Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) Akan Gelar Aksi Sikapi Operasi Militer di Puncak Jaya

TNI Saat Lakukan Operasi Militer di Punjak Jaya ( Doc. Melanesia.com )
TNI Saat Lakukan Operasi Militer di Punjak Jaya ( Doc. Melanesia.com )
Yogyakarta – Pasca terjadi kontak senjata di Puncak Jaya antara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) di bawah pimpinan Gend. Goliat Tabuni dan Militer Indonesia di Puncak Jaya tepatnya di Tingginabut dan Sinak beberapa waktu lalu, Pesiden Susilo Babang Yudoyono ( Presiden RI ) segerah merespon dan melakukan rapat terbatas dan memutuskan untuk melakukan Oparasi Militer di daerah tersebut seperti yang telah di beritakan berbagai medi online, cetak dan elektronik beberapa hari lalu.
Maka untuk menyikapi terjadinya operasi militer dan tejadinya korban jiwa dari rakyat sipil di Puncak Jaya ( Papua ) maka Aliansi Mahasiswa Papua ( AMP ) berencana melakukan aksi demostrasi yang rencananya akan dilaksanakan pada tangga 28 Februari 2013. Agus D selaku Koordinator dalam aksi ini ketika dihubungi ia menyatakan bahwa
” Aksi ini kami lakukan sebagai bentuk penyikan terhadap keputusan Pemerintah Indonesia dalam rapat terbatas yang akan melakukan operasi militer di daerah Puncak Jaya, kami kawatir akan terjadi tindakan represif aparat militer Indonesia terhadap rakyat sipil di daerah ini seperti yang terjadi di beberapa daerah lain seperti di Enarotali, Degeuwo dan beberapa daerah lain sebelumnya”.
” Selain itu kami juga menuntut kepeda Pemerintah Indonesia Untuk segerah mengakui Kedaulatan West Papu dan Stop Berlakukan Papua Sebai Daerah Operasi Militer ( DOM ),  sebab apa yang terjadi di Puncak Jaya kemarin itu kare mereka ( TPN-PB) ingin memperjuangkan Kedaulatan West Papua dan mereka itu bukanlah GPK/Teroris seperti yang telah dinyatakan oleh Pemerintah Indonesia selama ini “.
Selain itu, menurut Informasi Aksi ini akan dilaksanakan di seluruh kota studi se – Jawa dan Bali.
Untuk itu, Agus menghibau kepada seluruh Mahasiswa Papua yang sedang berada di Daerah Istimewah Yogyakarta untuk dapat hadi dan ikut terlibat dalam aksi yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2013 dan rencananya aksi ini akan dimulai dari Asrama Mahasiswa Papua ” Kamasan I ” Yogyakarta dan berakhir di Titik Nol KM ( Kantor Pos Besar ). [rk] 

Senin, 25 Februari 2013 , KRBNews

 

TNI Akan Lakukan Tindakan Taktis di Papua

TNI Saat Melakukan Patroli di Puncak Jaya
TNI Saat Melakukan Patroli di Puncak Jaya

Jakarta: Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan TNI akan melakukan tindakan taktis untuk menindak kelompok pelaku penyerangan terhadap anggota TNI di Papua yang mengakibatkan delapan prajurit TNI gugur.

“Tindakan taktis itu adalah mencari, menemukan, dan menghancurkan. Tentunya, secara operasional Mabes TNI akan merespons secara taktis terhadap serangan yang bersifat taktis tersebut,”

kata Sjafrie di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Jumat (22/2).

Sjafrie mengatakan penyerangan kelompok bersenjata itu tidak berpengaruh terhadap kebijakan strategis TNI di Papua. Karena itu, hingga kini belum ada rencana untuk menambah pasukan dan mempercayakan pengamanan kepada panglima komando operasi di lapangan.

“Aspek ketahanan negara kita tingkatkan dengan strategi teritorial di mana operasi tetap bertumpu peningkatan kesejahteraan dan bisa membedakan ancaman bersenjata yang perlu mendapat suatu respons dari strategi berlapis,”

kata Sjafrie.

Menurut dia, strategi berlapis yang dilakukan adalah membuka diplomasi atau dialog yang dilakukan oleh satuan-satuan teritorial dan tindakan taktis terhadap ancaman gerakan bersenjata.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan rasa duka mendalam terkait gugurnya delapan prajurit TNI di Papua. Purnomo mengatakan masalah yang dihadapi sekarang adalah evakuasi jenazah korban karena ketika aparat mencoba melakukan evakuasi, Jumat (22/2) pagi WIT, helikopter Puma milik TNI ditembaki oleh segerombol anggota gerakan pengacau keamanan.

“Evakuasi jenazah terhambat cuaca dan keamanan,”

kata Purnomo.

Terkait perubahan status di Papua, menurut Purnomo, menunggu hasil keputusan rapat kabinet terbatas yang diikuti kementerian terkait dengan keamanan.

Pada Kamis (21/2), delapan personel TNI tewas akibat penembakan yang terjadi di dua tempat terpisah. Di Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, penembakan menewaskan satu orang dan membuat seorang prajurit terluka. Sedangkan di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, penembakan oleh orang tidak dikenal telah menewaskan tujuh personel TNI.

Lalu, pada Jumat (22/2), penembakan kembali terjadi terhadap Helikopter Super Puma milik TNI saat berada di lapangan terbang Distrik Sinak. Kejadian itu membuat jari tangan kru teknik helikopter terluka dan kaca helikopter pecah. Padahal, helikopter itu hendak mengevakuasi tujuh jasad prajurit TNI-AD yang menjadi korban penembakan pada Kamis (21/2) ke Mulia. (Ant/Hnr)

Jumat, 22 Februari 2013 | 14:04 WIB, Metrotv

Sikapi Situasi di Puncak Jaya, Panglima TNI Akan Lakukan Operasi Militer

Panglima TNI
Panglima TNI

Pemalang – Pemerintah Indonesia nyatakan akan serius mengejar pelaku penyerangan yang akhirnya menewaskan 8 prajurit TNI di Papua. Bahkan kalau perlu, operasi militer akan dilakukan di kawasan tersebut.

“Kita kejar dan lakukan penegakan hukum maupun operasi militer jika diperlukan untuk kegiatan pengejaran,”

kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono di Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (21/2/2013).

Menurut Agus, aksi yang dilakukan kelompok bersenjata itu sudah di luar batas. Agus berjanji akan terus melakukan pengejaran untuk bisa membongkar persoalan tersebut.

Khusus malam ini, Agus meminta seluruh prajurit TNI tetap siaga. Operasi pengejaran juga sudah mulai dilakukan dibantu pihak kepolisian.

“Tentunya berkoordinasi dengan kepolisan yang bertugas di Papua,”

tegas Agus.

Tidak ada senjata atau alat komunikasi milik TNI yang diambil dalam penyerangan itu. Usai menembaki pasukan TNI, kelompok bersenjata tersebut langsung kabur.

Identitas pelaku penembakan juga masih terus diselidiki. Agus belum bisa memastikan motifnya.

“Masih kita evaluasi dari mana, tapi mudah-mudahan perkembangan beberapa hari ini bisa mengerucut kelompok mana yang melakukan ini,”

tandasnya.

(mok/mad)

Kamis, 21/02/2013 21:23 WIB, detiknews.com

TNI-POLRI & DENSUS 88 MENGEJAR TPN-PB, 3 APARAT TERTEMBAK

“PANIAI, LAGI-LAGI MILITER TNI-POLRI, DENSUS 88 MELAKUKAN PENYISIRAN MENGEPUNG MARKAS TPNPB-OPM”

WEEW

 PANIAI– Tim Gabungan aparat Militer yakni Tentara, Polisi, Densus 88, Intel Bmp, melakukan Penyisiran dengan alat perang lengkap dari Ibu kota Enarotali menuju menyejar dimana keberadaan  Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) Pimpinan Jhon M. Yogi, di wilayah Totiyo Deyatei Paniai Papua. 3 Aparat tewas dan Beberapa orang lainnya Luka-luka.
Informasi yang kirim media ini, melalui telpon oleh Damia M. Yogi,  menyatakan,
“Kejadian terjadi pada Hari ini tanggal, 07 Februari 2013. jam 15-17 00 wpb sore, terjadi penyerangan markas TPNPB Devisi VII Paniai di Totiyi Deyatei. di serang oleh Tim Gabungan TNI, POLRI dan Densus 88 Polda Papua yang bertugas di wilayah Paniai-Nabire masuk markas TPNPB dipingir danau Paniai bagian Barat, mereka menggunakan 3 buah speadboad lengkap dengan peralatan perang,”
ungkapnya
“Tambah Damia, Saat itu juga terjadi kontak senjata antara TPN-PB dan Aparat TNI, POLRI dan Densus 88 Polda Papua.  lalu  TPN-PB, telah berhasil menewaskan 3 orang aparat dan 1 buah speadboad (Jongson danau) hancur total, yang korban saat ini dievakuasi kota Enarotali, saat ini juga kondisi di kota Enarotali darurat TNI dan POLRI masih kuasai kota enarotali dan sekitarnya,”
Tuturnya.
Namun, sebelumnya Juga Tim Gabungan Aparat Militer (Tni-Polri) dan Densus 88. Awalnya Sejak 13 desember 2011 lalu, Aparat  Militer Indonesia membongkar dan membakar Markas besar Tpn-Opm  Devisi II Makodam Pembela keadilan IV Paniai di Markas Pusat  Eduda Paniai, dengan menggunakan Pesawat helikopter dan jalan darat, dan mereka juga mengepung  Markas besar Waidide Pugo. Di Kabupaten Paniai, pada Senin (07/01/2013) lalu, kemudian  saat ini juga Militer Tentara, Polisi Densus 88 melakukan Penyisiran pada kamis (07/02/2013) di Deyatei Totiyo Paniai.
Sampai kini, kota Enarotali dan kampung-kampung masih takut dan trauma karena banyak Militer yang rahasia swiiping terhadap masyarakat Sipil Paniai. (M/DM)

 Thursday, February 7, 2013, Melanesia

Alasan Pengamanan Perbatasan, Indonesia Kirim 700 Personel TNI Dari Makasar Ke Papua

Parade TNI
Parade TNI

Makassar – Kodam VII Wirabuana, Makassar, Sulawesi Selatan, melepas 700 personel TNI Yonif 726 Tamalatea ke perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Pengiriman pasukan tersebut dalam rangka tugas pengamananan perbatasan.

Sebelum diberangkatkan dengan menggunakan KRI Tanjung Kambani, para personel TNI ini melakukan upacara pelepasan yang dilaksanakan di dermaga Lantamal VI Makassar. Upacara pemberangkatan dipimpin Wakapolda Sulsebar, Brigadir Jenderal Syarul Mamma dan dihadiri Panglima Kodam VII Wirabuana Mayor Jenderal TNI Muhammad Nizam.

Sejumlah keluarga personel TNI ini terharu saat melepas keberangkatan keluarga mereka yang akan bertugas selama 6 bulan. ( Wtr5 )

Minggu, 03 February 2013 | 16:10 WIB, Metro Tv

Kejar Pelaku Penembakan, Polisi Buat Warga Paniai Ketakutan

Ilustrasi
Ilustrasi

Paniai Mengejar pelaku penembak seorang tukang ojek, Bahar, 29, di puncak Gunung Udadimi, perbatasan Kabupaten Paniai dan Deiyai, Kamis (31/1) sore, Polres Paniai menurunkan personilnya. Anggota Polisi bersama Brimob dibantu Timsus Yonif 753/AVT, melakukan penyisiran di beberapa kampung. Warga menjadi takut karena aparat keamanan bersenjata menggeledah rumah-rumah warga dengan kasar.

“Situasi Paniai sementara ini agak tegang, warga ketakutan, karena aparat sedang kejar oknum pelaku dengan cara menggeledah setiap rumah,”

kata Pemuka Agama di Paniai, Pdt. Nicolaus Degei, Sabtu (2/2).

Kasus penembakan terhadap Bahar sulit diidentifikasi, sebab saat kejadian tidak ada saksi. Barang bukti berupa selongsong peluru milik pelaku pun belum didapat. Ini menyulitkan pihak penyidik. Namun aparat gabungan sudah dikerahkan untuk memburu oknum pelaku.

Menurut Pendeta Nico, kasus tersebut harus diselidiki hingga tuntas untuk membuktikan siapa sebenarnya pelaku penembakan terhadap tukang ojek, Bahar.

“Proses penyelidikannya apakah harus dengan cara menyisir perkampungan dan menggeledah isi rumah warga?,”

tanya Nico.

Dilansir merdeka.com, Jumat (1/2) kemarin, Kabid Humas Polda Papua, AKBP I Gede Sumerta Jaya, mengatakan, tukang ojek bernama Bahar yang tinggal di Kampung Madi, Distrik Paniai Timur, ditembak OTK sekitar pukul 15.00 WIT. Konon, penumpang tersebut menembak korban dari belakang. Katanya, tertembak di leher tembus pipi dan terjatuh dari motor. Korban kemudian dibawa ke RSUD Paniai oleh seorang sopir truk yang tiba di TKP. (Jubi/Markus You)

Saturday, February 2nd, 2013 | 19:58:15, TJ

Aparat Gabungan Lanjut Operasi Penyisiran di Paniai

Paniai — Keberadaan kelompok John Magai Yogi di Kabupaten Paniai terus diburu aparat keamanan militer Indonesia. Bahkan hingga kini, aparat gabungan TNI dan Polri masih mengejarnya setelah awal pekan ini baku tembak di Waidide, Kampung Pugo, Distrik Paniai Timur.

Digelarnya operasi penyisiran terhadap John Magai Yogi dan kelompoknya, Kapolres Paniai, Antonius Diance belum memberikan keterangan resmi. Saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya, tidak terhubung.

Meski begitu, sumber tabloidjubi.com menyebut masih berlanjutnya operasi penyisiran tersebut akan berdampak buruk di pihak warga sipil.

“Apalagi di puncak Gunung Ekaugi ada pos. Mereka saling jaga itu,”

katanya.

Anggota Brimob, polisi dan tentara bertugas di pos itu. Setiap kendaraan yang lewat di jalan raya dirazia aparat keamanan.

“Saat ini situasinya tidak aman. Di Pugo tidak ada orang, karena lagi mengungsi. Semua ketakutan. Rumah juga dibakar. Aparat lagi kejar TPN OPM,”

kata Pdt. Nico Degei, pemuka umat Kingmi Papua di Paniai, Rabu (9/1).

Pasukan Brimob dari Kelapa II Depok, Makassar dan Polda Papua yang dikirim untuk memperkuat personil Polres Paniai, menurut Nico, belum ditarik. Padahal pengiriman pasukan tersebut hanya kepentingan pengamanan 1 Desember 2012.

“Sampai saat ini Paniai aman-aman saja. Tapi kenapa ditambah banyak-banyak, terus belum juga ditarik kembali?”

katanya bertanya.

Koordinator National Papua Solidarity (NAPAS), Marthen Goo di Jakarta, Selasa (8/1) kemarin, mengecam terjadinya penyisiran oleh gabungan TNI dan Polri di Kampung Pugo, Paniai. Ia juga menyatakan, mendesak institusi militer segera hentikan aksi kekerasan di Tanah Papua.

Sebelumnya, Senin (7/1) siang, terjadi kontak senjata di Kampung Pugo. Rentetan tembakan saat itu mengagetkan warga setempat. Takut, mereka segera memilih mengungsi ke Madi, Enarotali, dan kampung terdekat lainnya.

Berdalih memburu TPN OPM, warga sipil justru diperlakukan kasar. Terus diinterogasi untuk menunjuk keberadaan John dkk. Menuduh warga setempat ikut membantu dan menyembunyikan kelompok separatis.

“Masyarakat Paniai khususnya di Pugo dan sekitarnya tidak salah. Jadi, sebaiknya kedua kelompok ini menahan diri. Jangan saling kejar, jangan baku tembak, karena masyarakat yang nanti korban,”

ujarnya.

Tak hanya terjadi pengungsian. Pagar dan tanaman di kebun milik warga setempat rusak akibat aksi baku tembak di pinggir Jalan Trans Papua poros Paniai-Deiyai. Dalam operasi penyisiran di Kampung Pugo, 13 buah rumah warga terbakar. Satu rumah yang dibakar dicurigai dihuni John Magai Yogi.

Sempat terjadi kontak senjata. Namun belum ada data mengenai korban di kedua kubu. Hari ini, aksi penyisiran oleh militer masih berlanjut. Situasi tegang sejak dua hari lalu belum redah. Warga Pugo tak bisa kembali ke rumah mereka. (Jubi/Markus You)

 Wednesday, January 9th, 2013 | 15:32:53, TJ

Aparat Militer kepung Markas Tpn-Opm dan Membakar Rumah Warga Sipil Pugo Paniai

Militer Indonesia di Papua
Militer Indonesia di Papua
PANIAI — Tim Gabungan Aparat Militer (Tni-Polri) sebanyak lima Kompi, Pengepung Markas Besar Tpn-Opm wilayah Paniai Pimpinan Jhom M. Yogi. Awalnya di Tahun 2011 di Eduda, kali ini markas besar Waidide Pugo. Di Kabupaten Paniai, saat ini Kontak senjata kedua belah pihak masih berlanjut siang ini terdengar bunyi tembakkan.
Menurut pihak masyarakat setempat, Rumah warga sipil di wilayah Pogo Kecapaten Paniai Timur  Kabupaten Paniai, di Bakar oleh oknum Militer Indonesia, yang perpakian lengkap dan Pakian Biasa (Preman/Intel). pada Senin (07/01/2013). Pesan singkat kirim ke media ini melalui sms.
Awalnya Sejak 13 desember 2011 lalu, Aparat  Militer Indonesia membongkar dan membakar Markas besar Tpn-Opm  Devisi II Makodam Pembela keadilan IV Paniai di Eduda.
kemudian saat itu, Pimpinan Tpn-Opm  Wilayah Paniai Jhon M Yogi, Pindah ke daerah Pogo.  Lalu keberadaan mereka di ketahui oleh Militer maka, saat Ini Militer  Indonesia Menggunakan Alat perang lengkap mengepung Markas baru mereka. Begitu disampakan oleh warga setempat kejadian perkara (Tkp).”Ungkapnya.
Hal ini dibenarkan oleh salah satu Guru Sekolah Dasar (SD) di Inpres Pugo, Menyatakan, kejadian ini bermula pada Pukul 10:00 waktu Papua,  kemudian mereka masuk langsung membakar rumah warga setempat sambil mencari dimana tempat markas Tpn-Opm berada, sehingga rumah Warga sipil jadi Korban di bakar hangus oleh oknum Aparat Militer,  bunyi Smsnya.
“Menurut Salah satu Mahasiswa asal Paniai (MG), juga menyatakan, sejak tadi pagi Aparat siaga satu, baik dari penyiriman dari kelapa dua Depok Jakarta, Polda Papua, dan Petugas setempat mereka memasuki di wilayah Pogo, mereka saling penyerang kontak senjata hingga bunyi tembakan terdekar di bukit ekaugi dekat Rumah sakit Umum daerah (RSUD) Paniai Uwibutu Madi,”
menurutnya
Hingga saat ini Kondisi Masyarat Paniai, dalam keadaan yang sangat  Panik trauma, karena keadaan kondisi yang tidak aman.
Korban sementara kedua bela pihak, dari Tni-Polri maupun dari Tpn-Opm belum di ketahui. Yang kami Mendapatkan Informasi terakhir hanya Rumah warga sipil dan Harta benda yang korban. Masyarakat setempat menghimbau semua pihak memohon untuk advokasi. (Ag)
 Sunday, January 6, 2013 | 11:38 PM, MP

Hindari Pergesekan, TNI dan Polri Komit Bersatu

tni polriMERAUKE – Komandan Korem 174/Anim Ti Waningga Merauke Brigjen TNI Edy Rahmayadi menggelar tatap muka bersama seluruh anggota TNI dan Polri yang bertugas di Kabupaten Merauke. Selain anggota organik, hadir pula perwakilan prajurit Satgas Pamtas RI-PNG dari dua batalyon yaitu Yonif 721/Makassau dan Yonif 121/Macan Kumbang.

Acara tatap muka bersama yang dilaksanakan di aula Mapolres Merauke, Jumat (21/12) kemarin, berlangsung dinamis dan penuh dengan kesehajaan. Turut hadir dalam kegiatan yakni Kapolres Merauke AKBP Patrige R Renwarin SH, Wadan Lantamal XI Meauke Kolonel Laut (P) Christ Paath, Dandim 1707 Merauke Letkol INF Dedi Hardono serta para komandan kesatuan, badan dan jawatan di lingkup TNI dan Polri.

Dalam tatap muka itu, Danrem menegaskan bahwa tidak ada perbedaan antara TNI dan Polri, yang membedakan hanyalah tugas pokok dan fungsi yang sudah diberikan oleh negara kepada keduanya. Danrem juga mengingatkan kepada para prajurit TNI dan Polri yang sedang mengemban tugas negara di wilayah perbatasan ini, untuk tidak mengedepankan egosentrisme hanya karena hal-hal yang kecil. Namun yang harus dipikirkan adalah bagaimana melaksanakan tupoksinya dengan baik dan benar.

“Intinya TNI dan Polri itu adalah satu, yang beda hanya tupoksi saja,” tegas jenderal bintang satu itu dihadapan prajurit,”

ujar jenderal bintang satu ini mengingatkan.

Sementara itu kepada wartawan, Danrem mengaku pentingnya mengadakan acara tatap muka ini sebagai bentuk konsolidasi  antara TNI dan  Polri, dalam rangka menyikapi  perayaan Natal dan tahun Baru.

Selain itu, membahas pula soal kegiatan  khususnya masalah peredara minuman keras(miras) yang kerap menimbulkan berbagai aksi negative, seperti kenakalan remaja, perampokan, pemerkosaan, pencurian dan tindakan kriminal lainnya.

“Ini untuk konsolidasi dan juga untuk mengeratkan tali silaturahim,”

tandasnya.

Disinggung  ihwal gesekan-gesekan yang acapkali terjadi dilapangan antara oknum TNI dan Polri, menurutnya, untuk saat ini hal itu tidak lagi terjadi dan semuanya berlangsung solid.

“Memang lalu-lalu iya. Sesama anak muda, masing-masing egonya. Ada juga karena rebutan rejeki. Tetapi sekarang  ini sudah ada pemahaman. Sudah beberapa bulan ini sudah tidak pernah terjadi,”

akunya.

Masih dikatakan Danrem,  jika ia mengetahui masih ada anggota TNI yang menyambangi tempat hiburan maka akan ditertibkanb dan diberi pembinaan.

“Kalau masih ada nanti kita amibil. Tidak betul anggota TNI keliaran di tempat hiburan malam atau yang disebut dunia malam. Nanti kita bikin dunia siang saja,”

selorohnya penuh canda.

Kapolres Merauke AKBP Patrige Renwarin, SH mengaku bangga atas dilaksanakannya kegiatan tatap muka yang merupakan petunjuk/perintah  langsung dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia(Kapolri) maupun Panglima TNI  kepada seluruh jajaran TNI dan Polri diamana pun berada. Dan kata dia, menghadapi perkembangan situasai yang ada saat ini, tak ditampik ada  kelompok yang ingin mengganggu keutuhan NKRI, sehingga TNI dan Polri yang mempunyai kekuatan harus menjaga dan menyelamtakan bangsa dan Negara Indonesia.

“Oleh sebab itu sudah nmerupakan suatu hal yang mutlak  bagi TNI dan Polri untuk kompak dan solid untuk menjaga, memelihara keselambatan bangsa dan Negara kita “,

ungkap Kapolres.

Ditambahkannya Kapolres,  terkait masih ada anggota TNI dan Polri yang bersinggungan dilapangan, hal itu lantaran oknum bersangkutan picik  sehingga mudah terprovokasi untuk bertindak.

“Jadi yang bersegesek itu oknum, bukan kesatuan ya. Dan saat ini jajaran TNI dengan Polri  di seluruh Indonesia sedang  menggalakkan kekompakan dan soliditas  antar sesama aparat,”

tandasnya. (lea/achi/l03)

Jumat, 21 Desember 2012 23:24, BP

Diaz Gwijangge : Dialog Adalah Solusi Penyelesian Masalah Papua

DiazJayapura Anggota DPR-RI, Diaz Gwijangge menilai jalan terbaik penyelesain sejumlah konflik yang masih melilit Papua adalah dialog. Bagi Diaz, dialog adalah solusi terbaik penyelesaian masalah di wilayah paling timur Indonesia ini.

“Dialog adalah jalan terbaik bagiu negara untuk selesaikan masalah di Papua. Dua belah pihak yang bertikai harus duduk bersama untuk mencari solusi,”

kata Diaz kepada wartawan di Abepura, Rabu (19/12). Menurutnya, melalui jalan dialog kedua belah pihak yang sementara bertikai mengungkap segala persoalan yang dihadapi. Selanjutnya, menyepakati solusi.

Lanjut dia, jika dialog tak dilakukan maka berbagai kasus akan terus terjadi dan menerpa warga sipil serta aparat kemanan yakni TNI/Polri. Karena, tak ada jalan keluar. Hal serupa juga disampaikan koordinator Monitoring dan Investigasi ELSHAM Papua, Daniel Randongkir. Daniel mengatakan, masalah Papua harus diselesaikan melalui dialog.

“Penyelesaian masalah Papua harus melalui jalan dialog,”

tuturnya.

Menurut Daniel, konflik Papua selama ini terjadi secara horizontal tapi juga secara vertikal. Secara horizontal seperti perang warga sipil yang selama ini dikenal dengan perang suku. Perang ini sering terjadi Mimika. Selanjutnya, secara vertikal adalah perang terjadi diantara kelompok-kelompok tertentu dengan negara. Semisal dari TPN-OPM, TNI dan Polri.

“Konflik vertikal ini yang mesti diselesaikan dengan jalan dialog,”

tuturnya. Kata dia, dialog adalah cara efektif.

Melalui siaran pers dari ELSHAM Papua menyatakan, pemerintah Indonesia beserta kelompok-kelompok anti pemerintah diminta agar menempuh dialog sebagai cara untuk mengakhiri konflik dan kekerasan yang terus berlangsung di Tanah Papua. TNI dan Polri harus menghormati prinsip-prisip HAM Universal yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. (Jubi/Musa)

Wednesday, December 19th, 2012 | 19:55:37, TJ

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny