga, Dua Brimob Tewas Ditembak KKB

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol, Sulistyo Pudjo HartonoJAYAPURA – Dua Anggota Brigadir Mobil (Brimob) Detesemen A Polda Papua, masing-masing bernama Iptu Thomon Siahaan dan Bripda Everson tewas tertembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di depan Kantor Bupati Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (3/12) pagi sekitar pukul 09.00 WIT.

Korban Aipda Thomson Siahaan tewas akibat terkena tembak di bagian kaki dan dada, sedangkan korban Bripda Everson terkena dibagian pelipis.
Kedua anggota Brimob yang di-BKO-kan ke Polsek Ilaga itu, ditembak saat membantu mengantar dan mengangkat kursi untuk perayaan natal ke Gereja GKI Klasis Ibu Kota Ilaga, Kabupaten Puncak Jaya, tepat di depan Kantor Bupati Puncak.

Selain menembaki kedua korban, pelaku yang diduga lebih dari 5 orang itu merampas dua pucuk senjata api (Senpi) jenis AK milik kedua korban, yang selanjutnya lari menuju hutan.

Kepala Bidang Hubungan Masya rakat (Humas) Polda Papua, Komisari Besar Polisi, Sulistyo Pudjo Hartono saat dikonfirmasi wartawan, membenarkan penembakan terhadap dua anggota Brimob tersebut.

Kronologis kejadian itu, Pujdo menjelaskan, awalnya kedua korban sedang membantu kegiatan gereja dengan mengangkat kursi-kursi dan tenda di gereja GKII.

“Saat menurunkan tenda di depan pintu gereja GKII, Ilaga Kabupaten Puncak, tiba-tiba datang sekelompok KKB dengang menggunakan senjata api langsung menembaki kedua korban hingga meninggal di tempat. Senjata yang mereka gunakan ikut dirampas,” katanya.

Menurutnya, sejak kejadian anggota Polsek di bantu TNI berusaha mengejar para pelaku, namun tidak berhasil ditangkap lantaran melarikan diri ke hutan.
Sementara kedua jenazah korban direncanakan besok, Kamis (4/11) diterbangkan ke Jayapura. “Pelakunya tidak dari kelompok mana, yang jelas mereka merupakan kelompok KKB yang sengaja mengganggu rakyat dan aparat. Kami berusaha merebut kembali senjata tersebut,” katanya.

Pudjo mengatakan, peristiwa penembakan tersebut, Wakapolda Papua sejumlah pejabat utama Polda Papua langsung berangkat ke Illaga masing-masing Kabid Humas, Kasat Brimob dan Wadir Intel Polda Papua turun untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan serta melakukan olah TKP.

SITUASI IBUKOTA KABUPATEN PUNCAK MENCEKAM

Pasca tewasnya dua anggota Polisi setelah ditembak KKB, di Ilaga Kabupaten Puncak Papua, situasi mencekam, masyarakat resah dan ketakutan. Apalagi sejumlah Honai (rumah adat tempat tinggal warga Pegunungan Papua) dibakar aparat keamanan yang melakukan penyisiran guna mencari para pelaku.

Anggota DPRD Kabupaten Puncak Pelinus Balinal mengatakan, warga Puncak khususnya yang ada di Ilaga saat ini merasa ketakutan, dan memilih mengungsi kesejumlah tempat yang aman, setelah aksi penembakan terhadap dua anggota Polisi terjadi.

“Sejumlah rumah Honai milik warga dibakar pasca penembakan terhadap 2 anggota Polisi, ini membuat situasi mencekam dan warga memilih mengungsi ke tempat yang dianggap aman,”ujar Pelinus, Rabu 3 Desember.

Lanjutnya, sesuai keterangan warga, alasan aparat keamanan membakar sejumlah Honai, guna mencegah dijadikan tempat persembunyian oleh para pelaku. “Alasan aparat, jangan sampai Honai dijadikan lokasi persembunyian, dimana, para pelaku kembali membaur dengan warga,” ujarnya. Karena situasi sangat mencekam, sambungnya, DPRD Puncak meminta Polda Papua dan TNI turun tangan langsung ke lokasi guna mengendalikan keadaan.

“Saya atas nama DPRD Puncak minta Polisi dan tentara segera mengatasi keadaan disana, karena warga sudah sangat ketakutan dan juga untuk mencegah jangan sampai meluas,”

ucapnya.

DPRD Puncak juga mengimbau, sebaiknya seluruh warga Puncak menjaga situasi tetap kondusif, dengan tidak melakukan aksi-aksi kekerasan. “Kami hanya bisa himbau sebaiknya semua pihak mengedepankan langkah persuasif agar tercipta suasana damai,” pungkasnya.

Mengenai kelompok pelaku, Pelinus Balinal mengatakan, tidak mengetahui secara persis. “Siapa pelaku penembakan dan perampasan senjata anggota Polisi, kami sama sekali belum mengetahuinya,”singkat dia.

Sementara itu, dari informasi yang berhasil diperoleh, kelompok pelaku diduga adalah kelompok bersenjata pimpinan Tenggatmati yang selama ini bermarkas di Kulirik Mulia Puncak Jaya. Kelompok ini ditengarai sedang berupaya menggagalkan proses perdamaian yang kini sedang berjalan di Puncak.
Juru Bicara Polda Ppaua Kombes Pudjo Sulistyo saat dikonfirmasi terkait adanya pembakaran sejumlah Honai, enggan memberikan komentar.

PELAKU PENEMBAKAN DIDUGA KELOMPOK BERSENJATA YAMBI

Pelaku penembakan terhadap kedua anggota Brimob di Ilaga, diduga berasal dari kelompok Yambi yang dipimpin Lekhakha Telenggen dan Tengahmati Telenggen. Kabid Humas Polda Papua mengaku belum dapat laporan tentang kelompok yang menembak mati dua anggota Brimob yakni Ipda Thomson Siahaan dan Bripda Eferson.

Ditambahkan, Rabu (3/12) kemarin ia mendampingi Waka Polda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw dan pejabat polda lainnya bersiap menuju Ilaga melalui Timika. Bila cuaca memungkinkan Kamis (4/12) kami menuju Ilaga untuk melihat dari dekat situasi daerah itu sekaligus mengevakuasi kedua korban.(loy/jir/ant/aj)

Sumber: Kamis, 04 Desember 2014 00:45, BP

Mayat Polisi Ditemukan di Bantaran Sungai Baliem

Setelah Dilakukan Pencarian Selama 18 Hari

Aparat Polres Jayawijaya saat melakukan upacara militer melepas jenazah almahrum Brigpol Maikel di Bandara Wamena,Minggu (18/10)WAMENA – Brigpol Maikel Bano Anggota Polsek Makki Polres Lanny Jaya dilaporkan ditikam oleh orang tak dikenal dan jenazahnya di buang ke Sungai Baliem pada (4/10) lalu dan pencarian jezahnya berlansung selama 18 hari, akhirnya telah ditemukan warga di kampung Olasili Distrik Silokarno Doga, tepatnya di pinggiran bantaran Sungai Baliem, Sabtu (18/10) Sekitar pukul 15.00 WIT

Kapolres Jayawijaya AKBP. Adolof Beay, S.E., saat dikonfirmasikan wartawan Sabtu (18/10) malam mengatakan, jenazah almahrum Brigpol Maikel Bano sudah ditemukan pada pukul 15.00 WIT Sabtu sore pekan kemarin oleh warga di kampung Olasili Distrik Silokarno Doga Kabupaten Jayawijaya. Setelah warga nenemukan mayat Brigpol Maikel langsung dilaporkan ke Polsek Asologaima lalu diteruskan laporan ke Polres Jayawijaya dan langsung dilakukan Evakuasi.

Penemuan mayat Brigpol Maikel Bano itu berkait adanya laporan dari warga selaku saksi mata penemuan mayat tersebut atas nama Kuriba Wandikbo 40 tahun Ebetek Kilungga warga Distrik Silokarno Doga

Kapolres mengatakan kronologi penemuan mayat Brigpol Maikel Bano berawal saat, kedua saksi ketika sedang menyeberang dengan menggunakan perahu di Sungai Baliem di sekitar kampung Kosili melihat ada sosok mayat yang terapung lalu mendekati mayat tersebut yang terapung di pinggir sungai dan berteriak hingga masyarakat berkumpul bersama kepala kampung Kosili, bersama kepala desa kobalimbo Distrik Piramid yang berdomisili di desa Kosili.
Setelah menyaksikan bersama-sama jenazah itu, lalu seorang warga Kosili atas nama Geri Wandikbo, langsung melaporkan ke pihak Polsek Asologaima dan diteruskan ke Polres Jayawijaya. Saat aparat kepolisisan ke TKP dan melihat jenazah dengan ciri-ciri yang ada telah dikenali bahwa jenazah tersebut adalah jenazah Brikpol Maikel Bano selanjutnya dengan dibantu masyarakat langsung di evakuasi ke RSUD Wamena pada sore hari Sabtu itu juga.

“Jenazah kemudian ditarik ke pinggiran kali, memang tubuh jenasah Brikpol Maikel Bano ini sudah terkupas sehingga setelah berhasil di evakuasi lalu dibawah ke rumah sakit kurang lebih jam setengah delapan kita tiba di rumah sakit Wamena,”

jelas Kapolres AKBP Beay.

Setelah jenazah berhasil dievakuasi ke RSUD Wamena Kapolres langsung menghubungi dokter dan hasil koordinas dengan Kapolda bahwa harus di Autopsi.

”Jjadi kami minta Kavisum luar dalam untuk pemeriksaannya. setelah kami konfirmasi dengan pihak keluarga di Genyem, bahwa mereka meminta agar hari senin harus sudah tiba di kampung halaman,”

papar Kapolres.

Kata Kapolres selain melakukan koordinasi dengan Kapolda Papua maupun keluarga almahrum, pihak Polres Jayawijaya juga sudah melakukan koordinasi dengan berbagai elemen tentang masalah mengurus administrasi untuk pengiriman jezah almahrum ke Jayapura dan Polres Jayawijaya terlibat langsung dalam mengurus keberangkatan Jenasah almahrum ke Jayapura yang dibantu dengan Sekda Lanny Jaya dan Kapolres Lanny Jaya.

Ditambahkan Kapolres, dibagian tubuh ada bentuk dan tanda-tanda kekerasan seperti dibagian depan tubuh korban ada luka tusuk, bagian perut sebelah kanan, kemudian di belakang punggung ada tusukan benda tajam. Sementara pelaku pembunuhan sampai sejauh ini masih dilakukan pencarian dan pengejaran terhadap para pelaku yang diduga sekitar 5 orang itu.

Dari pantauan Bintang Papua di lapangan, jenazah almahrum sempat disemayamkan semalam di RSUD Wamena dan minggu siang kemarin jenazah Maikel Bano dilepas dengan upacara penghormatan terakhir yang dipimpin langsung Oleh Kapolres Jayawijaya serta jajaran Kepolisian Polres Jayawijaya di bandara Udara Wamena. Yang selanjutnya mayat dikirim menggunakan maskapai pesawat cargo Trigana Air Service dan selanjutnya akan dimakamkan oleh keluarga almarhumah di Genyem Kabupaten Jayawijaya. (kri/don)

Rabu, 22 Oktober 2014 11:42, BinPA

Hilang 18 Hari, Jenazah Brigpol Maikel Bano Akhirnya Ditemukan

WAMENA[PAPOS]-Jenazah Anggota Polres Jayawijaya saat melakukan upacara pelepasan jenazah almarhum, Brigpol Maikel Bano di Bandara Wamena,Minggu (19/10/2014).sah Brigadir Polisi (Brigpol) Maikel Bano, anggota Polsek Makki Polres Jayawijaya yang dikabarkan hilang sejak, 4 Oktober lalu akhirnya ditemukan oleh warga Kampung Olasili Distrik Silokarno Doga Kabupaten Jayawijaya, Sabtu (18/10/2014) sekitar pukul 15.00 WIT.

Saat ditemukan warga, kondisi jenasah korban yang hilang 18 hari itu juga sudah tidak wajar. Brigpol Maikel Bano diduga dibunuh orang tak dikenal (OTK) lalu di buang ke sungai Baliem. Jenasah korban pun dibawa ke RSUD Wamena untuk dilakukan otopsi.

“Dari hasil pemeriksaan, padatubuh korban terdapat bentuk dan tanda-tanda kekerasan seperti di bagian depan tubuh korban ada luka tusuk, bagian perut sebelah kanan, kemudian di belakang punggung ada tusukan benda tajam,”

ujar Kapolres Jayawijaya AKBP Adolof Beay, SE kepada wartawan di Wamena Sabtu (18/10/2014) malam.

Kapolres menceritakan, kronologi penemuan mayat Brigpol Maikel Bano itu berawal dari laporan warga yang juga adalah saksi mata penemuan mayat itu yakni Kuriba Wandikbo dan Ebetek Kilungga warga Distrik Silokarno Doga yang pada sabtu soreh itu menggunakan perahu kole-kole menyeberang di tengah-tengah sungai Baliem tepatnya di Kampung Kosili Distrik Silokarno Doga.

Pada saat menyeberang menggunakan perahu kole-kole dua warga itu melihat ada sosok mayat yang terapung di pinggir sungai Baliem tak jauh dari mereka. Kedua saksi mata itu mendekati mayat saat melihat secara dekat langsung meneriakan kepada warga di sekitar kampung Kosili.

Tidak lama warga bersama kepala Kampung Kosili dan kepala Kampung Kobalimbo Distrik Piramid yang berdomisili di desa Kosili itu dating menyaksikan bersama sosok mayat tersebut.

Kapolres menjelaskan, setelah meyaksikan bersama, atas insiatif kedua kepala Kampung itu bersama warga lalu melaporkan penemuan mayat tersebut ke Polsek Asologaima dan seterusnya ke aparat Polsek Asologaima melanjutkan laporan itu ke Polres Jayawijaya Sabtu soreh itu juga langsung dilakukan evakuasi jenazah Brigpol Maikel ke RSUD Wamena guna dilakukan indentivikasi berupa otopsi.

Jenazah almarrhum Brigpol Maikel sempat disemayamkan semalam di RSUD Wamena dan akhirnya hari Minggu siang kemarin jenazah almarhum dikirim ke keluarganya di Genyem Kabupaten Jayapura untuk dimakamkan disana atas permintaan keluarga.

Sebelum jenazah almarhum Brigpol Maikel Bano ke Jayapura, aparat Kepolisian Polres Jayawijaya upacara militer sebagai bentuk penghormatan terakhir yang dipimpin langsung Oleh Kapolres Jayawijaya di bandara Udara Wamena.

Jenasah almarhum akhirnya diberangkatnya dengan pesawat cargo milik Trigana Air Service Pada kesempatan itu juga, Kapolres menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terutama masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Jayawijaya yang sudah membantu aparat kepolisian dalam pengungkapan penemuan jenazah Brigpol Maikel Bano.

Kapolres juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Lanny Jaya yang sudah membantu proses adminstrasi pemulangan jenazah almahrum sejak di evakuasi di RSUD Wamena hingga diterbangkan di Jayapura. [cr-81]

Terakhir diperbarui pada Senin, 20 Oktober 2014 23:10, PAPOS

Cari Jasad Brigpol Maikel Bano Polisi Dikerahkan

Kapolda Papua Irjen Pol Yotjel MendeJAYAPURA – Kapolda Papua Irjen Pol Yotjel Mende mengakui, hingga saat ini jasad Brigpol Maikel Bano anggota Polres Lanny Jaya, belum ditemukan. “Anggota dipimpin Wakapolres Jayawijaya masih mencari jasad Bripka Maikel Mano di sekitar aliran Sungai Lanny Jaya,” kata Irjen Pol Mende kepada Antara di Jayapura, Kamis.

Dikatakan, Brigpol Maikel yang bertugas di Polsek Maki itu diduga mengalami nasib naas saat melintas di kawasan Bolakme. Sementara itu data yang diterima Antara terungkap korban Bripka Maikel, Rabu (1/10) malam sempat bertemu dengan rekannya Brigpol Martinus Hisage dan sempat menawari korban bermalam di Polsek Bolakme karena sudah malam dan hujan. Namun korban tetap melanjutkan perjalanan dan Kamis (2/10) dilaporkan terjadinya penikaman terhadap korban Brigpol Maikel di Kampung Munak, Distrik Bolakme, Kabupaten Jayawijaya.

Polisi Dikerahkan

Sebanyak 30 orang polisi dikerahkan untuk mencari jenazah Brigpol Maikel Bano, yang dilaporkan tewas akibat ditikam orang tak dikenal di kampung Munak, Distrik Bolakme, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, Kamis sekitar pukul 08.00 WIT. “Tiga puluh orang polisi itu termasuk Kasat Reskrim dan Kasat Intel yang dipimpin Wakapolres Jayawijaya Kompol Sunuddin,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Sulistyo Pudjo, di Jayapura, Kamis malam.

Ia mengatakan, kasus penikaman hingga tewas yang menimpa Brigpol Maikel itu diketahui Polres Jayawijaya sekitar pukul 08.30 WIT dari Asisten 2 Setda Jayawijaya yang meneruskan informasi dari Kepala Distrik Bolakme Hengky Tabuni yang menyerap informasi masyarakat.

Dilaporkan bahwa telah terjadi kasus penikaman terhadap Brigpol Maikel (anggota Polsek Makki, Polres Lanny Jaya) hingga meninggal dunia, di kampung Munak, Distrik Bolakme, Kabupaten Jayawijaya.

Sehari sebelumnya atau pada Rabu (1/10) sekitar pukul 20.00 WIT, Brigpol Maikel Bano sempat mampir di Polsek Bolakme, berteduh karena hujan, dan pada saat itu bertemu dengan Brigpol Martinus Hisage (anggota Polsek Bolakme, Polres Jayawijaya), dan menyampaikan bahwa ia akan mengantarkan undangan ke masyarakat untuk penyelesaian masalah, pada Kamis (2/10).

Ketika hujan redah, Brigpol Maikel pamit pada Brigpol Martinus Hisage untuk mengantarkan undangan tersebut, namun sempat dicegah oleh Brigpol Martinus mengingat perjalanan itu cukup jauh dan sudah larut malam, serta rawan karena hanya sendirian.

Bahkan, Brigpol Martinus sempat menganjurkan agar Brigpol Maikel menginap saja di Polsek Bolakme, namun yang bersangkutan bersikeras tetap melanjutkan perjalanan, hingga mencuat kasus penikaman tersebut.

“Setelah mendapat informasi, sekira pukul 10.00 WIT Timsus Polres Jayawijaya dipimpin Aiptu Yanuarius Wareyan bersama delapan orang anggota menuju lokasi kejadian guna mengecek kebenaran informasi sekaligus melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP),”

ujar Pudjo.

Selanjutnya, sekira pukul 10.30 WIT, anggota gabungan dalmas, intel dan reskrim (identifikasi) dipimpin oleh Wakapolres Jayawijaya Kompol Irwan Sunuddin didampingi Kasat Reskrim Iptu George Wattimena menuju lokasi untuk mendukung timsus sekaligus olah TKP serta melaksanakan tindakan kepolisian lain.

Beberapa jam kemdudian, Kasat Reskrim Polrs Jayawijaya melapokan kepada kepada Kabag Ops Polres Jayawijaya bahwa korban belum ditemukan di TKP sehingga dilakukan pencarian intensif. “Sampai saat ini belum juga ditemukan jenazah Brigpol Maikel yang dilaporkan telah meninggal dunia setelah ditikam itu. Namun di TKP ditemukan helm dan jaket yg terkena percikan darah yang diduga milik korban,” ujarnya.

Karena itu, polisi dituntut untuk bekerja keras mengungkap kasus penikaman hingga tewas itu, utamanya menghimpun bukti-bukti pendukung di lokasi kejadian. “Mengenai motif pembunuhan itu, sedang didalami apakah motif dendam, masalah-masalah kepolisian, motif cinta atau utang piutang, ataupun motif lain,” ujar Pudjo. (binpa/ant/ari/l03)

Sabtu, 04 Oktober 2014 12:27, BintangPAPUA.com

Kami Diberi Peluru untuk Halau Brimob

Jayapura, 4/8 (Jubi) – Kelly Tabuni, seseorang yang mengklaim dirinya sebagai Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) Wilayah La-Pago menyatakankan, peristiwa baku tembak yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua merupakan ‘permainan’ aparat keamanan untuk menciptakan konflik di wilayah itu.

“Sebelum 28 Juli 2014, ada anggota Brimob di Lanny Jaya yang tawar senjata dan amunisi kepada kami. Mereka minta kami halau aparat Brimob yang akan datang dari luar Lanny Jaya,”

kata Kelly kepada tabloidjubi.com, minggu (3/8) siang.

Pihak Kelly sempat melakukan negosiasi terkait tawaran ini dan puncaknya terjadi aksi penembakan pada Hari Idul Fitri itu. Menurut Kelly, TPN-PB Pimpinan Puron Wenda awalnya tidak berniat menyerang anggota TNI/Polri karena mempertimbangkan dampak-dampak terhadap warga sipil namun aparat mereka sendiri yang ciptakan.

“Kami duga ini untuk dana keamanan dan supaya menurunkan simpati publik terhadap perjuangan suci TPN/OPM,” ungkap Kelly yang mengaku berbicara mewakili Panglima Purom Wenda.

Lanjut Kelly, sekarang sudah banyak masyarakat yang mengungsi ke hutan-hutan karena ketakutan. Mereka sudah kehabisan bahan makanan. Sayangnya, pemerintah daerah juga tutup mata. Kelly juga mengaku telah dihubungi Bupati Lanny melalui seluler, meminta pihaknya mengirim beras untuk masyarakat yang sedang mengungsi ke hutan-hutan.

“Sejak dilakukannya operasi militer di Distrik Pirime, sudah ribuan warga sipil mengungsi ke hutan, karena banyak honai adat yang telah dibakar oleh aparat keamanan,”

kata Kelly lagi.

Saat ditanya terkait klaim TNI/Polri yang menyatakan bahwa TPN/OPM membuat ketakutan terhadap warga sipil, Kelly dengan tegas membantah.

“Mereka warga kami yang tinggal di Lanny Jaya. Tidak mungkin kami bikin takut atau mengancam masyarakat, apalagi membunuh. Tuhan dan alam tahu kalau kami melakukan hal-hal jahat pada masyarakat kami,”

katanya lagi.

“Kami sempat melakukan dua kali dialog dan semua berjalan dengan baik karena dijanjikan mendapat peluru tapi terjadi keributan pada pertemuan ketiga. Mereka sempat mengatakan akan naik ke markas untuk tembak Purom. Karena itulah kami melakukan perlawanan yang menewaskan dua aparat dan sisanya terluka,”

ungkap Kelly lagi.

Ketika disinggung siapa anggota Brimob yang melakukan pertemuan dan menjanjikan amunisi, Kelly tidak menyebutkan nama tetapi menegaskan bahwa salah satu dari antara mereka telah itu yang ditembak mati. “Aparat dan pemerintah tahu kasus ini. Tanyakan saja langsung kepada mereka.

Brigjen Pol Paulus Waterpauw, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, ketika dikonfirmasi terkait pernyataan Kelly Tabuni tak memberikan respon. Pesan singkat yang dikirim wartawan ke ponselnya juga tak dibalas. (Jubi/Aprila)

8 Polisi Ditembak Kelompok Bersenjata Di Papua

Bisnis.com [ Selasa, 29 Juli 2014, 04:16 WIB], LANNY JAYA, Papua – Delapan anggota Polres Lanny Jaya ditembak oleh kelompok bersenjata dalam baku tembak yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie.

“Pada 28 Juli 2014 sekitar pukul 12.10 WIB telah terjadi penembakan di daerah Indawa Kabupaten Lanny Jaya terhadap delapan anggota Polres Lanny Jaya yang sedang berpatroli,”

kata Ronny dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut dia, para petugas dari Polres Lanny Jaya itu sedang melakukan kegiatan sambang desa untuk membangun sistem keamanan masyarakat di wilayah perdesaan.

Delapan anggota Polres Lanny Jaya tersebut mendapatkan serangan dari kelompok kriminal bersenjata pimpinan Enden Wanimbo,” ujarnya.

Ronny menyampaikan, kejadian penembakan tersebut menyebabkan dua anggota Polres Lanny Jaya, yaitu Bripda Zulkifli D Putra dan Bripda Yoga AJ Ginuny, meninggal dunia akibat luka tembak di kepala.

Sementara itu, kata dia, anggota Polres Lanny Jaya lainnya yang terlibat dalam aksi baku tembak itu juga mengalami luka tembak, antara lain Briptu Helsky Bonyadone dengan luka tembak di perut dan Bripda Alex Numbery dengan luka tembak di pelipis.

Para petugas yang menjadi korban tembak ini telah dievakuasi ke RSU (Rumah Sakit Umum) Wamena,” kata Ronny.

Kadivhumas Polri itu menyebutkan bahwa tempat kejadian perkara (TKP) hanya berjarak satu setengah jam perjalanan dari Polres Lanny Jaya atau dua jam perjalanan dari Wamena.

“Sampai denga pukul 16.00 sore tadi dilaporkan bahwa masih terjadi kontak tembak dengan 20 personel Timsus Polda dan dua SST (Satuan Setingkat Peleton) BKO Brimobda Polres Lanny Jaya,”

ungkapnya.

Menurut Ronny, rencananya pada Selasa, 29 Juli, Wakapolda, Direktur Intelkam, dan Kasat Brimob Polda Papua berangkat menuju Kabupaten Lanny Jaya melalui Wamena dengan pesawat terbang, untuk memperkuat pasukan dan membuat giat operasional di Polres tersebut.

Source : Antara
Editor : Martin Sihombing

Dua Polisit Tewas Tertembak di Lani Jaya

Jayapura, 29/7 (Jubi) – Dua anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Kabupaten Lanny Jaya tewas tertembak oleh kelompok sipil bersenjata (KSB) di Indawa, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Senin (28/7) kemarin.

Dari data yang didapat tabloidjubi.com, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 12.10 WIT, Senin (28/7), saat KSB yang diduga melakukan penembakan terhadap empat polisi yangh sedang bertugas. Dari empat polisi ini, dua diantaranya tewas, yakni Brigadir Polisi Dua (Bripda) Yoga Ginugy dan Brigadir Polisi Dua (Bripda) Zulkifli. Sedangkan dua polisi lainnya, Bripda Alex Numbery dan Briptu Helsky Bonyadone mengalami luka-luka.

Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono dalam pers realesnya mengatakan, pihaknya mengutuk keras tindakan itu yang mengakibatkan dua anggota polisi tewas.

“Polisi saat itu sedang melakukan kegiatan pembangunan sumber daya manusia yaitu dalam bentuk kegiatan bimbingan masyarakat (Bimas) sambang desa agar desa-desa di wilayah Papua menjadi desa sadar hukum dan memiliki masyarakat yang lebih cerdas dan mampu menghadapi perubahan jaman yang sangat cepat,” kata Pudjo, Senin (28/7).

Menurutnya, peran Polri untuk pembentukan karakter masyarakat sangat penting, karena kegiatan Bimas sangat mendukung pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam hal ini bupati dan gubernur. “Kami minta masyarakat tetap tenang dan yakin bahwa kelompok kriminal itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujarnya.

Saat ini, kata Pudjo, polisi tengah mengejar kelompok bersenjata itu. Bahkan pihaknya berkoordinasi dengan Asintel Kodam XVII Cenderawasih untuk back-up dari kesatuan TNI yang terdekat.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Lanny Jaya, Befa Jigibalom meminta aparat keamanan TNI/Polri untuk bertindak tegas terhadap kelompok bersenjata yang telah meresahkan masyarakat. Sebab kelompok bersenjata dipimpin Purom Wenda yang diduga telah meninggalkan Puncak Jaya.

“Kelompok Porum Wenda telah jadikan daerah Pirime Balinga dan Kwiyawagi sebagai tempat KSB. Lanny Jaya dijadikan sebagai daerah kekuasaan mereka,” kata Befa.

Pasca insiden penembakan itu, kata Befa, ibukota Lanny Jaya, Tiom dalam keadaan kondusif. “Di Tiom sendiri aman. Siaga peristiwa terjadi di tenggah Distrik Maki dan Pirime di daerah Kampung Indawa,” ujarnya.

Terkait insiden ini, Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua, Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw langsung terjun ke Tiom, Lanny Jaya. “Saya sekarang baru turun dari pesawat, ini mau menuju Tiom, nanti dulu ya,” katanya saat dihubungi, Selasa (29/7).

Informasi terakhir yang didapat, jenazah korban tewas atas nama Bripda Zulkifli pada Selasa (29/7) siang dikirim Kota Jayapura dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Waena, Kota Jayapura. Sementara korban tewas lainnya, Bripda Yoga Ginugy rencananya akan dimakamkan di Semarang, Jawa Tengah. Lalu korban luka-luka akan dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kotaraja, Kota Jayapura. (Jubi/Indrayadi TH)

Giliran, Tukang Ojek Ditembak di Lanny Jaya

JAYAPURA – Lagi-lagi kasus penembakan kembali terjadi di wilayah Pegunungan. Jika sebelumnya, Rabu (16/7) tiga warga sipil ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di daerah Kampung Dangobak, yang terletak di Kampung Danggobak Kalome, distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, kali ini, giliran Tukang ojek atas nama Nasito (40) warga Yokobag, ditembak di Kampung Dogobe Kabupaten Lanny Jaya pada, Kamis (17/7) sore sekitar pukul 17.00 WIT.

Korban tewas di tempat, akibat mengalami luka tembak di bagian kepala belakang tembus pipi kanan dan kini korban telah dievakuasi di rumah Sakit Kabupaten Lanny Jaya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes (Pol) Pudjo Sulistyo Hartono ketika dikonfirmasi via BBM, membenarkan terjadinya penembakan terhadap tukang ojek oleh kelompok kriminal bersenjata tersebut.

Pudjo menjelaskan, peristiwa penembakan itu berawal, pukul 16.00 WIT korban yang berprofesi sebagai tukang ojek itu mengantar penumpang dari Kota Tiom menuju Distrik Malagaineri dan dari distrik Malagaineri korban mengantar kembali penumpang lain menuju Kota Tiom.

Namun dalam perjalanan menuju Kota Tiom, tepatnya di Kampung Dogome tiba-tiba ditembaki oleh kelompok kriminal bersenjata tersebut yang diduga dari arah hutan. Mendapat informasi tersebut, tim gabungan TNI dan Polri langsung menuju ke Lokasi kejadian untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku, namun sudah berhasil melarikan diri. Sementara korban langsung di evakuasi ke RS Tiom.

“Dari hasil olah TKP, anggota di lapangan berhasil menemukan selongsong peluru jenis FN dengan sekitar 1 meter dari tempat korban saat ditembak. Namun saat ini, selongsong peluru tersebut akan dilakukan pengecekan,”

kata Pudjo tadi malam.

Disinggung apakah penembakan tersebut masih ada kaitannya di Kabupaten Lanny Jaya?, Pudjo menjelaskan, bahwa pihakn kepolisian sedang mendalami hal tersebut. “Kita belum bisa sampaikan motifnya seperti apa karena sedang di pelajari oleh kepolisian,” katanya.

Yang jelas, tegas Pudjo bahwa dengan adanya penembakan tersebut, telah menunjukkan bahwa masih adanya kelompok kriminal bersenjata yang mengganggu kamtibmas di wilayah Kabupaten Lanny Jaya dan perbuatan ini tidak dapat di tolelir sehingga kejahatan ini harus di tindak dan di bawa ke depan hukum. “Saya pastikan bahwa pelaku akan di bawa ke depan hukum untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,” kata dia.

Sementara itu, Dandim Puncak Jya, Letkol Inf. Luqman Arif ketika dikonfirmasi Bintang Papua melalui via SMSnya, membenarkan peristiwa penembakan terhadap tukang ojek tersebut.

“Korban ditembak saat mengantar penumpang di distrik Malagaineri. Ia terkena tembakan dibagian leher belakang tembus pipi kanan dekat hidung, kepala belakang tembus hidung dan korban telah di evakuasi di RS TIom,”

katanya singkat (Loy/don/l03)

Jum’at, 18 Juli 2014 01:48, BinPa

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny