Sijago Merah Mengamuk di Pelabuhan Tiptop Biak

BIAK [PAPOS] – Sambil minta tolong berlari. Pak de [45] nama panggilan akrabnya, hanya bisa lari menyelematkan dirinya dari warung miliknya, tatkala terjadi kebakaran kompleks perumahan pelabuhan Tiptok, Biak, Kamis [11/3] sekitar pukul 24.00 Wit. Sontak saja kebakaran ini mengagetkan seluruh warga yang berada di kompleks pelabuhan menjadi perhatian dari warga.

Kepulan asap yang menggumpal di sekitar pelabuhan yang biasa di gunakan untuk perahu nelayan dan perahu penumpang ini membuat warga sekitar Berduyun untuk menyaksikan peristiwa mengamuknya si jago merah tanpa terlihat adanya mobil pemadam kebakaran di tempat kejadian, sampai kedua rumah akhirnya luluh lantak rata dengan tanah.

Menurut beberapa saksi mata yang ditemui Papua Pos di tempat kejadian mengatakan, sumber api diduga berasal dari salah satu rumah yang biasanya menyimpan bahan bakar minyak jenis bensin untuk kebutuhan perahu motor. Hanya dengan seketika menyambar rumah di depannya yang hanya dibatasi oleh sebuah dinding beton.

Rumah permanen yang juga digunakan untuk menjual segala kebutuhan bahan pokok ini pun tak bisa diselamatkan karena api tiba-tiba saja membesar. Menurut keterangan yang berhasil dihimpun Papua pos di tempat kejadian, warga sekitar sempat melihat si pemilik warung Pakde (45 tahun) nama yang akrab di panggil warga sekitar lari dari warungnya sambil minta tolong.

Wargapun tidak tinggal diam, berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya, tetapi kekuatan api tidak sebanding dengan kemampuan yang di kerahkan warga sekitar sehingga akhirnya warga dan pemilik rumah pun pasrah sampai api melalap ke- dua buah rumah hingga rata dengan tanah.

Warga sekitar yang hanya mampu menyaksikan kobaran api di lingkungannya ini, sangat menyesalkan sikap lamban dari pemerintah daerah melalui Dinas Pemadam kebakaran atas peristiwa ini.

”Untunglah dua rumah itu terpisah dengan rumah lainnya. Kalau tidak mungkin sekitar kota ini habis.Dulu juga pernah terjadi kebakara di tempat lain, berkali-kali dihubungi pihak pemadam, tapi tak pernah datang sampai akhirnya api dapat di padamkan oleh warga sekitar. Saya tidak tau dimana mereka,” jelas Lhuter

Sementara itu, penyebab dan kerugian yang timbul akibat peristiwa ini belum dapat di perkirakan karena pihak Kepolisian langsung membawa Pakde ke Polres Biak Numfor untuk dimintai keterangan lebih lanjut. [cr-54]

Ditulis oleh Cr-54/Papos
Sabtu, 13 Maret 2010 00:00

Kemungkinan Banjir Terjadi

BANDUNG–MI: Ketinggian air di Kampung Cieunteung, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, kembali meninggi sekitar 30 centimeter.

“Dua hari terakhir ini, hujan deras terjadi, akibatnya ketinggian air di Cieunteung yang sebelumnya turun menjadi 30 centimeter, saat ini naik kembali menjadi 60 centimeter,” kata Camat Baleendah Usman Sayogi, Selasa (2/3).

Ia mengatakan, warga masih menggunakan perahu kayu menuju rumahnya yang masih terendam banjir di Kampung Cieunteung.

Dikatakannya, genangan air, sejak Sabtu (28/2) merendam ratusan rumah, seperti RT 01,02 dan 04 di RW 20. Bahkan, ketinggian air di tiga RT yang terletak persis di pinggir Sungai Citarum tersebut mencapai sekitar satu meter.

“Air mulai masuk ke rumah sejak Sabtu dan Minggu (1/3) sempat surut hingga sekitar 30 cm. Sekarang malah naik lagi,” katanya.

Menurutnya, hingga saat ini, warga masih mengunsi di tenda pengunsian atau di rumah saudara.

Sementara itu, siang harinya petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung melalui Puskesmas Baleendah menyerahkan bantuan kaporit dan larutan risol di daerah bencana banjir.

Pemberian kaporit kepada warga dibantu oleh puluhan mahasiswa dari salah atui Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) yang ada di Bandung.

Serbuk kaporit tersebut, diberikan bagi warga yang berada di RW05 RW07 Kampung Muara, Kelurahan Andir, Kabupaten Bandung, untuk kemudian ditabur di sumur warga. (Ant/OL-7)

Puluhan Hektare Pinus Gunung Guntur Terbakar

Garut (ANTARA News) – Sekurang-kurangnya 20 hektare hutan pinus beserta alang-alang di gunung Guntur Garut, hingga Selasa siang masih terbakar.

Kebakaran sejak Senin sore (21/9) itu mengakibatkan timbulnya jilatan api yang tertiup angin kencang hingga mencapai puncak gunung berketinggian 2.249 mdpl (meter di atas permukaan laut).

“Asap tebal mengagetkan kami yang sempat mengira gunung meletus,” kata Rachmat(56) warga Pasawahan yang berlokasi di kaki gunung itu, Selasa.

Dia mengaku belum ada pihak yang melakukan upaya pemadaman. “Kemungkinan aparat Kehutanan termasuk dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) setempat masih berlebaran,” katanya.

Warga yang akan mencari kayu bakar terpaksa mengurungkan niat. Mereka menghitung sekurang-kurangnya ada 20 titik api pada area seluas 70 hektare lebih di seputar puncak gunung api itu.

“Meski peristiwa kebakaran ini telah berkali-kali, namun hanya kebakaran kali ini yang jilatan apinya mencapai puncak gunung,” kata Rachmat.

Sumber api disebut-sebut warga berasal dari kaki gunung di blok Legok Pulus, penyebabnya diduga kemarau panjang yang mengakibatkan banyak bebatuan pecah sehingga menimbulkan percikan api.

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Dan Bencana Geologi (PVMBG) Dr Surono saat dihubungi mengemukakan, gunung api Guntur bertipe “Strato” itu berada pada 07 derajat 08`30″ Lintang Selatan dan 107 derajat 20` Bujur Timur.

Posisi terdekatnya dari kota Garut 1.600 meter, yang selama ini pada kawasan kaki gunung tersebut terus menerus dilakukan penggalian pasir serta batu.(*)

COPYRIGHT

Kapal Motor Tenggelam di Perairan Bacan

Ternate (ANTARA News) – Sebuah perahu motor bernama KM Bobara 01 tenggelam di perairan Pulau Bacan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara (Malut) Selasa siang (22/9).

Sebanyak 85 penumpang kapal motor tersebut selamat.Kasat Intel Polres Halsel Iptu Rahman Dundu ketika dihubungi melalui telpon dari Ternate, Selasa membenarkan terjadinya musibah tersebut.

“Kami masih melakukan penyelidikan atas peristiwa itu,” kata Rahman.
Kapal motor tersebut, kata dia, tenggelam dalam pelayaran dari Desa Gandasuli Kecamatan Bacan menuju ke objek wisata Pulau Nusa Raa. Kapal itu mengangkut warga yang akan berwisata ke Pulau Nusa Raa.

Menurut Rahman, kapal motor tersebut tenggelam akibat cuaca buruk serta diduga memuat penumpang melebihi kapasitas. Kapasitas penumpang untuk kapal itu adalah 50 orang.

Penumpang kapal motor tersebut diselamatkan oleh kapal nelayan yang melintas di sekitar lokasi musibah. Seluruh penumpang selamat telah dievakuasi ke Balai Desa Gandasuli.

“Kami belum bisa memastikan apakah ada penumpang hilang atau tidak karena perahu motor itu tidak memiliki daftar penumpang,” kata Rahman.

Pihaknya, kata dia, masih melakukan pendataan serta mencari informasi dari warga soal kemungkinan adanya keluarga mereka yang hilang.

Nakhoda Risman M Saleh sedang dimintai keterangan terkait dengan musibah itu. Ia mengaku kapalnya tiba-tiba oleng dan tenggelam setelah dihantam gelombang tinggi dan angin kencang.

Wakil Bupati Halsel Rusly A Wally ketika dihubungi juga membenarkan musibah yang menimpa KM Bobara 01 tersebut.

Ia mengatakan, Pemkab Halsel bersama Polres setempat serta instansi terkait lainnya telah turun ke lapangan untuk melihat kondisi para penumpang yang selamat.
(*)

COPYRIGHT

Dua Gudang Tembakau Terbakar, Puluhan Juta Melayang

Eko Sujarwo – detikSurabaya

Lamongan – Nasib sial dialami Muktar, warga Desa Sido Mlangean, Kecamatan Kedungpring, Lamongan. Dua gudang pembakaran tembakau miliknya ludes dilalap si jago merah, Senin (14/9/2009).

Informasi yang dihimpun mengatakan api bermula dari gudang pembakaran tembakau pertama. Api menjalar ke gudang pembakaran tembakau lainnya yang letaknya memang
bersebelahan.

Muktar pemilik gudang mengatakan, awalnya api tidak begitu besar. Namun ketika akan dipadamkan ternyata langsung melalap semua gudang. Dia bersama karyawan gudang berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Namun, karena yang ada di dalam gudang adalah tembakau kering sehingga api pun sulit dipadamkan.

“Api kemungkinan disebabkan oleh hawa panas dari pembakaran yang ada di dalam gudang,” tuturnya kepada detiksurabaya.com.

Dia mengatakan, akibat kebakaran, dirinya rugi hingga ratusan juta rupiah. “Bagaimana tidak mas, lha wong tembakau yang ada di dua gudang rencananya sudah mau saya jual,” ungkapnya.

Ditanya mengenai penyebab oven terbakar, dia mengaku tidak mengetahuinya tapi kemungkinan besar disebabkan hawa pembakaran yang ada di dalam gudang. Api baru bisa dipadamkan sekitar beberapa jam setelah semua gudang terbakar.

“Akibat pembakaran udara menjadi panas sedangkan angin bertiup sangat kencang, sehingga begini ini akibatnya,” ujarnya.(wln/wln)

PLM Rosalina Tenggelam, 4 Penumpang Selamat

Moh Hartono – detikSurabaya

Sumenep – Sebagian kondisi perairan laut di wilayah Kabupaten Sumenep, Madura masih tidak aman untuk pelayaran. Terbukti, Perahu Layar Motor (PLM) Rosalina 1 yang mengangkut ikan kerapu seberat 400 kilo dari Kecamatan/Pulau Sapeken menuju Singaraja, Bali tenggelam.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, 4 orang nelayan selamat setelah sempat terapung di laut lepas selama 2 hari. Sedangkan PLM Rosalina 1 tidak terselamatkan.

Adapun 4 orang ABK yang selamat yakni Moh Toha (44), Juanda (45), Hairul (30), Naneng (50), semuanya warga Desa/Kecamatan Sapeken, Sumenep.

Peristiwa tenggelamnya PLM Rosalina 1 terjadi, Selasa lalu (14/7/2009), namum baru diketahui Kamis pagi (16/7/2009) setelah dilakukan pencarian oleh pihak keluarganya dengan menggunakan PLM Rosalina 2.

Kepala Desa Sapeken, Mohammad Salim mengaku perjalanan dari Sapeken menuju Singaraja, Bali berkisar antara 10-12 jam bila cuaca laut normal. Namun hingga 2 hari penumpang PLM Rosalina 1 tersebut tidak memberi kabar tentang perjalanannya.

“Karena keluarganya panik, maka berusaha mencari tahu keberadaan penumpang PLM Rosalina 1 tersebut. Ternyata ke 4 nelayan itu ditemukan ditengah laut lepas,” terang Salim saat dihubungi wartawan via telepon, Kamis siang (16/7/2009).

Saat ditemukan, 4 nelayan yang menggunakan ban bekas mobil tersebut dalam keadaan bergandengan dan kondisinya sangat lemas. Sebab, selama terapung di laut lepas tidak makan kecuali minum air laut.

Usai dievakuasi, 4 ABK yang masih mempunyai hubungan kerabat itu langsung dirawat di Puskesmas Sapeken, Sumenep dan disambut tangis keluarga besarnya “Empat ABK itu masih shock dan sulit diajak komunikasi,” ungkapnya.

Diduga kuat, PLM Rosalina 1 tenggelam akibat diterjang ombak yang mencapai 3 meter saat menuju Perairan Singaraja, Bali. Sedangkan kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta.

Sementara Seksi Perkiraan cuaca BMG Kalianget, Sumenep, Agus Arif membenarkan jika sebagian perairan di Sumenep ketinggian ombak mencapai 3 meter.

“Jika tidak hati-hati bisa saja mengancam keselamatan transportasi laut,” ujar Agus kepada wartawan di kantornya, Jalan Pelabuhan Kalianget, Sumenep.

(fat/fat)

KM Mandiri Nusantara Terbakar

Mojokerto – Jenazah Sudarto (35), salah seorang korban kebakaran KM Mandiri Nusantara dimakamkan di Mojokerto, Jumat (26/6/2009). Jenazah Sudarto tiba di rumah duka, di Kelurahan Prajurit Kulon RT/RW 02, sekitar pukul 17.40 WIB.

Pantauan detiksurabaya.com, saat peti jenazah tiba, isteri Sudarto, Wiwik Retnowati (32), menangis histeris dan sempat tidak sadarkan diri beberapa saat. Setelah ditenangkan keluarga, Wiwik tersadar dan kembali menangis sembari memeluk peti jenazah Sudarto.

Sudarto merupakan salah satu korban kebakaran KM Mandiri Nusantara di perairan kepulauan Keramaian, 30 Mei lalu. Karena sudah berupa tulang belulang, jenazah Sudarto sulit diidentifikasi sehingga baru bisa diidentifikasi dalam waktu sebulan.

“Sudarto sudah bekerja selama setahun. Dulunya tidak pernah bekerja di kapal, sebab dia kuli bangunan. Tapi setahun lalu Sudarto ikut kapal di bagian mesin,” kata Mulyono (42), kerabat Sudarto kepada detiksurabaya.com menjelang pemakaman.

Keluarga mengetahui jika Sudarto menjadi korban kebakaran KM Mandiri Nusantara, setelah pihak PT Prima Vista selaku pemilik kapal datang ke rumah. “Keluarga tahu dari teman kerja di kapal itu,” kata Mulyono menambahkan.

Selain seorang isteri, Sudarto juga meninggalkan seorang anak bernama Ahmad Faishol (8). Saat jenazah disemayamkan dan disalati, Wiwik dan Faishol kembali menangis.
(gik/gik)

Tiga Korban Longsor Yalimo Ditemukan

WAMENA-Upaya keras yang dilakukan Tim Pemantau Bencana Alam bersama masyarakat untuk mencari korban yang tertimbun longsor di Kampung Langam, Desa Sali, Distrik Welarek, Kabupaten Yalimo, Rabu (28/4), membuahkan hasil. Tiga dari 5 korban tewas, kembali ditemukan, Kamis (7/5).

Sekadar diketahui, sebelumnya tim telah menemukan 1 orang atas nama Ira Kepno (14) sehingga jumlah korban yang telah ditemukan 4 orang, tinggal 1 orang lagi yang belum ditemukan dan kini masih dalam pencarian tim.

Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kabupaten Yalimo, Esau Walianggen kepada wartawan mengatakan, sesuai informasi yang diperoleh, tim akhirnya kembali menemukan 3 korban Kamis (7/5), dengan demikian, jumlah korban yang sudah ditemukan sebanyak 4 orang.
Dikatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Yalimo akan memberikan perhatian khusus bagi warga yang terkena bencana longsor.”Mereka sudah diungsikan di tempat-tempat aman. Kami juga telah menyalurkan bantuan bahan makanan (Bama) berupa beras, super mie, obat-obatan, pakaian dan lainnya,”katanya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Selaku anak-anak daerah Yalimo, pihaknya bersama pemerintah akan terus berupaya memberikan perhatian khusus dan mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi guna mengurangi beban masyarakat yang terkena bencana tersebut. “Kami selaku pemerintah maupun selaku anak-anak daerah Yali mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah baik pusat maupun provinsi untuk membantu mengurangi beban warga yang terkena musibah ini,”tandasnya. (nal)

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny