5 Anggota TNI Korban Tembak di Papua di Evakuasi

[JAYAPURA] Helikopter yang membawa korban kontak senjata antara Orang Tak Dikenal (OTK) di Kampung Pilia, Distrik Tingginambut Kabupaten Puncak Jaya, Selasa (12/7), tiba di lapangan Helly Pad Makodam XVII Cenderawasih, sekitar pukul 10.50 WIT, Rabu (13/7). Korban Dalam kontak tembak tersebut 5 anggota TNI Yonif 753/AVT terluka.

Anggota ini dievakuasi dengan menggunakan Helly MI. 17. Sulitnya medan di daerah itu yang bergunung-gunung, mengakibatkan evakuasi para korban mengalami kesulitan. Selanjutnya para korban langsung menuju RSUD Mulia mendapatkan perawatan intensif.

Dari pantauan SP selanjutnya kelima korban di evakuasi menuju RS Marthen Indey, Aryoko dengan menggunakan mobil Kijang LGX, dan pukul 11.05 WIT korban tiba di RST Marthen Indey. Sumber SP di Kodam XVII Cenderawasih mengatakan ama korban penembakan adalah Letda Inf Jevy Satriansyah terkena luka tembak pada kaki kanan.

Praka Nohor Awate terkena luka tembak pada lutut kiri dan kaki bagian kanan dan dalam kondisi kritis. Lalu Pratu Heiberd Rivo Sipir terkena luka tembak telapak tangan kiri dan Pratu Sitorus luka kaki kiri terkena serpihan benda keras.

Kapendam Kapendam XVII Cenderawasih Letkol Ali Hamdan Bogra saat dihubungi SP pukul 10. 59 WIT, via handphonenya, namun tak dijawabnya. Dihubungi SP lagi pukul 14.50 WIT, ia mengaku sedang rapat. ” Saya sedang rapat,”jawabnya singkat lalu memutuskan pembicaraan.[154]

Rabu, 13 Juli 2011 | 14:01
http://www.suarapembaruan.com/home/5-anggota-tni-korban-tembak-di-papua-di-evakuasi/8950

Lagi, Anggota TNI Ditembak di Papua

[JAYAPURA] Pembakan kembali terjadi di Puncak Jaya, Selasa ( 5/7) sore. Dari sumber SP, terungkap sebanyak tujuh orang anggota TNI dari Yonif 751 melakukan patroli di Kampung Kalome, Distrik Tinggi Nambut, Puncak Jaya. Saat berpatroli tim dihadang dan ditembaki, dan tim patroli membalasnya.

Sehingga terjdi kontak tembak antara Tentara Pembebasan Nasional (TPN) /Organisasi Papua Merdeka ( OPM) dengan personil 751. Akibatnya angota TNI tertembak atas nama Prada Kadek yang mengalami luka tembak pada bagian siku sebelah kanan.

Tak hanya itu saja pada saat tim evakuasi bergeser ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) tim evakuasi dihadang dan kembali terjdi kontak tembak lagi antara TPN / OPM dengan tim evakuasi.

Kembali lagi dua anggota terkena bernama Sertu Deni, yang mengalami luka tembak pada bagian paha kanan. Dan Praka Fauzi mngalami luka tembak pada bgian tangan kanan.

Sekitar pukul 20.00 WIT, korban berhasil di evakuasi ke RSUD Mulia dan pagi ini sudah diterbangkan ke Jayapura untuk dirawat di RS Marten Indey Jayapura.

Kapendam XVII Cenderawasih, Kolonel Infantri, Ali Bogra tak ada ditempat saat didatangi wartawan di kantornya di Kodam XVII Cenderawasih, tak ada ditempat.Begitupun saat di hubungi SP, namun tak mengangkat teleponya.[154 ]

http://www.suarapembaruan.com/home/lagi-anggota-tni-ditembak-di-papua/8687

Lebih 9 Pucuk Senpi Polda Hilang

JAYAPURA—Sejak 2009 hingga sekarang lebih dari 9 pucuk senjata api (senpi) milik anggota Kepolisian Polda Papua dilaporkan hilang. Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) Wachyono mengatakan senjata-senjata tersebut merupakan senjata laras panjang seperti SS1 maupun laras pendek seperti Revolver.

“Kalau tahun 2009 ada, sekitar 6 atau 9, angka pastinya saya kurang tahu. Jenis senjatanya macam-macam ada SS1, laras panjang maupun revolver hilang karena dicuri atapun diserang Pospol yang ada di gunung-gunung itu.” Wachyono menjelaskan, tahun 2009 senjata yang hilang antara 6 sampai 9 pucuk, pada 2010 nihil, sementara awal April 2011, satu pucuk senjata dirampas dalam penyerangan Polsek Dogiyai, kabupaten Paniai.

“Hilangnya senjata karena berbagai sebab seperti dirampas oleh masyarakat yang melakukan penyerangan ke kantor Polisi maupun hilang karena kelalaian anggota,” tukasnya.

Ditambahkan, hingga kini senjata yang hilang belum ada satupun yang berhasil ditemukan kembali.  Meski demikian, kata Wachyono, pihaknya terus berupaya melakukan penyelidikan demi mendapatkan kembali senjata yang hilang tersebut. (dee/don)

http://bintangpapua.com/index.php?option=com_content&view=article&id=…:lebih-9-pucuk-senpi-polda-hilang&catid=25:headline&Itemid=96

Rabu, 20 April 2011 00:47

Pembakaran Rumah Pengungsi West Papua di Vanimo oleh Aparat Keamanan PNG tanggal 24 Januari 2011

Dilaporkan dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua di Rimba New Guinea bahwa Tentara bayaran NKRI dari PNG telah melakukan operasi-operasi atas nama “Pengamanan Perbatasan” pada hari ini 24 Januari 2010 dengan membakar 8 rumah yang dihuni pengungsi asal West Papua di wilayah Vanimo.

Rumah-rumah yang dibakar adalah rumah dari para pengungsi yang telah berstatus ‘pengungsi’ diterima oleh pemerintah PNG, sesuai hukum internasional menyangkut pengungsi.

Menurut laporan yang diterima PMNews bahwa pembakaran rumah dimaksud merupakan yang ke-…. sejak warga Papua dari bagian Barat Pulau New Guinea mulai melarikan diri ke bagian timur pulau mereka (New Guinea) gara-gara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menginvasi dan menduduki wilayah leluhur mereka sejak pencetusan Tiga Komando Rakyat (Trikora) 19 Desember 1969 dan disusul penyerahan Irian Barat (Netherlands New Guinea) kepada Indonesia melalui perantara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1 Mei 1963.

Menurut pengalaman sejauh ini, pembakaran sudah dilakukan berulangkali oleh aparat keamanan PNG dengan alasan pengamanan perbatasan dan menuduh teman-teman sebangsa dan setanah-air mereka dari bagian barat pulau mereka sebagai ‘penghuni liar’, ‘pelanggar hukum negara’ dan ‘pelarian.’

Mendahului pembakaran rumah-rumah pengungsi West Papua ini telah dilakukan pengecekan ketat dan pemeriksaan terhadap orang-orang Asia yang bertempat tinggal di Vanimo dengan tujuan memeriksa apakah semua orang Asia yang tinggal di Vanimo memiliki izin tinggal atau tidak. Hal ini dilakukan mengingat ada banyak laporan dari berbagai pihak masuk ke aparat keamanan bahwa ada banyak penghuni liar bekerja di sejumlah perusahaan kayu yang beroperasi di Vanimo.

Masih menurut laporan tadi, pembakaran ini dilakukan dengan sasaran khusus pengungsi asal Wamena.

PMNews masih mencari informasi lanjutan jumlah pasukan yang membakar rumah, jumlah pengungsi yang diterlantarkan dengan pembakaran ini, dan alasan pembakaran dimaksud. [pmnews]

Gen. TRWP Mathias Wenda: “Saya Bertanggungjawab Atas Peristiwa Baku Tembak di Abepura”

Dengan ini disampaikan kepada:
1. Presiden Republik Indonesia;
2. Panglima Tentara Indonesia Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Udara serta
3. Kepala Polisi Republik Indonesia

bahwa kegiatan gerilya yang dilancarkan di Kampung Nafri, Abepura, West Papua oleh TRWP (Tentara Revolusi West Papua) saat ini dilakukan atas perintah dari saya, Gen. TRWP Mathias Wenda selaku Panglima Tertinggi Komando Revolusi bermarkas Pusat di Rimba West Papua.

Adapun tujuan kegiatan ini ialah satu dan sama, yaitu “Menuntut Kedaulatan West Papua” dari penjajah NKRI, bukan dalam rangka peringatan HUT OPM seperti dilansir media-media di Indonesia.

Perlu diberitahukan bahwa perjuangan gerilya menyambung perjuangan politik yang sedang digalakkan akan terus berlanjut “Sampai Papua Merdeka”.

Demikian pemberitahuan langsung dari kami,

Panglima,

Mathias Wenda, Gen. TRWP
BRN: A.001076

Kelompok Bersenjata Serang Warga Nafri, Seorang Tewas

(ANTARA News/Grafis/Handry Musa) Jayapura (ANTARA News) – Kelompok sipil bersenjata menyerang warga disekitar kampong Nafri, distrik abepura, kota Jayapura, mengakibatkan satu orang tewas dan tiga orang lainnya dalam kondisi kritis akibat tertembak peluru, Minggu.

Menurut keterangan warga setempat, insiden penembakan terjadi ketika gerombolan pengacau keamanan tersebut keluar dari hutan dan menyerang warga yang ada di kampung tersebut, korban tewas dan mengalami luka kritis langsung dibawa menuju Rumah Sakit Umum Daerah Abepura, sebeljum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Dok II.

Sementara tiga korban lainnya saat ini dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah dok II Jayapura.

Data yang diambil di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura tempat para korban pertama kali dirawat, mereka antara lain bernama Alex Nongka (11), Vernan Nongka (10), dan Ruswadi Yunus (35) meninggal ditempat sementara korban tembak satunya belum diketahui. Satu diantaranya anak-anak.

Aleks ditembak dilengan atas sebelah kanan, Vernal ditembak di dada kiri dan ,kanan. “Mereka ditembak waktu dalam perjalanan menuju ke Nafri,” kata seorang kerabat korban.

Satu korban kritis ditembak dilarikan ke Puskesmas Koya, dan dilaporkan kondisinya masih kritis.

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Jayapura, AKBP Imam Setiawan, mengatakan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan.

“Sekelompok pelaku bersenjata tak dikenal tersebut datangnya dari hutan dan menyerang warga dikamnpung Nafri,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihak kepolisian hingga kini masih menyelidiki motif dan alasan dibalik kejadian penembakan ini.

Akibat insiden penembakan ini, sebagian warga kampong Nafri memilih pergi keluar kampung tersebut atau mengungsi ke kota Jayapura, karena khawatir terjadi insiden susulan.
(T.ANT-185/P003)

COPYRIGHT © 2010

Ikuti berita terkini di handphone anda http://m.antaranews.com

Dihujani Tujuh Kali Tembakan

Tiga korban penembakan saat dirawat di RSUD Abepura.Jayapura—Lolos dari maut. Lelaki separuh baya, hanya bisa tertunduk lesu, sambil tidak hentinya menyebutkan asma Allah. Bagaimana tidak ia korban yang luput dari aksi penyerangan tiba-tiba di tanjakan Nafri, Minggu (28/11) pagi.

Ia mengaku, menjadi korban terakhir yang ditembak dari jarak 16 meter tepat di depannya.

Namanya, Ahmad Mulud (50) Sopir truk yang selamat dari tembakan orang tidak dikenal mengisahkan bila awalnya, ia tidak mengetahui bila dirinya menjadi incaran peluru dari orang tidak dikenal. “ Waktu saya berangkat dari arah Abepura hendak membuang sampah, tidak ada apa-apa, suasana hening seperti biasanya, jadi tidak pernah terlintas dalam benak saya bila manjadi incaran penembakan terakhir dari orang yang tidak dikenal,” ungkapnya pada Bintang Papua menemuinya di sela-sela olah TKP yang dilakukan tim gabungan Polda, Polresta, Brimob dan Polsek Abepura selaku pemilik sektor.

Ditambahkan, saat pulang dari membuang sampah, ia dengan santai mengemudikan mobil yag sudah dibawahnya sejak empat tahun lalu, tiba-tiba ia mendengar suara letusan, ia tidak menduga sama sekali bila letusan pucuk senjata api itu mengincar nyawanya.

Dihujani Tujuh Kali Tembakan
Dihujani Tujuh Kali Tembakan

Dua kali bunyi letusan, baru ia sadar bila letusan itu mengarah padanya,

“ Waktu suara tembakan pertama, saya tidak tahu, malah mengira ban mobil saya pecah. Tapi pas tembakan kedua mengenai Wiper mobil, barulah saya sadar, langsung saya menunduk dan matikan mesin mobil,”akunya.

Karena saat itu, kondisi jalan menurun, sekalipun mesin mobil dimatikan, mobil tetap jalan, dengan tetap menunduk, ia kembali mendengar sura tembakan yang mengenai wiper kiri momobilnya,

“ Saya sempat lihat ada dua orang, yang satu pake baju loreng agak kumal, tapi wajahnya saya tidak bisa pastikan karena buru-buru menunduk, tapi saya mendengar ada tujuh kali bunyi letusan, yang saya tahu mengenai belakang juga samping mobil truk yang saya kendarai,” terangnya pada aparat sembari menunjukkan lokasi TKP tempat ia dihadang dan dihujami peluru hingga tujuh kali.

Setelah melewati para penembak, dan merasa sudah aman, Ahmad langsung bangun dan kembali menghidupkan mesin mobilnya, sempat terdengar olehnya beberapa kali tembakan namun kedian hening lagi. “Mungkin saya dikira sudah kena tembakan, makanya dibiarkan lewat, tapi hitung-hitung ada tujuh kali tembakan terakhir yang mengarah pada mobil saya,” lanjutnya

Namun, baru berjalan 250 meter kedepan, tiba-tiba ia dihadang oleh korban yang lebih dulu mendapat serangan.

“ Saya melihat ada orang yang berlumuran darah meminta tolong, langsung saya bantu, naikkan di mobil, termaksud istri korban yang meninggal ditempat,” lajutnya lagi.

Selajutnya, ia melarikan tiga orang korban menuju arah Abepua, salah satu korbannya adalah anak kecil, namun ia juga sangat menyayangkan sikap aparat kepolisian yang bertugas di Pos Yanmor Tanah Hitam.

“Saat masuk di Abepantai, ibu yang suaminya meninggal itu minta diturunkan, sedangkan bapak dan anak itu saya bawa menuju Abe, tapi waktu di Pos Yanmor Tanah Hitam, saya minta dikawal tapi tidak ada juga, sampai sempat lama terjebak macet di Kamkey, kalau dikawal kan korban bisa tiba di Rumah sakit dengan cepat, ini malah dibiarkan lewat tanpa pengawalan,” sesalnya sembari menunduk. (as/don)

Penembak Misterius Beraksi di Nafri, 1 Tewas 4 Luka-luka

Penembak Misterius Beraksi di Nafri, 1 Tewas 4 Luka-luka
Penembak Misterius Beraksi di Nafri, 1 Tewas 4 Luka-luka

Salah satu korban penembakan yang tewas Jayapura—Sekelompok Orang Tak Dikenal (OTK), Minggu (28/11) sekitar pukul 10. 45 WIT kemarin memberondong dengan tembakan ke pengendara motor maupun mobil yang lewat di Jalan Irian, tepatnya di Tanjakan Kampung Nafri, Kota Jayapura. Akibatnya, seorang pengendara motor tewas di tempat dan empat orang luka-luka.

Dari pantauan lapangan Bintang Papua, sesaat setelah penembakan tampak Wakapolda Papua, Dirreskrim Kombes Pol Drs. Pietrus Waine,SH,M.Hum, Kapolresta Jayapura AKBP Imam Setiawan,SIK tampak langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Setelah olah TKP dengan mengambil sejumlah barang bukti di TKP, dengan mengerahkan pasukan Brimobda Papua dan anggota Polda maupun Polresta Jayapura langsung melakukan penyisiran baik ke arah Koya serta Arso maupun kea rah Puay.

Kabid Humas Polda Papua saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pelaku penembakan berjumlah 5 orang dan yang memegang senjata jenis SS1 hanya satu orang. “Kronologis penembakan, ada lima orang yang tidak dikenal dari arah bukit dengan senjata api laras panjang menembaki pengendara kendaraan bermotor,” ungkapnya via SMS yang diterima Bintang Papua semalam.

Dalam kasus tersebut, 1 korban meninggal bernama Iswandi Yunus,SE (35) akibat luka tembak bagian dada tembus punggung. Korban adalah karyawan Sumber Makmur yang sedang dalam perjalanan menuju Koya bersama istrinya dengan mengendarai motor Honda Tiger.

Korban lain yang mengalami luka tembak adalah Debi Rumansah, ia luka tembak di lengan kanan, Baharudin (45) mengalami luka tembak di telapak tangan kanan, Fernal Nongka (12) luka telapak tangan kiri, Alex Nonka mengalami luka pada lengan tangan kiri (32), Iswanto (Luka lecet di Lutut), dan Debi D Rumansyah, luka tembak bagian tangan.

Untuk korban meninggal dunia, sesaat setelah dibawa ke RSUD Abepura, langsung dibawa ke rumah duka di Perumahan Grand Permai Kotaraja Blok C 39. Tampak ratusan tetangga maupun kerabatnya berdatangan silih berganti untuk melayat.

Sedangkan untuk korban luka, menurut petugas piket di UGD, setelah dirawat di UGD RSUD Abepura langsung dirujuk ke RSUD Dok II.

Dari kasus penembakan tersebut, baru satu saksi yang diperiksa, yaitu sopir truk sampah bernama Ahmad Maulud yang saat peristiwa penembakan sempat diberondong tembakan. Beruntung ia tidak terkena tembakan sama sekali.

Hasil Olah TKP

Peristiwa penyerangan yang di Tanjangan Nafri yang mengakibatkan empat korban penembakan satu diantaranya tewas di TKP, rupanya menyisakan setitik cahaya dengan ditemukannya 4 slongsong peluru.

Hal itu diketahui dari hasil olah TKP yang dilakukan tim Gabungan dari Polda Papua, Polresta Jayapura, Brimob dan Polsek Abepura menemukan, Empat slongsong peluru.

Penemuan empat slongsong peluru itu berawal dari keterangan saksi, Ahmad Mulud (50) yang dibawa oleh Kasat Reskrim Abepura Ipda Unding Alimudin S.Sos. yang langsung menunjukkan lokasi penembakan dirinya.

Dari pantauan Bintang Papua di TKP, bila pelaku yang diduga dua orang tengah menghadang Ahmad Mulud ( 50) dari samping kiri jalan dengan senjata siap tembak, berjarak 16 meter dari arah mobil, palaku langsung memuntahkan pelurunya ke arah pengemudi truk sampah yang dikemudikan oleh Ahmad.

“Saya tidak melihat secara jelas wajah kedua pelaku yang melakukan penembakan kearah saya, namun, satu diantaranya menggunakan pakain loreng yang sudah agak kumuh,” ungkap Ahmad.

Sementara itu dari TKP, Pihak kepolisian berhasil mengamankan Barang bukti berupa dua Wiper milik truk sampah yang dikemudikan Ahmad, selain itu juga menemukan empat slongsong peluru dan sepasang sepatu sandal milik pelaku yang diduga ditinggalkan pelaku saat melarikan diri. (aj/as/don)

Berita Duka: PETRUS ANARI

SELAMAT JALAN OM, BAPAK, TETE TERSAYANG PETRUS ANARI PATRIOT PENGAWAL SERGEANT PVK PERMENAS FERRY AWOM YANG TELAH DIPANGGIL PULANG KE RUMAH BAPA DI SURGA PADA PUKUL 12.00 SIANG WPB DI MANOKWARI TANGGAL 8 SEPTEMBER 2010 DALAM USIA 68 TAHUN.

WALAUPUN JABATAN MU TIDAK DIHORMATI OLEH MILITER NKRI YANG MEMPENSIONKAN ENGKAU TANPA GAJI NKRI TETAPI ENGKAU SELALU MENJADI SYMBOL PERLAWANAN BAGI KAMI GENERASI PENERUS BANGSA MELANESIA.

VIVA WEST PAPUA MELANESIA

Berita Duka, Letnan General Hosea Waker Meninggal Dunia 30 Agustus 2010

Dear All, yang kami hormati dan khususnya kepada para pejuang, pemerhati dan pembelah hak-hak dasar masyarakat West Papua dari tirani Kolonial, Kapitalis dan Imprealisme.

Bahawa hari ini, Tanggal 30 Agustus, 2010, Jam 7:00 WPNG, telah di panggil oleh Allah Sang Pencipta, Patriot pembela hak-hak Dasar Rakyat Papua Barat:

Nama : Hosea Waker
Jabatan : Komdant Post, Markas OPM-TPNPB VICTORYA, Bevani Perbatasan West Papua dan PNG.
Pangkat : Letnan General

Sekilas Riwayatnya Dalam Perjuangan Bangsa:

Patriot Hosea Waker adalah para pejuang-pejuang yang pertama memelopori perjuangan kemerdekaan negara West Papua di wilayah pegunungan West Papua, Khususnya dengan membangun Pos Pertahanan OPM Pertama di Kecamatan Kelela salah satu kecataman di wilayah bagian barat dari kabupaten Wamena yang sekarang di mekarkan kabupaten Mamberamo tengah.

Hosea Waker pernah menikah seorang perempuan asal kampungnya Pagawakwe, namun mereka bersama hanya tiga minggu, setelah perang pertama yang di sebut Gejolak 1977 pecah di Wilayah kecamatan Kelela dan Bokondini, beliau mengambil keputusan untuk meninggalkan istri tercinta, sanak saudaranya dan serta kampung halamannya, dengan tujuan menuju mengambil kemerdekaan di Papua Timur (sebutan waktu untuk PNG).

Beliau menghabiskan masa mudahnya dengan bergerilya di Hutan Rimba, dan berjalan kaki dari wilayah pegungan hingga tahun 1979 tiba di wilayah perbatasan West Papua dan PNG bersama Sauk Bomay, Hans Bomay, Matias Wenda, Stiben Pagawak, Yikwa Tua, Agani Yikwa dan yang lain.

Seumur hidupnya hingga beliau menghabiskan nafas terakhirnya, Beliau disegenai oleh seluruh pejuang di Rimba karena belaiu merupakan sosok militer yang penuh dengan disiplin dan tegas.

Sejak kami berssama dua bulan yang lalu Beliau banyak menceritakan tentang perjuangannya sewaktu bersama Yacop Pray dan Rumkorem di Scoot Jaou Bevani, dan konsistensinya dalam perjuangan banyak mengharapkan semua para pejuang untuk tetap tegar dan teguh dalam perjuangan bangsa.

Beliau hari ini telah meninggalkan dunia diakibatkan karena hampir sembilan tahun menderita penyakit asmah, pengobatan rutin biasa dilakukan setiap ada uang untuk membeli obat namun ketika tidak ada uang dalam waktu satu bulan maka beliau mengalami keadaan yang sangat kritis akhirnya hari pada tepat jam 7:00 WPNG Patriat Hosea Waker dipanggil oleh Tuhan saat fajar menyingsung dengan keadaan tenang.

Hingga saat ini, beliau masih di semayamkan di rumah duka Vanimo, Pinggir Pasar dasi Province Vanimo.

Demikian sedikit info duka untuk di ketahui oleh saudara-saudara seperjuanga di manapun anda berada.

Informasih selangkapnya akan kami sampaikan pada besok hari.

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny