Polisi: 2 Bom Disiapkan Ledakkan Kantor Polisi dan TNI di Wamena

Selasa, 02 Oktober 2012 06:52, BintangPapua.com

JAKARTA – Dua bom siap ledak dan bahan bom ditemukan di sekretariat Komite Nasional Papua Barat (KNPB) di Wamena Jayawijaya. Berdasarkan penyelidikan, bahan peledak itu disiapkan untuk menyerang kantor polisi, TNI, jembatan, dan kantor kelurahan.

“Hasil penyelidikan sementara, infonya mereka akan meledakkan secara serentak dengan sasaran Polres, Kodim, Batalyon, jembatan Baliem, dan kantor kelurahan (samping kediaman kapolres Jawi),” kata Karo Penmas Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar kepada detikcom, Minggu (30/9/2012) sebagaimana dilansir ulang Bintang Papua..

Polisi memeriksa sejumlah saksi, termasuk salah satu aktivis KNPB Pilemon Elosak. Pilemon mengaku mendapatkan bahan pembuat bom dari LH. Bom yang sudah jadi disimpan di tiga posko sekretariat KNPB di Kampung Abusa, Elabukama, dan Honailama.

“Dua bom yang ditemukan, sudah diamankan dan dijinakkan,” jelas Boy.

Penemuan bom ini diawali dari informasi dari masyarakat mengenai adanya serbuk bahan peledak di rumah Pilemon, Wamena, Jayawijaya. Kemudian polisi menggeledah sekretariat Nasional Papua Barat (KNPB) di Kampung Honailama. Dua bom siap ledak ditemukan, Sabtu (29/9/2012).

Peledak terdiri dari satu bom pipa berukuran 16 cm beserta detonator dan satu bom botol. Dalam penggeledahan yang berakhir pada pukul 20.55 WIT, polisi juga menemukan CD Papua Merdeka, jeriken berisi 3 liter bensin, wadah bahan peledak, bendera Bintang Kejora, uang Rp 13,6 juta, senapan angin, dan lain-lain.

Saat ini, polisi masih mengembangkan kasus tersebut. Belum bisa disimpulkan apakah temuan ini berhubungan dengan dua ledakan di kantor DPRD dan pos lalu lintas beberapa waktu lalu. Kondisi dilaporkan kondusif. Pjs. Kabid Humas Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya SIK ketika dikonfirmasi, Senin (1/10) membenarkan pihaknya menemukan 1 buah bom pipa siap ledak ketika penyisiran di Kantor Sekretariat KNPB Wamena. KNPB adalah organisasi yang selama ini mengkampanyekan Papua Barat merdeka.

Dikatakan, penyisiran ini setelah ditemukan bahan-bahan peledak yang diduga serbuk digunakan untuk bahan peledak di kediaman Filemon Vilosak. Selanjutnya, aparat mengecek di kediamanan Paul Vilosak ditemukan 3 serbuk bungkus kantong plastik bahan-bahan peledak jenis TnT dengan berat masing-masing 0,5 Kg dan 1 batang Detonator aluminium. 1 buah wadah handak kosong alumunium ukuran pasta gigi,uang tunai sebesar Rp 13.600.000, 1 buah bendera Bintang Kejora, 1 buah stempel KNPB, 3 buah Laptop Toshiba, 2 buah flash disk 2 digital, 3 ikat panah, 3 ikat busur,1 pucuk senapan angin, 8 bilah parang, 2 bilah kapak, 1 buah lember bendera warna merah bertuliskan lawan KNPB, 1 buah bendera warna hijau merah hitam bertuliskan Human Right, 2 buah Handycam merk Sony, 5 buah HP, 10 biah ID Card KNPB, 1 buah Pipa ukuran 1 meter, 1 buah baret petapa warna biru , 1 buah baju lengan panjang warna hitam. Sejumlah barang bukti kini diamankan di Mapolres Wamena untuk proses penyidikan.

Dia mengatakan, dari pengakuan Filemon Vilosak kepada Penyidik Polres Wamena menyebutkan bahan-bahan peledak itu diperoleh dari salah satu anggota KNPB berinisial LK dan MW, ternyata bahan-bahan peledak yang ada di kediamana Filemon Vilosak dan Paul Vilosak nantinya akan digunakan untuk diledakan secara serentak di sejumlah lokasi seperti Polres Wamena, Kodim Wamena, Batalyon, Jembatan Baliem, Kantor Kelurahan Wamena Kota. Bahan peledak ini juga telah ditempatkan di 3 titik meliputi Kampung Ehlaku Lama, Kampung Honay Lama dan Kampung Abusa.

Kata dia, aparat juga berhasil menangkap sedikitnya 9 orang yang diduga terlibat atas bahan-bahan peledak tersebut masing-masing berinisial JW, ED, YJ, BY, SK, SH, YD,RK dan NK. Kini ke-9 orang masih ditahan di Rutan Mapolres Wamena untuk dilakukan penyidikan.

Dari Mana KNPB Tahu Merakit Bom, Itu Skenario
Juru Bicara Badan Pengurus Pusat KNPB, Wim . F Medlama menyatakan, aparat kepolisian kembali menangkap aktifis KNPB dalam penyergapan aparat terhadap sekertariat KNPB di Baliem ( 29/9) pukul 17.00 atau jam 5 sore. Adapun penyergapan aparat saat itu melibatkan tim gabungan TNI/POLRI bersama Densus 88 dipimpin Kapolres Jayawijaya.

Dari press Release KNPB kepada wartawan dalam jumpa pesrnya Senin( 1/10) di Prima Garden Abepura, KNPB menerangkan, penyergapan yang dilakukan terhadap aktifis KNPB dilakukan aparat lengkap dengan senjata, dua truk Dalmas, 4 mobil Extrada, 2 mobil Polisi dan sekitar 14 motor dan 5 kendaraan masuk mengerebek sekertariat KNPB. Dalam penggerebekan tersebut, Sekjen dan 9 orang ditahan dan dibawa ke Polres Jayawijaya.

Dalam penangkapan terhadap aktifis KNPB, sejumlah barang milik mereka antara lain laptop, handphone, printer dan flas dish dan sejumlah barang lainnya termasuk uang tunai Rp. 18,5 dan barang lainnya yang berada di Sekertariat KNPB.
Menurut Wim Medlama, sampai saat ini pihaknya belum tahu apa sebab akibatnya sehingga Polisi bersama Densus 88 dan TNI melakukan penyergapan dan menangkap aktifis KNPB di Wamena. Bahkan KNPB menyatakan tidak benar bila aparat mnegatakan menemukan bom yang siap meledak, itu tidak benar, dari mana anggota KNPB bikin bom dan dari mana anggota KNPB tahu bom.

Medlama mengatakan, bila penemuan bom yang dikaitkan dengan keterlibatan anggota KNPB bahkan anggota KNPB dikatakan yang mempunyai bom dan siap untuk diledakan, itu tidak benar dan hanya sebagai skenario yang dibuat buat untuk mengkriminlisasikan KNPB sehingga kami menilai penemuan tersebut hanya permainan pihak pihak yang tidak ingin dengan perjuangan damai KNPB selama ini.

Dalam press Release itu terdapat 10 aktifis yang ditangkap masing masing, Edo Doga( 26), Yan Wamu ( 24) Yusuf Hiluka( 52), Luki Matuan( 27), Melianus Kossay( 29), Yan Mabel( 24). Amos Elopere(8), Ripka Kossay( 19), Natalis Kossay ( 19) dan Yupinus Daby( 34). Disebutkan, bila sebelumnya Polisi telah menangkap enam anggota KNPB dan Parlemen Rakayat Dearah( PRD) didepan Gereja Ebenheser, Timika pada( 23/9) jam 04.00 sore. Dalam penangkapan yang dilakukan Brimob menggunakan dua mobil avanza dan mobil patroli menghadang mereka tiba tiba saat hendak datang ikut pertemuan ditangkap tanpa alasan yang jelas pada jam 04.00.

Menurut Wim Medlama, terhadap apa yang dilakukan aparat kepolisian/TNI maupun Densus, KNPB menyatakan, Kapolres Jayawija segera menghentikan penangkapan dan mengembalikan anggota KNPB yang ditangkap di Wamena sebab anggota KNPB yang ditangkap itu bukan teroris yang harus digerebek dalam rumah lalu ditahan tanpa alasan yang jelas.

KNPB juga menegaskan, kepada Aparat Kepolisian dalam hal ini Polda Papua untuk segera hentikan penangkapan liar tanpa prosedur hukum terhadap aktifis KNPB serta seluruh pejuang Papua merdeka di Tanah air Papua Barat Sorong sampai Merauke, sebab KNPB Papua Barat berjuang dengan damai sesuai undang undang dan hukum yang berlaku di negara ini, jadi stop mengiring perjuangan rakyat Papua bersama KNPB ke kriminal dan teroris.

Medlama mengatakan, pihaknya KNPB tidak percaya dengan penemuan bom dan tidak benar kalau penemuan bom itu di sekertariat KNPB sebab KNPB tidak pernah merakit bom, sebab dari mana KNPB tahu merakit bom, itu hanya skenario dari pihak tertentu untuk mengkambinghitamkan KNPB.( binpa/mdc/Ven/don/l03)

Perjuangan Hak Dasar Orang Papua Jangan Samakan Teroris

Minggu, 23 September 2012 21:04

Thaha: Terkait Pelantikan Kapolda Papua Tito Karnavian

Thaha Muh Al-Hamid, SekJend PDP
JAYAPURA— Sekjen Presidium Dewan Papua (DPD) Thaha Alhamdid berharap rakyat Papua yang berjuang menuntut hak-hak dasarnya seperti hak-hak kedaulatan politiknya, hak-hak budayanya, hak-hak ekonominya itu bukan teroris. Sehingga dalam menghadapinya jangan disamakan dengan penanganan teroris.

Hal ini diungkapkan menyusul pelantikan Kapolda Papua yang baru Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian menggantikan Inspektur Jenderal Polisi Bigman L Tobing oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs Timur Pradopo di Gedung Rupatama, Mabes Polri Jakarta, Jumat (21/9) pagi.

Sekjen Presidium Dewan Papua (DPD) Thaha Alhamdid ketika diwawancarai di Jayapura, Minggu (23/9) petang menilai pergantian ini sudah tepat.

Namun demikian, katanya, penugasan mantan Komandan Densus 88 Anti Teror ke Papua, apakah ini dalam rangka memastikan di Papua ini teroris silakan dicari tahu. Tapi yang jelas bahwa rakyat Papua yang berjuang menuntut hak-hak dasarnya seperti hak-hak kedaulatan politiknya, hak-hak budayanya, hak-hak ekonominya itu bukan teroris.

“Saya yakin Tito tak mungkin menyamakan perjuangan hak dasar sebagai teroris. Itu nggak mungkin. Tapi kalau ada teroris dia punya ilmu dia kejar,” ujarnya.

DIkatakan, penugasan Tito ke Papua tentunya mempunyai alasan. Pertama, dia mempunyai karier panjang. Walaupun mungkin ada ketakutan di kalangan rakyat Papua dia ini mantan Komandan Densus 88 Anti Teror. Tapi jangan lupa mantan Kapolda Papua Irjen Pol Bekto Suprapto juga mantan Komandan Densus 99 Anti Teror. Tapi yang menarik dari Tito, ujarnya, dia satu angkatan dengan Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw.D ari sisi komunikasi mencair.

Kedua, karier Tito masih panjang. Dia termasuk perwira yang sangat cemerlang di Mabes Polri tentu dia tak akan mengorbankan kariernya. Tito juga seorang cendikiawan dan kandidat doktor di salah-satu Univeritas terkenal di Singapura.

“Jadi saya kira ada background education dalam mana akan sangat mempengaruhi pengambilan keputusan ketika ia menjabat Kapolda Papua,”tukas dia.

Pasalnya, selama ini Kapolda menjelang pensiun dikirim ke Papua. Itu celaka. Pengalaman menunjukan terjadi split perhatian atau perhatiannya terbelah karena dia tak perlu mengamankan kariernya lagi. Tapi Tito beda.
“Dan ini sudah dari dulu kita usulkan. Saya ingat sudah tiga kita ketika tokoh-tokoh masyarakat, pendeta, pastor bertemu dengan Komisi I DPR RI minta agar Kapolda ke Papua jangan menjelang pensiun nanti kerjanya mencari terus. Kapan dia mau jaga keamanan dan ketertiban untuk rakyat,” tuturnya. (mdc/don/l03)

BOM di Wamena Belum Bisa Disimpulkan

Rabu, 19 September 2012 23:24, BintapgPapua.com

JAYAPURA – Pos Polisi di Wamena yang terletak di pertigaan antara Jalan Ahmad Yani dan Jalan Sudirman, diledakan Selasa malam.

Polisi langsung melokalisir tempat kejadian, guna melaksanakan olah TKP. Namun, belum dapat menyimpulkan bahan peledak yang digunakan pelaku, yang sampai saat ini masih misterius.

Kapolres Jayawijaya AKBP Alfian saat dikonfirmasi Rabu 19 September mengatakan, pihaknya masih menjaga ketat Jalan Sudirman, untuk mencari dan mengamankan barang bukti. “Kami masih mengamankan lokasi dengan membuat garis polisi, untuk kepentingan olah TKP masih berjalan,”ujarnya.

Sejumlah barang bukti berupa sisa-sisa ledakan saat ini sudah dikumpulkan, tapi belum bisa mengidentifikasi jenis bahan peledaknya. “Sambil menunggu tim Labfor Mabes Polri, kami terus kumpulkan barang bukti di sekitar TKP,”jelasnya.
Pos Lalu lintas itu, kata dia, dari kesimpulan awal, sengaja diledakan. “Dari kesimpulan awal kami, memang Pos ini sengaja diledakkan dan menghancurkan tembok depan pelataran, kaca-kaca serta plafon, plafon pos lantas, pintu-pintu,”ucapnya.

Meski tidak ada korban jiwa, tapi ledakan cukup menggegerkan Wamena, apalagi lokasi adalah pusat kota dan perekonomian. “Memang warga sudah dihimbau untuk kembali beraktivitas, tapi diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, dan jika ada yang dicurigai, sebaiknya langsung melapor kepada Polisi terdekat,”tukasnya. Mengenai pelaku, kata dia, masih dalam penyelidikan, namun sudah ada beberapa saksi yang dimintai keterangan. “Ada 3 saksi yang sedang diperiksa, tapi guna kepentingan penyidikan, identitasnya masih kami rahasiakan,”ucapnya.

Belum Bisa Disimpulkan Bom

Wamena-setelah polisi melakukan olah TKP dengan melibatkan anjing pelacak ledakan terkait insiden ledakan yang terjadi pada selasa (18/09) yang meledakan pos lalulintas wamena, polisi telah menemukan sisa bahan peledak dan beberap serpihan logam. Demikian disanpaikan Kapolres Jayawijaya AKBP Alfian Budianto, SH,MH saat jumpa pers di wamena (19/09) kemarin. dikatkan hasil temuan yang ada belum cukup kuat untuk menentukan jenis bahan peledak yang diledakan. selain melakukan olah TKP kapolres juga mengatakan telah memeriksa beberapa saksi untuk mengungkap modus, motif dan pelaku ledakan tersebut. Lanjut Kapolres ledakan tersebut belum bisa disimpulkan bahwa yang diledakan adalah murni BOM “kalo dibilang pengeboman itu namanya peledakan, ledakan itu tentunya ada bahan peledak, orang awam mengatakan itu bom tapi kalo bahasa yang sebenarnya itu bahan peledak, Cuma jenisnya kita masi mendalami untuk menentukan apaka hight atu low” tuturnya. dengan demikian pihaknya meminta bersabar karena pengungkapan kasus seperti ini merupakan tugas kepolisian. lanjut kapolres memang kasus peledakan seperti itu tidak mudah diungkap karena untuk menciptakan bahan peledak saja dengan teknoligi yang tinggi sehingga untuk mengungkapnya juga demikian “sedangkan kami di wamena ini serba terbatas seandainya kami punya alat lengkap pasti kita ungkap” ujarnya lagi untuk mengungkapnya dalam waktu dekat pihaknya akan di back up pus labfor mabes polri sebagaiman yang dilakukan untuk peledakan Badan Kkehormatan DPRD.
Ketika ditanya apakah ada keterkaitan deengan ledakan sebelumnya yaitu pada tanggal (01/09) yang meledakan Badan Kehormatan (BK) DPRD Jayawijaya, Kapolres Alfian Budianto menuturkan pihaknya belum menemukan keterkaitannya karena masih harus mendalami ledakan yang baru terjadi, namun Ia bekomitmen bahwa akan mengungkap siapa pelaku dan apa motifnya. untuk itu kapolres memintah kerja sama dari seluruh komponen masyarakat untuk semua informasi yang bias mendukung pengkungkapan peledakan agar segerah disampaikan ke pihak kepolisian. mengenai hambatan pada pengungkapan kasus ledakan menurutnya tidak ada kesulitan tetapi ada alat yang harus didatangkan. kepada masyarakat kapolres mengimbau agar tetap melaksanakan aktifitas sebagaimana biasanya.

Ledakan yang meledakan pos lantas yang terletak di perempatan Jalan Irian dan Jalan Ahmad Yani wamena tersebut terjadi pada Selasa (18/09) pada pukul 20:51 wit. Akibat ledakan itu kaca dan teras depan pos lantas ambruk, insiden itu tidak ada korban jiwa. pantauan bintang papua hingga sore kemarin garis polisi masih terpasang di TKP, dan aktifitas warga yang selalu rame karena jalan irian merupakan pusat perekonomian Wamena terilhat sepi. (jir/Cr-39/don/l03)

Di Perumnas III, Seorang Mahasiswa Ditemukan Tewas

JAYAPURA – Rabu (26/10), sekitar pukul 05.30 WIT, warga di sekitar Jalan Lorong Asrama Kabupaten Keerom digegerkan dengan ditemukannya seorang mahasiswa dalam keadaan tewas dengan sejumlah luka di tubuhnya.

Mahasiswa yang diketahui bernama Very Tebay (24) yang tinggal di Asrama Paniai, Perumnas III tersebut, tewas akibat luka robek pada wajah dan kepala bagian belakang, serta luka lecet pada telinga kiri.)

Korban diduga meninggal akibat pembunuhan, namun hingga berita ini diturunkan pihak Kepolisian dari Polsekta Abepura belum diketahui identitas pelakunya. “Kita masih berupaya melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelakunya,” ungkap Kapolsekta Abepura Kompol Arie S Sirait.

Korban, ditemukan pertama kali oleh rekannya bernama Kristian Rumere (20) yang hendak ke kios untuk membeli perlengkapan mandi.

Kristian yang juga tinggal di Asrama Mahasiswa Paniai Perumnas III Waena tersebut, saat melihat ada orang yang sedang tertidur telungkup di pinggir jalan dengan kepala mengeluarkan darah, mencoba membangunkannya.

Namun, orang tersebut sudah tidak bisa bergerak sama sekali, sehingga langsung melaporkan kejadian tersebut ke Pos Patmor Perumnas III Waena.

Anggota Patmor yang langsung menuju Tempat kejadian Perkara (TKP)langsung melakukan pengecekan terhadap korban, mengetahui bahwa korban sudah tidak bernyawa lagi.)
Tidak lama kemudian anggota Polsekta Abepura yang dipimpin Kepala SPK Aiptu Agus Nuswantoro tiba di TKP untuk melakukan olah TKP, dan membawa jenazah tersebut ke Rumah Sakit Abepura guna mendapat visum dari dokter.(aj/don/l03)

Pusat Didesak Tindak Tegas Pelaku Pembakaran Gereja

KNPI dan OKP Keluarkan Seruan

JAYAPURA— Pemerintah pusat didesak segera mengambil sikap tegas dan memberikan ganjaran setimpal kepada oknum- oknum yang terlibat pertikaian berbau SARA yang berbuntut dirusaknya 3 Gereja di Temanggung, Jawa Tengah pada  Selasa (8/2) lalu.  Demikian disampaikan Sekretaris Komisi E DPRP Kenius Kogoya SP didampingi anggota lainnya, Kayus Bahabol SE MSi dan Melkias Y Gombo ketika dihubungi di Ruang Komisi E DPRP, Kamis (10/2). Menurut  Kogoya,  pihaknya mendesak kepada pemerintah pusat segera mengambil sikap tegas demi melindungi semua warga negara yang ada di Indonesia termasuk ketika  warga tengah menunaikan ibadah. Bahkan peristiwa ini sangat mencoreng wajah Indonesia yang terkenal memiliki sikap toleransi terhadap pemeluk agama yang kuat didunia. Kayus Bahabol mengutarakan, sejauh ini konflik antar agama di Papua belum pernah terjadi, tapi pihaknya menyarankan agar masyarakat tetap menjaga toleransi dan solidaritas bersama umat dari  pemeluk lain.   “Tempat ibadah dimanapun seharusnya dilindungi dan dijaga bersama. Sebagai wujud dari Kebhineka Tunggal Ikaan di Tanah Air. Apalagi pemerintah secara resmi mengakui kehadiran 5 agama di Indonesia,” katanya.

Beribadah, lanjutnya, adalah kegiatan yang  berhubungan dengan Tuhan bukan antara manusia dengan manusia sehingga kebersamaan ini sangat penting dan saling menjaga keharmonisan antar umat beragama.

Sementara itu, Melkias Y Gombo menegaskan pihaknya menghimbau kepada seluruh umat beragama di Papua agar tak terpengaruh  tindakan tak bertanggungjawab ini karena yang melakukan hal seperti ini adalah orang-orang yang tak  mempunyai Tuhan.

KNPI dan OKP Keluarkan Seruan

Munculnya kasus berbau sara di Pulau Jawa, yakni di Temanggung dan Banten, tampaknya memunculkan keprihatinan dari berbagai komponen, baik di tingkat Nasional bahkan Internasional. Tak ketinggalan organisasi kepemudaan yang tergabung dalam wadah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Papua.

Dalam hal ini, seperti diungkapkan Sekretaris DPD KNPI Provinsi Papua Drs. M. Rusdianto Abu,M.Si, didampingi Ketua Pemuda Katholik Komda Papua Marianus Komanik,S.Pt, Pengurus Pusat GMKI Korwil XII Papua Edy Way,S.Sos, Ketua GMKI Cabang Jayapura Yusuf Kmur, dan Ketua HMI MPO Badko Cenderawasih Irjii Matdoan,ST,  serta dua aktifis yang juga pengamat politik Lamadi de Lamato dan Abu Manaray dalam sebuah jumpa pers di Regina Mall Abepura Kamis (10/2).

Bahwa, selain mengecam aksi anarkisme yang dinilainya sebagai satu fandalisme atau kejahatan beragama tersebut, juga menuntut pemerintah pusat serta para tokoh dan masyarakat untuk dapat melakukan tindakan prefentif. “Kami semua berharap agar semua komponen bangsa ini, terkhusus di papua yang toleransi antara umat beragama sudah terbina dengan baik, tidak terprofokasi atas insiden di Banten dan Temangung,” ungkap Rusdianto yang juga sebagai salah satu staf di BPKAD Provinsi Papua.

Dikatakan, bahwa saat ini situasi dan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia, dan khususnya di Papua, sedikit kurang bersahabat. “Karena masih saja ada pihak-pihak yang berusaha memecah belah bangsa,” ujarnya.

Sejumlah pucuk pimpinan OKP  bersama dengan dua aktifis bersepakat bahwa, peristiwa yang timbul akibat fanatisme kelompok tersebut, harus dicegah jangan sampai merember ke wilayah lain, terutama Papua. “Sehingga kami menghimbau kepada tokoh-tokoh agama, serta tokoh-tokoh lain di masyarakat, termasuk para pemuda, dapat turut berupaya mencegah, jangan sampai ada virus (issu-issu, red) negative yang merembet dari Banten dan Temanggung  ke tanah Papua,” harapnya.

Karena itu, tindakan yang menurut para OKP dibawah bendera KNPI tersebut termasuk tindakan yang tidak ber perikemanusiaan, jangan sampai mengkoyak toleransi beragama di Papua, yang selama ini terjalin dengan baik.

Selain itu, para OKP juga mendesak kepada pemerintah agar dapat menindak dengan tegas para pelaku, serta memberikan pelajaran dengan hukuman yang seberat-beratnya.  “Kalau Presiden dan Menteri terkait tidak mampu, lebih baik mundur dari jabatan,” tandasnya dengan nada kesal. (mdc/aj/don/03)

Kamis, 10 Februari 2011 16:48

FPI Berpotensi Ganggu Kehidupan Beragama di Papua

fpi_thumb_medium299_217 JUBI — Ketua II Bidang Konsolidasi Pengurus Pusat Majelis Muslim Papua (MMP), Sayid Fadhal Alhamid mengatakan Muslim Papua tidak membutuhkan Kehadiran Front Pembela Islam (FPI) karena berpotensi mengganggu kehidupan beragama di Papua.

Menurut Alhamid, ormas-ormas Islam di Papua dibentuk dengan dasar semangat kebersamaan dan persaudaraan, dengan sesama umat muslim maupun dengan agama-agama yang lain. Bila semangat ini dinodai dengan tindakan-tindakan seperti di Monas setahun silam maka akan menimbulkan konflik antar agama di Papua, ujarnya.

“Bila ada perkumpulan FPI di Papua harus ada kordinasi dengan Majelis Muslim Papua, apabila ini tidak dilakukan dan kemudian ada konflik mengatasnamakan Islam, maka pihak berwajib harus bertindak tegas,” kata Alhamid di Jayapura, Selasa (10/8).

Pernyataan Alhamid terkait isu masuknya Front Pembela Islam oleh beberapa kalangan di Papua. Isu tersebut muncul pasca tuntutan Refrendum yang dilakukan sejumlah warga sipil Papua pekan lalu. (Marten Ruma)

ANGGOTA DPR RI DAPIL MENERIMA LAPORAN KASUS PEMBUNUHAN MAHASISWA PAPUA DI YOGYA

[I]. Identitas Korban

Nama Lengkap : Jessica Elisabeth Isir (25 menjalan 26 tahun)

Kota Asal : Sorong (Ayam Aru), Lahir besar Kaimana

Pekerjaan : Alumna STPMD "APMD" Yogyakarta ’09, Political Science/IP

Aktivitas : Les, kos, gereja, dan Jalan-jalan.

[II]. Kronologi Kejadian

Waktu terakhir dari rumah/Kos Rabu (28/04-10) Pukul 18:00-an WI. Ia meninggalkan rumah dan hilang jejak dari keluarganya dan dari orang dekatnya selama tiga malam dua hari. Selama itu, jejaknya tidak diketahui oleh siapa pun. Kami (Mahasiswa asal Papua) tahu saat ditemukan mayatnya tepat di samping Rel Kereta Api Yogyakarta, Timoho (Samping Kampus STPMD

Doktrin Noordin Merambah Papua Barat

Terorisme NKRI MANOKWARI – Kekhawatiran banyak kalangan bahwa matinya gembong teroris Noordin M Top tidak berarti ancaman bom sirna, mulai terbukti. Jaringan Noordin yang masih tersisa, diindikasikan mulai merambah kawasan Papua Barat untuk menebarkan doktrin-doktrin sesatnya. Komandan Kodim (Dandim) 1703/Manokwari Letkol.Inf.

Leo Rajendra menyebutkan, wilayah Provinsi Papua Barat telah dijadikan bagian pengkaplingan pergerakan jaringan teroris. Wilayah tersebut termasuk dalam wilayah Mantigi IV (sebutan wilayah operasi kelompok terorisme). Bahkan, di sana sudah ada pimpinannya.
v
“Kita sudah membaca ada gelagat yang kurang baik. Kota Manokwari terlihat tenang, namun mau dijadikan sasaran. Ini perlu menjadi perhatian untuk mengawasan, bukan hanya aparat keamanan tapi juga masyarakat untuk memberi informasi bila ada yang mencurigakan,

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny