JAYAPURA[Anggota Brimob saat melakukan penyisiran di sekitar Mile 42 pasca penembakan, Senin (10/12) lalu.PAPOS]-Aksi teror penembakan yang dilakukan kelompok sipil bersenjata (KSB) di kawasan PT Freeport Indonesia di Timika makin menjadi. Mereka seperti tak mau memilih korban. Setiap kendaraan yang melintasi kawasan tersebut menjadi sasaran tembak.
Kali ini satu mobil yang mengangkut rombongan Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap (ATW) Merauke, Brigjen TNI Bambang Hariyanto diberondong tembakan di sekitar Mil 42, Kamis (12/12) sekitar pukul 12.30 WIT.
Teror penembakan oleh orang tak dikenal ini merupakan keempat kalinya. Sebelumnya tiga penembakan beruntun terjadi mulai Minggu (9/12) hingga Selasa (11/12).
Dalam kejadian tersebut Danrem Korem 174/Anim Ti Waninggap (ATW) Merauke selamat termasuk Dandim Timika, Letkol Dwi Lagan, anggota polisi dan petinggi PT. Freeport. Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf. Lismer Lumban Siantar dihubungi semalam membenarkan adanya penembakan tersebut.
”Memang benar ada penembakan, namun selain rombongan Danrem Merauke, ada rombongan dari polisi, kemudian Freeport juga. Tidak ada korban dari kejadian ini,”
ujar Kapendam kepada Papua Pos melalui ponselnya semalam.
Menurut Kapendam, penembakan itu terjadi ketika rombongan usai melakukan peninjauan pos-pos pengamanan di areal Freeport. ”Saat mereka usai melakukan peninjauan, rombongan ditembaki,” ujarnya.
Kapendam mengatakan, walau petinggi TNI ditembaki, namun pihaknya menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada kepolisian untuk menanganinya.”TNI sebatas memback-up kepolisian,” ucapnya.
Masih menurut Kapendam.,Kapendam menuturkan, pihaknya belum mengetahui secara pasti motif penembakan tersebut.”Kami belum tahu, sebab masih dalam penyelidikan kepolisian,” katanya. Kapendam menegaskan, pihak TNI siap membantu kepolisian untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan.
Kenny Kwalik Dibalik Penembakan
Sementara Kapolda Papua, Irjen Polisi Tito Karnavian mengatakan dari pengembangan penyidikan diketahui bahwa aksi teror penembakkan di area Freeport tersebut diduga ada keterlibatan kelompok bersenjata Kali Kopi pimpinan Teny Kwalik yang bermarkas di Tanggul Timur.
“Kita sudah tahu mereka sehingga kita sedang meningkatkan pengamanan di area Freeport dengan melakukan patroli, pengawalan dan penjagaan. Kita tingkatkan dan intensifkan,” kata Tito kepada wartawan di Timika, Kamis pagi.
Meski aksi teror penembakkan kembali marak, namun Polda Papua belum berencana menambah pasukan pengamanan PT Freeport.
“Tidak ada penambahan pasukan karena personil yang disiagakan untuk melakukan pengamanan sebanyak 800 orang untuk menghadapi kelompok ini,”
kata Tito.
Dari data pihak kepolisian, kelompok bersenjata pimpinan Teny Kwalik berjumlah sekitar delapan hingga 10 orang. Kelompok ini diketahui memiliki beberapa pucuk senjata api. Senjata itulah yang selama ini digunakan untuk melakukan teror penembakan terhadap sejumlah kendaraan yang melintas di ruas jalan Timika-Tembagapura maupun ruas jalan Tanggul Timur menuju Kampung Nayaro.
Usai melakukan aksi teror penembakan, kelompok tersebut langsung melarikan diri ke dalam hutan.
Kapolda Papua mengakui pekan lalu jajarannya menerima surat selebaran yang mengatasnamakan Markas Komando Militer III Timika pimpinan Teny Kwalik.
Selebaran serupa diterima pihak Kodim 1710/Mimika. Dalam surat tersebut, kelompok Teny Kwalik menuntut agar limbah Freeport yang berdekatan dengan markas mereka harus dihentikan karena mereka merasa dirugikan.
“Motif inilah yang sedang kami pelajari bersama Freeport dan berupaya melakukan komunikasi dengan kelompok ini untuk menanyakan apa keinginan mereka. Jika mereka mengakui betul persoalan limbah Freeport maka kita akan berkoordinasi dengan Freeport untuk mencari jalan keluarnya dengan memindahkan aliran pembuangan limbah itu,”
kata Tito.
Selain limbah Freeport, perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu diketahui juga mengambil material batu dan pasir dari area Kali Kopi untuk membangun Tanggul Timur.
Kelompok bersenjata pimpinan Teny Kwalik diketahui merupakan kelompok yang sudah lama terbentuk. Kelompok Teny Kwalik diketahui juga mendalangi serangkaian aksi teror penembakan di area Freeport sejak 2009.
Dengan semakin gencarnya pembangunan Tanggul Timur sebagai dinding pembatas area pengendapan tailing PT Freeport, kelompok Teny Kwalik merasa makin dibatasi ruang geraknya. [tom]
Jum’at, 13 Desember 2013, Ditulis oleh Tom/Papos







