Agustina Gire, Korban Insiden Baku Tembak Di Mulia, Dirawat Intensif Di RSUD Mulia

Aparat TNI AD saat membuka area untuk pembangunan POS TNI di Kampung Wineri, Jumat 28 Feb 2014 (Doc. Samianto Wonda)

Jayapura 1/3 (Jubi) – Agustina Gire Telenggen, ibu rumah tangga korban dalam insiden baku tembak antara TNI AD dan kelompok sipil bersenjata (KSB) di Kampung Wineri, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya hingga saat ini (Sabtu, 1/3) masih dirawat secara intensif di RSUD Mulia.

“Perempuan itu pagi-pagi berada di kebun. Saat terjadi kontak senjata, ada peluru mengenai bagian betisnya. Entah peluru dari mana,”

kata Kepala Distrik Muara Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Samianto Wonda, saat di hubungi Jubi via telepon seluler, Sabtu (1/3).

Korban, Agustina Gire Telenggen, lanjut Samianto, kemudian dievakuasi ke rumah sakit menggunakan mobil miliknya.

“Saya tidak sempat lihat ibu itu, umurnya kira-kira diatas 35 tahun,”

tambah Samianto.

Menurut Samianto, aksi kontak senjata terjadi sekitar jam 10.00 atau 11.00 waktu Papua, Jumat (28/2) kemarin pagi, disekitar pos TNI Kampung Wineri, Distrik Mulia.  Saat itu TNI sedang fokus ke pembongkaran lokasi dengan menggunakan alat berat satu unit.

“Itu anggota (TNI-Red) banyak sekali. ada Zipur punya, Yonif 751, semuanya sekitar seratus orang. Anggota yang kerja di sana tiba-tiba diserang dari arah gunung Wineri ke Pos TNI yang lagi kerja,”

katanya.

Kabag Humas Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak Jaya, Akbar membenarkan adanya korban dalam baku tembak di Kampung Wineri, Distrik Mulia ini.

“Ibu atas nama Agustina Telenggen. Tertembak kemarin, karena peluru nyasar. Entah peluru itu dari mana. Itu warga yang berdomisili di daerah Wineri,”

kata Akbar dari kepada tabloidjubi.com melalui telepon selulernya, Sabtu (1/3).

Akbar melanjutkan, Pemerintah Daerah Kabupaten Puncak Jaya akan menanggung seluruh biaya rumah sakit Agustina Telenggen tersebut. Jika tidak bisa ditangani dokter setempat pun Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya siap menanggung biaya pengobatan jika harus dibawa ke luar Puncak Jaya.

Sementara itu, Panglima Kodam XVII Cenderawasih, Mayjend TNI Christian Zebua saat dikonfirmasi mengenai korban insiden baku tembak ini mengaku belum menerima laporan adanya korban.

“Saya sampai sekarang belum dapat laporan. Oke, makasih ya,”

kata Zebua melalui sambungan telepon selular, Sabtu (1/3).

Sedangkan Dandim 1714 Puncak Jaya, Letkol INF A. Arisman, secara tegas mengatakan tidak ada korban dalam insiden baku tembak tersebut.

“Informasi (korban-red) tidak ada. Dia (Kepala Distrik-Red) lagi di Medan kok,”

kata Arisman, Sabtu (1/3). (Jubi/Indrayadi TH)

Author :  on March 1, 2014 at 17:46:41 WP,TJ

Pelakunya Kelompok Yambi Pimpinan Goliath

Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI, Christian Zebua
Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI, Christian Zebua

Suasana Telekomfrence antara Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Christian Zebua didampingi Kasdam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Hinsa Siburian bersama Sejumlah Pejabat teras, Senin (20/1) kemarin siang.Pangdam Soal Pelaku Penyerangan Pos TNI di Mulia

JAYAPURA– Panglima Kodam XVII/Cenderawasih, Mayor Jenderal TNI, Christian Zebua memastikan, penyerangan Pos Komas Kodim unit intel Kodim 1714/PJ Kota Lama Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Sabtu (18/1) malam murni dari Kelompok Tentara Pembebasan Nasional-Orang Papua Merdeka (TPN/OPM).

“Mereka itu siapa lagi kalau bukan TPN/OPM. Mereka itu kan berurut mulai dari Goliath Tabuni, Militer Tabuni dan Yambi serta dibawah-bawahnya, saya tidak hafal karena saya tidak mau hafal itu,” kata Pangdam kepada sejumlah wartawan usai telkomfrence dengan KASAD Jenderal TNI Budiman di Makodam XVII/Cenderawasih, Senin (20/1) kemarin.

Disinggung mereka kelompok dari mana, tegas Jenderal Bintang Dua ini, bahwa kelompok penyerangan Pos TNI Kabupaten Puncak Jaya itu merupakan kelompok dari Yambi di bawah pimpinan Goliath Tabuni.

Pangdam mengungkapkan, penembakan di Kabupaten Puncak sebenarnya hanya gangguan saja, karena mereka mau balas dendam atas meninggalnya dua orang dari kelompok mereka.

“Kalau kasarnya itu, dia menembak yang penting kena dan sebenarnya mereka tidak berpengaruh terhadap kita walaupun demikian, dua prajurit kita kesenggol peluru dan sekarang mereka sudah keluar dari rumah sakit,”katanya.

Langkah yang dilakukan sekarang, Pangdam mengemukakan bahwa prajurit tetap melindungi rakyat di daerah Puncak maupun di daerah lainnya dengan melakukan kegiatan-kegiatan pengamanan sesuai prosedur bersama-sama dengan polisi.

Disinggung apakah ada penambahan pasukan, jawab Pangdam, penambahan pasukan tidak dilakukan, namun yang dilakukan adalah pergantian atau rotasi. Di mana, personil lama diganti dengan personil yang baru. “Tidak ada penambahan pasukan, biasa kita hanya lakukan pergantian rotasi yang berjumlah 12 SSK,” pungkasnya.

KASAD Pertanyakan Situasi Papua ke Pangdam

Sementara itu Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Budiman mempertanyakan situasi keamanan dan bencana kepada Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI, Christian Zebua melalui Telkomfrence di Makodam XVII/Cenderawasih didampingi Kasdam, Brigjen TNI. Hinsa Siburian bersama sejumlah pejabat teras Kodam XVII/Cenderawasih, Senin (20/1) kemarin siang.

Selain KASAD menanyakan kepada Pangdam XVII/Cenderawasih situasi Papua, juga menanyakan kepada seluruh Panglima Kodam di seluruh Indonesia guna memantau dan mengantisipasi setiap bencana yang saat ini tengah melanda sejumlah daerah di Indonesia.

Namun sebelumnya, Budiman menekankan kepada Pangdam XVII/Cenderawasih untuk terus meningkatkan dan memastikan gangguan keamanan di Papua serta harus menanganinya secara serius dengan menyediakan anggota dengan baik.

Untuk mereka-mereka yang lainnya, Budiman memberikan arahan kepada Pangdam bahwa masyarakat tersebut merupakan saudara-saudara kita sehingga TNI tetap melakukan tugas untuk membantu pembangunan, agar pemerintah daerah memberikan prioritas pembangunan kesejahteraan dan pendidikan kepada masyarakat Papua.

“Jadi kita harus mengajak saudara-saudara kita lebih maju, lebih sejahtera, perlakukan secara adil dan baik. Akan tetapi jika mereka melakukan secara bersenjata itu merupakan tugasmu, dan harus bisa di atasi sesuai dengan perundang-undangan,” tegas Kasad kepada Pangdam.

Tidak hanya itu, Budiman meminta kepada Pangdam agar intelejen di wilayah Papua untuk tetap mendeteksi sebelum munculnya kejadian dan jangan sampai itu terjadi. “Itu tugasmu saya harap bisa diatasi dengan baik,” tekanya.

Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Chritian Zebua menjelaskan, bahwa peristiwa yang terjadi di Papua dimulai dari Longsor di daerah Jayapura yang menewaskan dua orang ibu-ibu saat malam tahun baru, kemudian longsor di daerah Sentani yang menewaskan 3 orang pekerja.

Meski demikian, Pangdam menyampaikan bahwa ancaman banjir diperkirakan hanya di daerah Kota/kabupaten Jayapura, Kabupaten Keerom, Kabupaten Merauke dan Kabupaten Sorong-Provinsi Papua Barat, sedangkan untuk mengantisipasi longsor di daerah Kabupaten Jayapura dan di daerah Tembaga Pura dan banjir bandang di Kabupaten Wasior.

Untuk mengantisipasi semua perkiraan, Jenderal bintang dua ini, pihaknya sudah mengkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana daerah dan Kodam, Korem, Kodim sudah mengorganisasikan tugas penanggulangan bencana dengan perlengkapan-perlengakapan yang sudah disiapkan. Seperti, Truk, Ambulans, tenda kesehatan, dapur lapangan, dan alat berat dalam hal Denzipur 10.

Hal menonjol lain, lanjut Pangdam adalah tentang gangguan kelompok kriminal bersenjata dua hari lalu, namun telah diatasi dengan serius. “Peristiwa penembakan sudah kami antisipasi karena kita baru saja melumpuhkan dua tewas di daerah Timika dan kita rebut satu senjata, sehingga mereka mau membalas dan balasan mereka menginginkan prajurit kita serta merebut senjata,” katanya dihadapan Kasad.

Untuk itu, jajaran Kodam XVII/Cenderawasih telah meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan patroli di daerah-daerah yang dianggap rawan. Sementara kegiatan yang sedang berjalan sekarang ini adalah rotasi pengamanan daerah rawan 12 SSK ke daerah pegunungan Tengah, karena diakuinya daerah tersebut merupakan daerah yang cukup rawan.

“Walaupun daerah tersebut merupakan daerah rawan tapi kami tetap berpedoman untuk dilakukan pengamanan dijalur-jalur yang dilalui selalu dilakukan secara optimal, namun sampai hari ini situasi di Papua aman dan kondusif,”

katanya.

Selain itu, lanjut dia, di Manokwari beberapa waktu lalu terjadi perang suku antara suku Makassar dan Suku Biak. Di mana, saat kejadian itu dirinya bersama Kapolda Papua dan Gubernur Provinsi setempat membuat suatu deklarasi kepada 52 suku untuk dilakukan kesepakatan perdamaian.

Dalam pertemuan itu juga, pihaknya telah melihat secara langsung daerah Mansinam yang rencana pak Gubernur tanggal 5 Februari akan diresmikan oleh Presiden SBY. “Kondisi di daerah Mansinam sudah mulai dipersiapkan, baik itu fisik maupun pengamanan dan sudah terkomunikasikan,” ungkapnya. (loy/don/l03)

Selasa, 21 Januari 2014 02:46, BinPa

17 Pengikut Rudy Orarei Menyerahkan Diri

SERUI [PAPOS]- Sebanyak 17 pengikut, Rudy Orarei,Panglima TPN/OPM Wilayah Timur akhirnya menyerahkan diri pekan lalu. Mereka secara resmi diterima Bupati, TonnyTesar,S.Sos dan Wabup Frans Sanady.

Dalam kesempataan itu, mereka menyatakan sikap ingin kembali sebagai masyarakat biasa. Dan menyerahkan 3 pucuk senjata api rakitan dan 4 buah amunisi.

Pada saat itu, hadir pula Kapolres Kepulauan Yapen, AKBP Azis Ardiansyah, SH, S.Ik, MHum, Dandim 1709/Yawa, Letkol Inf Dedi Iswanto, dan Wakapolres Kompol I Made Suartika.

Bupati TonnyTesar ,S.Sos dalam arahannya mengatakan, atas nama Pemerintah Daerah mengucapkan terima kasih pula kepada17 anak buah Rudy Orarei yang selama ini bebeda pandangan ,tetapi dapat bertemu pemerintah beserta pihak keamanan untuk menyatakan sikap ingin kembali ketengah-tengah masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah.

“Tidak ada orang yang dapat merubah diri kita, selain diri kita sendiri yang bisa merubah hidup kita , menyatakan sikap dan menyerahkan senjata merupakan suatu perbuatan yang kami anggap positif, “ ujarnya.

Mewakili pemerintah daerah, Bupati sangat mengharapkan pernyataan sikap sungguh-sungguh dilakukan atas kesadaran diri sendiri, sebab nega

OPM Serang Pos Polisi

JAYAPURA—Setelah puasa beberapa saat, Organisasi Papua Merdeka (OPM) kembali bikin ulah. Kali ini sejumlah 20 orang kelompok sipil bersenjata ini melakukan aksi penyerangan di Sub Sektor Kulirik, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, Sabtu (4/1) pukul 16.00 WIT.

Dari data yang berhasil dihimpun, sekelompok orang dengan menggunakan senjata api dan tajam, tiba-tiba mendatangi Pos Polisi Kulirik. Mereka langsung menyerang, pelaku diperkirakan sekitar 20 orang.

Anggota Pos Polisi yang biasanya berjaga sekitar 7 orang, sekitar 5 orang tidak ada ditempat, karena 5 orang sedang berpatroli di kampung di sekitar distrik.

Karena jumlah personil di Pos hanya 2 orang, para pelaku berhasil menyerang, dan berhasil merampas senjata dan amunisi.

Juru Bicara Polda Papua Kombes Pujo Sulistyo saat di konfirmasi mengatakan, para pelaku berhasil merampas sejumlah senjata dan amunisi. “Pada saat penyerangan, 8 senpi laras panjang yang terdiri dari AK 47, Mouser 1 btr, SS1, 5 pack dan amunisi dibawa oleh pelaku,” ungkapnya.

Adapun Kronologis kejadian, jelasnya, saat anggota lain sedang patroli. 1 anggota jaga sedang masak di dapur dan 1 berjaga di Pos. Lalu pelaku mendobrak pintu depan dan sempat tarik menarik dengan pelaku yang mengambil senjata. “Karena kalah jumlah, 2 anggota menyelamatkan diri lewat pintu belakang ke sungai dan kemudian melapor ke Polres,”tuturnya.

Yang pasti, satu pelepon Brimob yang ada di Kota Lama Mulia ibulota Puncak Jaya masih terus melakukan pengejaran. “Anggota Polri dan TNI masi kejar pelaku, bahkan tim Mabes juga akan diperbantukan,” tandasnya.

Imparsial : Jangan-Jangan “Gangster”Bukan Pejuang Kemerdekaan
Sementara itu, Imparsial LSM pemerhati HAM mensinyalir, kelompok penyerang bukan pejuang Kemerdekaan Papua tapi gerombolan Gangster.

“Jika aksi penyerangan itu ada kaitannya dengan pelaksanaan Pileg dan Pilpres mendatang, jelas sangat berbahaya, karena kelompok bersenjata itu, telah dimanfaatkan oleh kepentingan elit politik tertentu untuk kepentingan mereka. Dan tindakan kelompok bersenjata itu bukan lagi pejuang Kemerdekaan, tapi tidak ada bedanya dengan gangster,”

ucap Direktur Eksekutif Imparsial Poengki Indarti melalui pesan elektroniknya, Minggu 5 Januari.

Kemungkinan, lanjutnya, jika kelompok itu menyerang atas pesanan kepentingan tertentu, maka mereka ditengarai juga mereka mendapat imbalan.

“Tindakan menyerang dengan imbalan uang untuk kepentingan politik, adalah tindakan gangster. Kalau benar mereka adalah pejuang pembebasan, maka tidak akan mau bekerja demi uang untuk pemenangan elit tertentu,”

pungkasnya.

Menurut Imparsial, dalam Pilkada Kabupaten Puncak Jaya dan Puncak beberapa waktu lalu, ternyata juga ada kaitannya antara kekerasan dengan proses Pilkada. “Dalam dua Pilkada itu ada kaitan kekerasan dengan proses demokrasi yang sedang berlangsung,” imbuhnya.

Guna mengungkap kekerasan itu, Polisi harus mengejar dan menangkap kelompok bersenjata. “Kejar dan tangkap pelaku, dengan tetap menghormati hak-hak masyarakat disekitar lokasi persembunyian mereka,” ucapnya.

Memang dilema, ada pelaku kejahatan, tetapi ada masyarakat yang tinggal disekitar lokasi mereka. “Sehingga trauma masyarakat berlipat ganda,”imbuhnya.

Imparsial juga meminta, seharusnya intelejen lebih berperan aktif untuk memberi peringatan pada pihak kepolisian, agar dapat mencegah supaya tidak terjadi peristiwa kekerasan perampasan senjata. “Peran intelijen harus jauh lebih besar dalam memberikan informasi,” tandasnya.

Mengenai klaim Bupati Henock Ibo beberapa waktu lalu, bahwa ratusan kelompok bersenjata pengikut Goliat Tabuni telah kembali ke tengah-tengah masyarakat, kemudian pemerintah Provinsi Papua menggelontorkan ratusan milliar dalam bentuk program, guna mendorong rekonsiliasi, Imparsial sangat mendukung langkah tersebut, selama untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat juga yang selama ini dianggap berseberangan. “Langkah itu memang bagus, apalagi dana diberikan dalam bentuk program,” terangnya.

Namun, jika diberikan dalam bentuk uang, mereka pasti akan berbuat kejahatan lagi. “Jangan asal kasih dalam bentuk uang, karena pasti akan berbuat kejahatan lagi. Goliat Tabuni dan pengikutnya kan pejuang Papua Merdeka, jadi harus benar-benar dirangkul dan bersedia meletakkan senjata. Tapi jika terus menerus begini, artinya tidak bisa dirangkul, itu membuktikan ternyata mereka adalah gangster, maka mereka harus diproses pidana,”tegasnya. (jir/mdc/don/l03)

Senin, 06 Januari 2014 06:40, BinPa

OTK Serang Pos Brimob Di Puncak Jaya

Ilustrasiictor

Jayapura, 4/1 (Jubi) – Pos Brimob di Distrik Kulirik, Puncak Jaya dilaporkan oleh seorang warga di Mulia, Puncak Jaya, melalui situs laporan warga (tabloidjubi.com/hotspot), telah diserang oleh sekelompok orang bersenjata. Laporan warga ini menyebutkan penyerangan pos Brimob ini terjadi sekitar pukul 15.45 WIT tadi (4/1). 8 Senjata Api yang terdiri dari  1 jenis Moser, 2 AK China dan 5 SS1 serta 135 butir peluru telah dibawa lari oleh para penyerang pos Brimob ini.

Saat peristiwa penyerangan ini dikonfirmasi kepada Kabid Humas Polda Papua, Sulistyo Pudjo, SIk, ia membenarkan terjadinya penyerangan ini.

“Betul.” tulis Kabid Humas Polda Papua ini singkat, menjawab pertanyaan Jubi, tanpa merinci peristiwa penyerangan yang terjadi. (Jubi/Eveert Joumilena)

Author :  on January 4, 2014 at 23:09:22 WP,TJ

Serang Pos Polisi di Puncak Jaya, OPM Rampas 8 Senjata Api

Jayapura, – Anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyerang pos polisi sub sektor Kulirik, Puncak Jaya, Papua. Para penyerang juga merampas 8 senjata milik polisi.

Penyerangan yang terjadi sekitar pukul 16.00 WIT, Sabtu (4/1/2013) dilakukan ketika pos dijaga 2 orang personel Polri. Penyerang diperkirakan mencapai 20 orang.

“Saat kejadian 8 pucuk senpi laras panjang terdiri dari AK 47 (3 pucuk), Mouser (1 pucuk), SS1 (5 pucuk) dan amunisi dibawa kabur oleh pelaku,” ujar Kabid Humas Polda Papua AKBP Sulistiyo Pudjo saat dihubungi.

Kejadian terjadi ketika 5 personel polisi tengah melakukan patroli. Para pelaku mulanya mendobrak pintu depan pos dan mengobrak-abrik ruangan utuk mencari senjata.

Dua polisi yang berada di pos langsung menyelamatkan diri melalui pintu belakang dan melapor ke Polres terdekat. Sejumlah anggota Brimob dan TNI langsung mengejar pelaku namun mereka melarikan diri ke gunung sambil meletuskan tembakan ke arah anggota.

“Satu pleton Brimob dari Jayapura, Mabes Polri dan TNI akan diperbantukan untuk melakukan pengejaran pelaku,” imbuh Sulistiyo.

Sabtu, 04/01/2014 22:59 WIB, Wilpret Siagian – detikNews

Enhanced by Zemanta

Tujuh Mobil Tertembak Di Mile 41 Areal Freeport Indonesia

Logo Freeport Indonesia

Jayapura 27/12 (Jubi) Penembakan kembali terjadi di areal PT. Freeport Indonesia. Kali ini sekitar tujuh kendaraan Trailer di tembaki saat melintasi jalur mile 41. Dalam insiden ini tidak ada korban jiwa.

Hal tersebut dibenarkan Kepala Bidang Humas Polda Papua, AKBP. Sulistyo Pudjo Hartono.  Saat di konfirmasi media ini, Pudjo membenarkan adanya penembakan tersebut.

“Betul telah terjadi penembakan di areal freeport,”

kata Pudjo, melalui telepon selulernya, Jumat (27/12).

Dirinya menjelaskan bahwa penembakan tersebut terjadi sekitar pukul 13.30 wit di mile 41 dan tembakan tersebut mengenai kurang lebih Tujuh unit Trailer.

“Korban jiwa nihil dan seluruh trailer terus melanjutkan perjalanan ke mile 50,”

ujarnya.

Tujuh trailer yang terkena tembak antara lain, Trailer nomor lambung belum diketahui terkena tembakan pada bagian kaca pintu kanan, Trailer nomor lambung 02-0868 kena pada kaca pintu kanan, Trailer nomor lambung  02-0956 kena pada Blower AC, Trailer nomor lambung 02-1014 kena pada pintu kanan, Trailer nomor lambung 02-0896 kena pada pintu kanan, Trailer nomor lambung 02-1097 kena pada bagian Kap Engine, Trailer nomor lambung 02- 0826 kena pada bagian Kap atas ban depan kanan.

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Tito Karnavian menuding dalang penembakan di areal PT Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika, beberapa waktu lalu adalah kelompok Jhon ‘Botak’ Baenal.

 “Saya sebutkan namanya saja, itu dilakukan oleh kelompok Jhon Botak alias Jhon Baenal dan kawan-kawannya,”
kata Tito saat gelar pertemuan dengan wartawan, Selasa (24/12).

Menurutnya, kelompok Jhon Botak itu berjumlah kurang lebih enam hingga 10 orang.

“Kami menduga ada 10 orang, tapi bisa juga enam orang saja. Mereka itu pakai senjata jenis M16 sebanyak dua pucuk,”

katanya. (Jubi/Indrayadi TH)

Author : on December 27, 2013 at 22:09:39 WP, TJ

100 Anggota OPM Menyerah, Dibantah

IlustrasiJAYAPURA – Organisasi Papua Merdeka (OPM), melalui Sekretaris Jendral, Anton Tabuni, membantah pernyataan Bupati Puncak Jaya, Henock Ibo, terkait 100 orang anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Goliath Tabuni yang telah turun dari gunung untuk bergabung bersama masyarakat.

Melalui ponsel, Minggu (22/12) kemarin, kepada Bintang Papua, Anton Tabuni menandaskan, apa yang disampaikan Henock Ibo adalah tidak benar,” Itu tidak benar dan omong kosong, seratus orang yang mana ? itu pernyataan yang tidak bertanggung jawab, kami ada di markas,” ujar Anton.

“Apa yang disampaikan Itu hanyalah sandiwara politik yang tidak masuk akal, dan tidak rasional sama sekali, kami dibawah komando Gen. Goliath Tabuni adalah pejuang, kami bukan seperti pejabat yang pergi cari muka di presiden dan bilang bahwa Goliath dan Anton Tabuni sudah menyerah, itu omong kosong,”

jelas Anton.

Anton juga mempertanyakan jumlah 100 orang yang disebut-sebut itu,

”Masa jumlahnya bisa pas 100 orang ? ini ada apa ? kami ini sudah berjuang lebih dari 50 tahun, dan sudah banyak pengorbanan, jadi tidak ada itu kata menyerah, ini hanya propaganda saja, tidak ada alasan untuk kami menyerah, tidak ada itu,”

tegasnya.

Sebelumnya, Bupati Puncak Jaya juga mengatakan, 100 orang yang menyerah tersebut akan dilatih untuk menjadi anggota Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP di Mulia, Pincak Jaya. (bom/don/l03)

Senin, 23 Desember 2013 02:04, BinPa

Berharap Jenazah Dani Kogoya Dipulangkan dari PNG

JAYAPURA – Ketua Parlemen Jalanan (Parjal) Yusak Pakage mengatakan, atas nama Tentara Pembebasan Nasional – Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) menyampaikan kepada seluruh masyarakat Papua baik itu orang asli Papua (OAP) maupun orang Non Papua (pendatang) bahwa pada pekan ini dari Keluarga Besar TPN-OPM sedang dalam suasana berduka atas meninggalnya Jenderal Panglima TPN-OPM Dani Kogoya.

Demikian diungkapkan ketika menggelar jumpa pers di Kantor Pos Abepura dalam rangka menyikapi meninggalnya’ Jenderal Panglima TPN-OPM Dani Kogoya di PNG, Rabu (18/12) kemarin pagi sekitar pukul 10.00 WIT.

“Jadi, kami sampaikan kepada pihak aparat keamanan dalam hal ini Polda Papua dan Kodam XVII/Cenderawasih untuk tidak khawatir terkait dengan keamanan di Tanah Papua pada umumnya dan di Jayapura pada khususnya,”

ucap Yusak Pakage.

Yusak demikian sapaan akrabnya menyatakan, bahwa pihak keluarga juga berharap agar jenazah Dani Kogoya bisa dibawa pulang untuk dimakamkan di Distrik Abepura, Kota Jayapura. Namun setelah berkoordinasi dengan pihak keamanan merasa khawatir jika keamanan akan terganggu.

Lanjut Yusak, bahwa hingga saat ini keluarga masih menunggu kedatangan jenazah Alm. Dani Kogoya. Dimana, pihak keluarga juga belum mengetahui atas meninggalnya Alm. Dani Kogoya itu karena apa?.

“Maka itu kami sangat mengharapkan supaya proses pengiriman jenazah dapat diijinkan dan melalui proses damai, sehingga disini (Abepura) pihak keluarga juga menjamin soal keamanan saat jenazah hendak dipulangkan,”

tukasnya.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Bintang Papua dari sumber terpercaya bahwa Dani Kogoya meninggal karena menderita penyakit infeksi kanker hati.
Sekedar diketahui, polisi menembak Dani Kogoya pada beberapa waktu lalu dalam sebuah operasi penggerebekan di Hotel Danny, Kelurahan Entrop, Distrik Jayapura Selatan (Japsel). Dan, selain itu juga polisi menangkap empat rekannya.

Dimana, mereka diduga terlibat dalam aksi kekerasan yang terjadi di Kota Jayapura. Dani Kogoya dikenal sebagai salah satu tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM) dengan pangkat Jenderal Panglima TPN-OPM.

Dani Kogoya juga diduga terkait aksi penembakan terhadap WN Jerman Pieter Dietmer di pantai Base-G, 29 Mei 2012 lalu. Dia juga diduga terlibat dalam penembakan dan pembakaran mobil di kawasan tempat pemakaman umum (TPU) Waena, Kota Jayapura.

Dani Kogoya sempat mendekam beberapa waktu di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Jayapura, namun dibebaskan karena surat perpanjangan penahanannya terlambat dikirim ke Lapas Klas II A Jayapura atau lebih dikenal dengan Lapas Abe. (Mir/don/l03)

Kamis, 19 Desember 2013 02:09, BinPa

Enhanced by Zemanta

100 ‘Prajurit’ Goliat Tabuni Membelot

Henock Ibo, Bupati Puncak Jaya
Henock Ibo, Bupati Puncak Jaya

WAMENA – Sebanyak 100 anak buah (baca : prajurit) Goliath Tabuni dan Okiman yang selama ini beroperasi di wilayah Puncak Jaya dan sekitarnya membelot dengan turun dari gunung/ hutan bergabung menjadi masyarakat biasa di Kabupaten Puncak Jaya. Demikian diungkapkan Bupati Kabupaten Puncak Jaya, Henock Ibo.

Ditegaskan, bergabungnya 100 anak buah Goliath Tabuni tersebut, tidak lain karena mereka selama ini merasa sudah dibohongi oleh Goliath Tabuni mengenai Papua Merdeka, sehingga ke-100 orang ini menyatakan keinginannya untuk kembali bergabung dengan NKRI. Atas hal itu, kebijakan Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya, telah mendidik mereka menjadi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)

“Dari pengakuan anak buah Goliath Tabuni, bahwa mereka sudah sangat bosan tinggal di hutan selama bertahun-tahun. Mereka sudah sangat bosan sekali,”

ungkapnya kepada wartawan di Hotel Baliem Pilamo Wamena, Rabu, (18/12).

Dijelaskannya, 100 orang pengikut Goliat Tabuni ini pada 11 Desember 2013 lalu telah merayakan Natal bersama dengan masyarakat Puncak Jaya, sekaligus bersama merayakan satu tahun pasangan Bupati Puncak Jaya Henok Ibo dan Wakil Bupati, Yustus Wonda, memimpin di kabupaten ini. Perayaan Natal ini pernah pihaknya berupaya menghadirkan Goliath Tabuni, hanya saja Goliath Tabuni tidak memenuhi undangan pihaknya.

Terhadap hal itu, kebijakan lain dirinya adalah direncanakan pada Tahun Anggaran 2014 dengan anggaran APBD, Pemerintah Puncak Jaya membangun 100 unit rumah layak huni bagi para mantan OPM yang sudah bergabung tersebut. Dimana, 50 unit rumah dibangun di Distrik Tingginambut. Sedangkan sisanya 50 unit rumah lagi dibangun di sejumlah wilayah.

“Sevara khusus Gubernur Papua juga ada membantu mereka (Mantan OPM) untuk rumah yang layak huni. Tujuan mereka membantu untuk dapat pelayanan yang baik,”

tandasnya.

Untuk Distrik Tingginambut, Pemerintah Puncak Jaya sudah membangun kantor distrik, sekolah yang rusak dan dibakar kelompok Goliath Tabuni. Termasuk telah membangun penerangan listrik bagi masyarakat di wilayah tersebut.

“SD yang hancur juga sudah dibangun. Rencana pada Januari 2014 listrik sudah menyala di Tingginambut dan kami akan berikan kepada mereka TV biar masyarakat juga menyaksikan siaran TV, seperti masyarakat umum lainnya,”

imbuhnya.

Lanjutnya, dengan bergabungnya 100 anak buah Goliath Tabuni ini ke NKRI, itu meandakan sebuah kabar yang menggembirakan. Dan ini tentunya, sudah mulai mengarah pada arah yang lebih baik untuk stabilitas keamanan yang lebih baik di Kabupaten Puncak Jaya yang selama ini, sering mendapat gangguan keamanan dari Kelompok Sipil Bersenjata.

“Saat ini persoalan hanya pada Goliath Tabuni dan Okiman saja, dan kami perkirakan anak buah Goliath Tabuni, hanya sekitar 15 orang saja. Saya melihat keadaan sekarang sudah membaik. Walaupun ada persoalan tetapi hanya sedikit saja. Saat ini kelompok bersenjata yang masih sering mengganggu di lajuran Mulia-Illu. Tetapi secara keseluruhan keadaan masyarakat tidak terganggu.(Nls/don/l03)

Kamis, 19 Desember 2013 02:13, BinPa

Enhanced by Zemanta

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny