Yeimo Lantik Ketua KNPB Sorong Raya

Victor Yeimo disambut secara adat oleh kepala suku Moi ketika tiba di Sekretariat KNPB Sorong – Ist

Jayapura, Jubi – Bertempat di Sekretariat Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Sorong, KM 10, Senin (16/11/2015), ketua umum KNPB Pusat, Victor Yeimo melantik pengurus KNPB wilayah Sorong Raya.

Melalui release resmi yang diterima Jubi, Victor Yeimo bersama rombongan disambut secara adat oleh kepala suku Moi ketika tiba di Sekretariat KNPB Sorong yang dihadiri rakyat dari Tambrau, Sorong Selatan, Ayamaru, dan sekitarnya

Yeimo melantik Ketua KNPB Sorong terpilih, Kantius Heselo, Wakil Ketua Gabriel Mambrasar, Jubir Agustinus Aud dan bidang-bidang lainnya dilantik dengan terlebih dahulu diambil sumpah setia pada perjuangan. Dalam sambutannya, ia mengatakan di depan puluhan rakyat dan pengurus KNPB wilayah tersebut dapat bersungguh-sungguh melaksanakan tugas guna mengakhiri penderitaan bangsa Papua ini.

“Saya berpesan agar rakyat di wilayah ini tetap memegang komitmen perjuangan dan tidak memberi ruang bagi penjajah untuk menguasai wilayah yang indah dan alamiah ini,”

tegas Victor.

Ia menjelaskan, sekitar 24 sektor basis KNPB ikut hadir dan dilantik. Ia juga berpesan agar terus melanjutkan perjuangan dari kepengurusan almarhum Martinus Yohame yang dibunuh militer Indonesia, karena apapun sudah menjadi tanggung jawab seorang pejuang untuk tetap berdiri pada jalan kebenaran apapun konsekuensinya.

Kantius Heselo selaku ketua KNPB Wilayah Sorong mengajak anggotanya agar kompak dalam organisasi dan perjuangan ini.

“Kekompakan adalah satu senjata bagi kita. Perjuangan ini kita harus akhiri dengan cara perjuangan yang dami,”

tutur Kantius Heselo.

Untuk diketahui, setelah pelantikan, Ketua KNPB pusat melakukan peletakan batu pertama bagi pembangunan kantor KNPB Wilayah Sorong Raya. (Abeth You)

Dukung West Papua Masuk MSG, AMP Akan Gelar Aksi Damai Berturut-Turut

 

Yogyakarta, 19/05/2015- Hari ini, puluhan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] komite kota Yogyakarta dan Solo, kembali melakukan aksi damai dalam bentuk mimbar bebas di depan Asrama Mahasiswa Papua “Kamasan I”, yang terletak di Jl. Kusumanegara, kota Yogyakarta. Dalam pernyataannya yang disampaikan oleh juru bicara aksi kepada PMnews saat dikonfirmasi, AMP kali ini menggelar aksi damai sebagai bentuk dukungan mahasiswa Papua kepada United Liberation Movement For West Papua (ULMWP) yang memperjuangkan pendaftaran West Papua sebagai anggota MSG, yang keputusannya akan diumumkan pada tanggal 21 mei 2015 mendatang.

Dalam orasi-orasi politik yang disampaikan secara bergantian oleh massa AMP, terdengar teriakan yel-yel Papua Merdeka…Papua Merdeka…Papua Merdeka…, dan juga ada yel-yel lain seperti MSG…Yes, Indonesia…No, serta beberapa yel-yel lainnya yang secara terus-menerus disuarakan oleh massa yang aksi. Selain menyatakan dukungan terhadap aplikasi yang diajuakan oleh ULMWP ke MSG, AMP juga menuntut pemerintah Indonesia dibawa rezim Jokowi-JK, untuk segera membuka ruang demokrasi di seluruh tanah Papua, dan membuka ruang bagi jurnalis asing untuk dapat meliput di Papua, serta juga mengutuk tindakan anti demokrasi yang dilakukan oleh militer Indonesia (TNI-Polri), dalam aksi damai yang digelar oleh rakyat Papua, pada 1 Mei 2015 lalu di sejumlah kota di Papua.  Selain itu, dalam aksi kali ini mass AMP membentangkan dua buah spanduk yang berbunyi “Hak

Aby Douw, selaku ketua Aliansi Mahasiswa Papua [AMP] Komite Kota Yogyakarta ketika dihubungi PMnews menyatakan bahwa, AMP kota Yogyakarta dan Solo, serta beberapa kota lain akan melakukan aksi serentak hingga tanggal 21 mei mendatang.

“Kami akan tetap menggelar aksi damai di kota-kota se Jawa dan Bali mulai hari ini, hingga pada tanggal 21 mei mendatang, pada intinya aksi serentak yang kami lakukan ini adalah merupakan bentuk dukungan dari kami mahasiswa Papua, terhadap apa yang diperjuangkan oleh tokoh-tokoh Papua yang tergabung dalam ULMWP. Sebab apa yang dilakukan oleh ULMWP merupakan agenda bangsa Papua, sehingga kami sebagai bagian dari Bangsa Papua dan juga tulang punggung bangsa akan tetap berada di barisan massa pemuda dan Mahasiswa Papua, guna memberikan dukungan kami dalam segala upaya yang dilakukan untuk membebaskan bangsa Papua dari segalah bentuk ketertindasan dan penjajahan yang terjadi selama ini”.

tegas Aby.

Selain di kota Yogyakarta, dari informasi yang berhasil dihimpun PMnews menyebutkan bahwa aksi dengan isu dan tuntutan yang sama juga dilakukan oleh mahasiswa Papua di sejumlah kota lain, seperti di Surabaya, Malang, Semarang, Bandung, Bogor dan Jakarta.

Penyelundupan Senpi ke Wamena Digagalkan

Jayapura – Kepolisian Sektor Kawasan Bandara Sentani Jayapura berhasil menggagalkan upaya penyeludupan senjata api dan amunisi, yang akan dibawa ke Wamena, Rabu (1/4) sekitar pukul 09.20 WIT. Pemilik senjata api berhasil kabur dan masih dalam pengejaran.

Kapolsek Kawasan Bandara Sentani, AKP Jubelina Wally, S.H., M.H., mengatakan, upaya penyeludupan senjata api senjata rakitan dengan amunisi 6 butir kaliber 46 mm, berhasil digagalkan, setelah X-Ray utama memasuki ruang cek in mendeteksi adanya tas ransel yang mencurigakan. “Ada tas yang isinya mencurigakan saat dideteksi X-ray, setelah diperiksa ternyata berisi senpi dan amunisi,”paparnya.

Sedangkan pemilik senjata dan amunisi berinisial HT, berhasil melarikan diri. “Pelaku masih kami kejar,”jelasnya.

Adapun kronologis penggagalan penyuludupan senjata api ilegal tersebut, bermula ketika pukul 09.10 WIT pelaku datang ke bandara dengan menggunakan mobil Carry warna biru. Saat turun hendak cek-in, pelaku bertemu dengan dua orang saksi KK dan Lu.

”KK ini porter bandara, ia kemudian masuk ruang chek in membawa tas pelaku. Tapi saat pemeriksaan X-ray dideteksi ada benda mencurigakan, sehingga petugas mengamankan tas tersebut,”

jelasnya.

Saat dibuka, ternyata tas ransel berisi sepucuk senjata api Revolver rakitan dan 6 butir amunisi. “Petugas bandara lantas melaporkan kepada Polisi,”ucapnya.

Selanjutna KK porter bandara yang membawa tas itu diamankan untuk dimintai keterangan. “KK kami Amankan untuk dimintai keterangan,”ujarnya.
Saat KK diamankan, Polisi berupaya menangkap HT yang diduga pemilik senpi dan rekannya Lu, tapi keduanya berhasil melarikan diri dengan jasa ojek bandara. “Pemilik senpi berhasil kabur dari lingkungan bandara,”ungkapanya. (jir/don/l03)

Source: Kamis, 02 April 2015 18:05, BinPa

KNPB : Tuduhan Polisi Tak Benar, Polisi Yang Serang dan Bubarkan Aksi KNPB Secara Brutal

Logo KNPB - IST
Logo KNPB – IST

Jayapura, Jubi – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) wilayah Yahukimo, Papua mengatakan belum tahu soal tiga warga sipil dan satu anggota polisi yang dianiaya oleh massa aksi KNPB dan senjata api laras pendek milik Ipda Budi yang hilang saat dikeroyok massa KNPB, karenanya KNPB mengatakan, tanya saja langsung kepada aparat kepolisian.

“Kemarin itu aparat secara brutal melakukan pembubaran paksa aksi massa KNPB yang melakukan penggalangan dana untuk mendukung diplomasi ULMWP. Jadi, KNPB tidak tahu dan belum bisa pastikan hingga saat ini tentang pelakunya, apakah anggota KNPB atau bukan. Karena yang mengacaukan situasi itu aparat sendiri yang memulai,”

ujar Serius Suhuniap, ketua KNPB Yahukimo kepada Jubi dari Yahukimo, Jumat (20/3/2015)

Lanjut Suhuniap, mereka sedang berupaya juga untuk mencari tahu siapa yang merampas senjata milik pak Budi. Kalau empat warga yang menurut polisi dianiaya oleh massa KNPB, sampai dengan saat ini mereka juga tidak tahu. Karena kemarin itu situasinya memang sangat mencekam.

“Saya sudah berusaha untuk mencari tahu di kalangan semua suku yang ikut dalam aksi penggalangan dana, tapi tidak ada,” jelasnya.

Menurutnya, satu guru SD dan satu anggota KNPB yang terkena peluru dari aparat kemarin pun diketahui setelah 20 menit pembubaran paksa aksi KNPB,

“Jadi, kami sarankan untuk aparat mencari tahu dan mengungkap siapa yang merampas senjata itu sebenarnya. Karena kami anggota KNPB dan warga tidak tahu, sebab setiap suku yang kemarin turut berpartisipasi dalam aksi pun sudah kami cek dan tidak ada,”

jelasnya.

Katanya, jadi perlu disampaikan bahwa pihak aparat menuduh KNPB yang lebih dulu melakukan penyerangan itu tidak benar. Yang benar adalah aparat kepolisian dari Polres dan Brimob yang dikirim dari Wamena yang lebih dulu melakukan penyerangan dengan membubarkan aksi KNPB secara paksa dan brutal.

“Jadi tuduhan polisi itu tidak benar. Mereka yang serang dan kasih bubar paksa aksi damai KNPB dengan brutal,” tegas Suhuniap.

Sementara itu, seperti dilansir kantor berita Antara, pascapembubaran paksa terhadap aksi pengumpulan dana yang dilakukan anggota KNPB yang merupakan kelompok pro-kemerdekaan, Rabu (19/3) di Dekai, anggota (KNPB) melakukan penyerangan dan melukai empat warga sipil yang bermukim di ibukota Kabupaten Yahukimo.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Patrige di Jayapura, Kamis, mengatakan sesaat setelah membubarkan massa yang dilakukan anggota Brimob dan Polres Yahukimo sekitar pukul 10.30 WIT dengan mengeluarkan tembakan peringatan, massa kemudian menyerang sejumlah warga di tempat yang berbeda.

Dari catatan kepolisian, korban penganiayaan yang di lakukan anggota KNPB itu yakni Ani (35) mengalami luka sobek di bibir bawah serta luka lebam di muka, Yohanes Palapesi mengalami luka di keempat jari tangan kanan dan Acep Syaiful Hadi (28) yang merupakan karyawan perusahaan penerbangan Susi Air mengalami luka lebam akibat sabetan parang di bagian belakang. Noi Efrat Surirat (26) yang merupakan karyawan RSUD Dekai, diserang saat berjalan menuju mobil ambulans.

Kerusuhan yang terjadi di Dekai ini juga menyebabkan Kasat Intel Polres Yahukimo Ipda Budi Santoso mengalami luka-luka. Bahkan senjata api laras pendek milik korban Ipda Budi dilaporkan hilang saat korban dikeroyok massa KNPB, jelas Kombes Pol Patrige.

Sementara korban dari massa aksi seperti yang ditulis sebelumnya oleh Jubi adalah Isai Dapla (37) yang merupakan anggota KNPB Yahukimo kena tembakan di dada, Salomon Pahabol, ((47) yang merupakan seorang guru SD kena ditembakan di kaki kiri. Penembakan dilakukan oleh aparat kepolisian dari satuan Brimob yang dikirim dari Wamena.

Dikabarkan pula, satu anggota KNPB Yahukimo atas nama Elias Kabak (40) ditangkap oleh aparat kepolisian di Yahukimo saat KNPB melakukan aksi penggalangan dana untuk membantu diplomasi The United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) di Melanesia Spearhead Group(MSG). (Arnold Belau)

Source: Jubi, Diposkan oleh : Arnold Belau on March 20, 2015 at 19:20:46 WP [Editor : Victor Mambor]

Bubarkan Massa KNPB, Senjata Polisi Dirampas

JAYAPURA – Satu buah Senjata Api (Senpi) milik Kepala Seksi Intel Polres Yahukimo, Inspektur Dua (Ipda) Budi Santoso dirampas setelah membubarkan sekelompok massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang sedang melaksanakan penggalangan dana, pada Kamis (19/3) sekira pukul 10.30 WIT, tepatnya di kompleks Ruko Blok C Distrk Dekai, Kabupaten Yahukimo.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Komisaris Besar Polisi, Patrige ketika dikonfirmasi membenarkan perampasan tersebut. “Perampasan itu terjadi, ketika anggota Polres Yahukimo dan anggota Detasemen A bubarkan massa,” katanya kemarin.

Menurutnya, tim gabungan itu dipimpin Wakapolres Yahukimo, Komisaris Polisi Supraptomo. Saat itu anggota Brimob melepaskan tembakan karena kelompok KNPB melakukn perlawanan.

“Ipda Budi Santoso dikeroyok massa saat melakukan negosiasi dengan massa. Senjata laras pendek pistol Revolver milik Ipda Budi Santoso hilang dirampas massa. Saat ini situasi belum kondusif,”

ucapnya.

Terkait peristiwa itu, Patrige menjelaskan, awalnya anggota Polres Yahukimo, anggota Brimob dan anggota organic Polres Yahukimo melaksanakan apel yang dipimpin langsung oleh  Danton Brimob IPTU Abjan Jalal.

Dimana dalam apel tersebut diberikan APP bahwa anggota Brimob beserta Polres Yahukimo akan melakukan kegiatan patroli sekaligus melakukan negosiasi pemberhentian atau pembubaran kegiatan kelompok KNPB yang sedang melakukan penggalangan dana di depan kompleks ruko putra daerah Dekai.

“Penggalangan dana tersebut telah berlangsung sejak tanggal 09 Maret 2015 dan kegiatan tersebut, dianggap ilegal karena tanpa adanya surat ijin dari pihak kepolisian setempat,”

jelas patrige.

Selain tak ada ijin, kegiatan penggalangan dana yang dilakukan oleh kelompok KNPB telah meresahkan warga masyarakat, sehingga aparat kepolisian melakukan negosiasi oleh Kasat Intelkam pada saat pertama pelaksanaan penggalangan.

“Negosiasi itu, diminta agar penggalangan hanya batas, Sabtu (14/3) pekan kemarin. Akan tetapi kelompok KNPB terus menerus melakukan kegiatan penggalangan dana, sehingga kembali melakukan pendekatan secara persuasif oleh Kasat Intelkam,”

ucapnya.

Namun karena kelompok KNPB tidak mau membubarkan kegiatan tersebut, maka dari pihak keamanan dalam hal ini Anggota Polres dan Brimob melakukan kegiatan patroli mendatangi TKP dimana KNPB melakukan kegiatan penggalangan dana.

Kemudian,  pukul 10.15 WIT,  anggota gabungan Brimob dan Polres sampai di TKP melalui Kasat Intelkam Polres Yahukimo IPDA Budi Santoso, S.Sos, langsung melakukan negosiasi kepada Kelompok KNPB akan tetapi kedatangan anggota Polres sebagai negosiator tidak disambut baik oleh Kelompok KNPB sehingga berujung bentrok.

Lantas kejadian itu, anggota gabungan Brimob dan Anggota Organik Polres yahukimo melakukan pembongkaran terhadap atribut maupun alat-alat yang digunakan kelompok KNPB dalam melakukan penggalangan dana.

“Reaksi dari kelompok KNPB mereka melakukan perlawanan setelah anggota naik ke atas kendaraan truk. Semntara Kasat intelkam tetap tinggal guna melakukan negosiasi kembali  dengan korlap KNPB agar membongkar dan membubarkan kegiatan penggalangan dana tersebut dengan tertib,”

katanya.

Dalam negosiasi itu, simpatisan massa KNPB langsung menyerang Kasat Intelkam dengan menggunakan Panah dan Batu sehingga IPDA Budi Santoso diselamatkan oleh masyarakat dan korlap KNPB.

Akibatnya, Kasat Intelkam mengalami luka memar di bagian kepala, luka sobek di dahi hingga 7 jahitan akibat dari hantaman benda keras (batu) serta luka sobek di jempol tangan sebelah kiri. “Saat penyerangan, kelompok KNPB merampas  senjata api revolfer jenis Taurus dengan nomor seri XK 256027,” katanya.

Sesaat kejadian itu, anggota Anggota Polres Yahukimo berhasil mengamankan salah satu anggota kelompok KNPB yang diketahui bernama Eka Kabak (25 tahun) dan barang bukti berupa, 1 (satu) unit toa, mesin genset serta spanduk yang bertuliskan ‘’ Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Yahukimo, Aksi penggalangan dana Nasional KNPB Yahukimo’’.

Lanjut Patrige, usai dilakukan penangkapan massa simpatisan KNPB yang berjumlah sekitar 50 orang mulai anarkis dengan melakukan pemalangan di pertigaan jalan pemukiman jalur 1 dan paradiso dengan membakar ban bekas sehingga anggota Brimob dan polres Yahukimo membubarkan aksi tersebut dengan tembakan peringatan.

“Massa sempat melempari rumah warga pemukiman dengan menggunakan batu dan pemukulan terhadap warga bernama Ani (35 Tahun) hingga mengalami luka sobek di bibir bawah serta luka lebam di muka akibat dipukuli massa simpatisan KNPB,”

jelasnya.

Lagi-lagi, sekitar pukul 12.15 wit, bertempat di Bandara Nop Goliat Dekai, simpatisan massa KNPB menyerang pegawai perhubungan bernama Yohanes Palapesi mengalami luka akibat tebasan parang di 4 (empat) jari tangan kanan dan pegawai penerbangan pesawat Susi Air atas nama Acep Syaiful Hamdi (28 tahun). “Ia mengalami luka lebam akibat sabetan punggung parang dibagian punggung,” kata Patrige.

Atas peristiwa itu, semua warga setempat melarikan diri menuju basecamp PT Bintang timur Mandir. Namun pada saat korban akan dijemput oleh pegawai rumah sakit bernamaNOI EFRAT SURIRAT (26 tahun) dengan menggunakan kendaraan ambulance iktu serang karena dikira korban merupakan anggota intel.

“Hingga kini, situasi sudah mulai kondusif sambil mencari para pelaku pengeroyokkan dan pengrusakan tersebut. Anggota di lapangan terus melakukan pengamanan siaga,” katanya. (Loy/don/l03)

Ini Dia Kelvis Wenda, Anggota Separatis Bersenjata yang Ditangkap

Kelvis Wenda
Kelvis Wenda diperiksa di Polda Papua (suara.com/Lidya Salmah)

Suara.com – Tim Khusus Polda Papua kembali berhasil menciduk salah satu anggota separatis bersenjata pimpinan Enden Wanimbo bernama Kelvis Wenda di hotel Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (16/3/2015) malam.

Selasa (17/3/2015) pagi, Kelvis Wenda dibawa ke Subdit I Keamanan Negara Direktorat Reskrim Polda Papua untuk diperiksa.

Selama ini, Kelvis masuk daftar pencarian orang dalam kasus dugaan kepemilikan senjata api jenis FN serta ratusan butir amunisi yang diselundupkan ke Wamena untuk kepentingan Organisasi Papua Merdeka.

Selain menangkap Kelvis, polisi juga menyita barang bukti di antaranya satu buah telepon seluler merk Nokia dan sejumlah dokumen terkait OPM.

Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris besar Patrige mengatakan Kelvis Wenda sudah pernah dicokok Polda Papua namun dilepaskan lagi karena saat itu tidak cukup bukti soal kepemilikan senjata api jenis Baretta.

Namun, dalam pengembangan, senjata Baretta yang sebelumnya tidak diakui milik Kevis akhirnya terkuak. Menurut rekan Kelvis, Kamori Murib, yang ditahan di Polda Papua, senjata tersebut memang milik Kelvis.

“Karena itu polisi kembali menangkap Kelvis Wenda di Wamena,” kata Patrige di Jayapura.

Sebelumnya, pada Januari 2015, Timsus Polda Papua telah menangkap tiga anggota OPM.

Ketiga orang itu merupakan anggota OPM pimpinan Purom Wonda dan Enden Wanimbo yang menurut polisi kerap menebarkan teror terhadap aparat TNI dan Polri serta warga sipil di wilayah Kabupaten Lanny Jaya, Papua. (Lidya Salmah)

Sumber: Suara.com, Siswanto : 17 Mar 2015 | 15:22

6 Pucuk Senpi Disita dari Penumpang KM. Dorolonda

JAYAPURA – Aparat Kepolisian Resor Jayapura Kota bersama Polsek Kawasan Pelabuhan Laut (KPL) Kota Jayapura, menyita sebanyak 6 pucuk Senjata Api (Senpi) rakitan dan sejumlah amunisi, yang disimpan dalam sebuah koper warna abu-abu.

Senpi tersebut diduga milik penumpang KM. Dorolonda, ketika bersandar di Pelabuhan Laut Jayapura, Selasa (16/2). Ditemukannya senpi tersebut dari hasil pemeriksaan yang dilakukan aparat kepolisian ketika para penumpang turun dari atas kapal.

Data yang diperoleh Bintang Papua, terungkapnya Senpi tersebut ketika petugas Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) pelabuhan mengangkut Koper milik penumpang yang tiba di Kota Jayapura.

Namun dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim Polres Jayapura Kota dan Polsek Pelabuhan Laut Jayapura berhasil melihat koper yang mencurigakan. Akhirnya, polisi memaksa untuk dilakukan pemeriksaan dan ternyata berisi Senpi rakitan dan amunisi, yang selanjutnya langsung diamankan.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Patrige Renwarin ketika dikonfirmasi wartawan, membenarkan penemuan koper berisi Senpi rakitan dan amunisi itu. “Ditemukannya koper tersebut, ketika Kapal Motor (KM) Dorolonda berlabuh di Pelabuhan Jayapura sekitar pukul 19.30 WIT,” jelasnya.

Dikatakan, saat penumpang turun dari Kapal, anggota polisi berpangkat Aiptu Demmaloga curiga sebuah koper yang dibawa seorang TKBM. Ia lalu menyuruh oknum TKBM memanggil pemilik koper. Namun yang disuruh tak kunjung kembali.

“Koper itu kemudian diamakan di Polsek KPL Jayapura. Pada Rabu (18/2), sekira pukul 11.00 WIT, Kapolsek, Wakapolsek KPL bersama beberapa anggotanya memeriksa koper itu. Ternyata isinya Senpi rakitan dan amunisi,” kata Patrige, Rabu (18/2/2015).

Menurutnya, di koper itu ditemukan lima Senpi rakitan laras pendek, dan satu laras penjang. Tak hanya itu, polisi juga menemukan dua butir amunisi SS 1, dan dua bungkusan berbentuk bulat yang isinya sejenis bahan peledak. Barang bukti masih diamankan sementara di Polsek Kawasan Pelabuhan Laut Jayapura.(Loy/don)

Source: Jum’at, 20 Februari 2015 10:42, BinPa

Jual Amunisi ke KKB, 5 Anggota TNI Dipecat

Mayjen TNI Fransen G SiahaanMERAUKE – Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen G Siahaan tidak kenal kompromi terhadap adanya oknum anggota TNI yang diduga menjual amunisi kepada kelompok kriminal bersenaja (KKB). Terbukti, lima anggota TNI AD di Kodam XVIII/Cenderawasih, yang diduga menjual amunisi kepada kelompok kriminal bersenjata (KKB) telah ditindak dengan tegas melalui pemecatan secara adminstrasif sebelum diputuskan di pengadilan militer.

Demikian disampaikan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen G Siahaan kepada wartawan di Merauke, Jumat (30/1/15). Dikatakan, lima anggota TNI itu sudah dipecat secara administratif. “Ada 2 tindakan, administrasi dan hukum. Hukum melalui jalur pengadilan. Tapi sebelum pengadilan, kita sudah melakukan tindakan administrasi, yakni pengakhiran tugas dengan tidak hormat. Sebelum pengadilan memecat dia, kita sudah memecat terlebih dahulu,” tegas Pangdam.

5 terduga oknum TNI itu, yakni Sertu NHS, Pratu S, Pratu RA, Serma S dan Sertu MM. Mereka ditangkap tim gabungan TNI-Polri setelah tertangkapnya 3 warga sipil yang terkait KKB di Entrop Jayapura pada 28/1/15.

“Prajurit ini pengkhianat bangsa, adalah pembunuh-pembunuh kita. Kemarin saya memerintahkan kepada Asisten I, ini harus dibongkar sampai ke akar-akarnya. Ini masih dalam penyidikan,” ujarnya.

Dugaan keterlibatan ada anggota TNI AD yang melakukan transaksi amunisi diketahui setelah penangkapan 3 warga sipil di Entrop Jayapura pada 28 Januari 2015, 2 diantaranya merupakan KKB pimpinan Puron Wenda.

“Kita menangkap sinyal atau tanda-tanda bahwa ada penjualan amunisi. Kita bekerja sama dengan Polda melakukan penyergapan itu, lalu dari pengembangan itu, terindikasi ada anggota kita,” bebernya.

Tambah Pangdam, dia sudah memberikan laporan ke pimpinan atas, yakni Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) bahwa ada anggota TNI yang diduga menjual amunisi ke KKB.

“Kasad memerintahkan tidak ada toleransi dan pecat. Sehingga berdasarkan aturan TNI AD khususnya, kita pecat secara administrasi sebelum disidang. Jadi kalau pun pengadilan tidak memecat, kita sudah memecatnya,” tandas Pangdam. (moe/don/l03)

Source: Sabtu, 31 Januari 2015 05:50, BinPa

Di Bukit BTN Puskopad, ‘BK’ Berkibar Sekitar 45 Menit

Nampak Bendera ‘BK’ yang Berkibar di Atas Perbukitan Kompleks BTN PuskopadSENTANI – Jumat (5/12) kemarin pagi sekitar pukul 07.00 WIT, bendera Bintang Kejora (BK) yang merupakan simbol kemerdekaan Bangsa Papua Barat itu sempat berkibar di atas Perbukitan atau Gunung dari Kompleks Perumahan BTN Puskopad Atas.

Walaupun 1 Desember yang disebut-sebut Hari Ulang Tahun (HUT) Papua Barat, itu momennya sudah lewat, namun BK tetap dengan sengaja dikibarkan oleh orang tak dikenal (OTK). Pengibaran BK yang dilakukan tanggal 5 Desember kemarin itu sontak saja banyak kalangan menilai itu hanya dilakukan orang iseng, karena momen 1 Desember sudah lewat.

Pantauan Bintang Papua di tempat kejadian, BK ini berkibar kurang lebih sekitar 45 menit di atas ketinggian bukit tersebut. Aparat kepolisian dari Polsekta Abepura yang lebih awal mendatangi lokasi pengibaran di bawah pimpinan Wakapolsekta Abepura Iptu Frits O. Siagian.

Dan, selang beberapa menit (tidak lama) muncul Kapolsekta Abepura Kompol Y. Yawan, kemudian juga datang Danramil Abepura Kapten Rama beserta aparat gabungan dari TNI/Polri berusaha menurunkan bendera BK dengan menaiki tanjakan tanpa rasa ragu dan takut.

Dimana, pengibaran bendera BK ini menjadi tontonan warga karena lokasinya dekat dari perumahan warga yang mendiami Kompleks Perumahan BTN Puskopad Atas.

Setelah mendapatkan laporan terkait pengibaran bendera BK, Kapolresta Jayapura AKBP Alfred Papare, S.IK, langsung mendatangi Mapolsekta Abepura dan ketika disambangi para awak media di Mapolsekta Abepura, Jumat (5/12) kemarin siang sekitar pukul 12.00 WIT, Kapolresta Jayapura AKBP Alfed Papare, S.Ik, membenarkan hal itu.

“Hal ini awalnya diketahui oleh warga sekitar Kompleks Perumahan BTN Puskopad Atas karena melihat ada sebuah bendera yang menyerupai Bintang Kejora. Kemudian saat itu juga, warga melaporkannya ke pihak aparat kepolisian yang ada di Mapolsekta Abepura untuk mendatangi lokasi kejadian guna menurunkan dan juga mengamankannya,” ucap Kapolres Alfred ketika dikonfirmasi wartawan di Mapolsekta Abepura, Jumat (5/12) kemarin siang.

“Dan, setelah saya sendiri melihat langsung barang buktinya dapat dikatakan bahwa benda ini berbentuk sehelai kain berwarna putih berukuran 147×70 cm yang dicat menyerupai warna bendera Bintang Kejora lalu dipasang di sebuah kayu dengan panjang 1,5 atau satu setengah meter, kemudian ditancapkan diatas bukit di Kompleks BTN Puskopad Atas sekitar jam tujuh pagi,” tambahnya.

Kapolres Alfred menegaskan, bahwa hal ini tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat, karena pengibaran yang dilakukan pada hari ini (kemarin) di tanggal 5 Desember itu sudah lewat dari momen tanggal 1 Desember.

“Yang perlu saya tegaskan disini bahwa hal ini tidak perlu dikhawatirkan, karena yang pertama bendera ini dikibarkan pada tanggal 5 Desember atau sudah lewat dari momen tanggal 1 Desember. Terus kalau saya lihat dari bentuknya itu asal-asal jadi saja atau orang yang membuat benda ini tidak serius dalam membuatnya sebagai bendera, karena bentuknya juga yang tidak karuan,” ujarnya.

Namun itu, lebih lanjut Kapolres Alfred mengatakan, bahwa pihaknya tetap mencari tahu siapa pelakunya yang dengan sengaja menancapkan benda yang menyerupai bendera BK di lokasi kejadian tersebut.

“Jadi, momennya sudah lewat daripada momentum mereka. Kemudian bentuk benderanya yang asal dibuat, lokasi dari pengibaran bendera BK ini dibelakang kompleks perumahan warga atau dapat diartikan lokasinya itu tidak menjadi perhatian. Dikarenakan ada masyarakat yang melihat berkibarnya bendera yang menyerupai BK tersebut, sehingga harus diturunkan oleh aparat kepolisian,” tukasnya. (Mir/don)

Sabtu, 06 Desember 2014 12:45, BP

Ditembak dari Jarak 2 Meter

Dua Anggota Brimob  Diantar  ke Parapat dan Soe
Pagi Ini, Jenazah Dua Anggota Brimob Diantar ke Parapat dan Soe

Jenazah dua anggota Brimob Detasemen A Polda Papua Iptu Tomon Siahaan dan Bripda Everson, ketika tiba di RS Bhayangkari, Kotaraja, Kamis (4/12). JAYAPURA — Dua anggota Brimob Detasemen A Polda Papua, masing-masing Iptu Tomon Siahaan dan Bripda Everson, tewas seketika lantaran diberondong tembakan dari jarak dekat, sekitar 2 meter ketika sedang menurunkan kursi untuk persiapan natal.

Demikian diungkapkan Kabid Humas Polda Papua Kombespol Sulistyo Pudjo Hartono, S.IK, ketika dikonfirmasi di sela-sela persiapan otopsi jenazah di RS Bhayangkari, Kotaraja, Kamis (4/2), kemarin.

Terkait dengan peristiwa penambakan ini, Kepolisian Daerah (Polda) Papua segera menuntut pertanggungjawaban hukum dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), pasca aksi penembakan yang menewaskan dua anggota Brimob Detasemen A Polda Papua, Iptu Tomon Siahaan dan Bripda Everson, ketika membantu dan mengantar kursi untuk perayaan Natal di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Tanah Papua Klasis Ilaga atau di Depan Kantor Bupati Puncak di Ilaga, Papua, Rabu (3/12) sekitar pukul 09.00 WIT.

Menurut Kabid Humas, tokoh adat dan tokoh agama di Ilaga sebelumnya telah mengimbau kepada masyarakat setempat, agar tak melakukan aksi penembakan menjelang perayaan Natal. Bahkan telah disepakati, bila ada aksi penembakan didenda Rp2 Miliar. Tapi tetap dilanggar.

“Kami mengutuk keras aksi penyerangan terhadap kedua anggota Brimob yang di-BKO-kan di Polsek Ilaga tersebut. Pelaku tak memahami, bila kedua korban tengah membantu kegiatan perayaan Natal,” tukas Kabid Humas.

Kabid Humas menuturkan, pihaknya segera mengantar jenazah kerumah keluarganya pada Jumat (5/12) sekitar pukul 06.00 WIT. Masing-masing Iptu Tomon Siahaan diantar ke Parapat (Sumut) dan Bripda Everson diantar ke Soe (NTT).

Pantauan Bintang Papua, ketika iring-iringan mobil jenazah yang membawa kedua korban tiba di RS Bhayangkari, setelah menempuh penerbangan dari Ilaga ditunggui Wakapolda Papua Brigjen (Pol) Drs. Paulus Waterpauw didampingi Kabid Humas Polda Papua Kombespol Sulistyo Pudjo Hartono, S.IK, dan Kasat Brimob Polda Papua Kombespol Matius Fakhiri.

Isak tangis pun tak terhindarkan dari keluarga dan kenalan kedua korban, terutama dari keluarga Batak dan Flobamora-NTT, sesaat sejumlah anggota Brimob Polda Papua mengusung peti jenazah para korban, yang dibalut bendera merah putih.

Sontak seorang perempuan paruh baya menyeruak masuk ke ruang otopsi sembari membawa selembar tenun ikat Timor, untuk diletakkan di tubuh korban Bripda Everson.

Dikatakan Kabid Humas, setelah diotopsi jenazah direncanakan disemayankan di Aula Mako Brimob Polda Papua, Kotaraja. “Kedua jenazah akan dilepas dengan upacara militer, sebelum diantar ke kampung halamannnya masing-masing,” terang Kabid Humas. (Mdc/don)

Sumber: Sabtu, 06 Desember 2014 12:34, BP

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny