Gereja dan 34 Rumah Warga Ludes Terbakar

Sebuah Mobil Pemadam kebakaran dibantu warga berupaya memadamkan api di Pasar Inpres Dok IX, Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara, Rabu.
Sebuah Mobil Pemadam kebakaran dibantu warga berupaya memadamkan api di Pasar Inpres Dok IX, Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara, Rabu.
JAYAPURA—Sebanyak 34 rumah dan 1 tempat ibadah yaitu Gereja En Rimon di sekitar Pasar Inpres Dok IX, Tanjung Ria, Distrik Jayapura Utara,Kota Jayapura ludes terbakar. Kebakaran ini diduga akibat arus pendek (kosleting) di salah satu rumah penduduk setempat Rabu (31/10) sekitar pukul 12. 20 WIT.

Dua saksi mata masing-masing Iskandar Arawari (38) Pitor Nella Arawasi (39) menuturkan peristiwa kebakaran terjadi sekitar pukul 12.20 WIT, setelah anak-anak di sekitar Pasar Inpres Dok IX berteriak kebakaran. Alhasil, keduanya segera keluar dari rumah ternyata Si Jago Merah menjilat dapur milik rumah tetangganya berinisial MA sekaligus berusaha mematikan meteran listrik.

Alhasil, mobil pemadam kebakaran yang datang sejam pasca kebakaran membuat seluruh warga yang ingin memberikan bantuan geram. Terpaksa warga secara gotong-rotong membawa ember berisi air sekedar memadamkan sumber api. Tapi, upaya warga tak membuahkan hasil, lantaran sebagian besar rumah warga terbuat dari papan kayu sehingga api cepat menjalar ke rumah disampingnya.

Saat 1 unit mobil pemadam kebakaran tiba di TKP dibantu 13 unit mobil tangki air, ternyata api tetap sulit dipadamkan, lantaran jangkauan ke titik api terhalang rumah di bagian depannya. Mobil Water Canon Polda Papua dikerahkan guna membantu proses pemadaman bersama 2 mobil pemadam kebakaran dari Pemerintah Kota Jayapura dan Pemerintah Provinsi Papua, sehingga api berhasil dipadamkan sekitar pukul 14.45 WIT.

Kapolsek Kota Jayapura Utara AKP Karlos Roy Sawaki, SE yang turun bersama timnya untuk memadamkan api mengutarakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Namun, tak ada korban jiwa.

“Menurut informasi warga, sumber api akibat konsleting dari salah satu rumah warga, namun informasi itu masih kami selidiki lebih lanjut,” tukas dia.

Menurut Kapolsek, data sementara musibah kebakaran ini diperkirakan puluhan rumah warga hangus terbakar, termasuk sebuah tempat ibadah yang berada di pemukiman warga. “Kami masih melakukan pendataan puluhan rumah warga yang terbakar lebih lanjut,” ujar dia.

Yusak Yumaromi, salah satu korban kebakaran meminta kepada pemerintah agar memberikan bantuan makan dan terpal guna membangun tempat berteduh sementara.

“Saya sudah tak punya apa-apa, dan sekarang saya dan keluarga mengungsi di rumah susun sekitar lokasi kebakaran,” tuturnya sambil menatap puing-puing bangunan rumahnya.

Ketua Komisi A DPRD Kota Jayapura Achmad Jaenuri saat ditemui dilokasi kejadian menyampaikan keprihatinannya atas musibah kebakaran yang melanda Kampung Dok IX Pasar Inpres.

Karenanya, kata dia, pihaknya menghimbau kepada Pemkot Jayapura agar meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) khusus bagi petugas pemadam kebakaran dan sarana pemadam kebakaran. “Saya akan mendorongnya agar dialokasikan anggaran untuk penanganan pasca bencana kebakaran,” imbuhnya.

Data sementara dilokasi kejadian, nama- nama pemilik rumah yang terbakar. Masing-masing Pdt. Yance Arawari, (48), Marselina Arawari, (76) IRT, Iskandar Arawari (38) Nelayan, Micael Aronggear, (37), Pitor Nella Arawari, (39). Kemudian pemilik rumah di Belakang Rumah Susun masing-masing Tepu,(54), Hj. Siati, (50), H. Abdulrahman, (49), H.Aras, (54), Rosmiati Genda (46) PNS, Hj Idrus (53), Hj Ida, (40), Hj Mallarangeng, (60), Jalali (40), Hasim (42), Hj Teni (60), Tamrin,(46), Mail (54).(mdc/don/LO1)

Kamis, 01 November 2012 08:48, BP.com

Faktor Alam, Penyebab Jatuhnya Helikopter Freeport

Kamis, 11 Oktober 2012 07:16, BintangPapua.com

JAYAPURA— Musibah jatuhnya Helikopter Airfast jenis M 18 milik PT Freeport Indonesia di Perbukitan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Selasa (9/10) sekitar pukul 07.20 WIT akibat faktor alam, bukan kerusakan mesin.

Kepala Bagian Operasional Polres Mimika, Kompol Albertus Andreana, SIK via ponselnya, Rabu (10/10) malam.

Dia menjelaskan, saat terjadi kecelakaan cuaca disekitar lokasi tengah dikeliling kabut, sehingga memperpendek jarak pandang pilot saat hendak melakukan landing di landasan Helipad yang berjarak 30 meter dari posisi jatuh.
Kata dia, ketika terjadi musibah cuaca tengah kabut padahal helikopter tersebut berada pada posisi landasan Halipad, sehingga terbang rendah. Namun, pilot kaget Helikopter masih berada dibawah bukit, sehingga helikopter tersebut jatuh dari ketinggian 10 meter. Sedangkan posisi jarak landasan sekitar 30 meter.

Namun demikian, lanjutnya, pihaknya hingga kini belum menerima laporan lebih lanjut terkait kondisi dan keberadaan helikopter naas tersebut.

”Saya belum menerima laporan lanjutan, apakah Helikopter ini sudah diangkat dari lokasi atau belum, apalagi peristiwa ini tidak menjadi sorotan pihak perusahaan, karena seluruh penumpang dalam keadaan selamat,” ujarnya. Sebagaimana diwartakan, Helicopter Airfast jenis M 18 milik PT Freeport Indonesia di Perbukitan Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Selasa (9/10) sekitar pukul 07.20 WIT. Tapi, Pilot Mr. Igor, Co Pilot Mr. Vladimir dan Engginner Victor. Semuanya warga negara Rusia, penumpang 26 orang karyawan selamat serta kondisi Helikopter masih dalam keadaan utuh dan tak terbakar, sementara masih dilakukan evakuasi penumpang dan awak Helicopter ke Rumah Sakit Tembagapura. (mdc/don/l03)

Helikopter Freeport Jatuh, 29 Orang Selamat

Rabu, 10 Oktober 2012 06:01, BintangPapua.com

I Gede S. Jaya
I Gede S. Jaya

JAYAPURA—Lagi-lagi, dunia penerbangan di Papua mengalami musibah. Jika sebelumnya Pesawat milik Tariku jatuh di wilayah Kabupaten Yahukimo dan menewaskan pilot serta seorang penumpangnya, kini giliran sebuah Helikopter Hevylift milik Nyaman Air Tipe MIL 8 No. REG: ER-MHL yang sedang mengangkut karyawan PT Freeport jatuh di Tembagapura. Helikopter nahas ini Dipiloti Mr. Igor, Co Pilot Mr. Vladimir dan Engginner Victor. Semuanya warga negara Rusia, penumpang 26 orang karyawan jatuh ke tebing gunung yang berjarak sekitar 10 meter dari udara, setelah take off (lepas landas) dari Bandara Moses Kilangin Timika tujuan Tembagapura sesaat sebelum landing di Helipad Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (9/10) sekitar pukul 07.20 WIT.

Beruntung 29 orang yang ada di dalam pesawat itu ( 3 Kru dan 26 penumpang) selamat serta Kondisi Helikopter masih dalam keadaan utuh dan tak terbakar, sementara masih dilakukan evakuasi penumpang dan awak Helikopter ke Rumah Sakit Tembagapura.

Pjs. Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gde S Jaya, SIK yang dikonfirmasi via ponsel, Selasa (9/10) menyampaikan pihaknya hingga kini belum menerima laporan terkait musibah Helikopter di Tembagapura tersebut.

“Saya akan konfirmasi ke Timika dulu ya,” tukasnya.

Dari keteranga saksi, ketika hendak landing yang kedua kalinya dari Timika, kelihatan Helikopter terbang agak rendah karena ada kabut sehingga ada baling-balingnya menyentuh pinggiran tebing, maka Helikopter terlihat sepertinya terpaksa mendarat ke pinggir bukit yang cukup dalam sekitar 30 meter dari landasan Helipad Tembagapura. Jatuhnya Helikopter yang sedang mengangkut perja Tambang Freeport ini juga dibenarkan Jubir PTFI, Ramdani Sirait.
Dalam keterangannya yang diterima Bintang Papua, Ramdani mengatakan, pada sekitar pk. 7.21WIT kemarin, Helikopter Mil-8 mencoba lakukan pendaratan di helipad MP66, & terpaksa mendarat darurat di area perbukitan di bawah landasan pendaratan.

Namun diakui Tidak ada korban jiwa dari 26 penumpang, 3 awak heli, mtk luka dan sudah diperiksa di RS Tembagapura. Penyebab kecelakaan ini masih dalam investigasi. Ada indikasi masalah pada mesin helicopter. Cuaca kabut ketika heli akan mendarat, tapi disinyalir bukan menjadi faktor penyebab. Heli dioperasikan oleh PT Hevilift Aviation Indonesia dan adalah penerbangan rutin karyawan PTFI dan kontraktornya dari bandara Timika ke helipad MP 66.

Berikut ini daftar penumpang antara lain, Lukman Hamma, Sokoy Reinhard, Lukas David, Paillips Michael, Gaylerd Leane, Anin Nova, Rusdin, Yawan Alex, Jackson Michael, Susan Gilman, Michael A Demoth, Margareth Youne, Wiyono, Nerekouw Steven, Mambay Eqberg, Nussy Alex, Bachmid Salim, Woldrand, Irianto, Rouulika Yoxan, Christian Ruth, Reza Mohammad, Kurniawan Edi, Rantelino Johni. (mdc/don/don/l03)

Banjir Kota Jayapura, Seorang Kakek Tewas Terseret Arus

Senin, 08 Oktober 2012 06:44, BintangPapua.com

JAYAPURA – Siapa sangka ternyata musibah banjir yang melanda sejumlah lokasi di Kota Jayapura, Sabtu (6/10), menelan satu korban meninggal dunia, yaitu seorang kakek 75 tahun bernama BI Frank yang tinggal di Jalan Biak No 5, Kelurahan Kota Baru, Distrik Abepura tewas terseret arus air.

Meski rumah korban tidak terkena banjir, korban tewas setelah terbawa derasnya arus air di saluran selebar 60 cm di seberang jalan depan rumahnya. Yakni saat korban hendak menyeberangi saluran air atu got tersebut, yang digenangi air yang meluap hingga ke jalan saat situasi hujan Hari Sabtu (6/10) pagi.

Sebagaimana diceritakan kemenakan korban bernama Terida Yansip, bahwa saat itu korban hendak melihat kondisi tetangga depan rumahnya yang diinformasikan kebanjiran.

“Tadi dia (korban) mau liat rumah tetangga. Pas mau menyeberang got, mungkin kakinya terpeleset dan jatuh ke dalam got,” ungkapnya kepada wartawan di rumah duka, Sabtu (6/9).

Saat hendak menyeberangi got yang sedang dalam perbaikan, sehingga jembatan yang biasanya menutupi got, diangkat dan dipindahkan, kaki korban terpeleset dan terjatuh ke dalam got dan terbawa derasnya air yang mengalir di got yang melewati depan Supermarket Sumber Makmur hingga tembus depan Kantor Pos Abepura.

Karena sebagian besar got tersebut tertutup semen, sehingga korban baru ditemukan sekitar dua jam kemudian setelah sampai di depan Kantor Pos Abepura yang gotnya terbuka. Sementara itu, banjir yang diakibatkan hujan yang mengguyur seluruh wilayah Kotamadya Jayapura dan sekitarnya sejak Jumat malam hingga Sabtu siang, mengakibatkan di sejumlah lokasi, seperti di Padang Bulan, tepatnya di Perumahan organda, yang mencapai ketinggian 1,5 meter hingga menggenangi puluhan rumah.

Selain itu, banjir juga mengenangi di Pasar Youtefa Abepura yang mencapai 1 meter serta di kawasan CV Bintang Mas, Entrop.

Sementara itu untuk mengatasi banjir yang sering melanda kota Jayapura Pemkot Jayapura menggandeng Balai Sungai Wilayah Papua untuk merestorasi atau membuka kembali jalur 3 Sungai/Kali, masing-masing Kali Anafri, Kali Acai dan Kali Kampwalker.

Demikian disampaikan Wakil Walikota Jayapura DR. H. Nuralam, SE,MSi ketika Peluncuran Edisi Perdana Majalah Orang Papua (MOP) dan Papua Entrepreneur Club (PEC) Di Hola Plaza, Padang Bulan, Jayapura, Sabtu (6/10). Ketika hujan turun pada Jumat (5/10) malam hingga dini hari menyebabkan bencana banjir melanda sejumlah pemukiman penduduk di Kota Jayapura.

Pakar Tata Kota Uncen Jayapura ini mengemukakan, Tim Balai Sungai Wilayah Papua telah mempresentasikan rencana membuka kembali jalur Sungai/Kali yang selama ini mengalami pendangkalan atau penyempitan.

“Balai Sungai selama periode 2013 membantu merestorasi Kali-kali di Kota Jayapura yang sempit. Apabila hujan menyebabkan daya tampungnya menjadi kecil yang mengakibatkan banjir,” katanya.

“Apabila belum tersentuh ya mungkin tahun 2013 kita akan memprioritaskan lagi untuk perbaikan selokan-selokan yang ada di Kota Jayapura,” katanya.

Dia menambahkan, pihaknya menghimbau kepada seluruh warga Kota Jayapura untuk membuang sampah pada tempatnya. “Sense of Belonging belum sepenuhnya dimiliki warga Kota Jayapura,”tukasnya. (aj/mdc/ven/don/l03)

Penerbangan Tariku Distop

Senin, 08 Oktober 2012 06:41, BintangPapua.com

Tampak jenazah Capt. Chris ketika hendak dibawa ke Pemakaman Umum Sentani dari rumah duka Minggu sore (07/10)
Tampak jenazah Capt. Chris ketika hendak dibawa ke Pemakaman Umum Sentani dari rumah duka Minggu sore (07/10)
SENTANI— Jenazah Capt. Christian Yus, pilot pesawat jenis PAC 750 XSTOL dengan nomor registrasi PK-RWT milik maskapai penerbangan Tariku Aviation, yang jatuh di Kampung Dagi Kabupaten Yahukimo, akhirnya berhasil diterbangkan kembali ke Sentani Sabtu siang (06/10) pukul 12.30 WIT.

Sementara itu akibat musibah kecelakaan pesawat ini, pihak Tariku akan menghentikan (stop) penerbangan untuk sementara waktu.

Hal itu dibenarkan Program Manager Tariku Aviation, Robin Hood Ratuntiga kepada Bintang Papua Minggu sore (07/10) di Sentani.

Dijelaskan, setelah sampai ke Sentani, jenazah pilot langsung dibawa ke Rumah Sakit Dian Harapan Waena oleh pihak keluarga untuk dimandikan dan ditempatkan ke dalam peti mati.

Sedangkan untuk jenazah penumpangnya diserahkan kepada pihak keluarganya di Kampung Corupun Kabupaten Yahukimo.
“Sekitar pukul 17.00 WIT, setelah pulang dari rumah sakit, jenazah kami semayamkan di rumah duka yang berlokasi di Jalan Gereja Silo depan Batalyon 751 Sentani,” tandasnya.

Dikatakannya, jenazah Capt. Chris dimakamkan pada Minggu sore (17/10) di pemakaman umum Sentani pada pukul 15.00 WIT dengan dihadiri oleh teman-teman sejawatnya dan handai taulan.

“Sekitar pukul 13.00 WIT, sebelum dimakamkan, pihak keluarga mengadakan ibadah pelepasan jenazah di rumah duka,” imbuhnya. Diungkapkan Robin, pihaknya sangat kehilangan sosok Capt. Chris tetapi diketahui bersama bahwa di dalam Alkitab sudah disebutkan bahwa tidak ada manusia yang dapat menghindari hal ini sehingga semuanya merupakan baik adanya.

Sedangkan ketika ditanyai mengenai aktivitas penerbangan di Tariku Aviation, Robin menegaskan bahwa penerbangan untuk sementara ini akan dihentikan.

“Kami belum tahu sampai kapan akan dhentikan, yang jelas besok (hari ini-Red) pihak kami belum melayani penerbangan,” tukasnya.

Untuk diketahui, maskapai penerbangan Tariku Aviation melayani penerbangan ke wilayah pedalaman dan pegunungan Papua seperti Mamberamo dan Yahukimo. (dee/don/l03)

Jenazah Awak Tariku Ditemukan Utuh

Sabtu, 06 Oktober 2012 09:30, BintangPapua.com

Pesawat Caravan Tariku
Pesawat Caravan Tariku
SENTANI—Setelah dilakukan pencarian selama 3 hari sejak dinyatakan hilang kontak, Rabu siang (03/10) sekitar pukul 11.00 WIT, akhirnya bangkai pesawat jenis PAC 750 XSTOL bernomor registrasi PK-RWT milik maskapai penerbangan Tariku Aviation, dengan rute Dekai-Corupun-Dekai, ditemukan.

Demikian juga Pilot bernama Capt. Christian Yus dan seorang penumpang bernama Poldus Osu ditemukan dalam kondisi tewas, Jumat siang (05/10) 13.00 WIT. Korban dan bangkai pesawat ditemukan oleh tim SAR gabungan yang berhasil sampai di lokasi kecelakaan yakni di Kampung Dagi Kabupaten Yahukimo.

Hal ini disampaikan Program Manager Tariku Aviation, Robin Hood Ratuntiga kepada wartawan usai mendapatkan informasi melalui telepon satelitnya Jumat (05/10).

Dijelaskan, akibat cuaca ekstrim akhirnya jenazah batal diterbangkan ke Sentani, sehingga direncanakan besok pagi (hari ini-Red) baru dapat dievakuasi ke Sentani oleh pesawat AMA.

“Kondisi jenazah masih utuh dan ditemukan di dalam pesawat,” imbuhnya.

Disebutkan, prediksi sementara, kecelakaan pesawat ini diakibatkan oleh perubahan cuaca yang sangat ekstrim.
“Kami belum bisa memastikan penyebab kejadian ini, tetapi cuaca ekstrim menjadi satu-satunya penyebabnya,” tandasnya.
Dipaparkan Robin, saat ini jenazah telah disimpan di kantong mayat dan sudah masuk di dalam helly pad atau landasan pesawat dan telah siap diberangkatkan kapanpun jika kondisi cuaca memungkinkan. “Tetapi ternyata rencana yang sudah kami susun untuk menerbangkan jenazah kembali ke Sentani gagal. Pasalnya, cuaca tiba-tiba berubah menjadi ekstrim dan akhirnya kami harus menerbangkan jenazah keesokan harinya (hari ini-Red),” urainya.

Robin mengatakan, saat ini pihaknya juga telah mengabarkan berita duka ini kepada keluarga korban secara resmi. Yang mana evakuasi pada Sabtu (06/10) akan menggunakan helicopter dari Timika dengan alat bantu yang canggih.

“Kami sungguh berharap agar cuaca bisa kembali normal dan terang sehingga rombongan tim SAR gabungan dapat menuju Dekai atau minimal menuju Kampung Corupun sehingga pihak kami bisa mengambil inisiatif untuk menentukan jenazah pilot kapan akan dievakuasi ke Sentani,” pungkasnya.

Ditambahkan, rencananya jenazah pilot akan disemayamkan dulu di hanggar Tariku untuk selanjutnya akan dibawa ke rumah duka. Sedangkan jenazah penumpangnya langsung dibawa ke kampungnya di Corupun oleh pihak keluarganya. (dee/don/l03)

Sekali Lagi: Musibah dan Kemalangan Akan Terus Menimpa NKRI, Sampai Papua Merdeka

Di tengah perayaan HUT Kemerdekaan kolonial NKRI pada hari ini, Pemangku Adat dan Alam Papua dengan ini sekali lagi, untuk sekian kalinya memberitahukan:

  • Sesuai dengan seruan dan pesan-pesan sebelumnya, Indonesia harus mengakui dan memberikan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Papua yang telah dirampas dengan manipulasi jahatnya, karena Alm. Ir. Soekarno dan rekan-rekannya telah dengan meminta maaf, mengembalikan surat wasiat yang telah dirampas dari Tanah Papua, dan mengembalikan benda warisan nenek moyang Papua yang telah dismpannya puluhan tahun lamanya;
  • Surat telah kami sampaikan kepada Sultan Hamengkubuwono X, Megawati Sukarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono dan Alm. KH Abdurrahman Wahid, bahwa maryoritas Tiang Pulau Jawa, para Sunan telah menyetujui kemerdekaan bangsa Papua;
  • Sudah berulangkali diberitahukan bahwa musibah berupa air bah, gempa bumi, kecelakaan, dan kebakaran (khusus, sekali lagi secara khsuus kebakaran tempat-tempat usaha, perkantoran dan tempat umum, bukan rumah tempat tinggal) akan terus berlanjut, terus berlanjut dan terus berlanjut, sampai titik terakhir, atau sampai NKRI mengakui dan menyerahkan kemerdekaan dan kedaulatan tanah dan bangsa Papua.
  • Silahkan hitung, silahkan renngkan dan silahkan bertanya kepada hatinurani, apakah pesan-pesan ini hanyalah khayalan, takhayul, seperti pidato SBY tahun 2005, ataukah ini fakta. Apakah kebakaran-kebakaran ini takhayul? Apakah kecelakaan takhayul? Apakah musibah takhayul? Apakah ini ujian dalam rangka membersihakn umat Tuhan NKRI dalam proses masuk ke surga agar semua orang Indonesia menjadi murni bersih? Ataukah ini kutukan dan tulah dari Tuhan, sampai NKRI memenuhi tuntutan Hukum Alam dan Hukum Adat, yaitu Hukum Ilahi Pencipta Tanah dan Manusia Papua?
Sekian pesan kami untuk dimaklumi dan disebarluaskan.
Atas nama Tanah, Alam, Benda, Hewan, Tumbuhan, Leluhur, Pahlawan, Anak-Cucu, dan Bangsa Papua, atas nama Tuhan Pencipta Langit dan Bumi!!!
———————————-
OPERASI SANDI “AWAS!”
Pemangku Adat dan Alam Papua

Speed Terbalik, Dua Orang Hilang

MERAUKE [PAPOS] —Dua orang warga Kota Merauke, masing-masing atas nama Fery Kurniawan dan Dompit dinyatakan hilang di perairan Tomerauw, Kamis (19/5). Hingga kini, kedua orang ini, belum ditemukan. Meski begitu, proses pencarian terus dilakukan oleh tim dari Kantor SAR, Polres Merauke serta masyarakat sekitar.

Wakil Bupati Merauke, Sunarjo, S.Sos yang ditemui di VIP Room Bandara Mopah, Kamis (19/5), mengungkapkan, berdasarkan informasi dari salah seorang atas nama Wilem, terakhir mereka berada di Kali Tomerau. Tetapi secara logika, jika di tempat tersebut terjadi musibah, Wilem lari ke Tomerau. Namun, yang terjadi justru dia berada di Kampung Kondo. “Nah, sudah kita lakukan diskusi secara bersama-sama. Karena kemungkinan dia salah melihat tempat kecelakaan laut itu,” kata Wabup.

Lebih lanjut Wabup mengungkapkan, kemungkinan Fery dan Dompit bersama sped itu terbalik di sekitar Kampung Kondo. Karena arus berputar kea rah utara. “Selain melakukan pencaharian, kita berdoa agar kedua warga Kota Merauke itu bisa ditemukan dengan kondisi selamat. Keduanya hendak kembali ke kota, setelah dari Kali Wanma untuk menjaring mencari ikan. Kami tidak tinggal dia tetapi terus bergerak mencari,” tegasnya.

Wabup mengungkapkan, dirinya bersama Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT sudah melakukan penyisiran pencarian di udara menggunakan pesawat. Hanya saja, tidak ada tanda-tanda jika mereka ditemukan, termasuk barang bukti berupa kulboks dan lainnya yang dibawa. “Kita terbang dengan ketinggian 200 meter untuk melihat. Hanya saja, tidak menemukan adanya tanda-tanda kedua korban,” ungkapnya.

DItambahkan, proses pencaharian akan terus dilakukan dan tidak ada batas waktu yang diberikan. Namun, diharapkan keduanya bisa segera ditemukan dalam keadaan sehat. “Tidak ada batas waktu untuk dilakukan pencarian, tetapi kita upayahkan agar mereka ditemukan. Memang kondisi cuaca juga kurang begitu baik. Anda (wartawan;red) bisa melihat keadaan sekarang seperti angin yang kencang,” tandas dia. [frans]

Musibah lepas Musibah bagi NKRI dan Para Simpatisan: HUKUMAN atau UJIAN?

Sudah lebih dari lima tahun bencana lepas bencara melanda NKRI. Ya, begitu istilah yang digunakan, “bencana”, dan bukan saja BENCANA, tetapi mereka sebut, “BENCANA ALAM”. Berikutnya, “Bencana itu, menurut Ulama, Pendeta Politisi, Pemerintah, Pemuka Indonesia selalu dijuluki sebagai “UJIAN”. Ditambah lagi, ujian itu bukan dari siapa-siapa, tetapi katanya, “dari TUHAN.” Jadi, “Bencana Alam yang melanda NKRI ini dianggap sebagai Ujian dari Tuhan.”

Sekarang kita sebagai manusia modern, manusia adat, manusia berakal, manusia beragama, kita semua perlu renungkan beberapa pokok. Pokok pertama, “Apakah ini bencana alam?” Kedua, kalau itu ‘bencana alam’, “Kenapa disebut ujian dari Tuhan?” Mana logika menghubungkan bencana dari alam dengan bencana dari Tuhan? Ketiga, “Kokh Tuhan sebegitu kejamnya sehingga Dia harus menguji secara kejam mematikan seperti itu?”.  Lalu keempat,  “Kalau itu ujian dari Tuhan, maka ujian itu untuk apa, atau ujian itu dalam rangka apa? Dalam rangka menapis orang Indonesia untuk masuk ke surga? atau apa?” Kelima, “Apakah memang Tuhan biasanya menguji manusia sampai mati habis dan mati terus-menerus selama bertahun-tahun, bolak-balik seperti ini?” Keenam, “Kalau yang terjadi adalah ‘bencana alam’ yang mematikan, dan kalau itu dari Tuhan, bukankah ini tulah, hukuman dari Tuhan?”

Menjelang Pemilu untuk SBY menjadi presiden untuk periode kedua ini, sebuah Surat dilayangkan dari Masyarakat Adat Papua meperingatkan perihal Penengakkan Hukum Alam dan Hukum Adat, bahwa NKRI akan dilanda berbagai benana, yang merupakan penegakkan Hukum Alam dan Hukum Adat, bukan ujian, bukan cobaan, bukan dalam rangka apa-apa, tetapi oleh hanya dalam rangka penegakkan Hukum Alam dan Hukum adat. Ciri hakiki penegakkan Hukum Alam dan Hukum Adat ialah “penyeimbangan” (balancing), yaitu alam dan adat secara alamiah “menyeimbangkan yang tidak seimbang” dan/atau “mengharmoniskan hubungan, keterkaitan, sebab-akibat yang saling tidak kena-mengena menjadi saling terkait secara serasi dan seimbang.” Misalnya kalau kebanyakan awan di udara, maka alam dengan hukumnya akan menyeimbangkan dirinya menjadi air dan turun sebagai hujan. Contoh lain, secara hukum alam, setiap orang yang dilahirkan 200 tahun lalu sudah tidak lagi hidup di bumi. Itu hukum alam. Tidak ada yang dapat menantangnya, biarpun dengan meminup obat awet muda, lakukan operasi bedah hidup lama, atau apapun juga.

Setelah SBY menerima surat itu, beliau melakukan konferensi pers, dan menyatakan, “Jangan percaya kepada takhayul, percayalah kepada akal sehat.” Menanggapi itu, PMNews pernah menyampaikan pertanyaan, “Apa yang harus kita katakan kalau saja yang masuk akal itu tidak nyata dan yang takhayul justru aalah fakta?” Sebuah pertanyaan yang PMNews masih nantikan untuk dijawab SBY mewakili NKRI.

PMNews sebagai penyambung lidah bangsa Papua dalam rangka menunjukkan dan membuktikan KEBENARAN MUTLAK perjuangan kemerdekaan West Papua sekali lagi hendak menyodorkan KEBENARAN MUTLAK menyangkut “musibah”, “bencana alam”, “ujian dari Tuhan” ini.

Pertama-tama, PMNews percaya, berdasarkan KEBENARAN MUTLAK itu, bahwa apa yang terjadi di seluruh wilayah NKRI ialah sebuah proses penegakkan Hukum Alam dan Hukum Adat, dalam rangka mencari keseimbangan dalam hubungan West Papua – NKRI (Port Numbay – Jakarta), karena hubungan itu sudah berlangsung selama hampir setengah abad dalam kondisi tidak seimbang, dan tidak harmonis. Ketidak-seimbangan itu terjadi karena skandal hukum, moral, demokrasi dan HAM yang terjadi dalam proses invasi dan pencaplokkan wilayah Irian Barat ke dalam NKRI. Dengan kata lain, “Ibutiri Pertiwi sedang ditangisi oleh anaktiri Papua, agar West Papua yang selama ini diperlakukan tidak seimbang itu diharmoniskan, agar selanjutnya kedua bangsa dapat hidup sebagai tetangga, sederajad, sesama dalam hubungan yang harmonis.”

Sementara ini, pukul 11:50 WPT (West Papua Time) komentar dalam TVOne miliki NKRI menyatakan, “Musibah ini Tuhan berikan sebagai dorongan agar kita semua membangun kebersamaan, saling menolong, saling memperhatikan, sehingga dengan demikian kita memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dan negara.” Tentu saja pernyataan ini perlu diuji, apakah ini ekspresi nasionalis membabi-buta seperti yang sudah terjadi selama ini dengan mengorbankan nyawa banyak orang Papua itu, atau maksud lain. Masalahnya komentar ini disampakan oleh seorang wanita pewarta TVOne.

Setelah itu Taufik Ismail juga membacakan puisi-puisi yang intinya meminta kepada NKRI untuk mengkoreksi berbagai hal, seperti korupsi, kesombongan, kerakusan, perpecahan, dan sebagainya yang intinya bernuansa nasionalis. Rupanya sastrawan ini juga hendak membangun nasionalisme di atas kematian dan penderitaan ini.

Baiklah, biarlah NKRI sendiri merenungkan dan menyimpulkan, apakah searah dengan pemikiran kedua orang Indonesia di TVOne ini, atau yang lainnya. Itu terserah. Itu bukan urusan kami.

Urusan kami adalah menyampaikan kebenaran mutlak. Kebenaran mutlak itu tidak terbantahkan, tidak dapat dirubah, tidak terkalahkan.

Catatan PMNews kedua, kami perlu sampaikan terkait dengan anggapan, “Ini ujian dari Tuhan!” Dalam Kitab Suci agama modern manapun, dengan jelas-jelas dan gamblang menyatakan “Tuhan tidak pernah menguji manusia melampaui batas kemampuan manusia untuk menanggungnya.” Yang terjadi bukan di luar batas kemanusiaan lagi, tetapi kemampuan dan batasnya sekaligus ditiadakan, karena nyatanya nyawa-nyawa yang melayang. Pantaskah kita sebut ini ujian? Apa artinya ujian? Apa tujuan dari ujian?

Ujian biasanya dikaitkan dengan dan ditujukan untuk “kenaikan, perubahan ke arah lebih baik, peningkatan, kemajuan” dan sejenisnya. Dalam kaitan NKRI, kita dapat katakan mereka yang menganggap musibah ini sebagai ujian bermaksud bahwa setelah musibah-musibah ini, maka akan datang masa keemasan NKRI. Kalau kita kaitkan dengan sorga kelihatannya hal itu jauh dari dapat dipercaya.

Ketiga, kalau seandainya NKRI tidak percaya dengan pesan-pesan yang sudah lama kampi sampaikan lewat situs ini, semuanya itu terserah. Tanggungjawab kami yang dibebenkan Hukum Alam dan Hukum Adat Papua telah kami sampaikan lewat Surat secara langsung, maupun catatan secara terbuka dalam situs ini.

Pertanyaan yang tertinggal ialah, “Bila ujian dari Tuhan ini sampai-sampai, sekali lagi, kalau seaindainya, sampai kepada mengobrak-abrik kerangka dan format NKRI itu sendiri, maka apakah masih dianggap sebagai Ujian dari Tuhan?”

Pesawat Pangdam IX/Udayana Jatuh

Terhempas di Ujung Timur Landasan Pacu

TUBAN – Rencana TNI Angkatan Udara memberikan joy flight (penerbangan gembira) bagi para pejabat di Bali berakhir petaka. Salah satu pesawat latih jenis KT-1 B Wong Bee yang digunakan unsur Muspida Provinsi Bali untuk mengikuti joy flight justru mengalami musibah dan meledak di ujung timur landasan pacu Bandara Ngurah Rai, sore kemarin (24/6).

Pesawat latih milik Skadron Pendidikan (Skadik) 102 Lanud Adisutjipto Jogjakarta itu sebenarnya sudah mendarat di Landasan Udara (Lanud) Ngurah Rai sejak Selasa (22/6) lalu. Ketika itu, hanya empat pesawat latih yang mendarat. Padahal sedianya ada lima pesawat yang akan mendarat di Lanud Ngurah Rai.

Kelima pesawat latih tersebut sedianya digunakan untuk melatih para penerbang yang diproyeksikan menjadi instruktur penerbang di lingkungan TNI AU. Tercatat ada 16 siswa penerbang yang akan dilatih oleh 19 instruktur penerbang dari Skadik 102. Sebelumnya sebanyak 35 orang kru ground handling dari Skadik 102 sudah lebih dahulu mendarat di Lanud Ngurah Rai.

Informasi yang dihimpun Radar Bali ( grup Cenderawasih Pos), para penerbang tersebut akan dilatih mulai Kamis kemarin (24/6) hingga Rabu (30/6) mendatang. Para calon instruktur penerbang itu aan diproyeksikan sebagai instruktur penerbang di lingkungan Mabes TNI AU dan dilatih menggunakan sistim navigasi jarak jauh (NJJ).

Keempat pesawat latih tersebut mendarat di Base Ops Lanud Ngurah Rai sekitar pukul 11.00 siang Kamis kemarin dan selanjutnya direncanakan untuk melakukan penerbangan gembira bersama para pejabat.

Sedianya para pejabat yang akan menjalani penerbangan gembira itu adalah Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Panglima Kodam IX/Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto, Kapolda Bali Irjen Pol Sutisna, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Bali Jefry Kauripan, dan Komandan Lanud Ngurah Rai Aldrin Petrus Mongan.

Belakangan Gubernur Bali Mangku Pastika mendadak membatalkan rencananya mengikuti kegiatan penerbangan gembira tersebut. Akhirnya pesawat latih yang rencananya ditumpangi oleh Gubernur Pastika ditumpangi oleh Pangdam IX/Udayana.

Kata Kabag Humas Biro Humas dan Protokol Pemprov Bali Teneng, Pak Gubernur tidak hadir di acara joy flight karena ada acara dengan KPK di Wisbha Sabha Kantor Gubernuran. "Pak Gubernur tidak ada firasat apa-apa terkait tidak hadirnya dalam acara itu," sebut Teneng.

Tak disangka pesawat yang dipiloti oleh Komandan Skadik 102 Letkol Pnb Ramot C. Sinaga itu justru mengalami nasib naas dan jatuh di ujung landasan pacu.

Misi penerbangan tersebut dimulai sekitar pukul 14.55 siang atau maju 35 menit dari rencana penerbangan awal. Penerbangan yang direncanakan berjalan selama 45 menit itu awalnya berjalan normal. Namun sepuluh menit terakhir atau menjelang landing justru terjadi musibah.

Empat pesawat yang terbang secara berirangan tersebut sejatinya hendak mendarat dan datang dari arah barat landasan pacu. Tiba-tiba pesawat yang berada di urutan paling depan langsung terbang ke atas seolah bermanuver dan memisahkan diri dari rombongan.

Tiba-tiba saja terdengar suara ledakan keras dan terlihat dua orang penumpang terlontar keluar dari pesawat menggunakan parasut. Kedua orang yang belakangan diketahui adalah Komandan Skadik 102 dan Pangdam IX/Udayana itu terlihat mendarat di areal bandara dan sempat berjalan agak terpincang. Sementara pesawat terhempas di ujung timur landasan pacu.

Kondisi tersebut kontan membuat administratur Bandara Ngurah Raid an TNI AU Lanud Ngurah Rai panik. Dua mobil pemadam kebakaran di bandara langsung dikerahkan ke lokasi terhempasnya pesawat pun demikian dengan ambulans. Para wartawan yang berada di areal landasan pun langsung diminta menjauh dari landasan dan menunggu di dalam areal base ops. Sementara wartawan yang berada di luar base ops langsung dilarang untuk masuk ke dalam areal base ops.

Begitu api yang muncul dari pesawat itu berhasil dipadamkan, TNI AU langsung memasangi sekitar areal jatuhnya pesawat berikut serpihan-serpihannya itu dengan garis polisi. Sementara badan pesawat langsung ditutup dengan terpal berwarna putih.

Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol Gde Sugianyar Dwi Putra, peristiwa naas tersebut diduga terjadi sekitar pukul 15.30 sore. Ketika itu, pesawat latih tersebut baru sekitar 15 menit terbang di udara dan hendak mendarat dari arah barat runway. Tak disangka, pesawat yang ditumpangi Pangam IX/Udayana tersebut justru terhempas dan meledak di ujung landasan pacu.

Beruntung pilot pesawat dan penumpang pesawat latih naas tersebut berhasil melontarkan diri dan mengembangkan parasut. Sementara tiga pesawat latih lainnya tetap melanjutkan pendaratan.

“ ?Pesawat sebenarnya hendak landing dan tahu-tahu pesawat jatuh. Tapi Pilot dan Pangdam selamat karena sudah melontarkan diri sebelum pesawat itu terhempas dan meledak. Sedangkan pesawat lainnya tetap landing. Jadi posisinya memang sedang landing dan tidak hendak melakukan manuver," terang Sugianyar di depan Base Ops Lanud Ngurah Rai.

Sedangkan Komandan Lanud Ngurah Rai Letkol Pnb Aldrin Petrus Mongan dalam keterangan persnya mengatakan program penerbangan gembira ini memang dijadwalkan dalam program pelatihan instruktu penerbang ini. "Dalam misi ini memang kita laksanakan pengenalan kepada muspida untuk mengkomunikasikan potensi udara kita," jelas Aldrin.

Aldrin sendiri mengaku tidak tahu persis kronologi musibah tersebut karena dirinya saat itu ikut dalam rombongan joy flight. "Sampai kita landing yang kita tahu semua berjalan normal. Setelah mendarat baru kita sama-sama mengetahui jika ada kejadian, karena saat itu saya juga dalam posisi di udara, dan dalam posisi nomor dua. Kita tadi datang dari arah runway serunai menuju arah doorwind, mungkin yang lebih jelas visualisasinya yang dibawah, karena kami sedang didalam pesawat," imbuhnya.

Pria asal Sulawesi Utara itu menyatakan selama berada di darat semuanya berjalan dengan normal sesuai prosedur. Bahkan komunikasi selama penerbangan berlangsung tidak pernah terjadi interrupt, influence, maupun sabotase. Ia juga menampik bahwa kecelakaan terjadi karena pesawat hendak melakukan manuver penerbangan. (eps)

 

Catatan WPMNews:

Kalau piot2 itu berlatih untuk menembak orang Papua, dan kalau Panglima itu punya niatan khusus terhadap tanah dan bangsa Papua, maka ia akan kena Hukum Alam-Adat Papua. Itu Hukum yang pasti.
(scorpions)

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny