Kontak Tembak di Puncah Jaya, Dua Prajurit TNI Terluka

Jayapura, 25/4 (Jubi) – Kontak tembak kembali terjadi di Kabupaten Puncak Jaya, tepatnya di Gurage, Distrik Mulia, mengakibatkan dua orang anggota Yonif Batalyon 751 Raider terkena tembakan.

Dari data yang dihimpun media ini, Jumat (25/4) siang tadi, kontak tembak terjadi sekitar pukul 13.40 WIT antara TNI dan kelompok bersenjata. Dua anggota TNI terluka dalam insiden itu, masing-masing Polang Harahap terluka pada bagian pelipis dan Rahman Hakim luka tembak di bahu.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Letnat Kolonel Rikas Hidayatullah menjelaskan kejadian tersebut bermula saat petugas pos pengamanan Gurage dari Batalyon Yonif 751 Raider sedang berpatroli di sekitar tempat kejadian.

Tiba-tiba saja mereka diserang kelompok bersenjata tersebut. Akibatnya, Rahman dan Polang terkena tembakan. Setelah itu, para pelaku langsung melarikan diri,” kata Rikas, Jumat (25/4).

Dikatakan Rikas, anggota atas nama Rahman meninggal dunia karena menderita luka parah di bahunya, karena proses evakuasi cukup menyulitkan melihat kondisi geografis yang tidak memungkinkan dari Gurage menuju ke Rumah Sakit Umum (RSUD) Mulia, Puncak Jaya.

“Jarak wilayah itu menuju ke Mulia bisa memakan waktu hingga berjam-jam. Hingga saat ini, jenazah almarhum masih dalam evakuasi menuju ke Kota Mulia dan kami pun masih mencari pesawat untuk mengantarkan jenazah ke Jayapura, Sabtu (26/4) besok,”

ujar Rikas.

Komandan Batalyon 751 Raider, Sentani Kabupaten Jayapura, Letnan Kolonel Infanteri Luqman Arief kepada tabloidjubi.com menyesalkan adanya kontak tembak tersebut yang mengakibatkan salah satu prajurit terbaiknya gugur dalam tugas.

“Sersan Rahman adalah putra terbaik kami, almarhum juga ada darah Papua, dia orang Genyem dan sudah berkeluarga, meninggalkan istri dan seorang anak,” kata Luqman via seluler.

Menurut Luqman, istri almarhum seorang guru Taman Kanak-Kanak (TK) di Sentani, dari jejak istrinya itulah dia juga menularkan bakatnya mengajar anak-anak pada tempat tugasnya di kampung tersebut.

“Almarhum baru saja dikirimi buku-buku oleh istrinya untuk menambah bahan mengajar di kampung tersebut, rencana almarhum besok diterbangkan dari Mulia ke Sentani, tapi belum ada informasi yang pasti,”

ujar Luqman. (Jubi/Indrayadi TH)

Lagi, Penembakan di Perbatasan Skow-Wutung

Bintang Kejora, Bendera Negara Republik West Papua
Bintang Kejora, Bendera Negara Republik West Papua

Korban yang sedang dibawa ke ruang operasi untuk ditangani lebih lanjut. (Inzert) Irjen (Pol) Drs. M Tito Karnavian M.A., Ph.D.JAYAPURA – Kelompok Sipil Bersenjata kembali beraksi di wilayah Perbatasan Skow-Wutung antara Negara Republik Indonesia dan Negara Papua New Guinea (PNG).
Kali ini, Warga sipil atas nama, Heri (20) yang berprofesi sebagai Sopir Toko Nayak pasar Batas jalan RI-PNG Skow Wutung ditembak Kelompok Bersenjata, tepatnya 1 Km dari jarak Pos Lintas Batas RI, pada Rabu (16/4) sore sekitar pukul 13.13 WIT.

Penembakan terhadap warga sipil ini, bersamaan dengan pembukaan lintas batas oleh Pengelola Lintas Batas Papua dan Gubernur Sendaun, yang sempat ditutup pasca penembakan disertai penyerangan di Perbatasan RI-PNG, yang mengakibatkan dua aparat keamanan terluka.

Ketika dikonfirmasi wartawan ke Kapolda Papua, Irjen (Pol). Drs. Tito Karnavian M.A., Ph.D., membenarkan telah terjadi penembakan itu, dan saat ini tim dari Polda Papua sudah turun ke lokasi penembakan untuk melakukan olah TKP, dan kasus ini masih melakukan pendalaman terhadap korban.
Kapolda menduga pelaku penembakan terhadap korban itu merupakan kelompok yang diusir oleh Pemerintah PNG, pasca terjadi penembakan pada tanggal 5 April lalu.

Ya, kita menduga, para pelaku ini merupakan kelompok yang sudah di usir dari PNG, yang kemudian kemudian mereka bingung mencari apa, ditambah lagi kemarin temannya tertembak sehingga melakukan gangguan penembakan,” kata Tito didamping Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono usai melakukan pertemuan dengan para pejabat di ruang cenderawasih Mapolda Papua kemarin.

Kapolda menandaskan, pasca penembakan ini telah melakukan penguatan di Perbatasan bekerjasama dengan rekan-rekan TNI. “Kami akan berkoordinasi dengan Interpool untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan. Koordinasi dengan interpool ini karena melibatkan dua wilayah Negara,” katanya.

Ditegaskannya, salah satu penegakan hukum diberbagai Negara, maka diyakini Indonesia sudah dianggap sebagai kejahatan. ‘Di Negara PNG juga melakukan hal yang sama seperti di Indonesia, kecuali kasus politik tanpa kekerasan, belum tentu dianggap kejahatan di Negara lain,” tegasnya.

Kapolda juga tidak menampik apabila penembakan tersebut ada dugaan motif balas dendam, atas tewanya rekan mereka pada kontak senjata di Perbatasan. “Sangat memungkinkan, karena ada yang mati tertembak kemarin,” tukas Tito.

Di tempat yang sama, Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono saat dikonfirmasi Bintang Papua, mengungkapkan, penembakan itu, terjadi saat dilangsungkan pembukaan lintas batas oleh Pengelola Lintas Batas Papua dan Gubernur Sendaun. “Tembakan terjadi berjarak sekitra 1 km sebelum pos lintas batas RI. Akibat gangguan itu, satu warga sipil atas nama Heri yang sedang melintas membawa dagangan menggunakan mobil carry luka parah tertembak di lengan kiri,” jelas Pudjo.

Pudjo menegaskan, saat ini rombongan pembuka lintas batas masih tertahan menunggu netralisasi dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan. “Rombongan masih tertahan di sana, sedangkan korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan,” kata Pudjo.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel, Rikas Hidayatulah saat dikonfirmasi Bintang Papua, membenarkan terjadi penembakan terhadap warga sipil tersebut.

Dia mengatakan, mendengar penembakan itu, anggota Satgas yang bertugas di perbatasan langsung mendatangi lokasi tempat terjadinya tembakan. “Di lokasi kejadian telah mendapat korban Heri terluka dibagian lengan kanan,” ujarnya.

Melihat kondisi korban kritis, anggota Satgas TNI-AD dari Yonif 623/BWU langsung melarikan korban ke rumah sakit Bhayangkara Polda Papua untuk mendapatkan perawatan medis, sementara anggota lainnya langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan.
Saat ini masih melakukan pengejaran terhadap Geromboloan Kriminal bersenjata tersebut, yang diduga usai melakukan penembakan langsung melarikan diri. Kami berupaya untuk melakukan pencarian,” pungkasnya.

Sementara itu pantauan di RS Bhayangkara, keluarga korban menunggu dengan harap-harap cemas di Intalasi Gawat Darurat (IDG). Dan sempat keluarga korban panik, karena petugas medis RS Bhayangkara meminta keluarga korban untuk mencari donor darah ‘O’ di PMI dan jika tidak harus mencari orang untuk mendonorkan darahnya, karena korban masih membutuhkan kurang lebih 10 kantong darah.

Disisi lainnya, wartawan tidak diijinkan oleh petugas untuk pengambilan gambar disaat korban sedang berada di IGD RS Bhayangkara.

Di tempat yang sama, salah satu Dokter yang turut melakukan pertolongan kepad korban, yakni, dr. Arif Tria, menandaskan, langkah pertama dilakukan adalah penyelamatan terhadap korban dengan cara menghentikan pendaharaannya di IGD.

Selanjutnya, korban dibawa ke ruang operasi untuk penanganan operasinya, guna dilakukan eksplorasi untuk pengangkatan proyektil. “Ya kami lakukan penyelamatan dulu terhadap korban,” tandasnya kepada wartawan di RS Bhayangkara Kotaraja, Rabu, (16/4) kemarin. (loy/nls/don/l03)

Kamis, 17 April 2014 14:10, BinPa

KSB Naikkan Bintang Kejora di Wutung

JAYAPURA[PAPOS]-Aksi Aksi penyerangan yang dilakukan KSB aparat TNI di perbatasan terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Tampak anggota TNI sedang melakukan pemeriksaan terhadap warga yang melintas di perbatasan Wutung-PNG. yang dilakukan Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di Wilayah Perbatasan Wutung-PNG, tampaknya semakin menjadi. Sebelumnya dua kali terjadi penyerangan terhadap Pos Perbatasan yakni pada Rabu (9/4/2014) dan Sabtu (5/4/2014).

Kali ini kelompok sipil bersenjata (KSB) nekad menaikkan bendera bintang kejora (BK) di atas tebing yang berhadapan dengan Pos Satgas TNI di perbatasan Wutung-PNG, Kamis (10/4/2014) sekitar pukul 06.00 WIT.

Informasi yang diperoleh dilapangan menyebutkan, selain KSB tersebut menaikkan bendera Bintang Kejora diatas tebing, mereka juga membakar bendera merah putih yang dipasang atau dikibarkan di tebing tersebut.

Tidak hanya membakar bendera merah putih, KSB yang berjumlah sekitar 12 orang itu, juga sempat mengeluarkan tembakan sebanyak 3 kali ke arah Pos Satgas TNI. Tembakan KSB tersebut, juga sempat dibalas dengan tembakan yang dikeluarkan anggota TNI.

“ Memang betul pada Kamis pagi sekitar pukul 05.30 WIT, Pos Satgas di perbatasan sempat diserang oleh KSB yang diduga merupakan kelompok yang sama yang melakukana penyerangan di perbatasan beberapa hari lalu,”

ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol ARH. Riskas Hidayatullah.

Dalam aksi penyerangan itu, anggota TNI yang bertugas di perbatasan, sempat melakukan balasan tembakan ke arah KSB tersebut, termasuk melakukan pengejaran ke hutan, namun KSB berhasil melarikan diri.

Dari penyerangan ini, aparat TNI yang bertugas di perbatasan berhasil mengamankan situasi di wilayah tersebut, sehingga kondisinya kembali kondusif. Terkait dengan aksi KSB ini, aparat TNI di perbatasan terus meningkatkan kesiapsiagaan dari upaya-upaya yang dilakukan KSB yang ingin menganggu keamanan di wilayah perbatasan. [nur]

Menlu RI – PNG Diharapkan Jalin Koordinasi Pasca Insiden Perbatasan

Perbatasan PNG West Papua
Aparat keamanan RI saat berkordinasi dengan aparat keamanan PNG (Jubi/Indrayadi TH)

Jayapura, 6/4 (Jubi) – Pasca insiden di perbatasan wilayah RI dan PNG, Sabtu (5/4) kemarin. Panglima Kodam (Pangdam) XVII Cenderawasih, Mayor Jendral (TNI) Christian Zebua berharap ada komunikasi antara Menteri Luar Negeri Indonesia dan Negara PNG.

“Saya sarankan kepada menteri pertahanan agar kementerian luar negeri mengadakan pembicaraan dengan pihak PNG. Seperti apa penyelesaian masalah-masalah warga Negara Indonesia termasuk mereka yang berbeda paham yang ada di PNG, agar hubungan baik antara PNG dan Indonesia tidak terganggu,”

kata Pangdam dalam laporannya kepada Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Budiman melalui teleconference yang digelar, Minggu (6/4) siang tadi di Makodam XVII Cenderawasih.

Soal gangguan yang terjadi kemarin sekitar pukul 15.00 waktu Papua, lapornya, bendera Bintang Kejora yang berada di lokasi wilayah RI sudah diturunkan.

Butuh waktu atau proses, karena pihak yang bersenjata ada juga pihak yang tidak bersenjata. Sehingga kami coba sedikit lebih sabar dengan memisahkan mereka dari rakyat tidak bersenjata,” ujar Pangdam

Sebelumnya, saat bendera Bintang Kejora diturunkan, pasukan yang dipimpin langsung Kepala Staf Kodam (Kasdam) XVII Cenderawasih, berusaha menekan kelompok bersenjata dan melakukan pengejaran. Namun kelompok tersebut berhasil melarikan diri ke arah Negara PNG.

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) TNI, Jenderal TNI Budiman melalui teleconference itu, tidak menyinggung persoalan kelompok-kelompok pengacau keamanan kepada Kodam XVII Cenderawasih.

Dalam peristiwa Sabtu (5/4) kemarin seperti diberitakan media ini, Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian mengatakan kelompok bersenjata itu seolah memancing aparat untuk melakukan tindakan tegas, dengan menaikkan bendera di batas RI.

Namun, pasukan kami ini disiplin, terkendali, jadi personil tidak melakukan tindakan membabi buta,” kata Siburian, Sabtu (5/4).

Pernyataan ini cukup menjelaskan mengapa Kapolresta Jayapura, Ajun Komisaris Besar (Pol) Alfred Papare bersama beberapa aparat polisi dan TNI, hanya memantau kejadian dari sekitar Tower saja. Kelompok ini kemudian melepaskan tembakan ke arah Tower hingga melukai Kapolresta dan seorang anggota TNI.

“Tembakan itu mengenai kaca dan Kapolresta terkena serpihan kaca. Ada anggota Kodim di situ juga ikut terkena serpihan,” ujar Siburian.

Siburian juga mengaku aparat keamanan telah mencoba untuk bernegosiasi agar kelompok itu membubarkan diri.

Mereka sengaja lakukan ini di perbatasan, jadi kalau mereka sudah lewati perbatasan, maka kami tidak bisa kejar,” kata Siburian.

Dalam Situs kodam17cenderawasih.mil.id, disebutkan aparat keamanan gabungan TNI/Polri yang bertugas mengamankan lokasi kontak tembak tersebut merupakan aparat teritorial dan pasukan pengamanan perbatasan, yang terdiri dari personel Polsek Muara Tami, Yonif (Bataliyon Infanteri) 751/Raider, dan Satgas (Satuan Tugas) Pamtas (Pengamanan Perbatasan) RI-PNG Yonif 642/Kapuas. (Jubi/Indrayadi TH)

10 Jam Bintang Kejora Berkibar di Batas, Nama Mathias Wenda Muncul Lagi?

Bintang Kejora West Papua
Detik-detik aparat gabungan TNI Polri berhasil menguasai lokasi pengibaran bendera BK (Bintang Kejora) di batas Negara RI – PNG (Jubi/Indrayadi TH)

Jayapura, 5/4 (Jubi) – Berkibar sejak pagi, baru sekitar pukul 15.00 BK (Bintang Kejora) yang berkibar di teras Negara RI dapat diturunkan. Dalam waktu yang terbilang cukup lama ini terjadi baku tembak.

Ratusan aparat keamanan TNI dan Polri yang telah bersiaga di batas RI dan PNG, sejak satu jam setelah didapatkan informasi berkibarnya bendera BK sekitar pukul 05.30 WP, harus melalui kontak tembak dengan Kelompok Bersenjata sebelum berhasil menurunkan Bintang Kejora. Sekitar pukul 15.00 WP barulah bendera tersebut berhasil diturunkan dengan mengerahkan Tim Khusus Polda Papua di backup TNI.

Dari pantauan Jubi, KSB (Kelompok Sipil Bersenjata) diperkirakan berjumlah 20-40 orang. Mereka diduga menggunakan enam pucuk senjata api. Di lokasi bendera dikibarkan, kelompok ini melakukan Waita (tarian perang) sambil membawa senjata. Kelompok bersenjata itu memancing aparat untuk masuk dalam lokasi kibarnya bendera BK. Namun, aparat gabungan yang notabene persenjataannya tujuh kali lipat dari KSB harus sabar menunggu waktu yang tepat untuk mempersempit ruang gerak KSB.

Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian kepada sejumlah jurnalis menuturkan kelompok bersenjata itu seperti memancing aparat untuk melakukan tindakan tegas karena mereka naikkan bendera di batas RI.
“Namun, pasukan kami ini disiplin, terkendali, jadi personil tidak melakukan tindakan membabi buta,” kata Siburian, Sabtu (5/4).

Pernyataan ini cukup menjelaskan mengapa Kapolresta Jayapura, AKBP Alfred Papare bersama beberapa aparat polisi dan TNI hanya memantau kejadian dari sekitar Tower saja, meskipun dipancing oleh kelompok pengibar BK. Kelompok ini kemudian melepaskan tembakan ke arah Tower hingga melukai Kapolresta dan seorang anggota TNI.

“Tembakan itu mengenai kaca dan Kapolresta terkena serpihan kaca. Ada anggota Kodim disitu juga yang bersama bapak Kapolresta terkena serpihan,” ujar Siburian.

Siburian juga mengaku aparat keamanan telah mencoba untuk bernegosiasi agar kelompok itu membubarkan diri.

“Mereka sengaja lakukan ini di perbatasan, jadi kalau mereka sudah lewati perbatasan, maka kami tidak bisa kejar,” kata Siburian.

Situs kodam17cenderawasih.mil.id menyebutkan aparat keamanan gabungan TNI/Polri yang bertugas mengamankan lokasi kontak tembak tersebut merupakan aparat teritorial dan pasukan pengamanan perbatasan, yang terdiri dari personel Polsek Muara Tami, Yonif (Bataliyon Infanteri) 751/Raider, dan Satgas (Satuan Tugas) Pamtas (Pengamanan Perbatasan) RI-PNG Yonif 642/Kapuas.

Sedangkan Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Polisi Sulistyo Pudjo Hartono mengklaim kelompok bersenjata tersebut berupaya mengganggu perekonomian antar Negara RI dan PNG.
“Ini upaya yang sangat luar biasa untuk melakukan delegetiminasi program-program pemerintah,” kata Pudjo, Sabtu (5/4) petang tadi.

Informasi terakhir yang didapat tabloidjubi.com dari pihak aparat keamanan, tiga orang dari kelompok bersenjata ini berhasil dirobohkan sniper dari Tim Khusus Polda Papua. Namun, ketiga korban tersebut berhasil dibawa masuk ke arah hutan PNG oleh rekan-rekannya.

Saat terjadi kontak tembak ini, sekitar pukul 06.30 WP, seorang yang mengaku bernama Danny Wenda menghubungi Jubi melalui nomor telepon PNG.

“Hari ini Sabtu, 5 April 2014 Pukul 05:00 dini hari tadi, telah dikibarkan Bendera Bintang Kejora dan Bendera UN di Wutung, Perbatasan Indonesia – Papua New Guinea oleh TRWP [Tentara Revolusi West Papua], dibawah pimpinan Gen. Mathias Wenda [Panglima Tertinggi Komando Tentara Revolusi West Papua]. Kontak senjata antara TNI dan TWPB sedang berlangsung.”

kata pria yang mengaku asal pegunungan tengah Papua dan bermukim di Vanimo ini.

Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, juga menduga kelompok Matias Wenda adalah pihak yang melakukan kontak tembak dengan aparat keamanan Indonesia ini. Melaluai situs kodam17cenderawasih.mil.id disebutkan tim gabungan TNI/Polri melakukan pengejaran terhadap kelompok yang diduga merupakan pimpinan Mathias Wenda Kelompok Matias Wenda ini diduga berupaya menciptakan situasi yang tidak kondusif menjelang Pemilu Legislatif 2014 di wilayah Jayapura.

Matias Wenda sendiri sudah tidak pernah terdengar aktivitas bersenjatanya dalam 2-3 tahun belakangan ini. (Jubi/Indrayadi)

Bendera Merah-Putih di Perbatasan Diganti dengan Bintang Kejora

Bintang Kejora West Papua
endera BK dan PBB diturunkan aparat TNI Polri sore tadi – 05 Apr 2014 (Jubi/Indrayadi)

Jayapura, 5/4 (Jubi) – Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) di perbatasan RI-PNG di wilayah Skow, Kota Jayapura, dikabarkan menurunkan Bendera Merah Putih dan menggantikannya dengan bendera Bintang Kejora (BK), Sabtu (5/4). KSB yang diperkirakan berjumlah sekitar 40 orang itu juga menembaki tower perbatasan dan membakar papan reklame di sekitar pos TNI Skow.

Juru Bicara Kodam XVII/Cenderawasih, Letkol Infantri Arh Riskan Hidayathulo membenarkan adanya aksi tersebut. Ia mengatakan, kelompok itu diperkirakan membawa sebanyak enam pucuk senjata api.

“Ya kelompok separatis membakar Papan reklame dan menurunkan merah putih, lalu menaikkan bendera Bintang Kejora. Mereka kabur ke wilayah PNG,” kata Hidayathulo kepada wartawan via selulernya, Sabtu (5/4).

Menurutnya, salah seorang anggota Unit Intel Kodim 1701 Jayapura, Serma Tugiono, terkenan serpihan kaca tower yang ditembak. Serma Tugiono sudah dibawa ke RS Marthen Indey, Jayapura, untuk diobati.

Anggota TNI dan Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok itu. Bendera Bintang Kejora yang dinaikan ke tower sudah diturunkan,” ujarnya.

Dari pantaian Jubi, bendera Bintang Kejora diturunkan oleh aparat keamanan Indonesia sekitar pukul 15.00 WP.

Juru Bicara Polda Papua Kombes Pujo Sulistyo mengatakan, kelompok sipil bersenjata itu berupaya menggangu perekonomian di sekitar perbatasan.

Mereka merusak dan membakar tempat cucian mobil, lalu mengibarkan Bendera Bintang Kejora,” kata Pudjo.

Menurutnya, setelah mengetahui adanya aksi tersebut Kapolres Kota Jayapura Alfred Papare beserta anggotanya mendatangi lokasi kejadian dan sempat mengamati aksi kelompok itu dari kejauhan.

“Kelompok bersenjata menembaki tower perbatasan, hingga kacanya pecah. Serpihan kaca tower melukai tangan dan kaki Kapolres serta pelipis Serma Tugino. Setelah beraksi, para pelaku kabur menuju wilayah PNG. Tapi situasi sudah bisa dikendalikan,”

ujarnya. (Jubi/Indrayadi)

Penulis : Indrayadi TH on April 5, 2014 at 19:47:46 WP Editor : Oyos Saroso HN, JUBI

Kapolresta Jayapura Terluka dalam Kontak Tembak di Batas RI-PNG

Bintang Kejora Bendera West Papua
Bendera BK dan PBB saat berkibar di batas RI-PNG (Jubi/Indrayadi)

Jayapura, 5/4 (Jubi) – Kapolresta Jayapura, AKBP Alfred Papare, S.IK, terkena serpihan kaca akibat tembakan Kelompok Bersenjata saat kontak tembak di perbatasan RI-PNG.

Wartawan Jubi yang meliput di perbatasan RI-PNG melaporkan Kapolresta Jayapura, AKBP. Alfred Papare terkena pecahan kaca akibat tembakan kelompok bersenjata dalam kontak tembak yang terjadi sejak pukul 09.00 WP, Sabtu (5/4).

“Beliau sedang berdiri dekat Tower batas. Ada tembakan ke arahnya. Mengenai kaca dan pecahan kaca itu mengenai beliau. Sekarang beliau sudah dievakuasi.” kata Indrayadi saat melaporkan situasi terakhir di perbatasan RI-PNG.

Dilaporkan juga, seorang anggota TNI terkena tembakan dan sudah dievakuasi.

Saat ini, yang memimpin pasukan adalah Kasdam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Hinsa Siburian.” kata Indrayadi menerangkan situasi di perbatasan.

Menurutnya, tembakan berasal dari tiga titik lokasi di wilayah PNG, termasuk dari arah bawah Tower perbatasan Wutung. Saat melaporkan situasi terakhir, sekitar pukul 13.15 WP, wartawan Jubi ini mengatakan masih terdengar beberapa kali tembakan.

Akibat kontak tembak ini, sejumlah wartawan yang berencana meliput Pemilu warga Indonesia di Vanimo, terpaksa terhenti di Pos TNI Perbatasan RI-PNG.
Teman-teman ada di pos TNI dekat pasar Wutung.” kata Indrayadi, menerangkan posisi wartawan lainnya. (Jubi/Victor Mambor)

Agustina Gire, Korban Insiden Baku Tembak Di Mulia, Dirawat Intensif Di RSUD Mulia

Aparat TNI AD saat membuka area untuk pembangunan POS TNI di Kampung Wineri, Jumat 28 Feb 2014 (Doc. Samianto Wonda)

Jayapura 1/3 (Jubi) – Agustina Gire Telenggen, ibu rumah tangga korban dalam insiden baku tembak antara TNI AD dan kelompok sipil bersenjata (KSB) di Kampung Wineri, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya hingga saat ini (Sabtu, 1/3) masih dirawat secara intensif di RSUD Mulia.

“Perempuan itu pagi-pagi berada di kebun. Saat terjadi kontak senjata, ada peluru mengenai bagian betisnya. Entah peluru dari mana,”

kata Kepala Distrik Muara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Samianto Wonda, saat di hubungi Jubi via telepon seluler, Sabtu (1/3).

Korban, Agustina Gire Telenggen, lanjut Samianto, kemudian dievakuasi ke rumah sakit menggunakan mobil miliknya.

“Saya tidak sempat lihat ibu itu, umurnya kira-kira diatas 35 tahun,”

tambah Samianto.

Menurut Samianto, aksi kontak senjata terjadi sekitar jam 10.00 atau 11.00 waktu Papua, Jumat (28/2) kemarin pagi, disekitar pos TNI Kampung Wineri, Distrik Mulia.  Saat itu TNI sedang fokus ke pembongkaran lokasi dengan menggunakan alat berat satu unit.

“Itu anggota (TNI-Red) banyak sekali. ada Zipur punya, Yonif 751, semuanya sekitar seratus orang. Anggota yang kerja di sana tiba-tiba diserang dari arah gunung Wineri ke Pos TNI yang lagi kerja,”

katanya.

Kabag Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak Jaya, Akbar membenarkan adanya korban dalam baku tembak di Kampung Wineri, Distrik Mulia ini.

“Ibu atas nama Agustina Telenggen. Tertembak kemarin, karena peluru nyasar. Entah peluru itu dari mana. Itu warga yang berdomisili di daerah Wineri,”

kata Akbar dari kepada tabloidjubi.com melalui telepon selulernya, Sabtu (1/3).

Akbar melanjutkan, Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak Jaya akan menanggung seluruh biaya rumah sakit Agustina Telenggen tersebut. Jika tidak bisa ditangani dokter setempat pun Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya siap menanggung biaya pengobatan jika harus dibawa ke luar Puncak Jaya.

Sementara itu, Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjend TNI Christian Zebua saat dikonfirmasi mengenai korban insiden baku tembak ini mengaku belum menerima laporan adanya korban.

“Saya sampai sekarang belum dapat laporan. Oke, makasih ya,”

kata Zebua melalui sambungan telepon selular, Sabtu (1/3).

Sedangkan Dandim 1714 Puncak Jaya, Letkol INF A. Arisman, secara tegas mengatakan tidak ada korban dalam insiden baku tembak tersebut.

“Informasi (korban-red) tidak ada. Dia (Kepala Distrik-Red) lagi di Medan kok,”

kata Arisman, Sabtu (1/3). (Jubi/Indrayadi TH)

Author :  on March 1, 2014 at 17:46:41 WP,TJ

Baku Tembak Terjadi Di Kampung Angkaisera, Yapen

Ilustrasi Penembakan Papua

Jayapura 28/2 (Jubi) – Aksi baku tembak terjadi di Kampung Angkaisera, Kabupaten Yapen. Dari informasi yang diterima tabloidjubi.com, tidak ada korban dalam insiden tersebut.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono membenarkan bahwa tadi siang di sekitar Polsek Angkaisera  pada pukul 12.00 waktu Papua, terdengar bunyi tembakan.

“Dari informasi, kelompok dari RO yang lakukan tembakan,”

kata Pudjo melalui pesan singkat telepon selulernya , Jumat (28/2).

Masih dari pesan singkat Pudjo, saat terdengar bunyi tembakan, Kapolsek Angkaisera langsung menghubungi Kapolres Yapen via telepon seluler dan melaporkan hal itu.

“Saat laksanakan patroli di daerah Kontinaen, Angkaisera, rombongan Brigade Mobil (Brimob) mendapatkan tembakan dari kelompok pimpinan RO dan Brimob melakukan tembakan balasan, tidak  ada korban jiwa,”

ujarnya.

Sementara itu, Komandan Kodim 1709 Yapen Waropen, Letkol Inf Dedi Iswanto saat di konfirmasi viatelepon selulernya mengatakan jika dirinya tidak bisa memberikan keterangan karena sedang berada di Jayapura.

“Memang ada seperti itu, anggota TNI tidak ada di situ saat kejadian. Tapi sebenarnya saya tidak bisa menjawab itu ya, karena bukan ranah saya,”

kata Dedi.

Sebelumnya, dilaporkan oleh seorang warga melalui situs laporan warga http://tabloidjubi.com/hotspot, situasi di Serui, Kepulauan Yapen cukup mencekam.

“Masyarakat yang berdomisi disekitar 5 kampung di Serui telah mengungsi ke hutan akibat penyisiran brutal oleh aparat gabungan TNI & Polri. Dikabarkan bahwa ada penambahan pasukan TNI/POLRI untuk mau kontak senjata degan TPN OPM.”

demikian laporan warga tersebut.

Pelapor juga melaporkan masyarakat semakin takut dan mengalami kelaparan di hutan (tempat pengungsian). Banyak anak-anak putus sekolah. (Jubi/Indrayadi TH)

February 28, 2014 at 21:21:38 WP,TJ

Baku Tembak di Yapen, 1 OPM Tewas

Unofficial Morning Star flag, used by supporte...
Unofficial Morning Star flag, used by supporters of West Papuan independence (Photo credit: Wikipedia)

Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) Pudjo Sulistyo Hartono, S.Ik.JAYAPURA –Aksi baku tembak antara kelompok bersenjata yang diduga keras TPN/OPM dengan aparat keamanan gabungan TNI-Polri, terjadi di daerah Sasawa Kabupaten Yapen Papua, Sabtu 1 Febuari sekitar pukul 10.30 WIT. Satu anggota kelompok bersenjata tewas, sedangkan dua aparat keamanan tertembak.

Selain menewaskan satu anggota OPM, aparat juga berhasil mengamankan barang bukti milik Yohasua, berupa senjata rakitan laras panjangan yang digunakan melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan, serta berhasil mengamankan sebanyak 11 orang TPN-OPM lainnya yang saat itu melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Kombes (Pol) Pudjo Sulistyo Hartono, S.Ik., saat dikonfirmasi Bintang Papua, membenarkan telah terjadi kontak senjata antara TNI-Polri dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut.

Dijelaskan, terjadinya kontak senjata oleh aparat TNI-Polri dan kelompok Kriminal Bersenjata tersebut karena mendapat informasi bahwa KKB melakukan Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) di kawasan Sasawa Kepulauan Yapen, yang diduga dibawah pimpinan Fernando Warobai.

“Atas informasi itu, aparat keamanan yang dipimpin langsung Kapolres dan Dandim langsung menuju ke lokasi dengan menggunakan darat dan laut lalu tiba-tiba di berondong dengan senjata,” jelasnya pekan kemarin.

Dari kontak senjata yang berlangsung selama beberapa menit itu, anggota polri bernama Briptu Robert salah satu anggota Pol Air Polres Yapen mengalami luka tembak di bagian lutut dan Praka Hashim salah satu anggota Kodim Yapen mengalami luka serpihan rekoset di bagian punggung, dan Marlon Bonay salah satu warga sipil yang bertugas sebagai Motoris mengalami luka tembak di bagian pinggang.

“Dari kontak senjata itu juga, aparat keamanan berhasil menewaskan satu dari kelompok mereka bernama, Yohasua Arampay (38), yang selanjutnya aparat keamanan berhasil menguasai lokasi kejadian sehingga langsung melakukan penyisiran di lokasi tersebut,”

paparnya.

Usai menguasai lokasi kejadian, aparat keamanan berhasil mengamankan sebanyak 11 orang Kelompok Kriminal Bersenjata tersebut dan berhasil menyita barang bukti berupa, , senjata api rakit sebanyak 13 buah, senjata laras panjang sebanyak 11 buah, dua pucuk senjata laras pendek, dua buah sangkur, dua buah bom Dopis, dua buah Busur, 20 anak Panah, satu Tombak, satu buah Hanphone, sejumlah pakaian loreng, dua bua bendera Bintang Kejora, sejumlah Bama dan obat-obatan lainnya.

Pudjo menandaskan, situasi paska terjadi penembakan tersebut situasi dan kondisi di daerah Kepulauan Yapen mulai kondusif, dan aktifitas masyarakat berjalan lancar, namun aparat keamanan terus melakukan pengamanan untuk menghindari adanya balasan dari kelompok mereka.

“Situasi sekarang aman saja, sementara kesebelas orang yang sudah diamankan kini masih dalam pemeriksaan oleh penyidik Reskrim Polres Kepulauan Yapen, dan kemungkinan mereka akan dibawa ke Mapolda Papua untuk diperiksa lebih lanjut,” pungkasnya.

Sementara itu, dalam pres release dari Pendam XVII/Cenderawasih yang di diterima Bintang Papua, Minggu (2/2) kemarin menyebutkan, patroli gabungan TNI-Polri berhasil menggagalkan kegiatan latihan militer KKB di wilayah Yapen Barat Kabupaten Kepulauan Yapen dibawah pimpinan Fernando Warobai di Kampung Sasawa Distrik Kosiwo Kabupaten kepulauan Yapen tersebut.

Setelah mendapat informasi bahwa di kampung Sasawa Distrik Yapen Barat telah berlangsung latihan militer yang dilakukan oleh kelompok KKB wilayah Yapen Barat, maka aparat gabungan TNI-Polri bergegas melaksanakan patroli gabungan untuk melakukan penyergapan, yang dipimpin langsung oleh Dandim 1709/YW Letkol Inf Dedi Iswanto dan Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Anwar Narsim.

Setibanya di perbatasan Kampung Mariarotu dan Kampung Kanawa tepatnya, di sungai Semboi Tim Patroli gabungan TNI-Polri mendapat gangguan tembakan dan selanjutnya terjadi kontak tembak yang menyebabkan kelompok KKB mundur kearah Pantai.

Setelah keadaan dapat dikuasai oleh Tim Patroli gabungan TNI-POLRI selanjutnya Patroli gabungan melakukan penyisiran dan berhasil menemukan Gapura bertuliskan “Anda memasuki Zona Merah” serta satu buah bendera Bintang Kejora.

Selanjutnya, tim gabungan melakukan penyisiran di tepi pantai dengan menggunakan Speed boat lalu tiba-tiba mendapat gangguan tembakan kembali dari kelompok KKB dan terjadi kontak tembak yang mengakibatkan Praka Nur Hasim anggota Kodim 1709/YW luka ringan (lecet/goresan dipinggang kanan bagian belakang) dan Briptu Robert Anggota Polres Yapen luka tembak di paha kanan luar serta satu orang masyarakat, sopir Speed Boat luka lecet.

Ketika menguasai lokasi kejadian, aparat mendapat 1 orang anggota KKB tewas di tempat atas nama Yohasua Arampayai serta senjata rakitan Laras Panjang 15 Pucuk, Pistol rakitan 3 Pucuk beserta puluhan amunisi senjata, bendera Bintang Kejora 2 lembar, pakaian Loreng 22 buah, Dokumen kegiatan Konsolidasi, Struktur TNP/B dan Konferensi I standarisasi Pertahanan Nasional serta 10 (sepuluh) orang anggota KKB ditangkap dan diamankan di Polres Kepulauan Yapen untuk menjalani pemeriksaan. (loy/don/l03)

Senin, 03 Februari 2014 02:21, BintangPapuacom

Enhanced by Zemanta

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny