Studi Baru Menunjukkan Hubungan Politisi Indonesia atas Pembunuhan Guru Sekolah asal Amerika tahun 2002

Oleh S. Eben Kirksey, Ph.D., University of California

skirksey@ucsc.edu
+1.831.600.5937

Andreas Harsono, Pantau Foundation
aharsono@cbn.net.id
+62.815.950.9000

Pada Agustus 17, 2008, bukti baru menunjukkan hubungan militer Indonesia atas peristiwa pembunuhan dua guru sekolah asal Amerika tahun 2002 di daerah terpencil Provinsi Papua. Sebuah artikel dikeluarkan Penelitian Asia Tenggara, jurnal yang direview bersama oleh SOAS London, sebagaimana cerita dalam misteri pembunuhan ini yang masih menjadi bahan investigasi FBI.

“Sumber terpercaya menghubungkan agen intelijen Indonesia dengan perencanaan serangan ini,” kata co-penulis Eben Kirkskey, antropolog America. “Akan tetapi, Pejabat Senior Pemerintahan Busuh, Menlu Condoleezza Rice, mantan Jaksa Agung Jenderal ohn Ashcroft, dan Direktur FBI Robert Mueller menyembunyikan bukti keterlibatan militer Indonesia dalam pembunuhan warga sipil amerika dimaksud,” kata Dr. Kirksey, “FBI gagal menyelesaikan masalah ini secara definitif.”

Agen FBI menangkap sekelompok orang kampung Papua pada tahun 2006 dan menyerahkan mereka ke tangan penguasa Indonesia. Pengadilan Indonesia menjatuhkan hukuman kepada ketuju orang ini, termasuh pemimpin kelompko Antonius Wamang,, seorang anggota pejuang gerilya kemerdekaan Papua, dengan alasan keterlibatan mereka dalam penyerangan ini. Akan tetapi keterlibatan militer Indonesia sama sekali tidak dipertimbangkan secara serius dalam peradilan itu. “Peradilan Indonesia itu tidak benar”, kata co-penulis Andreas Harsono, jurnalis investigatif Indonesia. “Mengapa Amerika mempercayakan kasus yang penting ini kepada sebuah sistem peradilan yang secara meluas dikenal korup itu?”

Siapa yang Menyetel Serangan ini?

Agus Anggaibak, (27 tahun) anggota parlemen setempat, membantu serangan dimaksud, menurut sumber-sumber terpercaya tadi. Dia juga dilaporkan memfasilitasi kontak antara pihak-pihak yang terlibat aktif dengan para penembak dan mereka yang berdinas waktu itu (red- mereka di sini adalah militer Indonesia). Dalam wawancara dengan kedua penulis, Anggaibak akui punya hubungan dengan intelijen Indonesia, BIN, tetapi menyangkal keterlibatannya dalam penyerangan ini. Tetapi dia juga mengakui bertemu dengan Antonius Wamang, pemimpin yang telah dijatuhi hukuman. “Jurnalis yang dapat dipercaya sudah lama melaporkan peristiwa ini terjadi sepengetahuan petinggi militer Indonesia dalam pembunuhan ini,” kata Kirksey. “Kami telah mengidenfifikasi kemungkinan agen lapangan yang telah menjalankan rencana ini.”

Bukti bahwa Penembak adalah Militer Indonesia.

Tentara Indonesia menempakkan senjata mereka dan terlihat dalam serangan itu, menurut laporan balistik yang ada. Guru sekolah yang masih hidup juga telah melihat orang-orang berseragam TNI lari menjauh dari wilayah penembakan setelah teman guru mereka itu mereka tembak.

Artikel ini berujul, “Kerjasama Kriminal: Antonius Waman dan Militer Indonesia di Timika”, ditulis setebal 2000 halaman dalam dokumen, barusan ini disertai dokumen komunikasi yang sudah dideklarsifikasi dari Kementerian Luar Negeri, ditambah 50 kali wawancara. Artikel selengkapnya tersedia Online dan dapat dibeli di:

http://www.ingentaconnect.com/content/ip/sear

Himbauan TRPB Menyikapi Penembakan Otinus Tabuni dan Rekayasa NKRI di Tanah Papua

Himbauan Menyikapi Penembakan Otinus Tabuni dan Rekayasa NKRI di Tanah Papua: “Dalang di Balik Pembunuhan di Wamena adalah TNI/Kopassus. Kalau semua orang Papua tahu bahwa pembunuh dan pembuat onar di tanah Papua sejak lama adalah NKRI, mengapa harus tanya-jawab kepada DAP untuk mencaritahu siapa dalangnya dan mengapa itu terjadi?”, Amunggut Tabi, Sekretaris Jenderal Tentara Revolusi Papua Barat (TRPB) per telepon dari Rimba Papua.

Menyikapi penembakan yang telah terjadi tanggal 09 Agustus 2008, maka dengan tegas dan pasti, Tentara Revolusi Papua Barat (TRPB) menyatakan bahwa:

  1. Pihak yang menginginkan, mengimpikan, mendoakan siang-malam dan berupaya dengan segala kekuatannya agar Papua Barat tidak aman, kacau dan orang Papua mati setiap detik adalah pihak NKRI, bukan orang Papua atau organisasi masyarakat Papua atau Dewan AdaT Papua. Berdasarkan kebenaran mutlak ini, maka jelas bahwa tidak ada orang Papua manapun yang menskenariokan untuk mengacaukan peringatan mulia dimaksud untuk mengotorinya dengan pertumpahan darah manusia, anggota Masyarakat Adat pula;
  2. Berdasarkan teori Ali Moertopo seperti berulangkali dikutip dan diucapkannya sesaat kampanye Penentuan Pendapat Rakyat, bahwa yang NKRI butuh bukan manusia Papua, tetapi Tanah Papua, oleh karena itu kalau orang Papua mau merdeka, lebih baik minta kepada Tuhan atau orang untuk memberikan pulau baru atau meminta orang Amerika carikan tempat di Bulan, maka jelas eksistensi orang Papua di tanah airnya sama sekali tidak diharapkan oleh NKRI, apalagi dihargai. Maka pembunuhan orang Papua ini bukan hal yang mengagetkan dan secara kebetulan, bukan sebuah tembakan peringatan yang meleset dan mengenai manusia Papua;
  3. Penembakan dimaksud jelas-jelas diskenariokan oleh NKRI (BIN/Kopassus/Polri) untuk mengotori perayaan murni masyarakat adat yang memperingati hari penting bagi Masyarakat Adat Sedunia. Itu pertanda NKRI tidak menghargai Masyarakat Adat di seluruh muka Bumi dan khususnya di Indonesia. Memang dalam banyak kesempatan dan tindakan, NKRI tidak pernah mengakui dan menghargai keberadaan masyarakat adat di negara-bangsa Indonesia. Oleh karena itu, siapa lagi yang dapat disalahkan sebagai dalang yang mengotori peringatan Hari Masyarakat Adat Sedunia itu, kalau bukan NKRI?
  4. Melihat ada sejumlah bendera lain, selain bendera Bintang Kejora yang dikibarkan, maka perlu dipertanyakan, “Siapa yang membawa dan menyerahkan bendera-bendera lain dimaksud?” Apa hubungan Masyarakat Adat dan Peringatan ini dengan Bintang Kejora? Bukankah Masyarakat Adat itu juga termasuk semua Masyarakat Adat di Indonesia dan sedunia? Maka dengan demikian, kebodohan seperti ini hanyalah milik NKRI, yang selalu mengakal-akali setiap kesempatan untuk menyalahkan dan membunuh orang Papua, sampai punah dalam waktu 30 tahun dari sekarang. (Itu trend yang sudah nampak berdasarkan berbagai studi ilmiah di luar negeri).
  5. Kalau Peringatang Hari Masyarakat Adat Sedunia ini diselenggarakan oleh Dewan Adat Papua (DAP), maka jelas ada kepentingan NKRI dalam kaitannya dengan DAP, karena DAP sudah mulai mengambil peran aktiv dalam memberikan masukan dan kritik kepada NKRI, sebagai wakil sebenarnya dari Masyarakat Adat Papua (bukan MRP yang adalah kaki-tangan NKRI), dalam rangka mencari kambing-hitam untuk menyalahkan DAP (Dewan Adat Papua). Dengan menyalahkan DAP, maka dengan demikian mempersempit ruang gerak dan maneuvre DAP, sehingga mematikan langkahnya sebelum akhirnya mengambil peran aktiv dalam menyikapi Pemilu NKRI 2009. Dengan demikian rakyat Papua telah dijinakkan dan tak ada lagi lembaga yang berani melawan atau memprotes NKRI.

Berdasarkan pendirian dan kebenaran ini, maka kami menyerukan kepada rakyat Papua di seluruh Tanah Air untuk terus berjuang dan mengenal benar siapa musuh dan bagaimana cara kerjanya:
Agar Masyarakat Adat Papua tetap berdiri kepada hukum adatnya, agar tanah adat, tanah ulayat dan wilayah ulayat Masyarakat Adat Papua tidak dipakai oleh NKRI atau kaum Papindo dengan alasan pembangunan atau apa saja;

  • Agar DAP bersikap arif sehingga tidak terpojok dan harus diselkan, padahal peran DAP sangat dibutuhkan, khususnya dalam menuju BOIKOT PEMILU NKRI 2009 oleh segenap Masyarakat Adat Papua. KALAU NKRI MENGOTORI HARI PENTING MASYARAKAT ADAT SEDUNIA, MENGAPA MASYARAKAT ADAT PAPUA TIDAK BISA MEMBOIKOT PEMILU 2009 yang dianggap begitu penting bagi NKRI?
  • Agar Dewan Adat Papua dan segenap Organisasi Masyarakat Adat di Papua Barat mengirimkan Surat Resmi beserta mengirim Utusan Khususnya ke Forum Permanen Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Urusan Masyarkat Adat di New York, Amerika Serikat dalam waktu dekat. Hal ini penting agar NKRI tidak terus bermain-main dengan nasib-hidup, hak asasi dan kehidupan masyarakat adat Papua.

Jangan pernah mundur karena ancaman apapun. Terus maju pantang mundur!

!!!MERDEKA HARGA MATI!!!
Dikeluarkan di: Markas Pertahanan Pusat, Rimba Papua
Pada Tanggal: 14 Agustus 2008

An. Panglima Tertinggi TRPB

Amunggut Tabi
Sekretaris Jenderal

1 Warga Tewas Saat Aksi Pengibaran Bintang Kejora di Wamena

abtu, 09/08/2008 23:21 WIB

Jakarta – Pengibaran bendera bintang kejora di Wamena, Papua memakan korban jiwa. Dilaporkan seorang warga tewas tertembus peluru polisi yang hendak membubarkan aksi tersebut.

Indra Subagja – detikNews

(Foto: Raiden Raga/Reuters)

Seperti dikutip Reuters, Sabtu (9/8/2008), saat itu ribuan warga berkumpul di Kota Wamena untuk merayakan hari pribumi. “Setelah sambutan, sekelompok orang memasuki lapangan dan mengibarkan bendera Indonesia, bendera PBB, bendera SOS, dan bintang kejora,” kata Ketua Pimpinan Dewan Adat Papua Fadhal Alhamid.

Melihat bintang kejora berkibar, polisi lantas merangsek masuk. “Polisi memberikan tembakan peringatan, tapi tiba-tiba sesorang berteriak dan ternyata dia tertembak,” tambah Fadhal.

Dan setelah diidentifikasi, menurut penyelenggara yang tertembak itu adalah seorang pria bernama Opinus Tabuni (35).(ndr/)

Diduga Pelakunya Profesional – Pembunuhan Sopir Sumber Makmur, Polisi Periksa 11 Saksi

JAYAPURA-Kasus pembunuhan Syahrul (36), sopir CV Sumber Makmur yang ditemukan tewas dengan leher dijerat dalam mobilnya di halaman Bank Danamon Jayapura, Kamis (10/7), masih diselidiki aparat kepolisian Polresta Jayapura.

Guna mengungkap kasus pembunuhan yang sempat menggegerkan warga Kota Jayapura Kamis kemarin ini, penyidik Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Jayapura telah memintai keterangan belasan saksi. “Sudah 11 saksi telah kami mintai keterangan terkait kematian korban,” kata Wakapolresta Jayapura Kompol Paru Andreas SH didampingi Kasat Reskrim AKP Y Takamully SH saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (11/7) kemarin. Continue reading “Diduga Pelakunya Profesional – Pembunuhan Sopir Sumber Makmur, Polisi Periksa 11 Saksi”

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny