Agar Indonesia Keluar dari Tanah Papua, Orang Papua Harus Keluar dari NKRI dan Indonesia

Menjelang Hari Kebangkitan I Bangsa Papua, yang pernah terjadi 1 Desember 1961, dari Sekretariat-Jenderal Tentara Revolusi West Papua, Lt. Gen. Amunggut Tabi menyampaikan pesan-pesan kebangkitan semangat perjuangan bangsa Papua sebagai berikut:

Pertama, bahwa jikwalau dan agar Indonesia keluar dari Tanah Papua, orang Papua sendiri harus keluar dari Indonesia dan NKRI

Kedua, bahwa cara untu keluar dari Indonesia adalah dengan cara tidak lagi menganggap apa-apapun yang terjadi di Jakarta, yang terjadi di Jayapura, yang terjadi di Indonesia sebagai sebuah bahan atau dasar untuk menjadi penyemangat dan pendorong perjuangan Papua Merdeka. Contohnya, kejadian pemenjaraan Ahok dan Papua Merdeka sama sekali tidak boleh dikaitkan, dan tidak ada hubungan.

Yang menghubungkan keduanya adalah sama dengan orang gila, gila politik, gila nalar sehat, salah dalam paradigma berpikir tentang Papua Merdeka.

Ketiga, bahwa cara praktis dan langkah jelas untuk keluar dari NKRI ialah meninggalkan Bahasa Melayu sebagai bahasa komunikasi perjuangan dan menggunakan bahasa yang lebih netral, yaitu Bahasa Inggris atau bahasa yang sudah di-Melanesia-kan yaitu Tok Psin dan Bislama.

Keempat, bahwa cara lanjutan untuk keluar dari NKRI ialah membebaskan diri, memerdekakan diri dari memikirkan, mengolah pikiran, dan menyiakpi apa-apa-pun, bagaimana-pun, kapan-pun yang dilakukan oleh NKRi dan orang Indonesia, sehingga kita meniadakan hubungan sebab-akibat antara NKRI-West Papua, dan dengan dalam keadaan sadar, dengan rasional, dan dengan sadar kita mengkaitkan diri, memikirkan menyikapi dan ikut dalam alur pemikiran masyarakat Melaensia, di Pasifik Selatan.

Keenam, bahwa sebagai wujudnya kita memuat semua berita, semua wacana, semua fenomena dan dinamika kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, agama, filsafat yang berkembang dan terjadi di masyarakat Melaensia di Pasifik Selatan, bukan di kawasan Melayo-Indos di Asia Tenggara.

Ketujuh, bahwa sebagai wujudnya kita memuat, mendengarkan, menyanyikan dan mengikuti perkembangan musik-musik Melanesia, menonton film-film Melanesia, mengolah lagu-lagu Melanesia. Kita sudah lama dijajah oleh lagu-lagu nostalgia Melayo-Indos, dan lagu-lagu bernada Malayo-Indos begitu teracuni, kita harus keluar sendiri dari semua ini,

Akibat dari semua langkah-langkah yang bersifat paradigm shift dan perubahan kecenderungan ini, kita harapkan bahwa orang Papua sendiri keluar dari NKRI,, sehingga NKRI akhirnya keluar dari Tanah Papua.

Kita tidak punya tanggungjawab dan kewajiban untuk menunggu sampai kiamat NKRI keluar dari Tanah Papua, tetapi apa yang harus kita lakukan ialah KITA KELUAR DARI NKRI.

Mengharapkan NKRI keluar dari orang Papua dan Tanah Papua ialah cara berpikir generasi tua. Generasi muda Papua harus mengambil langkah rasional, progresif dan radikal, langkah revolusioner dari diri sendir, diri masing-masing individu orang Papua, dengan meninggalkan dan keluar dari NKRI.

Kami dari MPP TRWP, Sekretariat-Jenderal berdoa agar semua makhluk memaklumi maksud Surat Penerangan ini, sehingga pada waktunya, Tuhan turun tangan untuk membawa bangsa Papua keluar dari Tanah Kanaan, bukan menunggu Firaun keluar dari Mesir.

Dikeluarkan di: Sekretariat-Jenderal TRWP

Pada tanggal: 29 November 2016

Secretary-General

 

 

Amunggut Tabi, Lt. General
BRN: A.DF 018676

 

Selamat Merayakan HUT Kebangkitan Bangsa Papua I ke-55, 1 Desember 2016

Dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua (TRWP), segenap Perwira dan Pasukan TRWP dengan ini mengucapkan.

Selamat Merayakan

HARI KEBANGKITAN BANGSA PAPUA I

yang telah terjadi pada tanggal 1 Desember 1961

di mana dinyatakan secara resmi, dan diumumkan kepada dunia bahwa

  1. nama bangsa: Papua
  2. nama negara: West Papua
  3. Lagu kebangsaan: Hai Anahku Papua
  4. Lambang Negara: Burung Mambruk
  5. Bendera Nasional: Bintang Kejora

lengkap dengan batas wilayah dan disertai manifesto politik.

Pada peringatan ke-55 tahun ini, kami dari MPP TRWP Menyerukan:

  1. Agar hari ini dirayakan dalam bentuk Ibadah dan Doa
  2. Agar tidak terjadi pengibaran Bendera Negara yang berwibawa dan bermartabat, yang haruws dikibarkan hanya pada upacara-upacara kenegaraan, bukan di waktu sembarangan.
  3. Agar Doa-Doa kita berbunyi: “NKRI Bubar! NKRI Keluar! Papua Merdeka! Melanesia Jaya!”, jadikan kata-kata dan ungkapan seperti ini sebagai mantera dalam doa dan dalam bernafas sehari-hari.
  4. Dukung terus ULMWP agar ULMWP membentuk Pemerintahan Transisi Republik West Papua, menyusul pengesahan UURWP oleh PNWP baru-baru ini.
  5. Berdoa kepada nenek-moyang, para pahlawan perjuangan Papua Merdeka, segala makhluk penghuni Tanah Papua, dan kepada Tuhan Pencipta bangsa Papua di pulau New Guinea, dengan doa-doa khusus dan doa-doa puasa.

Perjuangan Papua Merdeka sudah menjadi isu internasional, jawaban atas doa-doa kita sudah mulai nampak. Sudah ssaatnya kita samakan persepsi, bahasa, dan langkah dalam mengusir penjajah keluar dari tanah leluhur. Mendukung ULMWP adalah satu-satunya jalan, di luar itu maka kita tahu dengan pasti mereka atau dia adalah bagian dari penjajah.

 

Dikeluarkan di: Markas Pusat Pertahanan TRWP

Pada tanggal: 25 November 2016

 

 

Amunggut Tabi, Lt. Gen. TRWP 
BRN: A.DF 018676

Peringati 1 Desember dengan ibadah, tidak ada ‘gerakan tambahan’

Jayapura, Jubi – Parlemen Nasional West Papua (PNWP) wilayah Lapago menolak ‘gerakan tambahan’ atau pemanfaatan ‘pihak ketiga’ dalam peringatan 1 Desember 2016 mendatang.

“Kami imbau kepada rakyat di wilayah Lapago untuk tidak terprovokasi isu-isu kibarkan bendera (bintang kejora) di wilayah Lapago. Untuk wilayah ini jangan sampai ada gerakan tambahan,” demikian pernyataan Firdaus Hilapok, sekretaris PNWP wilayah Lapago kepada Jubi, Rabu (23/11/2016) melalui sambungan telpon dari Wamena.

Menurut dia pihaknya tidak mau dibatasi dalam memperingati yang ia sebut sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan West Papua . “Yang jelas kami tidak bisa dibatasi karena ini HUT Kemerdekaan.  Tetapi kemudian kami himbaukan yang selama ini ada isu mau kibarkan bendera dan lain-lain, itu tidak benar. Kalau ada yag sebarkan isu demikian itu berarti ada pihak ketiga yang bermain,” kata dia.

Dia juga menghimbau kepada masyarakat wilayah Lapago agar melakukan peringatan 1 Desember di tempat masing-masing, di sekretariat, rumah, atau gereja. “Yang pasti tidak berbentuk demonstrasi,” ujar Hilapok.

Terpisah di Mimika, seperti dilansir salampapua.com Rabu(23/11), Kepala Satuan Reskrim (Kasatreskrim) Polres Mimika AKP Dionisius Vox Dei Paron Helan mengatakan sudah melakukan antisipasi pengamanan tak saja jelang 1 Desember tetapi juga 14 Desember.

Pertengahan November lalu, seperti dilansir Antara (14/11), Kepolisian Resor Mimika juga sudah mulai mengantisipasi berbagai kegiatan yang akan dilakukan warga pada 1 Desember dan 14 Desember mendatang.

Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon di Timika mengatakan, jajarannya akan menggelar cipta kondisi untuk mengantisipasi adanya aksi massa pada dua tanggal tersebut.

“Setiap tanggal 1 Desember dan 14 Desember merupakan kalender kamtibmas bagi kita di Papua. Kami tetap melakukan cipta kondisi baik bersifat preventif hingga langkah yang lebih tegas, yaitu represif jika eskalasinya meningkat,” kata Victor.(*)

Jelang 1 Desember Kodim Mimika Tingkatkan Kewaspadaan

HarianPapua.com – Pasukan Kodim 1710 Mimika meningkatkan kewaspadaan jelang tanggal 1 Desember yang diperingati sebagai HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Meningkatnya kewaspadaan yang dilakukan Kodim Mimika dikatakan Komandan Letkol Inf Windarto untuk mewaspadai munculnya potensi ancaman atau kekacauan yang bisa saja ditimbulkan oleh organisasi anti pembangunan tersebut.

“Kita tetap mengantisipasi dan mewaspadai itu. Bersama seluruh komponen kami akan terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak ikut-ikutan melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan ideologi negara kita,”

kata Windarto kepada Antara, Sabtu (12/11) kemarin.

Terkait adanya gelombang masyarakat yang masih tergabung bersama Organisasi Papua Merdeka, Windarto mengatakan di Timika masih sangat banyak warga yang bersebrangan dengan ideologi dan paham bangsa NKRI.

“Kemungkinan itu masih tetap ada. Kami mengajak agar mereka bergabung dengan kita untuk bersama-sama membangun rakyat Papua ke arah yang lebih baik dan sejahtera,” ujarnya.

Bomomani Untuk Mengenang Kemerdekaan Papua

Jayapura, Jubi – Masyarakat di Kabupaten Dogiyai Distrik Mapia melaksanakan doa bersama untuk memperingati 1 Desember lalu. Ibadah dipimpin langsung oleh Pdt. Obed Magai di Gereja St.Maria Menerima Kabar Gembira, Bomomani Keuskupan Timika. Perayaankudus ini dihadiri oleh kurang lebih 5.000 umat dari 4 Paroki dan satu klasis di wilayah Tota Mapiha Kab.Dogiyai.

“Kami telah berdoa sesuai budaya kami untuk Papua. Ini penting karena doa merupakan kekuatan Tuhan bagi bangsa Papua yang pernah disembunyikan pemerintah selama lima dekade,”

ujar Magai kepada Jubi Selasa (1/12).

Dalam doanya, ia mendoakan pejuang kemerdekaan Papua di hutan, kota dan di luar negeri.

“Kami telah berdoa buat utusan rakyat bangsa Papua yang telah memenuhi undangan Perdana Menteri Vanuatu H.E Joe Natuman yang berlangsung hari ini di Vanuatu agar Papua dapat diterima, anggota MSG nanti,”

katanya.

Selain itu, mereka juga mendoakan bagi para pejuang Papua yang telah dibunuh oleh pemerintah Indonesia. “Semoga melalui doa kami, arwah mereka dapat diterima Allah di surga. Intinya, kami sudah doa untuk kedaulatan kemerdekaan Papua karena ini maha baik untuk Papua,” katanya.

Perayaan tersebut dimulai pukul 09.00 hingga 01.00 siang. Tata liturginya dirayakan secara inkulturatif.

Ketua Sekolah ST FT Fajar Timur Abepura, Pater Neles Tebay Pr, mengatakan rakyat yang ada di seantero Papua telah memaknai 1 Desember ini dengan doa karena selain doa, kekuatan, juga merupakan panah dan tombak perdamaian universal antara Allah dengan dunia dan dunia dengan manusia demi keselamatan bersama dan kemuliaan nama-Nya. (Ernest Pugiye)

Sumber: Penulis : Ernest Pugiye on December 3, 2014 at 15:47:57 WP, Jubi

‘BK’ Berkibar di Merauke, Dibantah

MERAUKE – Kabar adanya pengibaran bendera Bintang Kejora (BK) di Merauke bertepatan dengan HUT OPM, sebagaimana diberitakan salah satu media online CNN Indonesia dibantah Kapolres Merauke, AKBP. Sri Satyatama, S.IK. Ia mengatakan tidak benar ada pengibaran Bendera Bintang Kejora (BK) di Kelurahan Maro, Distrik Merauke Kabupaten Merauke, bertepatan dengan 1 Desember 2014 yang disebut-sebut sebagai Hari Ulang Tahun ( HUT) OPM. “Tidak ada pak. Informasi itu tidak benar, kita belum ada laporan,” kata Kapolres melalui pesan singkatnya ke media ini, Senin (1/12) malam.

Disinggung bahwa informasi pengibaran bendera bintang kejora di Merauke diberitakan oleh media CNN Indonesia di Jakarta? Kapolres mempertanyakan soal sumber CNN itu sendiri. “CNN sumbernya dari mana pak? Dari kita tidak ada laporan,” ujarnya.

Berita online CNN Indonesia, Senin (1/12), Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Polisi Ronny Franky Sompie mengatakan bahwa ada pengibaran bintang kejora di Merauke. “Ada satu kejadian di Merauke yaitu di Kelurahan Maro distrik Merauke Kota. Dikibar bendera Bintang Kejora dengan ukuran 128 sentimeter kali 55 sentimeter pada tiang setinggi 10 meter,” kata Inspektur Jenderal Polisi Ronny Franky Sompie kepada CNN, Senin (1/12), yang didikutip media ini.

Menurutnya, berdasarkan laporan yang diterima langsung dari Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Polisi Yotje Mende ini, bendera langsung diamankan dan polisi langsung melakukan penyelidikan.

Sebelumnya Kepolisian Resor Merauke menggelar apel gabungan bersama TNI dan kesatuan lain, Minggu (30/11). Apel gabungan dalam rangka mengantisipasi keamanan dan ketertiban masyarakat pada 1 Desember 2014, yang mana merupakan HUT OPM ke-53.

Amanat Kapolres Merauke yang disampaikan oleh Wakapolres Merauke, Kompol. I Made Budi Darma mengatakan, apel gabungan itu dalam rangka mengantisipasi Kamtibmas pada 1 Desember 2014, di mana dalam kalender Kamtibmas Polda Papua, 1 Desember merupakan peringatan HUT OPM oleh kelompok tertentu.

“Untuk itu kita melaksanakan apel gabungan dalam mengantisipasi kegiatan tersebut, agar tercipta rasa aman, nyaman, sehingga masyarakat bisa melaksanakan aktivitasnya seperti biasa,”

terangnya.

Katanya, pimpinan, baik Kapolda maupun Pangdam sudah menegaskan apabila terjadi gerakan atau aktivitas pada 1 Desember, misalnya pengibaran bendera bintang kejora, maka TNI-Polri perlu mengambil langkah tegas.

“Seandainya terjadi gerakan/aktivitas dari kelompok tertentu yang berseberangan dengan NKRI, misalnya mengibarkan bendera itu harus diambil langkah tegas. Cipta kondisi ini sudah dilaksanakan jauh-jauh hari, yakni patroli gabungan TNI dan Polri,”

tandasnya.

Senin, 1/12/2014, pantauan media ini di sekretariat KNPB Merauke di jalan Bupul, Kelapa Lima kota Merauke, tampak sekitar 40 simpatisan dan pendukung menggelar doa bersama, memperingati HUT OPM ke-53, setelah itu sebagian para simpatisan membubarkan diri. Pelaksanaan ibadah berjalan aman, tertib dan kondusif.

Kasubag Humas Polres Merauke, Iptu Richard Nainggolan, ketika dikonfirmasi, menyatakan situasi Merauke aman dan kondusif pada 1 Desember 2014.
“Aman, tidak kegiatan yang menonjol. Kami turunkan 50 personil. Nanti malam patroli gabungan, sekitar 70 personil. Status masih siaga, sampai pencabutan,” tandasnya, Senin (1/12). (moe/don)

Sumber: Selasa, 02 Desember 2014 02:34, BP

Selamat HUT Hari Besar Bangsa Papua, 1 Desember 1961 – 1 Desember 2014

TENTARA REVOLUSI WEST PAPUA (TRWP)
MARKAS PUSAT PERTAHANAN (MPP)Panglima Tertinggi Komando Revolusi

===================================================

Perihal: Ucapan Selamat atas Perayaan Hari Besar Bangsa Papua

 

Dengan memasuki perayaan Hari Nasional negara West Papua ke-53, tanggal 1 Desember 2014 ini, kami dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua menyampaikan kepada seluruh bangsa Papua, rakyat West Papua di mana-pun Anda berada

SELAMAT MERAYAKAN HARI BESAR BENGSA PAPUA

tanggal 1 Desember 2014

Semua pihak perlu kita ingat kembali bahwa yang terjadi pada tanggal 1 Desember 53 tahun lalu ialah penentuan kelengkapan negara, yang akan diproklamirkan 10 tahun kemudian, menurut rencana Belanda dan New Guinea Raad waktu itu, yaitu

1. Menetukan nama Negara : West Papua (BUKAN Papua Barat)
2. Menentukan nama Bangsa: Papua (BUKAN bangsa Papua Barat)
2. Menentukan lagu kebangsaan : Hai Tanahku Papua
3. Menentukan bendera Negara : Bintang Kejora
4. Lambang Negara Papua Barat adalah: Burung Mambruk dengan semboyan “One People One Soul”.
5. Menentukan bahwa bendera Bintang Kejora akan dikibarkan pada 1 November 1961.

Dengan memperingati HUT ke-53 ini api kebangkitan nasional I yang pernah terjadi di Tanah Papua ini tidak padam, terus menyala sampai hasil Proklamasi Kemerdekaan 1 Juli 1971 benar-benar dinikmati oleh seluruh rakyat West Papua.

Perlu dicatat oleh para generasi muda perjuangan Papua Merdeka, bahwa tanggal 1 Desember 1961 bukanlah Hari Proklamasi Kemerdekaan Negara West Papua, karena yang disahkan waktu itu ialah alat kelengkapan negara, belum ada “Text Proklamasi” yang menjadi Doumen Resmi Negara yang menyatakan “Kemerdekaan West Papua”. Proklamasi itu dijanjikan oleh Belanda akan diberikan dalam tempo 10 tahun (1 Juli 1970) akan tetapi Belanda mengingkari janjinya atas desakan dari Blok Barat waktu itu, sehingga terpaksa bangsa Papua harus memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 1 Juli 1971, setahun setelah Belanda mengingkari janjinya.

Perlu ditambahkan juga bahwa 1 Desember 1961 bukanlah Hari OPM (Organisasi Papua Merdeka) karena OPM belum lahir dan beroperasi waktu itu. Janganlah kita terkena tipu-daya penjajah. Jangan juga kita dinyatakan telah merdeka hanya dengan memperkenalkan atribut negara tanggal 1 Desember 1961 tanpa ada Teks Proklamasi. Kita di sekolah dan di dunia ini harus belajar terus membedakan hari-hari besar bangsa Papua sehingga kita tidak terjebak dalam skenario kaum penjajah.

Kami dari Markas Pusat Pertahanan Tentara Revolusi West Papua menyatakan Dukungan Penuh atas pertemuan yang terjadi di Vanuatu pada tanggal 1 – 3 Desember 2014 di Port Vila, Republik Vanuatu sebagai kelanjutan dari penyatuan dan penyamaan identitas dan jatidiri negara, bangsa, bendera, lagu kebangsaan, lambang negara yang kita perjuangkan saat ini.

Semoga para leluhur bangsa Papua, para pahlawan yang telah gugur di medan perjuangan, para tua-tua adat dan Kepala Suku Perang di seluruh pulau New Guinea menyertai kalian semua dalam perjuangan di Vanuatu, di Tanah Air West Papua dan di rimbaraya New Guinea.

 

Dikeluarkan di: Markas Pusat Pertahanan
Pada tangagl: 1 Desember 2014

Panglima

 

 

Mathias Wenda, Gen. TRWP
NBP:A.001076

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny