Kronologi Kelompok Bersenjata Serbu Polsek Sinak Papua

Joko Panji Sasongko, CNN Indonesia Senin, 28/12/2015 12:16 WIB

Jakarta, CNN Indonesia — Markas Besar Kepolisian RI menyatakan penyerangan terhadap Polsek Sinak di Kabupaten Puncak, Papua, dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari belasan orang bersenjata. (Simak Fokus: SIAPA TEMBAK POLISI PAPUA?)

Berikut kronologi penyerbuan yang terjadi sekitar pukul 20.45 WIT seperti dijelaskan oleh Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Komisaris Besar Harsono dan Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Patridge Renwarin:

–     Anggota Polsek Sinak sedang menonton televisi di ruang jaga sembari bercengkerama.
–     Kelompok penyerang yang diduga berjumlah 15 orang berjalan kaki dari arah hutan.
–     Terdengar suara tembakan dari honai di belakang Mapolsek Sinak.
–     Kelompok penyerang masuk dari bagian belakang Markas Polsek Sinak.
–     Seorang warga yang sudah empat tahun membantu di Polsek Sinak, DK, membuka pintu belakang Mapolsek Sinak.
–     Kelompok penyerang menyelinap lewat pintu belakang dan langsung menyerang polisi.
–     Tiga polisi tewas, yakni Briptu Ridho, Bripda Arman, dan Bripda Ilham. Sementara dua rekan mereka, Briptu Suma dan Bripda Rian, mengalami luka tembak. Kelima polisi yang menjadi korban ini ada di ruang jaga saat penyerbu masuk.
–     Kelompok penyerang merampas dua puncuk senapan AK-47, dua senapan SS1, tiga mouser, dan satu peti amunisi dari Polsek Sinak.
–     Kelompok penyerang kabur.
–     Para anggota Polsek Sinak dievakuasi ke Komando Rayon Militer (Koramil) yang berjarak sekitar 100-150 meter dari Polsek Sinak, termasuk tiga jenazah polisi yang tewas.
–     Anggota Koramil dan Batalyon Infanteri 751/Raider menuju Polsek Sinak dan berjaga di sana.

Suara tembakan dari honai di belakang Polsek Sinak, menurut Kombes Patridge, diduga menjadi semacam kode bagi DK untuk membuka pintu belakang Polsek.

“Dari analisis kami, DK sudah bekerja sama dengan kelompok bersenjata itu,” kata Patridge.

Hal tersebut diamini oleh Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono. Di Markas Besar TNI AD di Jakarta, Mulyono meminta semua prajurit di Papua untuk berhati-hati.

DK yang berkhianat disebut Mulyono merupakan tenaga bantuan operasi di Polsek Sinak. “Dia dipelihara Kepolisian untuk membantu. Tapi mungkin ingkar, kami lengah, dan dia memberitahukan kondisi kami kepada orang (kelompok bersenjata),” kata dia.

Saat ini Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw telah berada di Sinak untuk mengecek langsung kondisi di sana.

OPM Klaim Bertanggung Jawab Penembakan di Mulia

Jayapura – Kelompok Bersenjata Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN/OPM) mengklaim bertanggung jawab, atas peristiwa penembakan di Kampung Usir Distrik Mulia Puncak Jaya, Selasa 25/5 lalu. Bahkan, OPM menegaskan, penembakan itu bagian dari perang terbuka dengan Indonesia.

Pengakuan itu diungkapkan Pimpinan OPM Lany Jaya Puron Wenda. Ia mengatakan, kelompoknyalah yang menyerang warga sipil di Mulia. “Itu kelompok saya, mereka masuk Mulia serang warga sipil,”ujar Puron melalui telepon selulernya, Senin (1/6).

Menurut Puron, aksi itu sebagai bukti nyata perang terbuka dengan Indonesia. “Ya, itu bagian dari perang terbuka yang sudah kami nyatakan,”ujarnya.

Bahkan, lanjut Puron Wenda kelompoknya juga sudah melayangkan tantangan perang ke Dandim Wamena. “Saya sudah janji dengan Dandim Wamena akan baku tembak,”singkanya.

Yang jelas, tambah Puron, perang terbuka ini dilancarkan, karena Presiden Jokowi mengklaim Ppaua sudah aman. “Presiden turun ke Papua, dia bilang aman tapi buktinya ada pertumpahan darah,”tukasnya.

Puron Wenda juga mengklaim sudah mempersatukan semua kelompok OPM. “Saya sudah persatukan OPM, baik itu pimpinan Leka Telenggen di Yambi, Militer Murib di Ilaga dan Goliat Tabuni di Tingginambut, untuk bersama-sama lawan Indonesia,”paparnya.

Puron mengungkapkan, mereka bertemu dan bersatu beberapa waktu lalu di Ilaga. “Kami adakan pertemuan beberapa waktu lalu di Ilaga Puncak,”kata Puron tanpa menyebut dengan jelas hari dan tanggalnya.

Mengenai kelompok Yambi, ujar Puron, dipimpin Mati Telenggen 22 tahun dan Leka Telenggen 30 tahun. “Yambi itu kampung saya, Mati Telenggen dan Leka Telenggen adalah komandan Pos TPN OPM di sana,’’jelasnya.

Adapun jumlah senjata yang dimilik mereka, sebanyak 16 pucuk laras panjang dan 2 pucuk laras pendek FN. “Mereka punya anggota banyak ada sekitar 50 an orang, senjata api sekitar 16 pucuk jenis SSI, AK Moting, Moser, AK 47 M16 dan FN,”terang Puron.

Sebagian besar senjata itu adalah hasil rampasan dari TNI/Polri. “Kami rampas itu dari TNI/Polri, senjata yang baru dari Pos Polisi Kulirik beberapa waktu lalu,”paparnya.

Ditanya kenepa menyerang warga sipil, Puron menegaskan, karena itulah bagian dari perang terbuka yang dilancarkan. “Warga sipil jadi target, karena Presiden klaim Papua aman, jadi kita hajar sipil, pengusaha kios kah, tukang ojek kah, buruh bangunan kah, PNS kah yang penting pendatang,”tandasnya. (jir/don/l03)

Source: BintanPapua.com, Rabu, 03 Jun 2015 03:31

Kapolda: Tangkap Pelakunya, Hidup Atau Mati

JAYAPURA – Kepolisian Daerah Papua menyiapkan sebanyak 70 personil Brimob untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok sipil bersenjata (KSB), Yambi pimpinan Tengahmati Telenggen yang diduga keras sebagai pelaku penembakan terhadap 6 warga sipil di kampung Usir, Distrik Mulia, Puncak Jaya, Selasa (26/5/2015) malam.

Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal Polisi mengatakan, penembakan terhadap enam warga sipil di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya itu diperkirakan sebanyak 18 orang. Namun, usai melakukan penembakan langsung melarikan diri ke hutan sekitar distrik Mulia, namun karena medan yang begitu sulit membuat aparat kepolisian dan TNI sulit melakukan pengejaran.

“Kami perbantukan sebanyak 70 Anggota Brimob untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok KSB tersebut dibantu TNI,” kata Kapolda Papua kepada wartawan usai melakukan rapat internal dengan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Fransen G Siahaa, pada Rabu (27/5/2015) di Mapolda Papua.

Menurutnya, penembakan terhadap warga sipil oleh kelompok sipil bersenjata pimpinan Tengahmati Telenggen merupakan pelanggaran hukum, sehingga mereka harus bertanggungjawab atas perbuatannya.

“Kejadian ini pelanggaran hukum dan kelompok Tengahmati harus bertanggung jawab. Kita akan kejar dan anggota brimob yang ada diatas sudah diperintahkan Kapolres menangkap hidup atau mati,” tegasnya.

Kata dia, kelompok KSB pimpinan Tengahmati dengan jumlah 18 orang tersebut merupakan kelompok kecil dengan menggunakan senjata sekitar 10 pucuk.

“Kita kejar terus, namun tetap waspada sebab mereka pegang senjata. Bagi saya permasalahan ini terakhir dan kita tidak akan menyerah, mereka harus cari dan ditindak tegas,”

tegas Kapolda .

Dalam pengejaran anggota KSB tersebut, anggota TNI siap membantuk kepolisian dan diminta kepada masyarakat Puncak Jaya untuk tetap membantu pihak kepolisian. Namun tetap waspada karena kelompok ini sudah tidak melihat dari aspek masyarakat atau TNI/Polri “Jika kelompok ini berada di tengah masyarakat segera laporkan kepada aparat keamanan karena aksinya selalu sama ratakan,” mintanya.

Jenderal Bintang dua ini, mengkhwatirkan, jika kelompok ini berkeliaran di Puncak Jaya tidak memandang buluh masyarakat dari mana, Apakah TNI, Polri maupun warga sipil biasa atau orang asli di Puncak Jaya. “Kami minta segera memberikan informasi jika berbaur di tengah-tengah masyarakat,” harapnya.

Dia juga memerintahkan kepada anggotanya untuk dilakukan penangkapan dan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku. “

Mereka merupakan DPO kita, dan kita akan cari. Kemudian kami mengimbau kepada mereka agar menyerahkan diri. Percuma mereka melawan dan melawan karena kita dengan TNI selalu berkomitmen bahwa NKRI adalah harga mati,”

katanya.

Ditandaskannya, jika mereka ingin memisahkan diri maka kita akan tetap melawan mereka, sehingga diminta untuk menyerahkan diri. Namun apabila tidak, maka akan dilakukan operasi penegakan hukum. “Kami juga lebih mengedepankan operasi intelejen setiap hari,” pungkasnya. (loy/don/l03)

Source: BinPaa, Kamis, 28 Mei 2015 08:02

Penembakan di Puncak Jaya 1 Tewas, 5 Luka

JAYAPURA – Kota Mulia, Ibu Kota Kabupaten Puncak Jaya memanas. Enam warga sipil dilaporkan ditembaki oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB). Satu orang warga sipil tewas dan lima orang lainnya luka akibat penembakan di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya-Papua, pada Selasa (26/5/2015) malam sekitar pukul 23.00 WIT

Keenam korban penembakan tersebut, diantaranya Pengga Enumbi (31 thn) mengalami luka tembak pada bagian kepala mengakibatkan korban meninggal, Suryanto Tandi Payung (26 thn) mengalami luka tembak bagian pantat sebelah kiri, Alfret Tandi Payung (28 thn) mengalami luka tembak pada bagian lengan kanan, Yulianus Tandidatu ( 32 thn) mengalami luka tembak bagian tangan kiri, Yogi Rerang (21 thn) mengalami luka tembak pada bagian lengan kiri atas, Marten Tandi Payung (39 thn) mengalami luka tembak bagian lengan kanan atas.

Juru bicara Polda Papua, Kombes Pol. Rudolf Patrige mengatakan, peristiwa penembakan yang diduga dilakukan KSB tersebut, terjadi ketika korban sedang duduk di ruang tamu sambil main kartu, lalu tiba-tiba terjadi rentetan tembakan ke dalam rumah dari luar melalui jendela, mengakibatkan 5 orang luka dan 1 orang meninggal dunia.

“Mendapat informasi itu, anggota Polres Puncak Jaya dan TNI langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku, namun para pelaku berhasil melarikan diri. Kelima korban langsung divekuasi ke RSUD Mulia, sementara korban meninggal dunia diserahkan ke pihak keluarga,”

katanya.

Usai mendapat perawatan di RS Mulia, 4 dari 5 korban penembakan KSB itu langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura untuk mendapat perawatan intensif.

“Ke empat orang korban penembakan itu dievakuasi dari RS Mulai, Puncak Jaya menuju RS Jayapura menggunkan pesawat Trigana dengan No Penerbangan PK-YPX, tiba di Bandara Sentani satu unit Ambulans milik Perhubungan Udara Bandara Sentani siapkan untuk membawa korban ke RSUD Dok II Jayapura,”

jelasnya.

Ia menjelaskan, korban yang dievakuasi ke Jayapura yakni, Suryono Tandipayung (26 thn), Alfret Tandipayung (28 thn), Yulius Tandidatu (32 thn), dan Marthen Tandipayung (39 thn ). “Keempat orang itu mengalami luka tembak di bagian tangan dan paha, setelah diberondong peluru yang diduga kelompok Yambi mantan anak buah Goliat Tabuni saat duduk-duduk bermain kartu dirumah salah satu korban,” katanya.

Di tempat terpisah, Panglima Kodam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Fransen G. Siahaan menyesalkan terjadinya penembakan yang mengorbankan masyarakat sipil. “Ini merupakan tindakan kejam,” ujar Pangdam saat dikonfirmasi, Rabu pagi.

Ia mengemukakan, bahwa penembakan yang dilakukan terhadap enam orang warga sipil tersebut, merupakan kelompok Yambi. “Dari kejadian ini 1 orang meninggal dunia dan 5 orang lainnya terluka dan untuk saat ini dirawat di RSUD Mulia. Kemungkinan besar akan dievakuasi ke Jayapura hari ini,” ujar Pangdam.

Pangdam menegaskan, kejadian itu merupakan kriminal dan menjadi tanggung jawab pihak kepolisian. “Bila polisi meminta kami (TNI) turut serta dalam pengejaran, maka kami (TNI) siap membantu,” ujar Pangdam. (loy/don/l03)

Source: Penembakan di Puncak Jaya 1 Tewas, 5 Luka, Kamis, 28 Mei 2015 08:04

OPM Tebar Teror, Polri Siaga

Puron Wenda, Enden Wanimbo dan Pasukan Mereka
Puron Wenda, Enden Wanimbo dan Pasukan Mereka (bintangpapua.com)

JAYAPURA – Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka Pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo, yang bermarkas di Lanny Jaya Papua, menebar teror. Teror itu dalam bentuk ancaman akan melancarkan perang terbuka terhadap TNI-Polri dan masyarakat non Papua.

“Mulai sekarang kami nyatakan perang revolusi total dari Sorong hingga Merauke yakni perang secara terbuka terhadap semua orang Indonesia yang ada di Tanah Papua,”ujar Enden Wanimbo melalui telepon selulernya, Jumat 22 Mei.

Perang terbuka ini, kata Enden, untuk menyatakan ketegasan bahwa perjuangan Papua Merdeka tetap menjadi harga mati, dan menolak segala bentuk dialog. “Sekaligus juga menyikapi pernyataan Presiden Jokowi, bahwa Papua sudah aman, itu tidak benar,”tegasnya.

Menurut Enden, guna mendukung aksi perang terbuka, kelompoknya saat ini sudah mengumpulkan berbagai senjata dan amunisi. “Persenjataan sudah kami persiapkan untuk melancarkan perang terbuka,”tandasnya.

Sementara hal senada juga dikatakan Puron Wenda, bahwa pernyataan Presiden RI Jokowi, yang mengatakan Papua sudah aman tidak benar. “Presiden katakan Papua aman itu tidak benar, Komando OPM siap perang, kami tak mau dialog yang diatur-atur Indonesia. yang suka tipu-tipu,”ujarnya.

Ia juga mengungkapkan, kelompoknya sedang menyiapkan persenjataan. “Persenjataan sedang dikumpulkan untuk dimulainya perang terbuka, sekarang tinggal tunggu komando maka perang dimulai,”tegasnya.

Dalam perang terbuka atau yang dinamai revolusi total dari Sabang sampai Merauke, kelompok OPM Puron Wenda dan Enden Wanimbo akan berupaya mengusir Indonesia dari Papua.

Ia juga mengatakan, bahwa semua gerakan mereka adalah gerakan Politik untuk kemerdekaan Papua. “Kami bukan kelompok kriminal, kelompok pengacau, kelompok kecil, tapi kami pejuang kemerdekaan Papua,”jelasnya.

Enden Wanimbo juga mengajak wartawan asing untuk masuk ke Papua, guna menyaksikan secara langsung aksi yang akan mereka lancarkan. Wartawan Internasional, nasional harus ada kebebasan untuk ambil berita di Papua,”pungkasnya.

OPM Sebar Teror, Polisi Siaga

Sementara itu, menyikapi ancaman OPM tersebut, Polda Papua meminta seluruh jajarannya untuk siaga dan waspada. “Kami minta Polres khususnya yang selama ini dianggap rawan untuk siaga dan waspada, menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, terutama dari ancaman kelompok-kelompok yang selama ini kerap mengacau,”ujar Juru Bicara Polda Papua Kombes Patrige Renwarin, Jumat 22 Mei di ruang kerjanya.

Memang, lanjut dia, ancaman serang dari kelompok bersenjata sudah kerap dilontarkan, namun untuk kali ini diminta keseluruh jajaran untuk meningkatkan kewaspadaan. “Sudah sering mereka ancam, tapi kami tidak meresponnya dengan langkah represif, hanya antisipatif dan preventif,”terangnya.

Ancaman yang dilontarkan kelompok bersenjata itu, jelas ingin menciptakan keresahaan di tengah-tengah masyarakat, sehingga perlu waspadai sedini mungkin. “Kami menganalisis sejauh mana ancaman yang dilancarkan, yang jelas tujuannya membuat masyarakat resah,”ucapnya.

Selain meningkatkan kewaspadaan, sambungnya, Polisi juga akan menggalang kelompok masyarakat baik itu masyarakat, adat dan agama untuk bersama-sama mencipatakan rasa aman dengan memberikan pemahaman kepada kelompok bersenjata itu, bahwa ancaman yang dilontarkan hanya akan meresahkan dan merugikan masyarakat Papua. “Kami akan coba berkoordinasi dengan tokoh adat, masyarakat dan agama, agar menjadi garda terdepan memberikan pemahaman kepada kelompok bersenjata itu, bahwa kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan lagi,”pungkasnya.

Mengenai akan ada penambahan pasukan di daerah yang dianggap rawan terutama lokasi markas kelompok OPM pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo, Patrige menyatakan, hingga kini belum perlu dilakukan. “Yang penting antisipasi, waspada tapi kalau memang ada Polres atau Polsek yang perlu penambahan personil tentu akan kami kirim,”tandasnya.
Kelompok OPM Puron Wenda dan Enden Wanimbo yang bermarkas di Lany Jaya menebar teror akan melancarkan perang terbuka terhadap TNI-Polri dan masyarakat non Papua. Perang terbuka sebagai komitmen perjuangan mereka untuk kemerdekaan Papua tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Kelompok Puron Wenda ini pernah menyerang Polsek Pirime tahun 2012. Tiga anggota Polisi tewas dan sejumlah senjata api berhasil dirampas. Sejumlah aksi penembakan juga kerap dilancarkan kelompok ini. Polda Papua bahkan sudah menetapkan anggota kelompok Puron Wenda cs sebagai Daftar Pencarian Orang. (jir/don/l03)

Source: Sabtu, 23 Mei 2015 02:12, OPM Tebar Teror, Polri Siaga

Penyelundupan Senpi ke Wamena Digagalkan

Jayapura – Kepolisian Sektor Kawasan Bandara Sentani Jayapura berhasil menggagalkan upaya penyeludupan senjata api dan amunisi, yang akan dibawa ke Wamena, Rabu (1/4) sekitar pukul 09.20 WIT. Pemilik senjata api berhasil kabur dan masih dalam pengejaran.

Kapolsek Kawasan Bandara Sentani, AKP Jubelina Wally, S.H., M.H., mengatakan, upaya penyeludupan senjata api senjata rakitan dengan amunisi 6 butir kaliber 46 mm, berhasil digagalkan, setelah X-Ray utama memasuki ruang cek in mendeteksi adanya tas ransel yang mencurigakan. “Ada tas yang isinya mencurigakan saat dideteksi X-ray, setelah diperiksa ternyata berisi senpi dan amunisi,”paparnya.

Sedangkan pemilik senjata dan amunisi berinisial HT, berhasil melarikan diri. “Pelaku masih kami kejar,”jelasnya.

Adapun kronologis penggagalan penyuludupan senjata api ilegal tersebut, bermula ketika pukul 09.10 WIT pelaku datang ke bandara dengan menggunakan mobil Carry warna biru. Saat turun hendak cek-in, pelaku bertemu dengan dua orang saksi KK dan Lu.

”KK ini porter bandara, ia kemudian masuk ruang chek in membawa tas pelaku. Tapi saat pemeriksaan X-ray dideteksi ada benda mencurigakan, sehingga petugas mengamankan tas tersebut,”

jelasnya.

Saat dibuka, ternyata tas ransel berisi sepucuk senjata api Revolver rakitan dan 6 butir amunisi. “Petugas bandara lantas melaporkan kepada Polisi,”ucapnya.

Selanjutna KK porter bandara yang membawa tas itu diamankan untuk dimintai keterangan. “KK kami Amankan untuk dimintai keterangan,”ujarnya.
Saat KK diamankan, Polisi berupaya menangkap HT yang diduga pemilik senpi dan rekannya Lu, tapi keduanya berhasil melarikan diri dengan jasa ojek bandara. “Pemilik senpi berhasil kabur dari lingkungan bandara,”ungkapanya. (jir/don/l03)

Source: Kamis, 02 April 2015 18:05, BinPa

Di Puncak, Satu Kriminal Bersenjata Tewas Ditembak

JAYAPURA – Salah seorang anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) bernama Agustinus Tabuni (24), warga Jenggernok, Distrik Gome tewas setelah ditembus timah panas Tim Khusus Polda Papua bersama anggota Brimob di Kampung Gome, Distrik Gome, Kabupaten Puncak-Papua Selasa 31 Maret pagi sekitar sekitar pukul 10.00 WIT.

Agustinus Tabuni yang merupakan anak buah dari Militer Murib tersebut, ditembak setelah mengarahkan Senjata Api Jenis Refolver kepada Timsus. Sontak kejadian itu, aparat langsung melakukan penembakan hingga meninggal dunia.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Papua, Kombes Pol. Patrige ketika dikonfirmasi, membenarkan adanya penembakan terhadap salah satu anggota kelompok Militer Murib yang selama ini bereaksi di Kabupaten Puncak.

“Awalnya Tim Khusus dan Brimob yang di BKO ke Puncak berjumlah 30 orang sedang melaksanakan Patroli di bawah komando AKP Syawal Halim, dengan tujuan melakukan kunjungan di beberapa Pos dan Pos TNI. Seketika itu terlihat tiga orang bersenjata dengan menggunakan jenis Monser dan Refolver,”

katanya.

Melihat peristiwa itu, lanjut Patrige, Timsus dan Brimob melakukan pengejaran terhadap tiga orang bersenjata tersebut. “Dari pengejaran, dua orang berhasil melarikan diri. Sementara, satu orang atas Nama Agustinus yang saat itu tak jauh dari tempat pengejaran langsung mengarahkan senpi laras pendek ke arah anggota. Saat itupula anggota langsung melakukan penembakan,” jelasnya dia.

Ia mengemukakan, pengejaran yang dilakukan Timsus dan Brimob disaksikan langsung oleh Kepala Distrik Gome, Zakeus Wakerkwa, S.Sos, yang saat itu ikut bersama-sama melakukan kunjungan di beberapa Pos. “Ketika dilakukan identifikasi, Kepala Distrik mengetahui betul orang yang tertembak itu. Dan statusnya merupakan Tenaga bantuan dari Pimpinan KKB Militer Murib,” katanya.

Sementara itu, ketika dilakukan pengecekan Senjata Api Laras Pendek yang digunakan Agustinus Tabuni diketahui jenis Revolver tanpa nomor seri dan berhasil menyita sebanyak 36 butir kaliber 5,56 mm, amunisi sebanyak 12 butir kaliber 7,62x51mm dan 2 butir amunisi kaliber 3,8 mm.

“Usai diidentifikasi langsung diadakan pemakaman dengan cara dibakar di lokasi kejadian yang disaksikan langsung oleh Kepala Distrik Gome dan seluruh masyarakat Gome. Situasi sampai saat ini aman dan terkendali. Namun aparat kepolisian terus mengantisipasi terhadap adanya kelompok yang ingin melakukan pembalasan,”

tandasnya. (Loy/don/l03)

Source: Kamis, 02 April 2015 18:00, BinPa

Goliat Tabuni Bantah 23 Pengikutnya Turun Gunung

JAYAPURA – Panglima Tertingi Organisasi Papua Merdeka ‘jenderal’ Goliat Tabuni membentah keras jika dirinya bersama pengikutnya dikatakan menyerahkan diri (baca: turun gunung) dan bergabung dengan NKRI. Ia masih tetap berjuang untuk kemerdekaan Papua sesuai mandat yang diberikan rakyat Papua pada Konferensi Tingkat Tinggi OPM tahun 2012.

Pernyataan Goliat Tabuni itu disampaikannya kepada salah seorang Tokoh masyarakat Papua Deerd Tabuni, Kamis 26 Maret. “Saya sudah berkomunikasi dengan Goliat Tabuni kalau dia tidak pernah menginstruksikan anggotanya untuk turun menyerahkan diri. Itu hanya mengatasnamakan anak buah Goliat Tabuni demi kepentingan pribadi,” kata Deerd Tabuni kepada wartawan, Jumat (27/3).

Deerd yang juga sebagai anggota DPR Papua meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua, Kabupaten/Kota maupun TNI/Polri agar mendapat informasi yang pasti terhadap isu 23 anggota TPN OPM Kelompok Goliat Tabuni menyerahkan diri. “Kalau hanya mendengar dari orang lain dengan mengatasnamakan Goliat Tabuni dan anggotanya mau turun boleh saja. Kami pun merasa senang. Sekarang, apakah benar 23 orang itu turun sudah melakukan komunikasi dengan Goliat Tabuni, dan Anton Tabuni, dan pimpinan lainnya di Papua. Kalau sudah ada komunikasi barulah munculkan ke media. Ini kan ada pembohongan publik,” kata Deerd yang merupakan keponakan Goliat Tabuni.

Ia menyatakan, dirinya sebagai bagian dari keluarga Goliat Tabuni selalu memberikan dorongan kepada Goliat Tabuni agar tidak melakukan penyerangan dengan mengambil nyawa orang. “Saya selalu katakan kepada beliau (Goliat Tabuni) bahwa mengambil nyawa tidak boleh manusia siapapun selain Tuhan. Informasi inilah saya selalu sampaikan,” paparnya.

Namun ketika dirinya mendengar ada beberapa media dan SMS yang bereda di Papua, bahkan sampai di telinga Presiden RI, jikalau Goliat Tabuni akan turun dan akan bertemu dengan Presiden Indonesia. “Hal ini tidak akan terjadi. Setelah kami komunikasi, Goliat Tabuni mengaku bertahan di Hutan,” katanya.

Alasan Goliat bertahan di Hutan, lanjut Deerd Tabuni, karena sejak tanggal 1 Mei 2012 lalu, seluruh aktifis rakyat Papua menyelenggarakan Konferensi tingkat tinggi di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. “Dari situlah, Goliat Tabuni dipercayakan sebagai Panglima tertinggi TPN/OPM untuk berbicara masalah tanah Papua. Jadi, kalau dia memberikan statemen dirinya bersama anggota akan turun, maka pernyataan sejak komprefensi itu akan dicabut, tapi dia tidak pernah melakukan itu,” ucapnya.

Dia mengemukakan, isu yang beredar bahwa jikalau dari 23 orang tersebut lima orang diantaranya masing-masing Kulingga Morip, Riki Morip, matahari Kogoya, Supir Morip dan Gube Morip.

“Kelima orang ini hanya mengatasnamakan diri kelompok Goliat Tabuni. Ternyata sampai hari ini bukan kelompok Goliat Tabuni. Jangan kita mencari makan lalu mengatasnamakan orang lain. Jangan memperjual beli nyawa manusia. Kalau betul-betul mau turun harus komunikasi baik kepada Pemerintah, dan tokoh masyarakat yang ada,”

katanya.

Deerd Tabuni juga menyatakan, bahwa dirinya sebagai anggota DPR Papua juga sekaligus kerabat Goliat Tabuni siap memfasilitasi jika ingin berkomunikasi kepada Goliat Tabuni. “Saya ini dididik Indonesia untuk selalu jujur, dan saya juga bukan bermuka dua, kalau Goliat tetap dengan keyakinannya ya itulah dia, tapi saya bisa memfasilitasi jika pemerintah atau TNI/Polri ingin berkomunikasi dengan Goliat Tabuni,”imbuhnya. (loy/jir/don/l03)

Source: Sabtu, 28 Maret 2015 14:17, BinPa

Jenderal TPNPB Goliath Tabuni Tak Pernah Menyerah!

Nggoliar Tabuni, Panglina Tinggi TPN PB
Nggoliar Tabuni, Panglina Tinggi TPN PB

Jayapura, MAJALAH SELANGKAH — “Saya Goliat Tabuni tidak pernah berkata bahwa menyerakan diri ke NKRI, itu tidak benar, karena NKRI dan TNI/Polri itu musuh-musuh saya.”

Hal ini ditegaskan Jenderal Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), Goliath Tabuni, melalui sumber AMP Numbay, Rabu (25/03/2015) menanggapi isu yang beredar.

Sebelumnya, sejumlah media nasional dan lokal seperti  viva.co.id, wartabuana.com, jakartagreater.com, tak ketinggalan bintangpapua.com dan media nasional-lokal lainnya ramai-ramai memberitakan perihal menyerahnya panglima tinggi TPNPB ini.

Sumber informasi menyerahnya Jendral Goliath Tabuni yang hoaks alias bohong ini disebarkan oleh oknum Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di Papua. Di situs wartabuana.com dan Viva.co.id, edisi Selasa, 24 Maret 2015 ada pembenaran akan menyerahnya Jenderal Goliath dari  Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal Gatot Nurmantyo.

Sementara itu, Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII/Cendrawasih, Brigjen TNI Tatang Sulaiman, saat berkunjung di Tingginambut, Senin (23/3/2015) rupanya salah satu sumber utama isu dari berita  mengenai hal ini  di jakartagreater.com edisi 24 Maret 2015 dan bintangpapua.com edisi Rabu, 25 Maret 2015.

“Ke-23 anggota KSB (kelompok saparatis bersenjata) pimpinan Goliat Tabuni itu mau turun gunung ke daerah Tingginambut beserta anak dan istrinya, mereka sudah menyadari dan ingin kembali menjadi WNI akan kita terima,”

kata Kasdam XVII/Cendrawasih dilansir bintangpapua.com edisi Rabu, 25 Maret 2015.

Jenderal Goliath Tabuni membantah semua tuduhan dan isu bohong yang diamanatkan pada dirinya dengan sebuah komentar singkat, “Saya Goliat Tabuni tidak pernah berkata bahwa menyerakan diri ke NKRI, itu tidak benar, karena NKRI dan TNI/Polri itu musuh-musuh saya.”

Pihak TPNPB sendiri melalui sumber kami menjelaskan, semua itu upaya negara Indonesia sebagai pihak penjajah yang dilawan oleh TNPPB untuk menghancurkan perjuangan TPNPB. sumber yang sama juga menghimbau untuk semua rakyat Papua tidak terganggu dengan propaganda bohong dari TNI/Polri melalui media-media binaannya dan tetap semangat bekerja sesuai profesi, kemampuan dan kapasitasnya untuk mencapai Papua Merdeka.

Jenderal Goliath Tabuni tidak pernah menyerah kepada penjajah sampai Papua merdeka.

Dikonfirmasi, Jenderal tetap pada sikapnya seperti isi pidato saat pengangkatannya menjadi panglima tinggi TPNPB, dengan menyatakan kebulatan tekad dengan berjanji siap memimpin TPNPB dan melaksanahkan revolusi tahapan guna revolusi total untuk hak penentuan nasib sendiri bagi rakyat bangsa Papua barat. (SAL/MS)

Mengenai TPNPB, klik: #Pencarian-TPNPB

Sumber: MajalahSelangkah.com, Penulis : Admin MS | Rabu, 25 Maret 2015 09:50

Panglima OPM Ancam Angkat Senjata Jika Jokowi ke Papua

Barisan pasukan OPM (Banjir Ambarita/Papua)

VIVA.co.id – Panglima Organisasi Papua Merdeka (OPM) Jenderal Goliat Tabuni menginstruksikan pasukannya untuk siaga I dan menyiapkan senjata jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar-benar akan berkunjung ke Papua bulan Mei nanti.

“Goliat dan pasukannya siaga dengan 120 senjata jika benar Presiden datang ke Papua,”

kata Deerd Tabuni, adik dari pimpinan OPM yang berkuasa di wilayah Tingginambut, Papua, Kamis 26 Maret 2015.

Menurut Deerd, Goliat menyatakan belum pernah diberitahu tentang kedatangan presiden ke Papua apalagi kedatangan itu berkaitan dengan dirinya.

“Kalau ada issu itu belum diketahui, karena belum pernah dikomunikasikan,”

ujar Deerd.

Menurut Deerd, saat ini, Goliat Tabuni masih berstatus Panglima OPM dan belum pernah menyatakan menyerah kepada TNI dan bergabung ke NKRI seperti yang didesas-desuskan sebelumnya.

“Goliat tegaskan, dia tak akan pernah menyerah, karena mandat seluruh pejuang OPM yang ada di Tanah Papua dari Merauke hingga Sorong sudah dipegang,”

kata Deerd Tabuni.

Goliat juga menyangkal klaim TNI yang menyatakan 23 pasukan OPM menyerahkan diri. Menurut Goliat, yang menyerahkan diri itu bukan anggota OPM melainkan masyarakat biasa yang tinggal di Tingginambut.

Jum’at, 27 Maret 2015 | 06:51 WIB, Vivanews.co.id

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny