OPM Klaim Bertanggung Jawab

http://www.bintangpapua.com/headline/13356-opm-klaim-bertanggung-jawab
http://www.bintangpapua.com/headline/13356-opm-klaim-bertanggung-jawab

Suasana pembacaan surat pernyataan di markas OPM pimpinan Goliat Tabuni yang mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian penembakan terhadap anggota TNI di wilayah Kabupaten Puncak Jaya.

JAYAPURA — Kelompok Separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Pegunungan Tengah Papua mengklaim bertanggung jawab atas serangkaian penembakan terhadap pos dan anggota TNI yang bertugas di Kabupaten Puncak Jaya. Bahkan, kelompok pimpinan Goliat Tabuni itu juga bertanggung jawab atas penembakan helikopter milik TNI. Klaim itu seperti diungkapkan Sekjen OPM Wilayah Pegunungan tengah Papua, Anton Tabuni. “Kami bertanggung jawab dengan serangkaian aksi penembakan terhadap prajurit TNI dan posnya, juga termasuk helikopter mereka Selasa kemarin. Aksi itu sebagai bentuk kami tidak mengakui Papua sebagai bagian dari NKRI,” ujar Anton Tabuni kepada wartawan, Jumat 5 Agustus. Dikatakan, pihaknya menolak niat Pemerintah Indonesia untuk merangkul kelompoknya, untuk bergabung dengan NKRI. “Kami sudah putuskan, Papua merdeka adalah harga mati, jadi kami akan terus berjuang demi kemerdekaan Papua,” tegas Anton.
Ia mengancam akan terus bergerilya dengan kelompoknya memerangai pasukan TNI dan Polri, yang berada di wilayah Pegunungan Tengah Papua. “Kami akan terus berjuang dan memerangi pasukan Indonesia yang berada di Papua, demi kemerdekaan yang diimpikan rakyat Papua,” terangnya.

Anton Tabuni juga mengklaim telah membakar sejuumlah bendera merah putih yang dikibarkan di wilayah Puncak Jaya. “Kami akan musnahkan semua bendera di luar bintang kejora,” kata dia.

 

Cari Perhatian

Serangkaian aksi yang dilakukan, jelas Anton Tabuni, bertujuan agar masyarakat internasional, baik itu Amerika Serikat maupun PBB, melihat bahwa perjuangan Papua Merdeka belum surut dan akan terus berjuang. “Perjuangan kami tidak akan berhenti, akan terus hingga cita-cita Papua merdeka tercapai,” imbuhnya.

Anton juga mengatakan, OPM akan mengirimkan surat resmi ke pemerintah Indonesia, Amerika Serikat dan PBB, bahwa perjuangan Papua Merdeka tidak akan pernah surut, hingga obsesi dan cita-cita kemerdekaan Papua tercapai.
Untuk diketahui, TNI saat ini sedang melakukan bakti sosial di Puncak Jaya, sebagai upaya merangkul kelompok yang berseberangan untuk kembali bergabung dengan NKRI. Tapi, kelompok bersenjata OPM bergeming. Dua prajurit TNI sudah tewas dan tujuh lainnya luka-luka ditembaki OPM.

Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjen Erfi Triassunu mengaku kesulitan mengahalau kelompok separatis. Pasalnya, mereka sangat menguasai medan Puncak Jaya. “ Kami kewalahan, mereka sangat kuasai alam Puncak Jaya,” kata Pangdam. (jir/don/l03)

Jumat, 05 Agustus 2011 17:26
http://www.bintangpapua.com/headline/13356-opm-klaim-bertanggung-jawab

Helikopter TNI Ditembaki, 1 Tewas

WAMENA – Kelompok sipil bersenjata di daerah Puncak Jaya terus berulah. Kali ini, yang menjadi sasaran adalah Helikopter milik TNI AD Jenis MI-17 yang sedang mengevakuasi seorang anggota TNI Yonif 753/AVT bernama Pratu Fana S yang sebelumnya menjadi korban penembakan oleh kelompok sipil bersenjata di Tingginambut, Puncak Jaya.

Akibat penembakan ini, Pratu Fana S akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya karena kembali tertembus peluru saat berada di dalam helikopter tersebut.
“Penembakan ini terjadi Rabu (3/8) saat Helikopter yang dipiloti Mayor Cpn Kandek dan Copilot Lettu Cpn Fandi terbang dari Bandara Mulia Puncak Jaya pada pukul 14.00 WIT,” ungkap sumber terpercaya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Ketika helikopter itu melewati daerah Puncak Senyum, tiba-tiba ditembaki oleh kelompok sipil bersenjata dari arah Puncak Senyum itu. Tembakan tersebut mengenai dua titik bagian helikopter. “Pertama di bagian bawah tepatnya di samping kiri roda depan di bawah copilot dan kedua di bagian bodi pesawat tepatnya samping kanan dekat mesin pesawat. Ternyata gangguan tembakan dari gerombolan tersebut mengenai kembali korban pada bagian rusuk kiri dan peluru bersarang di tubuh korban menyebabkan korban tewas. Korban kemudian dievakuasi ke Wamena dan selanjutnya ke Jayapura,” kata sumber itu.

Sementara sumber lainnya menyebut bahwa Pratu Fana S memang telah tertembak oleh kelompok sipil bersenjata di Tingginambut dan telah meninggal dunia, kemudian saat dievakuasi dengan heli, tiba-tiba helinya ditembaki dan pelurunya kembali tembus dan bersarang ditubuh Pratu Fana.

Sedangkan Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triassunu saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya menyatakan bahwa benar adanya penembakan Heli milik TNI di kawasan Puncak Senyum, Puncak Jaya.

“Saat itu satu anggota saya terkena tembakan di daerah Tingginambut Kabupaten Puncak Jaya yang kemudian sedang dievakuasi melalui Heli ke Wamena, tapi di daerah Puncak Senyum, Helinya ditembak. Dimana diduga pelakunya adalah TPN/OPM yang selalu mengganggu pelaksanaan Bhakti Sosial TNI,” tuturnya.

Saat disinggung kondisi heli dan korban insiden penembakan heli tersebut, Panglima menjawab bahwa informasi sementara bahwa heli bisa mendarat dengan baik.
“Yang jelas siapapun pelakunya baik itu TPN/OPM atau OTK (orang tak dikenal) yang membawa senjata, kami TNI akan melakukan pengejaran terhadap mereka. Begitu juga kejadian Nafri, yang diduga bukan kriminal murni melainkan TPM/OPM yang melakukan penembakan, dan ini sudah perbuatan membrutal yang terus dilakukan, pelakunya juga akan kami selidiki,” katanya.

Pangdam juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus menyelesaikan kegiatan bhakti sosial Tentara Nasional Indonesia (TNI) Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih Papua, walau insiden penembakan terus terjadi. “Sebab kami hanya ingin membantu pembangunan yang sedang dikerjakan pemerintah, dan juga membantu masyarakat,” katanya.

Kemarin sore, korban penembakan itu telah tiba di Jayapura dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Marthen Indey. Pangdam yang ditemui di RS Marthen Indey mengatakan bahwa saat itu heli sedang membantu evakuasi yang terjadi di Ilaga Kabupaten Puncak dan mengevakuasi korban penembakan di Puncak Jaya. “Namun saat di Puncak Senyum, Heli ditembak oleh sekelompok seperatis bersenjata,” terangnya.

“Memang saat heli berada di daerah Wamena, cuaca berubah awan sedikit gelap. Ya sebenarnya heli tersebut sudah sering melewati daerah itu, hanya saat itu heli terbang rendah dan tidak duga terjadi penembakan oleh kelompok separatis tersebut dan mengenai salah satu anggota yang sedang dievakuasi dari korban penembakan di Tingginambut, dimana saat itu posisi anggota sedang telentang dan tertidur,”paparnya.

Pangdam menegaskan kejadian yang sering terjadi ini akan menjadi bahan evaluasi oleh TNI agar hal serupa tidak akan terulang kembali. “Ya walau kita bisa ketahui sendiri bahwa pihak speratis tersebut menguasai medan sedangkan kita fokus dalam kerja bhakti sosial,” tandasnya.

Saat ditanya siapa yang menjadi apelaku dalam penembakan atau gangguan terhadap bhakti social yang dilakukan oleh TNI serta merampas senjata milik TNI/Polri ? Panglima menjawab bahwa akita bisa ketahui sendiri bahwa didaerah tersebut masih ada sekelompok sipil bersenjata.

“Saya akui bahwa daerah tersebut merupakan wilayah mereka. Tapi Papua ini juga merupakan wilayah yang saya jaga keamanannya serta menciptakan zona damai. Sedangkan terhadap perampasan senjata, sepertinya mereka ingin memperkuat senjata sehingga mencoba melakukan perampasan,” ungkapnya. (ro/fud)

Kamis, 04 Agustus 2011 , 17:08:00

TNI dan Polri Bersiaga di Pengunungan Nafri

Metrotvnews.com, Jayapura: Aksi penembakan kembali terjadi di Pegungungan Nafri, Jayapura, Papua, Senin (1/8) dini hari. Aksi penembakan membabi buta itu menewaskan empat warga Arso, Papua.

Pascapenembakan, polisi dan TNI langsung disiagakan. Polisi langsung menyisir lokasi dan menemukan bendera bintang kejora serta sejumlah barang bukti lain. Tak puas hanya menemukan barang bukti, polisi kemudian melakukan pengejaran ke arah Pegunungan Nafri, yang diduga tempat pelaku melarikan diri.

Sementara, TNI disiagakan di Kampung nafri, guna mengantisipasi serangan lanjutan. Sejauh ini, kondisi Kampung Nafri sendiri belum kondusif. Warga masih khawatir serangan gerombolan bersenjata kembali terjadi. Akibat serangan itu, empat orang meninggal dunia. Keempatnya adalah anggota Kompi C Batalyon infanteri 756 Senggi antara lain Dominikus Keraf, Yusman, Titin, serta Sardi.(****)

Metro Sore / Nusantara / Selasa, 2 Agustus 2011 14:35 WIB
http://www.metrotvnews.com/read/newsvideo/2011/08/02/133265/TNI-dan-Polri-Bersiaga-di-Pengunungan-Nafri

Danny Kogoya Cs Ngaku Pelaku Penembakan di Nafri

Jayapura – Sehari pasca penembakan di tanjakan Kampung Nafri, Kota Jayapura yang menewaskan 1 orang anggota TNI dan 3 warga sipil, serta beberapa orang lainnya luka – luka, Selasa (2/8) Tentara Pembebasan Nasional – Papua Barat (TPN-PB) dengan Panglimanya Danny Kogoya mengaku sebagai pelaku penembakan tersebut. “Kami sebanyak 2 kompi yang melakukan penyerangan kemarin, tujuan kami adalah mau merdeka sendiri di atas tanah kami sendiri, kami tidak mau lagi kompromi dengan pendatang, tidak boleh ada lagi di Tanah Papua Barat,” kata seseorang yang mengaku sebagai Juru Bicara Internasional OPM – TPN PB bernama Mili Name Molo Newi via SMS dan menjelaskan bahwa penyerangan di lakukan oleh Danny Kogoya selaku Panglima OPM – TPN PB.

Dalam SMS lainnya yang diterima Bintang Papua berasal dari Melanesian Inteligen Service (MIS) Papuan di sebutkan bahwa Dany Kogoya pada tanggal 1 Agustus 2011 sekitar pukul 11.30 Waktu Papua Barat (WPB) melapor kepada Mabes OPM/TPN-PB di Victoria Vanimo bahwa telah terjadi penembakan di Jayapura dan dirinya sebagai pelaku dan hal itu murni dilakukan oleh OPM/TPN-PB. Dimana Dani Kogoya menjelaskan sebab dilakukannya penembakan karena ia menolak kebijakan tokoh intelektual asli Papua di Tanah Papua yang memiliki KTP sebagai warga NKRI, tidak boleh mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah Papua di dalam negeri dan tidak punya hak untuk memutuskan masa depan bangsa Papua karena masa depan Papua sudah ada di meja internasional.

“Pemerintah RI sudah salah mengkoordinir rakyat Papua sebagian barisan negara federal Indonesia untuk demo menolak sidang pembubaran Pepera 69 dan Referendum di Luar Negeri dan pertahankan NKRI di Tanah Papua,” jelasnya dalam point ke 3 SMS pernyataan Dany Kogoya yang diterima Bintang Papua.

Sedangkan dalam point ke 4 pernyataannya Danny segera mendesak agar Presiden RI mengakui kedaulatan bangsa Papua sebagai bangsa yang merdeka, dan pada point ke 5 ia meminta agar TNI / Polri organik maupun non organik segera di tarik dari Tanah Papua.

Berdasarkan penelusuran Bintang Papua Danny Kogoya tergabung dalam kelompoknya Lambert Pekikir yang menamakan kelompoknya Organisasi Papua Merdeka (OPM) Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) dimana kelompok ini mencantumkan alamatnya di Birds Of Paradise Base Bewani River, Victoria, Vanimo.

Kelompok ini mulai di proklamirkan di Waris pada 1 Juli 1971, dengan membentuk semacam pemerintahan sementara yang disebut The Revolutionary Provincional Gouvernment Of West Papua dengan di motori oleh Yakob Prai dan Zeth Rumkorem ketika itu.

Dan saat itu Yakob Prai dan Zeth Rumkorem berdasarkan mandat dari Kantor Perwakilan OPM Luar Negeri Malmo Sweden Uni Eropa & Markas Besar OPM di Victoria menyerahkan mandat kepada Lambertus Pekikir dan P. Dany Kogoya, PM.M.Pd untuk membangun komunikasi dengan kelompok OPM lainnya di Papua Barat dan membenahi struktur TPN yang sudah mulai hancur sejak 1984 ketika di ketuai Nikolaus Ipo Hau dan Therianus Yaram.

Selain kepada keduanya, mandat itu juga diberikan kepada Ones. Z. Kogoya, S.Pak, Agus Kris, dan Stiben Pagawak, dimana dalam struktural Lambertus Pekikir sebagai Ketua Dewan Revolusi OPM Papua Barat, sedangkan Danny Kogoya sebaga Juru Bicara OPM Dalam Negeri Papua Barat, sedangkan Stiben Pagawak sebagai Kepala Staff Umum-nya.

Sang Jubir ketika di konfirmasi Bintang Papua tentang jabatan Danny Kogoya yang sebenarnya adalah Jubir sedangkan Panglima OPM/TPN-PB adalah Lambert Pekikir masih via SMS-nya, ia menjelaskan bahwa saat ini Panglima OPM /TPN-PB adalah Danny Kogoya.
“Danny Kogoya Panglima Pusat TPN/OPM-PB, sedangkan Lambert Pekikir sebagai Ketua Dewan Revolusi Papua Barat”, kata si narasumber yang akhirnya mau mengakui bahwa nama Mili Name Molo Newi yang ia sebutkan di awal percakapan via SMS tadi bukan nama sebenarnya namun nama samaran, dan akhirnya ia mau membuka identitas dirinya namun meminta di rahasiakan.
Penelusuran Bintang Papua terhadap pengakuan Danny Kogoya ke beberapa informan Bintang Papua yang mengaku sebagai “orang dekat” Lambert Pekikir juga mengakui bahwa mereka mengenali dan mengetahui bahwa aksi tersebut memang di bawa kendali Danny Kogoya, namun nampaknya merupakan inisiatif sendiri dari Danny Kogoya Cs, karena sebelumnya telah ada instruksi dari Markas Besar OPM/TPN-PB di Victory untuk tidak melakukan aksi – aksi penyerangan semacam itu sampai selesainya gelaran ILWP di London Inggris.

“Instruksi Kantor OPM/TPN-PB Luar Negeri tanggal 26 Juli 2011, seluruh pasukan OPM/TPN-PB di seluruh Tanah Papua agar tidak melakukan aksi pemberontakan militer selama Sidang Besar ILWP berjalan di Londong Inggris sampai hasil keputusan sidang 2 Agustus di umumkan. Setelah itu akan ada instruksi lebih lanjut. Terima kasih, Koordinator Umum OPM/TPN-PB Lambert Pekikir & MSF (Melanesia Scientology Forum)”, sebagaimana tertulis dalam sebuah SMS yang ditembuskan ke Bintang Papua.

Terkait SMS tersebut Jubir TPN/OPM-PB ketika di tanya Bintang Papua apakah aksi penyerangan yang dilakukan oleh Danny KogoyaCs sepengetahuan Lambert Pekikir maupun Yakob Prai apa tidak, Sang Jubir menjelaskan bahwa mereka adalah militer yang tugasnya berperang dan tidak mencampuri urusan politik yang dijalankan oleh Markas Besar.

“Lambert Pekikir dan Yakob Prai urusan politik, dan kami militer jadi sudah kami laporkan semuanya”, kata sang Jubir menambahkan bahwa aksi tersebut telah mereka laporkan kepada kedua petinggi di maksud

Pengakuan Danny Kogoya sebagai pelaku penembakan di Kampung Nafri juga di benarkan oleh salah satu informan Bintang Papua yang tergabung dalam Dewan Tradisional Papua Daerah Perbatasan, menurutnya pengakuan Danny Kogoya itu benar, dan ia juga mengakui telah menerima tembusan SMS dari Melanesian Inteligence Service (MIS) yang sama persis diterima oleh Bintang Papua yang di kirimkan dari nomor telepon Jubir OPM/TPN-PB.

“penembakan kemarin memang benar di lakukan oleh Danny Kogoya sebagai Panglima OPM/TPN-PB yang baru, saya juga sudah mendapatkan informasi terkait hal itu, hanya saja saya sudah beberapa kali menghubungi nomor kontak Danny Kogoya namun tidak aktif,”, katanya semalam.

Ketika di tanya tentang identitas Jubir OPM/TPN-PB yang baru yang mengaku bernama Mili Name Molo Newi, informan Bintang Papua mengaku tidak mengenal nama tersebut, yang menurut dugaannya itu adalah nama samaran, namun bila melihat pola dan taktik yang digunakan dirinya juga meyakini memang benar Danny yang melakukan penyergapan kemarin, dan itu semua dilakukan tanpa komando dari Markas Besar di Victoria, namun setelah melakukan barulah ia melapor.

Dan hal tersebut dilakukan oleh karena kejengkelan dan ketidak sukaan Danny Kogoya terhadap sepak terjang beberapa orang asli Papua yang sedang berupaya membawa kembali masalah Papua untuk diselesaikan dalam negeri, padahal selama ini sudah ada upaya – upaya dan perjuangan OPM untuk membawa masalah Papua ke dunia internasional. (amr/don/l03)

Selasa, 02 Agustus 2011 16:33
http://bintangpapua.com/headline/13235-danny-kogoya-cs-ngaku-pelaku-penembakan-di-nafri

K2PH2P2: Kami Tidak Mengatakan ‘Pelaku Penembakan Nafri Bukan OPM’

JUBI —- Koalisi untuk Keadilan, Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Pelayanan Publik (K2PH2P2) mengklarifikasi berita harian Cenderawasih Pos edisi 2 Agustus 2011 yang menyatakan, bahwa, pelaku penembakan di Nafri kemarin adalah bukan OPM.

Dalam pres rilis yang diterima media ini, 2 Agustus 2011 malam, Pastor John Jonga, perwakilan K2PH2P2 mengatakan, siaran pers yang dilangsungkan pihaknya Senin kemarin adalah berkaitan dengan kinerja pemerintah di kabupaten Keerom, bukan menyikapi penembakan Nafri.

“Siaran pers yang dilaksanakan oleh Koalisi Untuk Keadilan, Penegakan Hukum dan HAM Serta Pelayanan Publik sudah direncanakan jauh hari sebelumnya dan sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pembunuhan yang terjadi di Kampung Nafri pada 01 Agustus pukul 03.30 WIT,” tegas Pastor John, seperti dikutip dari press rilisnya.

Lanjut Pastor John, siaran pers pihaknya kemarin mengatakan, membahas kinerja pemerintah Kabupaten Keerom dan kinerja Kepolisian Kabupaten Keerom dalam kaitan dengan situasi sosial saat ini, yaitu kinerja Pemerintah Daerah (Pemda) Keerom, penegakan hukum, kasus-kasus pembunuhan yang tidak terungkap pelakunya, dan korupsi di Dinas P dan P Kabupaten Keerom, seperti diberitakan media.

“Terkait dengan kasus pembunuhan di Nafri, pada konferensi pers tersebut kami tidak pernah memberikan pernyataan bahwa kejadian di tanjakan Nafri itu bukan perbuatan TPN/OPM dan bukan perbuatan orang asli Papua, tetapi yang melakukan itu adalah TPN/OPM yang dipelihara oleh oknum tertentu, seperti yang dilansir di Cenderawasih Pos 02 Agustus 2011,” lanjutnya.

Koalisi ini mengutuk keras pelaku penembakan tersebut, dan otak di balik insiden mengenaskan itu. (J/10)

WEDNESDAY, 03 AUGUST 2011 07:48 J/10 HITS: 39
http://tabloidjubi.com/daily-news/jayapura/13497-k2ph2p2-kami-tidak-mengatakan-pelaku-penembakan-nafri-bukan-opm.html

Pelaku Pembunuhan di Nafri OPM Jadi-jadian

alah satu korban penembakan di Nafri, Abepura, Papua pada Senin (1/8) dini hari. (Foto: SP/Robert Isidorus Vanwi)
alah satu korban penembakan di Nafri, Abepura, Papua pada Senin (1/8) dini hari. (Foto: SP/Robert Isidorus Vanwi)
[JAYAPURA] Pelaku pembunuhan yang menewaskan satu orang militer dan tiga warga sipil pada Senin (1/8) dini hari kemarin disinyalir dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) jadi-jadian, bukan OPM benaran. Kelompok OPM jadi-jadian ini dipelihara oleh kelompok tertentu. Sementara itu, situasi di lokasi kejadian pascaperistiwa itu, hingga Selasa (2/8) pagi ini kondusif dan aman.

Hal itu dikatakan Pendeta Socrates Sofyan Yoman dan Komandan OPM Lambert Peukikir kepada SP melalui jaringan telepon di Jayapura, Selasa (2/8)

Menurut Pendeta Socrates Sofyan Yoman, OPM tak mungkin melakukan cara-cara biadab seperti itu. “Cara-cara yang tidak manusiawi seperti itu dan itu bukan cara-cara orang asli Papua. OPM itu dipelihar oleh kelompok tertentu, entah siapa,” ujar Socrates dalam pembicaraan singkat dengan SP, Selasa (1/8) pagi via telepon.

Hal senada diungkakan Lambert Peukikir. Dia menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam penembakan yang terjadi di Kampung Nafri, Kota Jayapura. “Tong (kita) tra (tidak) pernah melakukan kejadian seperti itu dari yang dulu hingga kemarin,” tegas Lambert Peukikir melalui teleponnya.

Lambert Peukikir adalah pemimpin OPM yang menguasai perbatasan Indonesia-Papua New Guinea. Lambert pernah terlibat peristiwa tragis pada 1990 di daerah transmigrasi dan menghabisi nyawa beberapa warga di sana.

Menurut dia, kelompoknya dan OPM tak pernah terlibat dan juga tidak pernah memegang senjata serta melakukan penembakan dan penyerangan dikawasan itu. “Kelompok bersenjata itu terlatih sehingga terus menerus melakukan penyerangan dikawasan tersebut,” ujar Lambert.

Dia berharap, aparat keamanan diharapkan tak menuding OPM dalam setiap kasus penembakan dilokasi itu.

Sementara itu Wakil Direktur Aliansi Demokrasi untuk Papua (AlDP) Yusman Conoras menyesalkan peristiwa kekerasan di Kampung Nafri tersebut. Menurut dia, peristiwa itu sangat tidak berperikemanusiaan dan menebarkan teror terhadap setiap warga yang mendambakan kehidupan yang aman dan bebas dari rasa takut.

“Kami berharap bahwa pihak yang berwenang dengan segera dapat mengungkapkan fakta peristiwa dan menangkap pelaku dari peristiwa tersebut. Hal ini untuk membuktikan bahwa negara masih dibangun dalam supremasi hukum yang maksimal, memberikan rasa aman bagi setiap warga masyarakat dan yang terpenting adalah bertanggungjawab untuk memenuhi rasa keadilan bagi korban,” ujarnya saat ditemui SP di Kantornya Padang Bulan, Abepura Jayapura, Selasa (2/8) pagi.

Sedangkan Kabid Humas Polda Papua Kombes Wachyono secara terpisah menegaskan, saat ini situasi sudah kondusif. “Penyidik sedang memeriksa saksi-saksi, ”ujarnya kepada SP, Selasa pagi.

Ia sendiri tak mau berandai-andai soal pelaku pembunuhan tersebut. Namun dugaan sementara, peristiwa itu adalah kriminal murni. “Memang benar TKP tak jauh berbeda, namun polisi belum bisa menyimpulkannya,” ujarnya saat ditanya tentang keterkaitan kasus ini dengan peristiwa yang sama di tempat yang sama pula beberapa bulan sebelumnya. [154]

Selasa, 2 Agustus 2011 | 9:36
http://www.suarapembaruan.com/home/pelaku-pembunuhan-di-nafri-opm-jadi-jadian/9699

Digerakkan Kelompok Tertentu Penyerang di Nafri dari Kelompok Abu-abu

[JAYAPURA] Peraih Yap Thiam Hien 2009, Pastor John Jonga Pr menilai, para pelaku penyerangan warga sipil di Nafri, Senin (1/8) pagi yang menewaskan empat orang dan melukai 8 orang lainnya berasal dari kelompok abu-abu yang digerakkan oleh kepentingan tertentu untuk meneror kegiatan 2 Agustus 2011 yaitu kongres
ILWP (International Lawyer West Papua) di London. Acara itu mengkritisi pelaksanaan Pepera 1969 lalu.

“Saya sudah berkomunikasi dengan kelompok-kelompok pejuang di Papua dan mereka mendukung perdamaian, mereka mengatakan kelompok yang melakukan penyerangan itu tidak jelas,” kata Jhon Jonga kepada SP melalui telepon di Jayapura, Senin (1/8) siang.

Menurut dia, penyerangan itu juga dibuat untuk mengerdilkan hasil Konferensi Papua Damai yang dilaksanakan di Universitas Cenderawasih 5-7 Juli 2011 lalu. Pada kesempatan itu semua elemen di Papua sepakat untuk melakukan perjuangan secara damai. “Tujuan lain dari aksi penyerangan itu untuk melemahkan dukungan dari Papua terhadap kegiatan 2 Agustus 2011 di London,” ujar pastor asal Manggarai, Flores Nusa Tenggara Timur itu.

Sementara Kapolres Kota Jayapura Imam Setiawan secara terpisah sebelumnya mengatakan, pelaku penyerangan itu diduga berasal dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kejadian kekerasan terhadap warga sipil di Nafri itu terjadi pada sekitar pukul 03.15 WIT dini hari. Pada pukul 04 WIT, Seorang warga bernama Sugiantoro (37) mengalami luka bacok sangat parah. Sementara Putri Mutiara Andin, anaknya, mengalami luka sobek pada punggung dan kaki sehingga mendapat jahitan sepanjang empat sentimeter dan 3 jahitan dan jari telunjuk dan jari tengah kaki kanan.

Kejadian berlangsung di Asrama Bucen 6 Angkasa tepatnya di Masjid An Nadir. Dari info yang diperoleh SP, sekitar Pukul 04.30 WIT, Sugiantoro lagi duduk-duduk saat menunggu adzan subuh masjid.

Saat itu Nadir mendengar orang masuk sebanyak dua orang dengan berambut panjang gimbal, muka bertopeng dan baju panjang tangan hitam, celana panjang hitam, dan kedua Pelaku memegang parang panjang, dan langsung membacok dengan menggunakan parang panjang dari belakang.

Sugiantoro langsung berbalik kanan dan menangkis dengan tangan kiri kemudian membacok lagi, namun Sugiantoro menghindar dan mengenai punggung kiri. Selanjutnya, pelaku membacok lagi dan mengenai kaki putrinya Mutiara Andin (2 tahun 8 bulan). Sugiantoro berteriak minta tolong dan pelaku melarikan diri dan menghilang. [154]

http://www.suarapembaruan.com/home/penyerang-di-nafri-dari-kelompok-abu-abu/9674

Penembakan di Abepura Pelaku Penembakan di Abepura Diduga OPM

[JAYAPURA] Kepala Polda Papua Irjen Pol Bikman L Tobing belum mau berkomentar panjang lebar tentang aksi penembakan oleh orang tak dikenal di Kampung Nafri, Distrik Abepura pada Senin (1/8) dini hari tadi yang menewaskan empat orang. Sementara Kapolres Kota Jayapura AKBP Imam Setiawan menduga, pelakunya adalah dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM).

“Kami mengevakuasi korban dulu,” ujarnya singkat sambil memasuki mobil dinasnya di Abepura, Senin (1/8) pagi. Menurutu Bikman, pihaknya sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Sementara itu Kapolres Kota Jayapura, AKBP Imam Setiawan kepada wartawan mengatakan, pelaku di duga kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM). “Dugaan kami sementara itu, dan pengejaran sejak kejadian kami lakukan pengejaran,” ujarnya di lokasi kejadian.

Sedangkan menurut data yang diperoleh SP dari RSUD Abepura, korban luka-luka dalam peristiwa itu adalah Ahmad Saud (27), Siti Amimah (49), Tarmuji ( 49), M.Saiun ( 25), Budiono ( 22). Sedangkan di RS Bhayangkara ada korban luka-luka bernama Suyono ( 37), Yulianto ( 20).

Sementara Korban meninggal dunia adalah Pratu Dominikus Kerap dengan NRP 31060418520386, anggota Kompi C Yonif 756 Senggi, sepasang suami istri yaitu Yusman dan Titin, serta Sardi. [154]

Senin, 1 Agustus 2011 | 8:10
http://www.suarapembaruan.com/home/pelaku-penembakan-di-abepura-diduga-opm/9633

Korban Penembakan Ternyata Lima Orang

JAYAPURA – Korban penembakan oleh kelompok orang tak dikenal (OTK) yang terjadi di Philia, Distrik Tingginambut Kabupaten Puncak Jaya, Selasa (12/7) ternyta 5 orang, yang kesemuanya merupakan anggota TNI Yonif 753/AVT Nabire (lihat grafis).

Dari lima korban itu, empat orang di antaranya telah dievakuasi ke Rumah Sakit Marthen Indey, Jayapura, Rabu (13/7) kemarin. Mereka adalah Letda Inf Jefri Satriansyah, Pratu Haiber Rivo, Pratu Sitorus, dan Praka Nur Awete.Sedangkan Pratu Imanuel masih dirawat di Rumah Sakit Mulia karena hanya terkena serpihan.

Salah satu sumber terpercaya menceritakan, sulitnya medan di lokasi penembakan membuat proses evakuasi para korban mengalami kendala, sehingga dari kejadian pagi hari, sekitar pukul 20.15 WIT proses evakuasi baru sampai di Puncak Senyum. Selanjutnya dari Puncak Senyum para korban dievakuasi ke Rumah Sakit Mulia, dan Rabu (13/7) kemarin empat korban diterbangkan ke Jayapura dengan menggunakan helikopter MI 15 milik TNI AD.

Turut langsung dalam proses evakuasi tersebut Danrem 173/PVB Kolonel Inf. HP Lubis dan AS Ops Kasdam XVII Cenderawasih Pos Letkol Inf Kemal Hindrayadi. Di mana sekitar pukul 10.40 helikopter itu tiba di Jayapura dan mendarat di lapangan golf Kodam XVII Cenderawasih.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, para korban itu selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit Marthen Indey sekitar pukul 11.00 WIT. Tidak menggunakan mobil ambulan, melainkan Kijang berwarnah biru dengan DS 960 FM.

Mobil itu datang tanpa pemeriksaan petugas yang berjaga dan langsung masuk ke belakang rumah sakit, sehingga wartawan susah untuk mengambil gambar para korban itu.
Seorang anggota TNI yang berpangkat Kopral saat berjaga mengatakan kepada wartawan untuk tidak meliput atau mengambil gambar di daerah pekarangan rumah sakit.
Sementara kronologi penembakan itu bermula saat TNI dan Polri melakukan penelusuran untuk menyergap markas TPN/OPM yang dipimpin Goliat Tabuni. Kemudian terjadi perlawanan oleh TPN/OPM, yang akhirnya 5 anggota TNI terkena tembakan.

Di tempat terpisah, Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Wachyono saat dikonfirmasi wartawan mengatakan bahwa suasana di Puncak Jaya kini sudah mulai membaik dan kondusif. “Dari suasana yang sudah mulai membaik ini, saya harapkan hal ini terus membaik dan bisa diredam,” katanya.
pascapenembakan itu, belum ada rencana dari Polda Papua untuk menambah Polri atau Brimob untuk membantu ke daerah Puncak Jaya itu. “Kami tetap siaga dalam menyikapi situasi pascapenembakan, baik dari Polsek maupun Polresnya,” terangnya.

Saat disinggung tentang anggota Polri Briptu M. Yazin anggota KP3 Bandara Mulia Puncak Jaya yang tertembak beberapa pekan yang lalu di bandara Mulia serta senjatanya hilang, apakah korban sudah sembuh dan sudah pulang ke Jayapura dan apakah pelakunya ada sangkut pautnya dengan penembakan ini? Kabid Humas menjelaskan bahwa korban masih di Rumah Sakit Bhayangkara Kramatjati Jakarta untuk mendapat perawatan.

“Hingga saat ini korban sudah membaik, namun untuk berbicara hingga saat ini saya belum mendapat informasinya. Tapi yang jelas saat ini korban sudah berangsur pulih kesehatannya,” katanya.

Sedangkan terkait kasusnya, masih dalam penyelidikan dan pengejaran. “Pelaku harus tetap dikejar dan ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Namun jika memikirkan apakah pelakunya adalah kelompok yang kini genjar melakukan penembakan, kami belum bisa memastikan hal tersebut, sebab kami tidak mau berandai-andai. Yang jelas kami akan terus menjaga pengamanan di bandara lebih ekstra lagi,” tegasnya. (ro/fud)

Kamis, 14 Juli 2011 , 18:33:00

Lima Anggota TNI Ditembak di Puncak Jaya

TEMPO Interaktif, Jayapura – Lima anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Yonif 753 AVT Nabire kembali terluka dalam insiden baku tembak di Mulia, Puncak Jaya, Rabu 13 Juli 2011, sekitar pukul 06.00 WIT.

Prajurit yang dikabarkan tertembak yakni Letda Jefri Satria di betis kanan, Praka Nahor di kaki kiri, Praka Sipir di tangan kanan, Pratu Manuel terluka di betis kanan, dan Pratu Sitorus tertembak pada betis kiri.

Baku tembak terjadi saat anggota TNI menyergap sarang kelompok bersenjata pimpinan Goliat Tabuni di Mulia sekitar pukul 04.30 WIT. Namun, ketika sampai di Kampung Monia, Distrik Tingginambut, anggota TNI dihadang dan ditembaki.

Peristiwa tersebut menambah daftar panjang penyerangan kelompok bersenjata selama 3 pekan terakhir. “Saya ada tugas di luar daerah. Jadi belum tahu perkembangan informasi itu. Benar saya belum mendapat laporan,” kata Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Infantri, Ali Hamdan Bogra, Rabu 13 Juli 2011.

Ia mengatakan, anggota TNI di Puncak Jaya terus berusaha mengamankan wilayah itu. Terkait penembakan pada Selasa, 12 Juli 2011, yang melukai 2 aparat, Hamdan juga belum mendapat laporannya. “Saya belum tahu. Intinya saat ini adalah bagaimana kita menjaga keamanan secara bersama-sama,” ujarnya.

Sebelumnya, Selasa kemarin, baku tembak terjadi di Kampung Kalome, Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, sekitar pukul 07.00 WIT. Penyerangan itu mengakibatkan 2 anggota TNI terluka. “Mereka (kelompok bersenjata) selalu berpindah tempat. Ini menyulitkan aparat untuk mengejar,” kata Kapolres Puncak Jaya, AKBP Alex Korwa.

Akibat penembakan Letda inf. J. terluka di bagian kaki dan Praka F terluka di tangan. “Penyerangan terjadi saat aparat TNI sedang menyisir untuk menangkap kelompok anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM),” ujarnya.

JERRY OMONA
RABU, 13 JULI 2011 | 13:47 WIB

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny