OPM KEMBALI BERAKSI

Sulistyo Pudjo HJAYAPURA — Kelompok TPN/OPM kembali beraksi di Kabupaten Puncak Jaya. Tidak segan-segan dalam sehari, kelompok separatis sipil bersenjata ini melakukan aksinya di tiga tempat yang berbeda.

Tiga peristiwa beruntun yang terjadi Kamis (28/11),masing-masing, pembakaran mobil bersama sopirnya yang menewaskan sopir bernama David (39) di Kampung Urunikime, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya.

Kemudian seorang Tukang Ojek bernama Mustakim, warga Jalan Gapura Hom Hom dibacok dan mengalami luka bacok di kepala dan dua jari tangan kiri putus.
Sebelumnya dilaporkan, anggota Koramil Ilu bernama Sersan Wendi menderita luka serius pada bagian kepala, setelah diduga ditembak Kelompok TPN/OPM di Pasar Ilu, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Kamis (28/11) sekitar pukul 10.00 WIT. Korban dari Ilu dievakuasi ke RS Marthen Indey, Jayapura, untuk menjalani operasi mengeluarkan peluru yang tertinggal di kepala korban.

Kabid Humas Polda Papua Sulistyo Pudjo H, S.I.K., ketika dikonfirmasi semalam membenarkan pihaknya telah menerima laporan ketiga kejadian yang diduga dilakukan kelompok TPN/OPM tersebut.

Ketiga kejadian itu antara lain, pemalangan dan pembakaran mobil Strada Nopol N 8680 AT warna silver bersama sopirnya. Akibatnya, korban (sopir) ditemukan tewas di dalam mobil dengan jasad terbakar tanpa kaki.

Ditanya pelaku dari kelompok TPN/OPM pimpinan Goliat Tabuni, dikatakan Kabid, pihaknya belum mengetahui motif dari pelaku, dari serangkaian peristiwa tersebut. Tapi pihaknya tengah melakukan penyidikan guna mengungkap siapa dan kelompok mana pelakunya.

Kronologis kejadian, pada Rabu (27/11) terdapat 10 kendaraan Strada kembali dari Mulia menuju Ilu membawa bahan makanan. Selanjutnya, 8 kendaraan lanjut menuju Ilu, 2 kendaraan berhenti di Ilu. Pada pukul 14.55 WIT 2 kendaraan strada membawa barang berangkat dari Ilu menuju Mulia, tapi dihadang TPN/OPM berjumlah 6 orang dan mobil itu dibakar sehingga sopir David tewas.

Sementara itu, kata Kabid, kendaraan kedua yang dikemudikan Riko balik kanan ke Ilu. Pukul 13.30 WIT jenazah dievakuasi ke Puskesmas Ilu.
Sebelumnya dilaporkan, anggota Koramil Ilu bernama Sersan Wendi menderita luka serius pada bagian kepala, setelah diduga ditembak Kelompok TPN/OPM di Pasar Ilu, Distrik Ilu, Kabupaten Puncak Jaya, Kamis (28/11) sekitar pukul 10.00 WIT. Korban dari Ilu dievakuasi ke RS Marthen Indey, Jayapura, untuk menjalani operasi mengeluarkan peluru yang tertinggal di kepala korban.

Kasus lainnya Kata Kabid, Kamis (28/11) sekitar pukul 07.00 WIT seorang Tukang Ojek bernama Mustakim, warga Jalan Gapura Hom Hom yang mengantar penumpang menggunakan sepeda motor ke Kali Wouma, tiba di TKP korban dibacok sehingga mengalami luka bacok di kepala dan dua jari tangan kiri putus. Saat ini korban masih dirawat di RSUD Wamena.

Sementara itu, Juru Bicara Kodam 17 Cenderawasih Kolonel Infantri Lismer Lumban Siantar saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. “Benar, seorang anggota Babinsa Koramil Illu atas nama Sersan Wandi Ahmad ditembak orang tak dikenal, ketika sedang melaksanakan tugas di sekitar Pasar Illu,”ujarnya.

Kronologis kejadian, kata dia, anggota Koramil itu sedang melaksanakan tugasnya di Pasar Illu, yakni memantau aktivitas pasar. Lalu, tiba-tiba seseorang diduga dengan menggunakan senjata apai laras pendek mendekatinya dan menembak dibagian wajah. “Seseorang tanpa diduga menembak anggota kami dari samping kiri, hingga wajahnya tembus,”ucapnya. (mdc/jir/l03)

Jum’at, 29 November 2013 02:17, Binpa

TNI Tembak Mati OPM

Dalam Kontak Senjata di Puncak Jaya

Sulistyo Pudjo HartonoJAYAPURA — Kontak senjata antara TNI dan TPN/OPM di Kabupaten Puncak Jayakembali menelan korban. Seorang anggota TPN/OPM yang diduga anak buah Goliat Tabuni bernama Trigele Enumbi alias Kiwo Telenggen dilaporkan tewas.

Korban tewas setelah, kontak senjata antara anggota Satgas 753/AVT yang sedang melaksanakan patroli dengan kelompok OPM yang berjumlah 3 orang di Kantor Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, Senin (4/11) pukul 10.45 WIT.

Kabid Humas Polda Papua AKBP Sulistyo Pudjo Hartono ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (4/11) membenarkan pihaknya telah menerima laporan terjadi aksi kontak senjata antara anggota Satgas 753/AVT yang sedang melaksanakan patroli dengan kelompok OPM yang berjumlah 3 orang di Kantor Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Senin (4/11) pukul 10.45 WIT. Akibatnya, korban Trigele Enumbi alias Kiwo Telenggen tewas setelah diberondong senjata SS1 dan mengenai bagian dada sebelah kiri. Korban langsung tewas di tempat.

Dikatakan Kabid, pasca kejadian anggota Polres Puncak Jaya menuju TKP untuk melakukan Olah TKP sekaligus membawa jenasah korban menuju RSUD Mulia untuk diotopsi.
“Kami juga telah mengamankan barang bukti berupa 1 pucuk senjata jenis FN 46 Kal 9 mm, untuk penyelidikan selanjutnya,” kata Kabid.

Menurut Kabid, kelompok OPM tersebut berasal Yambi kiri, anak buah dari Tenggamati dari kelompok Goliath Tabuni.

Detail kronologis kejadian, anggota Satgas 753/AVT sebanyak 8 orang dipimpin Letkol (Inf) Yoni (Danki Satgas 753/AVT) menggunakan mobil Estrada sedang melaksanakan patroli seputar Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Pada saat patroli melintas di depan Kantor Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya ada 3 orang OTK yang mencurigakan, jumlahnya 3 orang anggota Satgas 753/AVT tersebut turun dari mobil dengan maksud akan melakukan pengecekan, namun tiba-tiba salah-satu dari ketiga orang tersebut melakukan penembakan menggunakan senjata pistol sebanyak dua kali dengan jarak sekitar 7 meter ke arah anggota Satgas tersebut namun tak kena. Selanjutnya dibalas dengan tembakan oleh anggota Satgas dengan menggunakan senjata SS1 dan mengenai bagian dada sebelah kiri dan langsung meninggal dunia di tempat dengan barang bukti 1 pucuk senjata jenis FN 46, sedangkan kedua OTK lainnya kabur. (Mdc/don/l03)

Rabu, 06 November 2013 09:01, BinPa

Baku Tembak di Puncak Jaya, Dua Sipil Bersenjata Tewas

Puncak Jaya icecap 1936, see also 1972.
Puncak Jaya icecap 1936, see also 1972. (Photo credit: Wikipedia)

Jayapura, 19/7 (Jubi) – Dua orang anggota sipil bersenjata dikabarkan tewas tertembak dalam aksi baku tembak dengan aparat TNI di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Jumat sore (19/7) sekitar pukul 17:00 WIT. Tidak hanya itu, sepucuk senjata jenis revolver berhasil disita aparat.

Dari data yang berhasil dihimpun tabloidjubi.com diketahui kontak senjata berawal ketika belasan kelompok sipil bersenjata masuk kota dan menyamar sebagai masyarakat, lalu berupaya menyerang pos TNI yang dijaga anggota Batalyon Infantri 751 Raider. Kontak senjata beberapa menit pun tak terelakkan. Kejadian itu menewaskan dua orang dari kelompok penyerang sementara yang lainnya kabur ke hutan.

Pangdam XVII Cenderawasih Christian Zebua yang dikonfirmasi wartawan via telepon selulernya membenarkan adanya dua kelompok sipil bersenjata yang berhasil dilumpuhkan anggota TNI yang bertugas di sana.

“Iya benar ada dua kelompok GPK berhasil dilumpuhkan prajurit kami yang bertugas di sana. Bahkan satu senjata mereka berhasil kami sita. Mereka mencoba menyerang pos TNI yang ada di lokasi kejadian. Parajurit pun melakukan perlawanan dan dua dari mereka akhirnya dilumpuhkan,”

kata Christian Zebua, Jumat malam.

Menurutnya, sejak kelompok sipil bersenjata itu masuk kota, aparat TNI sudah mengetahui kehadiran mereka. Hanya saja anggota TNI tidak ingin bertindak gegabah dan lebih mengantisipasi segala kemungkinan.

“Namun tiba-tiba mereka mencoba menembak prajurit saya. Jelas, anak prajurit melakukan tembakan balasan. Prajurit saya sudah melakukan tugasnya. Bahkan tadi bupati menghubungi saya dan mengucapkan terima kasih, karena anggota di sana berhasil melumpuhkan dan mengusir kelompok itu,” ujarnya. (Jubi/Arjuna)

Sumber: TabloidJubi.com, Arjuna Pademme | July 20, 2013

Enhanced by Zemanta

Di Serui : Tak Mau Gabung OPM, Seorang Pria Ditembak Mati

JAYAPURA—Seorang pria bernama Loudrik Ayomi ditembak mati kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan luka pada punggung dan dada sebelah kiri dan lehernya digorok. Kejadian tragis ini terjadi di Jalan Trans Saubeba Km 36 luar Kota Serui, Kabupaten Kepulauan Yapen, Provinsi Papua, Kamis (6/6) sekitar pukul 15.00 WIT.

Kabid Humas Polda Papua Kombes (Pol) I Gede Sumerta Jaya, SIK ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya, Jumat (7/6) membenarkan pihaknya telah menerima laporan kasus penembakan dan pembunuhan terhadap korban Loudrik Ayomi ditembak mati dan lehernya digorok.

Dikatakan, pelaku penembakan dan pembunuhan terhadap korban Loudrik Ayomi diduga dilakukan kelompok OPM yang selalu melakukan pemalak dan pemerasan perusahaan yang ada di wilayah tersebut dengan pimpinan RO.

“Motif sementara diduga karena korban tak mau bergabung dengan kelompok OPM pimpinan RO, sehingga korban ditembak mati sebanyak dua kali menggunakan senjata api laras panjang,” ujar I Gede.

Detail Kronologis kasus penembakan dan pembunuhan berawak ketika korban Loudrik Ayomi bersama ponakannya, yang tak diseburkan identitasnya berboncengan sepeda motor, kemudian terdengar tembakan sekali yang mengakibatkan korban jatuh dari sepeda motor. Saat jatuh karena takut ponakannya tancap gas meninggalkan korban. Kemudian korban didatangi oleh pelaku lalu digorok lehernya hingga meninggal dunia.
Berdasarkan keterangan saksi pelaku berjumlah 1 orang.

Saat melakukan aksinya pelaku menggunakan topeng dan penembakan dengan menggunakan senjata apai laras panjang. Korban mengalami luka pada punggung dan dada sebelah kiri diduga akibat luka tembakan. Saat ini korban telah dimakamkan keluarganya di Kampung Konti, Distrik Angkaisera, Kabupaten Kepulauan Yapen. (mdc/don/l03)

Sumber: Sabtu, 08 Jun 2013 10:59, Binpa

Enhanced by Zemanta

Danny Kogoya Dibebaskan, Ketua PN Kecewa

JAYAPURA – Danny Kogoya, terdakwa kasus penembakan di Nafri, ternyata telah dibebaskan oleh pihak Lapas Klas 1 A Abepura, lantaran masa penahanannya sudah habis namun tidak ada surat perpanjangan.

Terkait dengan itu, Pengadilan Negeri (PN) Klas I A Jayapura merasa kecewa dengan tindakan pihak Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I A Jayapura yang tanpa konfirmasi dan pemberitahuan melakukan pembebasan terhadap Danny Kogoya.

Ketua Pengadilan Tinggi Kelas 1 A Jayapura, Khairul Fuad, SH, M.Hum, mengatakan, pihak Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas II A Jayapura seharusnya tidak mengeluarkan atau membebaskan terdakwa Danny Kogoya karena Pengadilan Tinggi (PT) sudah memberikan dan mengeluarkan surat perpanjangan penahanan terhadap terdakwa tersebut.

Menurut pria yang baru menjabat sebagai Ketua PN Klas I A Jayapura selama 11 bulan itu, sebelumnya Danny Kogoya dibebaskan dengan hukum oleh pihak LP Abepura, pada tanggal 11 Mei 2013 lalu, dimana pihaknya klaim telah mengirim surat perpanjangan penahanan terhadap Danny Kogoya. “Surat perpanjangan penahanan pertama yang akan berakhir pada tanggal 10 Mei lalu, itu kita sudah serahkan kembali surat perpanjangan penahanan kedua kepada pihak LP Klas II A Jayapura pada tanggal 8 Mei atau dua hari sebelum masa perpanjangan penahanan pertama berakhir, sehingga masih ada sisa penahanan kita yang harus dijalani selama dua hari, tapi saya dapat informasi dari Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Jayapura, tenyata tanggal 11 Mei 2013 terdakwa telah dikeluarkan atau dibebaskan dengan hukum oleh pihak LP Abe, sehingga Jaksa Penuntut Umum (JPU) tidak bisa menghadirkannya hari ini (kemarin, red).

“Namun saya tetap menunggu informasi dari Kajari,” kata Khairul Fuad, kepada wartawan, di ruang kerjanya, di Kantor Pengadilan Negeri (PN) Klas 1 A Jayapura, Senin (13/5) kemarin sore.

Menurut dia, jadwal sidang DK direncanakan dilaksanakan hari ini(kemarin) namun DK sudah dibebaskan oleh LP pada tanggal 11 lalu.

“Jadwal sidang Danny Kogoya saat ini, jaksa belum menghadirkan terdakwa dan jaksanyapun tidak ada, saya dapat informash kalau jaksanya hari ini ada kegiatan,”

ujarnya.

Kata dia, sampai saat ini dirinya tidak paham atas apa yang dilakukan pihak LP Abepura.”Semestinya perpanjangan penahanan sudah kita berikan tanggal 8 untuk penahanan mulai tanggl 11, karena tanggal 8 sudah diterimah oleh LP, maka dia tidak boleh lagi keluar, ternyata informasih yang saya dapatkan kemarin tanggal 11 sudah dikeluarkan dari tahanan, padahal perpanjangan itu sudah di terimah oleh LP. Sehingga hari ini pak Kajari bilang saya masih berusaha menghadirkan mereka terdakwa,”kata dia.

Ditegaskan, yang bertanggung jawab dalam persoalan tersebut adalah pihak LP Abepura karena pihaknya sudah perpanjang surat penahanan dan disampaikan dua hari sebelum habis masa penahanannya.

“Seharusnya mereka tidak mengeluarkannya, karena pada tanggal 8 kita sudah menyerahkan perpanjangan penahanan, pada tanggal 11 dia dikeluarkan sepertinya seolah – olah tidak ada perpanjangan dari Pengadilan Tinggi. Saya tidak mengerti kenapa LP mengeluarkan, padahal kita sudah memberikan perpanjangan itu pada tanggal 8 yang akan berakhir pada tanggal 11, ternyata tanggal 11 sudah dikeluarkan,”

ujarnya lagi. Hingga berita ini naik cetak belum ada konfirmasi dari pihak LP Abepura. (mir/don)

Selasa, 14 Mei 2013 05:58, Binpa

Enhanced by Zemanta

Dikira Intel, Tukang Ojek Tewas Digorok

JAYAPURA—Pasca tewasnya seorang warga sipil bernama Hubert Mabel, setelah upaya melumpuhkan korban di Wamena, Ibukota Kabupaten Jayawijaya, Minggu (16/12) sekitar pukul 10.30 WIT. Kini warga kembali dikagetkan setelah seorang tukang ojek berinisial MI (25) ditemukan tewas mengenaskan dengan posisi tengkurap, serta lehernya digorok di daerah Muai tepatnya di Jembatan Muragaima, Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Senin (17/12) sekitar pukul 07.30 WIT.

Motif pembunuhan korban masih dalam penyelidikan aparat kepolisian. Namun dari informasi yang diterima Bintang Papua menyebutkan, korban dibunuh secara sadis karena dikira seorang intel oleh pelaku, padahal yang bersangkutan adalah seorang tukang ojek.

Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya, SIK yang dikonfirmasi Bintang Papua via ponsel pada Senin (17/12) malam membenarkan pihaknya telah mendapat laporan ditemukannya sesosok mayat dengan identitasnya MI (25), seorang Tukang Ojek yang tengkurap dari jarak antara motor korban dengan korban 56 meter, dimana pada tubuh korban terdapat luka gorok pada leher. Dia mengatakan, diduga korban meninggal pada Minggu (16/12) dini hari, karena sebelum terjadinya peristiwa naas itu ada laporan dari keluarga korban yang melaporkan korban tak pulang ke rumah sejak malam sebelumnya dan melaporkan hal tersebut ke Polsek Kota Wamena.

Kata dia, dari info tersebut Polsek Kota Wamena melakukan patroli ke daerah Muai sehingga setibanya di jembatan Muragaima menemukan sesosok mayat yang identitasnya MI (25) swasta tukang ojek yang tengkurap dari jarak antara motor korban dengan korban 56 meter. Pada korban terdapat luka gorok pada leher.

Ditanya motif pembunuhan tersebut ada kaitannya dengan tewasnya Hubert Mabel, lanjutnya, pihaknya sejauh ini belum bisa menyampaikan keterlibatan pihak lain dari kasus ini. “Kami sedang melakukan penyelidikan, guna mengungkap pelakunya,” tandasnya.

Jenazah saat ini disemayamkan di rumah duka, besok pagi (hari ini) rencananya akan dibawa pulang ke Jawa. (mdc/jir/don/l03)

Selasa, 18 Desember 2012 10:00, Binpa

Enhanced by Zemanta

Bawa Dokumen OPM dan Pisau, Seorang Pria Diamankan

JAYAPURA – Seorang warga berinisial YW terpaksa diamankan saat polisi melakukan razia, Senin (3/12) di Kabupaten Tolikara. Pria itu diamankan karena di dalam mobilnya ditemukan dokumen-dokumen Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan sebilah pisau.

“Dia kami amankan ketika kami menggelar razia gabungan TNI/Polri dan BKO Brimob,”

ungkap Kapolres Tolikara AKBP Alexander Louw, Selasa (4/12) kemarin.

Kapolres mengungkapkan, razia saat itu dilakukan di pertigaan Jalan Baru Gilime, Kabupaten Tolikara, sekitar pukul 13.30 WIT. Ketika itu sebuah mobil yang dikendarai YW melintas dan diperiksa oleh anggota. Kemudian ditemukan dokumen-dokumen OPM dan sebilah pisau.

“Saat ini Sat Reskrim tengah memeriksanya intensif dan sampai saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan, apakah ada kaitannya dengan OPM atau tidak,”
tegasnya.

Kapolres menambahkan, razia ini dilakukan guna menciptakan Sisuasi Kamtibmas yang kondusif di Kabupaten Tolikara. “Guna mengantisipasi gangguan kambtimas, kami melakukan kegiatan razia gabungan secara berkesinambungan.

Mulai dari tanggal 26 November 2012 lalu hingga jelang dan sesudah Tahun Baru 2013 nanti. Dan saya selaku Kapolres juga menekankan kepada seluruh aparat untuk selalu siaga,” tukasnya. (ro/fud)

Rabu, 05 Desember 2012 , 17:15:00, Cepos

Bawa Dokumen OPM, Seorang Pemuda Diamankan

JAYAPURA [PAPOS] – Razia yang dilakukan oleh gabungan TNI/Polri di pertigaan Jalan Gilime Kabupaten Tolikara, Senin (3/12) lalu, berhasil mengamankan salah seorang pemuda berinisial YW, yang kedapatan membawa dokumen-dokumen Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan sebilah pisau.

Kapolres Tolikara, AKBP Alexander Louw saat dikonfirmasi Papua Pos semalam, membenarkan YW diamankan di Polres Tolikara sebab saat razia gabungan TNI/Polri di pertigaan Gilime Kabupaten Tolikara, kedapatan membawa dokumen OPM dan juga sebilah pisau. ”Bersangkutan diamankan ketika kami menggelar razia gabungan TNI/Polri dan BKO Brimob,” katanya.

Lanjutnya, pemuda itu diamankan sekitar pukul 13.30 Wit saat mobil yang dikendarai YW melintas dan diperiksa oleh anggota. Saat ini bersangkutan sedang diperiksa secara intensif atas keterlibatannya dengan kelompok OPM.

Razia itu dilakukan untuk menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif di Kabupaten Tolikara dan mengantisipasi timbulnya gangguan keamanan dalam Cipta Kondisi Kalender Kamtibmas.

“Razia seperti ini akan tetap dilakukan gabungan TNI/Polri secara berkesinambungan mulai dari tanggal 26 November 2012 hingga jelang dan sesudah Tahun Baru 2013,” tukasnya. [tom]

Terakhir diperbarui pada Selasa, 04 Desember 2012 23:59

Selasa, 04 Desember 2012 23:57, Ditulis oleh Tom/Papos

Pekerja Bangunan Ditembak OPM di Tiom

WAMENA [PAPOS] – Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Lanny Jaya kembali berulah. Jika sebelumnya, Polsek Pirime diserang dan menewaskan 3 anggota polisi, kini seorang pekerja bangunan meninggal dunia setelah ditembak, tidak jauh dari Koramil 1702 Kota Tiom.

Informasi yang berhasil dihimpun Papua Pos, korban diketahui bernama Ferdi Turuwalo yang sehari-harinya bekerja sebagai pekerja bangunan. Saat kejadian, diketahui ia hendak pergi ke pasar. Di tengah jalan, korban ditembak oleh orang tidak dikenal tepat di belakang SDN Tiom, sekitar 200 meter dari Kormail 1702 Jayawijaya, Tiom.

Kelompok sipil bersenjata menembaknya hingga mengenai bagian kepala belakang tebus dahi menyebabkan korban meninggal di tempat namun jenazahnya sudah disemayamkan di Mapolsek Tiom dan sekitar pukul 16.00 Wit jenazah dievakuasi menuju Wamena dengan menggunakan Helikopter TNI setelah gabungan TNI/Polri melakukan pengejaran di kota dan berhasil memukul mundur keluar kota Tiom menuju hutan.

Dandim 1702, Letkol Inf. Yusuf Sampe Toding yang saat kejadian berada di Koramil bersama sejumlah anggota, langsung mendatangi arah suara tembakan. Begitu tiba di TKP, rombongan Dandim ditembaki oleh orang tidak dikenal dari atas ketinggian. Pasukan pun membalas tembakan tersebut.

Setelah aksi tembak berhenti, korban langsung dievakuasi menuju Polsek Tiom oleh patroli polisi dan anggota Brimob yang ditugaskan di Lanny Jaya sejak penyerangan Polsek Pirime pekan lalu. Korban kemudian dievakuasi ke Wamena menggunakan helikopter milik TNI AD dan selanjutnya dibawa ke RSUD Wamena untuk divisum.

Kapolres Jayawijaya, AKBP F. S. Napitupulu kepada wartawan mengatakan, pukul 08.30 Wit, korban sebagai juru masak karyawan pembangunan sekolah dasar, pagi-pagi ke pasar untuk belanja. Saat di Jalan Bokom, dia ditembak dekat kantor DPRD lebih kurang 500 meter. “Korban sipil, suku Toraja, terkena tembak di bagian pelipis,” kata Kapolres.

Setelah penembakan, lanjutnya, aparat langsung melakukan pengejaran namun dihujani tembakan sehingga terjadi kontak senjata sekitar 10-15 menit.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gde Sumerta Jaya, SiK saat di konfirmasi di ruang kerjanya, Senin (3/12) mengemukakan, kelompok sipil bersenjata itu diduga masih kelompok yang sama pada penyerangan Polsek Pirime.

Berhasil memukul mundur kelompok sipil bersenjata menuju hutan, kata I Gde, untuk sementara situasi dan kondisi Distrik Tiom dan sekitarnya sudah kondusif. Masyarakat sudah kembali melakukan aktivitas sehari-hari. Namun kelompok sipil bersenjata itu berhasil menghambat masuknya bahan makanan dari Wamena menuju Kabupaten Lanny Jaya.

Diakui I Gde, kelompok sipil bersenjata ini selain berhasil menghambat bahan makanan masuk Lanny Jaya juga memutuskan jembatan utama penghubung perjalanan Wamena-Lanny Jaya sehingga mengakibatkan roda perekonomian menjadi terhenti. Seorang ibu yang akan melahirkan juga tidak bisa melakukan perjalanan menuju rumah sakit Tiom sehingga apa yang diperbuat oleh kelompok sipil bersenjata itu sudah sangat meresahkan.

Masuknya kelompok sipil bersenjata ke Kota Tiom saat gabungan TNI/Polri melakukan pengejaran pada kelompok sipil bersenjata itu, dinilai cukup berani.

Lanjutnya, terkait masuknya kelompok sipil bersenjata ke tengah Kota Tiom, Kepolisian Polda Papua menurunkan 1 SST Brimob Jayapura yang akan menuju Wamena bergabung dengan tim gabungan TNI/Polri.

Sebelumnya Polda Papua telah menurunkan sebanyak 2 SST Brimob, 1 SST Batalyon 756 dan 1 regu Timsus Polda Papua serta personil TNI/Polri organik. Diperkirakan kelompok sipil bersenjata berjumlah 100 orang dengan dilengkapi senjata api 20 pucuk yang diperoleh dari rampasan atau curian.

“Kelompok ini diduga nekat melakukan aksinya karena sudah melakukan kolaborasi dengan RM, FW, YT yang sudah sangat meresahkan. Pihak keamanan tetap akan melakukan penegakan hukum atas kelompok sipil bersenjata tersebut sebab kelompok ini sudah tidak menghiraukan lagi hasil rapat Pemda dengan tokoh-tokoh masyarakat di Tiom,” tandasnya. [rico/tom]

Terakhir diperbarui pada Selasa, 04 Desember 2012 00:09

Selasa, 04 Desember 2012 00:08, Ditulis oleh Rico/Tom/Papos

Komnas HAM RI Klaim Bukan Pelanggaran HAM

Ketua Komnas HAM RI Nur Otto Abdulah dan Ketua Bidang Pemantauan Komnas HAM RI Decky Natalis Pigai saat menyampaikan keterangan usai jumpa Kapolda Papua, Jumat (30/11).

JAYAPURA—Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Republik Indonesia mengklaim aksi penyisiran yang dilakukan Tim Gabungan terdiri dari Polsek Tiom, Tim Khusus Polres Jayawijaya, BKO Brimob Polda Papua dan TNI ke wilayah Posko TPN/ OPM di Kampung Muaragame, pasca penyerangan dan pembakaran Kantor Polsek Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Papua , Selasa (27/11) lalu, bukan merupakan kasus pelanggaran HAM.

“ Tiga orang polisi yang menjadi korban dalam penyerangan Polsek Pirime tidak masuk dalam pelanggaran HAM, karena korban pelanggaran HAM hanya ditujukan kepada warga sipil. Sementara dalam penyerangan di Polsek Pirime, korbannya adalah polisi. Penyerangan Polsek Pirime adalah seperti pertempuran antara kelompok sipil bersenjata dengan polisi yang juga memiliki senjata,” ujar Ketua Komnas HAM RI Otto Nur Abdullah didampingi Ketua Bidang Pemantauan Komnas HAM RI Decky Natalis Pigai dan Kepala Biro Penegakan Komnas HAM RI Sriyawa ketika ditanya usai melakukan audensi dengan Kapolda Papua Irjen (Pol) Drs. M. Tito Karnavian, MA di Ruang Cenderawasih, Mapolda Papua, Jayapura, Jumat (30/11).

Disisi lain, lanjutnya, polisi juga tidak dianggap melakukan pelanggaran HAM jika melakukan penangkapan bahkan penembakan terhadap kelompok penyerangan Polsek Pirime. “Ini kewajiban polisi dan polisi juga harus pandai dalam mengungkap kepemilikan senjata dalam kelompok tersebut,” jelasnya. Dikatakannya, Komnas HAM RI menyebutkan penyerangan yang terjadi di Polsek Pirime adalah dari kelompok Non State Actor kepada State Actor dan tidak ada kaitannya terhadap warga sipil. Kelompok ini bersenjata bukan sipil, buktinya polisi yang menjadi korban justru ditembaki.

Dia mengutarakan, sejauh ini pihaknya belum menerima laporan pelanggaran HAM saat penyisiran tersebut, karena belum ada laporan pelanggaran HAM terhadap warga sipil saat penyisiran yang dilakukan oleh TNI/Polri saat ini. “Ini suatu kemajuan untuk kondisi Papua,” katanya.

Polisi juga diminta untuk mengungkap kelompok tersebut, karena dikhawatirkan akan bersembunyi ditengah masyarakat. “Meskipun dia bersembunyi kepada masyarakat dan ini bagian dari masyarakat, ini membahayakan, karena bersenjata,” jelasnya.

Terpisah, Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya, SIK menyatakan pihaknya belum ada rencana membuat laporan terhadap 3 anggotanya yang tewas saat penyerangan dan pembakaran Kantor Polsek Pirime ke Komnas HAM RI.

Tujuh Warga Diamankan

Sementara itu aparat kepolisian telah berhasil menangkap 7 warga yang diduga pelaku penyerangan dan pembakaran Kantor Polsek Pirime, yang menewaskan 3 orang Polisi setempat masing-masing Ipda Rolfi Takubesi, Brigpol Jefri Rumkorem dan Briptu Daniel Makuker serta merampas 3 senjata organik milik Polri, Selasa (27/11) lalu.
Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya, SIK di Mapolda Papua, Jayapura, Jumat (30/11) membenarkan pihaknya berhasil menangkap 7 warga tersebut menyusul operasi pengejaran oleh Tim Gabungan terdiri dari Polsek Tiom, Tim Khusus Polres Jayawijaya, BKO Brimob Polda Papua dan TNI ke wilayah Posko TPN/ OPM di Kampung Muaragame, Distrik Pyramid, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (29/11) sekitar pukul 16.00 WIT.

Dia mengutarakan, ke-7 warga yang diamankan untuk menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Jayawijaya di Wamena masing-masing YW, KW (40), LK (22), TW (24), GK (35), DTT (45) dan TT (17).

Selain mengamankan ke-7 warga, dia mengutarakan, pihaknya juga menyita sejumlah barang bukti seperti 1 buah spanduk West Papua Interest Association (WPIA), 989 Kartu Keanggotaan TPN/OPM, 2 Lembar Bintang Kejora, 1 Lembar Bendera USA, 1 Lembar Bendera Inggris, 1 Lembar Bendera Papua New Guinea, 1 Lembar Bendera Komite Nasional Papua Barat (KNPB), 2 Unit Hand Phone, 1 Unit Laptop, 1 tas, 2 tas berisi dokumen TPN/OPM, taktik perang serta 5 Lembar Buku Harian Umum Markas Besar TPN/OPM serta sebilah parang. Detail kronologis pengamanan ke-7 warga ini berawal ketika dilakukan penggeledahan di dua Posko Muaragame. Pasalnya, berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan anggota pasca penyerangan dan pembakaran Kantor Polsek Pirime, diduga dilakukan dua kelompok besar pimpinan EW da RM.

Kata dia, kelompok EW dan RM ini bekerjasama dengan kelompok MW dan OW, yang mempunyai hubungan keluarga dengan RM. Tak hanya itu, masing-masing kelompok ini juga bekerjasama dengan kelompok KW dan HB yang berbasis di Distrik Pirime. Tapi diantara kelompok ini terlibat konflik,karena masing-masing ingin membuktikan kalau mereka mampu melakukan aksi penyerangan dan pembakaran Kantor Polsek Pirime sebagaimana perintah Panglima Tertinggi TPN/OPN di Tingginambut, Puncak Jaya inisial GT.

“Saat menyerang Kantor Polsek Pirime mereka mengunakan 10 pucuk senjata hasil rampasan dari anggota Polri,” tuturnya sembari menambahkan pihaknya berharap para pelaku lain segera menyerahkan diri. (mdc/jir/don/l03)

Sabtu, 01 Desember 2012 09:50, Binpa

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny