Gubernur Sandaun: Kelompok Kriminal Nyeberang ke PNG, Akan Ditangkap

JAYAPURA—Kelompok kriminal di Indonesia (Papua) yang menyeberang ke negara tetangga Papua New Guinea (PNG) dipastikan tidak akan aman. Pasalnya, Pemerintah PNG berjanji akan menangkap mereka untuk selanjutnya dikembalikan ke Indonesia guna diproses sesuai hukum yang berlaku. Demikian diungkapkan Gubernur Provinsi Sandaun, Papua New Guinea (PNG) Hon Amkat Mai menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu dengan Kapolda Papua, kemarin.

Untuk diketahui, Gubernur Provinsi Sandaun, Papua New Guinea (PNG) Hon Amkat Mai beserta rombongan berkesempatan berkunjung ke Polda Papua yang diterima langsung oleh Kapolda Papua Irjen Pol Drs. M. Tito Karnavian, MA didampingi Pejabat Utama Polda Papua bertempat di Ruang Cenderawasih, Mapolda Papua, Jayapura, Kamis (17/1).

Dalam kunjungannya kali ini Gubernur Provinsi Sandaun bertujuan untuk meminta masukan kepada pihak Polda tentang masalah kepolisian dan kebijakan Kapolda.

Pertemuan yang berlangsung selama satu jam Kapolda memaparkan tentang kebijakan Polda Papua untuk memberantas korupsi dan penyalahgunaan miras atau minuman berakohol. Namun saat ini Polda Papua lebih mengutamakan tindakan persuasif. Namun bila terjadi pelanggaran hukum maka penanganannya dengan menggunakan penanganan secara minimum.

Setelah pertemuan, dalam wawancara oleh wartawan ketika ditanya bagaimana kalau kelompok sipil bersenjata atau pelaku tindak pidana lainnya yang sering kali setelah melakukan kejahatannya lari ke PNG atau ke wilayah dia.

“Apabila ada kejadian seperti itu dan Polisi kami mengetahui maka akan ditangkap dan diserahkan kepada pihak Polisi di Papua untuk dituntut sesuai hukum yang ada di Indonesia,” ujarnya.

“Saat ini pemerintahan di bawah Pieter O’Neil sangat berharap hubungan yang baik dengan Indonesia dan untuk menjaga hubungan ini, kami berharap tindakan seperti tadi harus dihukum karena tidak mau mengganggu hubungan kedua negara” tegasnya.
Ditanya tentang hubungan bilateral RI-PNG ke depan, dia mengatakan, tadi sudah dibahas dan akan ditindaklanjuti melalui kerja sama dikedua belah pihak.

Kapolda menyatakan, pihaknya membahas studi banding masalah Kepolisian atau keamanan juga masalah studi banding masalah ekonomi khususnya dari pihak mereka untuk bisa bekerjasama bidang ekonomi guna memetik keuntungan dari harga yang murah dan produk-produk yang bagus yang ada di Indonesia, karena bila dibandingkan dengan impor dari negara lain yang jaraknya jauh tentu harga jauh lebih mahal.
Kapolda mengatakan, Gubernur juga menyampaikan Sandaun bisa jadi potensi pasar (market) bagi pengusaha Indonesia seperti tambang, minyak, pembangunan perkebunan dan lain-lain.

Kata dia, hal ini dalam rangka untuk memacu hubungan baik tersebut yang akan memacu perdagangan maka salah satu areanya adalah masalah hukum atau keamanan yang menjadi domainnya Kepolisian dan mengharapkan hukum dapat mendukung hubungan dagang.

“Disamping itu, keamanan dapat mendukung para pebisnis di kedua belah pihak terutama dari PNG dapat dijamin di daerah Papua,” tukas Kapolda.
Kata dia, pihaiknya telah menyampaikan kita akan mendukung sepenuhnya langkah-langkah itu karena akan menguntungkan kedua belah pihak. “Tapi kita juga meminta pengusaha kita atau karyawan kita yang bekerja di PNG juga dilindungi,” tandas dia.

“Masyarakat kita yang berdagang di sana dan memasarkan hasil di sana juga dilindungi sehingg sama-sama saling melindungi dan saling kita mematuhi hukum masing-masing dalam pelaksanaan itu.”

Namun, lanjutnya, karena ada perbedaan sistem hukumnya maka kita harapkan adanya koordinasi antar penegak hukum baik melibatkan Kepolisian, Imigrasi, Bea Cukai.

Dan salah satu yang ingin dikerjakan adalah bidang Kepolisian misalnya pertama membentuk Laison Officer (LO) atau Perwia Penghubung baik dari kedua belah pihak sehingga kalo ada problem cepat kita atasi dan yang kedua namanya Joint Interdiction Mechanism atau mekanisme untuk mengiterdiksi orang yang lari ke PNG maupun yang lari dari PNG ke Indonesia/ Papua.

Menurutnya, salah-satu yang ditanyakan dari pihaknya adalah bagaimana kalau kelompok-kelompok bersenjata lari ke PNG. Mereka menyatakan sepanjang itu adalah kriminal murni seperti penembakan, pembunuhan dll itu dinilai sebagai prinsip double criminality yang artinya di PNG diakui sebagai pidana demikian juga dengan di Indonesia dan tentunya akan ditangani oleh pihak mereka sesuai dengan tahapan-tahapan kasus lainnya.

“Dan inilah yang kita untuk segera di tindaklanjuti melalui kunjungan-kunjungan kepolisian diantara kedua belah pihak dan akan membentuk kelompok-kelompok kecil dan natinya akan dibuat Memorandum of Understanding (MOU),” tukasnya. (mdc/don/l03/@dv)

Kamis, 17 Januari 2013 21:12, Binpa

Goliat T : Kami Hanya Ingin Merdeka

Gend. Goliat Tabuni.
Gend. Goliat Tabuni.

JAYAPURA – Pernyataan kontroversial kembali dilontarkan ‘Panglima’ Tentara Pembebasan Nasional (TPN)- Organisasi Papua Merdeka  (OPM), Gen. Goliath Tabuni. Kali ini, Goliath menyatakan tidak menginginkan bantuan atau perhatian apapun dari pemerintah Papua maupun Puncak Jaya. Bagi Goliath hal terpenting bagi dirinya dan masyarakat Papua adalah kemerdekaan,

“Kita tidak mau yang lain, kita hanya  mau merdeka saja,”

ujar Panglima tertinggi Gen. Goliat Tabuni bersama Sekjennya Anton Tabuni saat menghubungi Bintang Papua,  Minggu (13/1) malam.

“Merdeka itu harga mati, “

tegasnya.

Bahkan pihaknya juga menyatakan tidak akan ada pertemuan dengan  siapa pun, apalagi untuk membahas negosiasi atau bentuk-bentuk tawaran dari pemerintah Puncak Jaya, Papua, maupun pemerintah Indonesia.

”Kita tidak akan lakukan negosiasi atau pertemuan-pertemuan untuk itu,”

tambahnya.

Diteruskan oleh Sekretaris Jenderal, Anton Tabuni, bahwa sangatlah tegas apa yang disampaikan oleh Goliath Tabuni, bahwasanya apapun tawaran pemerintah tidak akan mereka terima,

”Sudah, tidak ada itu tawar menawar, kita tidak mau uang atau jabatan apapun, sudah jelas kita tolak segala bentuk tawaran dari pemerintah, kita ini sudah menderita terlalu lama, jadi stop dengan tawaran tawaran itu, kalau tawaran untuk merdeka kita terima,”

katanya.

Yang diinginkan oleh OPM, menurut Anton adalah pengakuan terhadap kedaulatan mereka,

”Kita mau pengakuan terhadap kedaulatan Papua Barat,  khusunya Amerika, Belanda harus mengakui kemerdekaan kami, dan Indonesia segera menyerahkan kedaulatan kepada kami pada tanggal 1 Mei 2013, penyerahan itu sebagai pengakuan Pemerintah Indonesia bahwa kami telah merdeka,”

ujarnya.

Ditegaskan oleh Anton, bila nantinya keinginan mereka tersebut tidak diindahkan, mereka akan melakukan revolusi total sebagai bentuk perlawanan dibawah komando Gen. Goliath Tabuni,

”Ini adalah pernyataan dan sikap kami, jelas kami hanya mau merdeka,”

timpalnya. (bom/don/l03)

Senin, 14 Januari 2013 16:48, BP

TPN-OPM Akui Bertanggungjawab Penembakan di Puncak Jaya

PELANTIKAN-GEN.-GOLIAT-TABUNI

Jayapura — Markas besar Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) secara resmi mengeluarkan penyataan atas kasus penembakan di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, 10 Januari 2013. Dari pernyataan resminya ini, mereka mengaku bertanggungjawab atas kasus penembakan seorang anggota TNI  dan seorang tukang ojek di Puncak Jaya.

Hal ini dikatakan Kepala Staf Umum TPN-OPM, Mayjen Teryanus Sato melalui pers realesnya ke tabloidjubi.com, Jumat (11/1).

“Penembakan terhadap anggota TNI dari Batalyon 753 Nabire dan seorang tukang ojek, yang juga anggota intelijen Indonesia adalah murni dari TPN-OPM di bawah Pimpinan Komandan Operasi Pos Jambi (Lekagak Telenggen), atas Komando Nasional di bawah Pimpinan Panglima Tinggi TPN-OPM (Gen. Goliat Tabuni),”

tulisnya.

Menurut Mayjen Teryanus, aksi penembakan ini adalah pembalasan atas penghinaan yang telah dilontarkan Bupati Puncak Jaya, Henock Ibo, kepada Pimpinan TPN-OPM, yakni Panglima Tinggi Gen. Goliat Tabuni melalui media Cepos (Cenderawasih Pos) dan Papua Pos pada tanggal 9 Januari 2013.

“Dengan penghinaan ini, TPN-OPM secara resmi mengeluarkan pernyataan ini. Pertama, aksi penembakan ini adalah murni dari TPN-OPM dibawah Komando Panglima Tinggi Gen. Goliat Tabuni sebagai bentuk pembalasan atas penghinaan yang telah dilontarkan oleh Bupati Puncak Jaya Henock Ibo pada media Cepos danPapua Pos beberapa waktu lalu.

Kedua,  penembakan ini juga sebagai aksi penolakan atas peresmian Kodim 1714 Puncak Jaya, Papua belum lama ini. Ketiga, penyerangan ini telah dilakukan oleh TPN-OPM murni di bawah pimpinan Lekagak Telenggen (Komandan Operasi Pos Jambi, Puncak Jaya), atas perintah Panglima Tinggi TPN-OPM (Gen. Goliat Tabuni).

TPN-OPM membuat pernyataan ini, guna menjadi perhatian semua pihak. Pernyataan ini dikeluarkan di Markas Pusat TPN-OPM, pada tanggal : 11 Januari 2013. An. Panglima Tinggi TPN-OPM. Kepala Staf Umum. Mayjen Teryanus Satto. NRP. 7312.00.00.003.

Sebelumnya, Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjen. Christian Zebua menyebutkan pelaku penembakan tersebut bukanlah kelompok TPN/OPM.

“Tidak benar pelaku penembakan gerombolan bersenjata (OPM-red), itu dari oknum OTK (orang tidak dikenal),”

ujar Pangdam melalui pesan singkatnya (10/01).

Kapolda Papua, Irjenpol. Tito Karnavian , kepada tabloidjubi.com, Jumat (11/01) mengakui semua kemungkinan bisa terjadi, termasuk jika pelaku penembakan adalah kelompok Goliat Tabuni. Namun dari pemeriksaan sementara Kepolisian bukan kelompok itu.

“Kita lihat selain kelompok ini ada kelompok lain lagi di Kabupaten Puncak Jaya. Yang pasti kita sudah mengarah pada satu kelompok. Sementara mengenai apa motifnya, kita bisa menjawab motif jika pelakunya sudah tertangkap atau ada orang dalam yang bercerita,”

kata Kapolda. (Jubi/Benny Mawel)

 Friday, January 11th, 2013 | 18:47:17, TJ

Panglima TPN PB, Goliat Tabuni Tolak Tawaran Apapun Dari Indonesia

Puncak Jaya – Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPN PB-OPM), Goliat Tabuni  menolak tawaran apa pun dari pemerintah Indonesia. Hal itu dikatakan Naman Enumbi staf khusus Goliat Tabuni kepadamajalahselangkah.com, Rabu, (9/1) langsung dari Markas melalui telepon selulernya.

Panglima TPN PB-OPM, Goliat Tabuni.
Panglima TPN PB-OPM, Goliat Tabuni.

“Kami menolak tawaran apa pun dari pemerintah Indonesia melalui kaki tangannya di Papua. Kamu tau, kami ada di hutan ini bukan untuk uang, rumah, atau apa pun. Tidak ada gula-gula. Kami hanya merdeka,”

kata Naman Enumbi.

Ia mengatakan, TPN-OPM sudah tahu semua rekayasa yang dibuat oleh pemerintah provinsi Papua dan pemerintah Puncak Jaya.

“Kami tahu semua rekayasa pemerintah Papua. Mereka bicara kepada presiden macam-macam, Kalau berani, silakan dating ke markas ketemu panglima,”

kata Enumbi.

Terkait informasi pembangunan 25 rumah, kata dia, hutan adalah rumahnya TPN-OPM.

“Dia mau bangun 1000 rumah ka, bawa pabrik uang ka tidak akan pengaruh. Goliat sekarang bukan main-main. Dia sekarang panglima,”

katanya.

Ia menjelaskan,  waktu Sandera   di Gasalema, Tembagapura di bulan Mei 1996, PT Freeport pernah tawarkan Goliat Tabuni 1 Milyar Dolar Amerika. Tapi Goliat Tabuni  menolak. Apalagi tawaran Pemerintah Indonesia sekarang, tidak mungkin   Jenderal Goliat Tabuni  menerimanya.

“Kamu mau apa? Silakan datang saja. Pejabat yang jual-jual nama Goliat itu silakan datang,”

kata dia dengan tada tegas.

“Tidak pernah ada cerita turun gunung. Itu semua cerita bohong. Wartawan jangan tulis berita tanpa tanya ke markas. Kamu bias tulis-tulis berita sembarang. Tapi, kamu ingat semua tawaran tidak akan mematakan perjuangan Papua yang sudah merdeka,”

katanya.

Ia mengatakan, berita resmi Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, Organisasi Papua Merdeka (TPN PB-OPM) ada di website TPN. Lihat saja di http://www.wpnla.net,” kata dia.

Ia juga meminta   Bupati dan Wakil Bupati  Kabupaten Puncak Jaya, Henock Ibo- Yustus Wonda untuk tidak bicara lagi informasi tidak benar.

“Tidak benar  informasi soal Goliat mau turun gunung atau serahkan diri. Dia (Henock Ibo ) mau sepakat dengan Polda ka, Pangdam ka, kami tidak perlu. Kami juga sudah menolak  keberadaan dan hadirnya Kodim 1714 yang baru diresmikan, Selasa  (8/1),”

kata dia. (GE/003/MS)

Wed, 09-01-2013 16:09:21, MS

Semua Pihak Harus Menahan Diri

JAYAPURA – Koordinator TPN-OPM Lamberth Pekikir, meminta agar semua pihak dapat menahan diri, baik, itu aparat keamanan Indonesia, maupun TPN-OPM. Pernyataan Lambert tersebut terkait beberapa hal, diantaranya terbunuhnya Hubert Mabel serta semakin ‘hangat’nya situasi di Papua saat ini.

“Tentu saja kami berduka atas meninggalnya salah satu pejuang Papua merdeka yakni Hubert Mabel, kami tidak ingin semuanya menjadi kisruh dengan mengorbankan warga masyarakat yang tidak bersalah, apalagi saat ini sebagai umat Tuhan kita semua akan menyambut hari Natal,” ujarnya kepada Bintang Papua.

Namun, tidak lupa Lambert juga mengingatkan kepada semua pihak untuk dapat menahan diri,”Aparat Indonesia tidak perlu lakukan kekerasan dan pembantaian terhadap masyarakat, karena saat ini Papua sudah menjadi urusan internasional, hentikan lakukan kekerasan terhadap masyarakat, dan untuk semua TPN-OPM, saya menghimbau juga agar dapat menahan diri, negosiasi internasional saat ini sedang dilakukan oleh delegasi kita di luar negeri, kita bersabar dan bersiap diri menuju Papua yang baru,” tambah Lambert. Saat ini, menurut Lambert, situasi akan terus dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan apa yang mereka inginkan,”Untuk itu saya menghimbau agar semua pihak dapat menahan diri, dan tidak melakukan aksi, ini seruan dan himbauan saya, banyak pihak akan manfaatkan situasi ini, kita jangan terpancing karena akan menguntungkan mereka dan akan merugikan kita serta warga masyarakat,” tandasnya.

Secara humanis, Lambert juga mengingatkan kepada semua pihak untuk menghargai hari kelahiran Yesus Kristus,”Natal tidak untuk orang-orang tertentu, tetapi untuk kita semua, kita perlu menghargai itu sebagai umat manusia,” tandasnya. (bom/don/l03)

Jumat, 21 Desember 2012 08:18, Binpa

TPN-OPM Klaim Hanya Kibarkan ‘BK’ di Markas

Pendidikan dan Latihan TPN-OPM yang berjuang demi penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan Papua
Pendidikan dan Latihan TPN-OPM yang berjuang demi penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan Papua
JAYAPURA – Sementara itu ‘Kepala Staf Umum’ TPN-OPM, ‘Mayjen’. Terianus Satto saat dihubingi Bintang Papua menyampaikan bahwa, TPN-OPM melewati tanggal 1 Desember dengan doa, upacara menaikan bendera dan latihan di markas-markas mereka di tengah hutan belantara. “Kami upacara singkat, Bendera Bintang Kejora (BK) sudah kami naikkan sejak pagi, dan selanjutnya kami lewati dengan pendidikan dan latihan militer di markas kami, kalau Bintang Papua mau kami bisa email foto saat mereka latihan di makas,” ujar Terianus Satto yang ditunjuk sebagai Kepala Staf Umum TPN-OPM melalui Kenferensi Tingkat Tinggi (KTT) TPN-OPM di Markas TPN Perwomi Biak bulan Mei 2012 lalu.

Alasan TPN-OPM melakukan pengibaran bendera Bintang kejora pada tanggal 1 Desember lalu menurut Teri sebagai rasa menghargai”Upacara kami lakukan untuk menghargai sejarah, pada dasarnya kami TPN-OPM hargai semua pergerakan yang menuju pada penentuan nasib sendiri dan kami tetap memperjuangkan hak kami untuk merdeka,”katanya.

Untuk itu, ia menambahkan,”Kami ingin mendesak kepada PBB untuk segera membuka kembali ruang perundingan segitiga antara Pemerintah Belanda, Pemerintah lndonesia dan PBB dengan Juru-Juru Runding bangsa Papua, karena pihak-pihak ini pernah terlibat dalam aneksasi Papua secara sepihak,” harapnya.
Meski di Jayapura Dilarang, Berjalan Lancar

Sedangkan yang mengaku sebagai Sekretaris Dewan Nasional Papua Barat Republik Federal Papua Barat (NFRPB), Elly CH.Sirwa, mengatakan, momentum perayaan 1 Desember 2012, merupakan perayaan kebangkitan kedaulatan Bangsa Papua sebagai bangsa yang setara dengan bangsa lain di muka bumi, yang mana sudah dirayakan sejak 1 Desember 1961 silam.
DIkatakan, seperti apa yang terbangun beberapa waktu menyangkut perayaan 1 Desember 2012, menyangkut Kamtibmas, kenyamanan, keamanan dan ketertiban justru terbukti bahwa perayaannya berlangsung hikmat dan penuh antusias oleh semua pihak, ini terbukti dengan perayaan kemarin (Sabtu, 1/12) berlangsung dengan tergelarnya berbagai kegiatan di wilayah Jayapura, Kota Jayapura, Waena dan sekitarnya serta diseluruh tanah papua.

“Sehingga dengan harapan kebersamaan ini terus dipupuk dan dijaga, agar di tahun mendatang, kegiatannya akan lebih bermartabat dan bersemarak antara semua pihak, ini sudah selayaknya bangsa lain menghargai kedaulatan Bangsa Papua,” jelasnya kepada Bintang Papua di Kantor Dewan Adat Papua (DAP), Minggu,(2/12).

Terkait dengan itu, pihaknya atas nama Bangsa Papua diseluruh Tanah Papua Barat menyampaikan trimah kasih yang sangat mendalam atas jasa dan pengorbanan semua pihak dalam mengisi dan turut merayakan HUT Kedaulatan Bangsa Papua yang ke-51. Mengingat hal yang sangat luar biasa yang tak pernah terduga oleh bangsa Papua diulang tahun yang ke-51, justru mendapat respon dan keterbukaan semua pihak untuk turut merayakannya bersma-sama, sekali lagi kami menyampaikan ucapan trima kasih atas semua upaya yang dilakukan.

Walaupun dalam perayaannya terdapat sedikit ketidak harmonisan yang terjadi antar bangsa papua dengan sudara-sudara bangsa lain, dalam penyelenggaraannya, namun sangat kami syukuri walaupun Bangsa papua sendiri tidak diperbolehkan merayakan ibadah syukuran namun pihak-pihak pemerhati dan bangsa lain sudah merayakannya secara terbuka dengan penuh hikmah, ditempat yang direncanakan oleh bangsa papua berkumpul untuk merayakan ibadah syukuran dimaksud.
“Kami juga berterima kasih yang mendalam, atas niat baik dan keterbukaan semua pihak untuk perayaan dimaksud, kami Bangsa Papua tidak merasa kesal ataupun kecewa,” jelasnya.

Lanjutnya, walaupun di beberapa tempat bangsa Papua yang menyiapkan diri untuk merayakan perayaan dimaksud harus dibubarkan paksa dengan menggunakan peralatan lengkap, bahkan ada pula rakyat yang ditangkap dan ditahan, namun pihaknya melihat ini ada niat baik. Karena memang dalam kesiapannya bangsa Papua sendiri memiliki keterbatasan, untuk dapat merayakannya secara sukses dan bemartabat apalagi sampai yang bersifat harus mengorbankan material dan finansial ataupun harta benda, tetapi kami bersyukur karena maksud dibubarkan dengan tujuan gabung bersama-sama pihak-pihak yang telah mempersiapkan perayaannya seperti yang terjadi dibeberapa tempat khusunya di Taman Imbi Jayapura, di Buper Waena, Di Gedung Olahraga Jayapura (GOR) dan di Sentani di Lapangan Almarhum Makam Theys H. Eluay yang di Gelar dalam bentuk bakar batu dan makan bersama. (bom/nls/don/l03)

Senin, 03 Desember 2012 09:41, Binpa

OPM Minta Aparat Tak Ganggu KTT TPN/OPM

Jayapura – Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) akan menggelar pesta Demokrasi Papua Barat, yakni Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM), 26-30 November di Tingginambut Puncak Jaya Papua. Untuk itu, OPM meminta aparat keamanan Indonesia menghentikan segala aksi kekerasan atau baku tembak selama acara berlangsung.

Panglima OPM Goliat Tabuni yang bermarkas di Tingginambut Puncak Jaya menegaskan, selama Konferensi Tingkat Tinggi TPN OPM, pihaknya meminta aparat keamanan Indonesia tidak menggangu jalannya acara.

“Aparat tidak boleh datang kesini (Tingginambut), tidak boleh ganggu acara sampai selesai,”

ujar Goliat Tabuni melalui telepon selulernya, Senin 19 November.

Lanjut Goliat Tabuni, Konfrensi Tingkat Tinggi TPN-OPM yang akan diselenggerakan, juga sekaligus akan mengukuhkan dirinya sebagai Panglima  Tertinggi OPM.

“Selain bicara tentang perjuangan OPM, juga akan kukuhkan saya sebagai Panglima Tertinggi OPM,”

ucapnya.

Menurut Goliat, agar acara KTT terselenggara dengan aman dan lancar, pihaknya sudah menyurati Kapolres Puncak Jaya dan Wakapolda Papua, guna meminta  izin .

“Saya sudah kirim surat resmi ke Kapolda Puncak Jaya dan Kapolda Provinsi, sebagai tanda pemberitahuan, yang intinya KTT TPN/OPM tidak diganggu,”

paparnya. Kata Goliat Tabuni, dalam KTT TPN-OPM yang akan berlangsung selama 4 hari itu, pihaknya akan mengundang semua OPM maupun simpatisan yang ada di Tanah Papua.

“Undangan sudah kami kirim ke seluruh OPM dari Sorong sampai Merauke,”

ujarnya.

Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya membenarkan sudah menerima surat pemberitahuan rencana pelaksanaan acara KTT TPN-OPM di Tingginambut.

“Saya terima surat pemberitahuannya tadi melalui kurirnya Goliat Tabuni,”

kata Kapolres.

Dalam surat pemberitahuan itu, kata Kapolres, yang bertindak sebagai Ketua Pelaksanaan KTT TPN-OPM adalah Dinus Rambo Wakerkwa,  Wakil Ketus Mekaka Murib Telenggen, sekjen Anton Tabuni dan wakil Sekjen Gerimus Germanus Kogoya.
Intinya, kata Kapolres, mereka meminta agar jangan diganggu selama acara KTT berlangsung.

“Mereka minta aparat tidak menggangu jalannya acara hingga selesai,”

tukasnya.

Surat pemberitahuan pelaksanaan KTT juga ditembuskan kepada Presiden Papua Barat dan Pemerintahan Papua Barat.

Ditanya langkah Kepolisian menyikapi acara tersebut, Kapolres enggan mengomentarinya lebih jauh.

“Yang penting tidak mengganggu aktivitas masyarakat,”

singkatnya.)jir/don/l03)

Sabtu, 24 November 2012 08:57, www.bintangpapua.com

Pekikir : Jangan Dekati Saya dengan Cara Licik

Lembert Pekikir
Lembert Pekikir

JAYAPURA—Koordinator Umum Tentara Pembebasan Nasional (TPN) – Organisasi Papua Merdeka (OPM), Lambert Pekikir mengaku gerah dengan pola pendekatan yang sedang dilakukan beberapa pihak terhadap dirinya melalui keluarganya. Ia mengatakan bahwa apabila ingin selesaikan masalah Papua, harus dengan cara-cara yang terhormat dan bermartabat.

“Ada beberapa utusan yang datang ke keluarga saya dan menyampaikan ingin bernegosiasi, ini kan cara-cara yang tidak terhormat, mereka datang secara pribadi dan menyampaikan itu kepada keluarga saya, apakah ini cara yang sopan, kenapa datang secara pribadi, ini kelompok apa dan darimana,” tanya Lembert saat di temui Bintang Papua, Senin (29/10) kemarin.

Dirinya juga menyampaikan kekecewaannya atas atas langkah dan pola yang dilakukan kelompok-kelompok tersebut. “Jelas saya kecewa anak, kalau mau selesaikan masalah Papua ya harus dengan cara-cara terhormat dan bermartabat dong, jangan dengan cara seperti ini, menurut saya ini cara yang licik, siapapun dan dari manapun orang-orang tersebut, saya tidak respek,” tegas pria yang mengaku beberapa kali menjadi target aparat tersebut.

Lambert juga menyampaikan kekecewaannya kepada pemerintah Republik Indonesia yang menurutnya tidak serius dalam mengatasi persoalan Papua.”Pemerintah RI tidak serius mengatasi masalah Papua, itu sudah jelas, dari perkembangan yang kita lihat saat ini tidak ada yang mengarah pada penyelesaian masalah di Papua, tentu saja mengecewakan,” ujar Lambert yang sudah puluhan tahun berjuang dan hidup di hutan belantara tersebut.

Lambert berharap agar pihak-pihak dari kelompok yang tidak jelas tersebut menghentikan aksi pendekatan dengan cara seperti itu, dirinya lebih menginginkan adanya keterbukaan untuk saling menghargai.

“Jangan datang atas nama pribadi, tapi untuk kepentingan kelompok, itu tidak benar, harus jelas siapa dan dari kelompok apa, itu kan baik, jangan sembunyi-sembunyi, itu licik dan tidak menghargai,”

andas Lambert. (bom/don/LO1)

Selasa, 30 Oktober 2012 07:43, BP.com

Terduga Panglima TPN/OPM dan Pelaku Nafri Dibekuk

Jayapura, (18/10) — Seorang yang diduga panglima TPN/OPM Papua Barat (PB) berinisal GW dibekuk Tim Khusus (Timsus) Polda Papua, Minggu (14/10) lalu. GW ditangkap saat berada di rumah salah satu warga Yahim, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura.

Pjs Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya, S.IK kepada wartawan mengatakan, dari penangkapan itu polisi menyita barang bukti Al-kitab, mata uang PNG senilai 2 Kina, mata uang Indonesia Rp 18 ribu, empat batu cyclop hitam, tiga burung, lima plastik bulu burung, ponsel Nokia X3 dan selembar kertas berisi nomor telepon.

“GD merupakan panglima TPN/OPM yang terlibat adalam aksi penyerangan Nafri II. GD sudah tercatat DPO sejak 2011 lalu. Penangkapan ini hasil penyelidikan Timsus Polda Papua atas keberadaan tersangka yang masuk dalam DPO Polres Jayapura Kota. Dari hasil penelusuran dikatahui yang bersangkutan berada di rumah ET. Kesempatan itu tidak kami sia-siakan,” kata AKBP I Gede Sumerta Jaya, S.IK, Kamis (18/10).

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan GW tidak hanya mengaku sebagai pelaku penyerangan Nafri II, namun juga merupakan panglima TPN/OPM Papua Barat dimana dirinya tercatat dalam organisasi TPN PB, sebagai Ketua Operasi Sektor B wilayah Abepura dibawah pimpinan Danny Kogoya.

“GW juga diketahui merupakan bagian kelompok Lambert Pekikir, yang eksis di wilayah Perbatasan Wutung dan saat ini masih dalam pengejaran aparat kepolisian. Dari hasil interogasi, GW mengaku ada pelaku lain yang terlibat dalam serangkaian penembakan di Nafri, 28 November 2010 dan 1 Agustus 2011 lalu yakni, EJ, OK, DLB, UH, AK, AWK, SH, DM dan TK yang saat ini belum tertangkap,” jelasnya.

Dikatakannya, polisi masih terus mengejar sembilan pelaku tersebut sesuai pengakuan GW. GW sendiri saat ini ditahan di Polresta Jayapura guna menjalani pemerikasaan lebih lanjut. “GW telah kami serahkan ke Polresta, karena penanganan perkaranya ditangani disana,” tandas AKBP I Gede Sumerta Jaya. (Jubi/Arjuna)

Dua Anggota Jaringan TPN-OPM Ditangkap

Jumat, 12 Oktober 2012 06:43, BintangPapua.com

JAYAPURA— Dua pria yang diduga anggota jaringan Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka
( TPN-OPM) Wilayah Papua Barat di Kabupaten Jayawijaya Rayon I Tolikara, masing-masing VB dan FW ditangkap saat razia gabungan aparat Polsek Tolikara dan TNI di pertigaan Jalan Raya Tolikara-Puncak Jaya, Rabu (10/10) sekitar pukuk 17.00 WIT.

Kapolres Tolikara AKBP Alexander Louw ketika dikonfirmasi via ponsel, Kamis (11/10) membenarkan pihaknya telah menangkap dua pria yang diduga anggota jaringan TPN-OPM Wilayah Papua Barat di Kabupaten Jayawijaya Rayon I Tolikara.

Dikatakan, dari tangan keduanya, ditemukan 1 pucuk senjata api laras pendek jensi Revolcer S & W 2, 24 butir peluru aktif kaliber 3,8 diletakan di mobil Ranger Ford berwarna Putih Nopol DS 8905 BB, yang dikemudikan FW dan dan VT.

“Selanjutnya, FW dan VT beserta barang bukti langasung kami amankan ke Polres Tolikara guna pemeriksaan lebih lanjut,” ujar dia.

Usai melakukan pemeriksaan selama kurang lebih 18 jam, kata dia, pihaknya langsung melakukan penggeledahan ke dalam rumah pelaku VT, yang diduga pemilik senjata api tersebut. Dalam penggeledahan itu, pihak kepolisian kembali menemukan barang bukti yang makin menguatkan aparat terkait kedua pelaku adalah anggota jaringan TPN-OPM. Dia mengatakan, ketika menggeledah rumah VT di Desa Gelime Distrik Gelime, 14 Km dari pusat Kota Karubaga, pihaknya berhasil menemukan barang bukti lainnya berupa 3 butir amunisi SP dan P 2, dua butir. Lalu ada juga 2 buah dokumenTPN-OPM, 2 buku undangan Paripurna, 2 poto Bendera Bintang Kejora, termasuk undangan atas nama TPN-OPM Wilayah Papua Barat, Kabupaten Jayawijaya, Rayon I Tolikara,” urainya.

“Kami belum mengetahui motif mereka. Bahkan kami juga akan mengembangkan penyelidikan guna mengungkap jaringan TPN/OPM ini skalanya besar atau kecil,” tutur dia.

Dikatakannya, razia gabungan tersebut dilakukan dengan melibatkan TNI-Polri, baik itu dari Polres Tolikara, BKO Brimobda, anggota Satgas Yonif 755, dengan membagi 3 titik tempat razia. Dimana diantaranya daerah pertigaan jalan Tolikara Puncak Jaya, daerah perempatan jalan Iriandan daerah pertigaan jalan Muara, Kota Karubaga dengan sasaran mencegah peredaran miras, sajam, senpi dan narkoba.(mdc/don/l03)

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny