Kami Diberi Peluru untuk Halau Brimob

Jayapura, 4/8 (Jubi) – Kelly Tabuni, seseorang yang mengklaim dirinya sebagai Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) Wilayah La-Pago menyatakankan, peristiwa baku tembak yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua merupakan ‘permainan’ aparat keamanan untuk menciptakan konflik di wilayah itu.

“Sebelum 28 Juli 2014, ada anggota Brimob di Lanny Jaya yang tawar senjata dan amunisi kepada kami. Mereka minta kami halau aparat Brimob yang akan datang dari luar Lanny Jaya,”

kata Kelly kepada tabloidjubi.com, minggu (3/8) siang.

Pihak Kelly sempat melakukan negosiasi terkait tawaran ini dan puncaknya terjadi aksi penembakan pada Hari Idul Fitri itu. Menurut Kelly, TPN-PB Pimpinan Puron Wenda awalnya tidak berniat menyerang anggota TNI/Polri karena mempertimbangkan dampak-dampak terhadap warga sipil namun aparat mereka sendiri yang ciptakan.

“Kami duga ini untuk dana keamanan dan supaya menurunkan simpati publik terhadap perjuangan suci TPN/OPM,” ungkap Kelly yang mengaku berbicara mewakili Panglima Purom Wenda.

Lanjut Kelly, sekarang sudah banyak masyarakat yang mengungsi ke hutan-hutan karena ketakutan. Mereka sudah kehabisan bahan makanan. Sayangnya, pemerintah daerah juga tutup mata. Kelly juga mengaku telah dihubungi Bupati Lanny melalui seluler, meminta pihaknya mengirim beras untuk masyarakat yang sedang mengungsi ke hutan-hutan.

“Sejak dilakukannya operasi militer di Distrik Pirime, sudah ribuan warga sipil mengungsi ke hutan, karena banyak honai adat yang telah dibakar oleh aparat keamanan,”

kata Kelly lagi.

Saat ditanya terkait klaim TNI/Polri yang menyatakan bahwa TPN/OPM membuat ketakutan terhadap warga sipil, Kelly dengan tegas membantah.

“Mereka warga kami yang tinggal di Lanny Jaya. Tidak mungkin kami bikin takut atau mengancam masyarakat, apalagi membunuh. Tuhan dan alam tahu kalau kami melakukan hal-hal jahat pada masyarakat kami,”

katanya lagi.

“Kami sempat melakukan dua kali dialog dan semua berjalan dengan baik karena dijanjikan mendapat peluru tapi terjadi keributan pada pertemuan ketiga. Mereka sempat mengatakan akan naik ke markas untuk tembak Purom. Karena itulah kami melakukan perlawanan yang menewaskan dua aparat dan sisanya terluka,”

ungkap Kelly lagi.

Ketika disinggung siapa anggota Brimob yang melakukan pertemuan dan menjanjikan amunisi, Kelly tidak menyebutkan nama tetapi menegaskan bahwa salah satu dari antara mereka telah itu yang ditembak mati. “Aparat dan pemerintah tahu kasus ini. Tanyakan saja langsung kepada mereka.

Brigjen Pol Paulus Waterpauw, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Papua, ketika dikonfirmasi terkait pernyataan Kelly Tabuni tak memberikan respon. Pesan singkat yang dikirim wartawan ke ponselnya juga tak dibalas. (Jubi/Aprila)

Korban Penembakan Lanny Jaya Dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semarang

Metrotvnews.com, Semarang: Jenazah anggota Polres Lanny Jaya, Papua, Briptu (anumerta) Yoga AZ Ginuny dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Mgr.Soegijopranoto, Kota Semarang, Kamis (31/7/2014).

Upacara pemakaman korban penembakan kelompok kriminal bersenjata tersebut dipimpin oleh Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Djihartono.

Pemakaman tersebut diikuti oleh keluarga dan kerabat korban, serta para personel Polda Jawa Tengah dan Polrestabes Semarang.

Seusai upacara, Djihartono menuturkan pemakaman anggota polisi di taman makam pahlawan itu telah dikoordinasikan dengan Kodam IV/Diponegoro. “Kami sudah berkoordinasi dengan Pangdam IV tentang pemakaman di TMP ini,” katanya.

Menurut dia, Briptu Yoga layak dimakamkan di taman makam pahlawan.

Sementara itu, ayah Briptu Yoga, Hengky Inone, mengaku keluarga telah iklhas dengan kepergiaan anaknya. “Merupakan penghargaan bagi keluarga karena almarhum dimakamkan di taman makam pahlawan,” katanya.

Delapan personel Polres Lanny Jaya, Papua, diserang oleh kelompok kriminal bersenjata di Indawa, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Minggu (28/7/2014) pukul 12.10 WIT. Dua polisi tewas dengan luka tembak di kepala dalam peristiwa itu. Kedua korban tewas tersebut masing-masing Bripda Zulkifli Putra dan Bripda Yoga AZ Ginuny. Adapun dua personel polisi lain mengalami luka tembak. (Antara)

Dua Polisi Tewas Tertembak di Kabupaten Lanny Jaya

Jayapura, 29/7 (Jubi) – Dua anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Kabupaten Lanny Jaya tewas tertembak oleh kelompok sipil bersenjata (KSB) di Indawa, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Senin (28/7) kemarin.

Dari data yang didapat tabloidjubi.com, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 12.10 WIT, Senin (28/7), saat KSB yang diduga melakukan penembakan terhadap empat polisi yangh sedang bertugas. Dari empat polisi ini, dua diantaranya tewas, yakni Brigadir Polisi Dua (Bripda) Yoga Ginugy dan Brigadir Polisi Dua (Bripda) Zulkifli. Sedangkan dua polisi lainnya, Bripda Alex Numbery dan Briptu Helsky Bonyadone mengalami luka-luka.

Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono dalam pers realesnya mengatakan, pihaknya mengutuk keras tindakan itu yang mengakibatkan dua anggota polisi tewas.

“Polisi saat itu sedang melakukan kegiatan pembangunan sumber daya manusia yaitu dalam bentuk kegiatan bimbingan masyarakat (Bimas) sambang desa agar desa-desa di wilayah Papua menjadi desa sadar hukum dan memiliki masyarakat yang lebih cerdas dan mampu menghadapi perubahan jaman yang sangat cepat,”

kata Pudjo, Senin (28/7).

Menurutnya, peran Polri untuk pembentukan karakter masyarakat sangat penting, karena kegiatan Bimas sangat mendukung pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam hal ini bupati dan gubernur. “Kami minta masyarakat tetap tenang dan yakin bahwa kelompok kriminal itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujarnya.

Saat ini, kata Pudjo, polisi tengah mengejar kelompok bersenjata itu. Bahkan pihaknya berkoordinasi dengan Asintel Kodam XVII Cenderawasih untuk back-up dari kesatuan TNI yang terdekat.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Lanny Jaya, Befa Jigibalom meminta aparat keamanan TNI/Polri untuk bertindak tegas terhadap kelompok bersenjata yang telah meresahkan masyarakat. Sebab kelompok bersenjata dipimpin Purom Wenda yang diduga telah meninggalkan Puncak Jaya.

Kelompok Porum Wenda telah jadikan daerah Pirime Balinga dan Kwiyawagi sebagai tempat KSB. Lanny Jaya dijadikan sebagai daerah kekuasaan mereka,” kata Befa.

Pasca insiden penembakan itu, kata Befa, ibukota Lanny Jaya, Tiom dalam keadaan kondusif. “Di Tiom sendiri aman. Siaga peristiwa terjadi di tenggah Distrik Maki dan Pirime di daerah Kampung Indawa,” ujarnya.

Terkait insiden ini, Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua, Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw langsung terjun ke Tiom, Lanny Jaya. “Saya sekarang baru turun dari pesawat, ini mau menuju Tiom, nanti dulu ya,” katanya saat dihubungi, Selasa (29/7).

Informasi terakhir yang didapat, jenazah korban tewas atas nama Bripda Zulkifli pada Selasa (29/7) siang dikirim Kota Jayapura dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Waena, Kota Jayapura. Sementara korban tewas lainnya, Bripda Yoga Ginugy rencananya akan dimakamkan di Semarang, Jawa Tengah. Lalu korban luka-luka akan dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kotaraja, Kota Jayapura. (Jubi/Indrayadi TH)

Giliran, Tukang Ojek Ditembak di Lanny Jaya

JAYAPURA – Lagi-lagi kasus penembakan kembali terjadi di wilayah Pegunungan. Jika sebelumnya, Rabu (16/7) tiga warga sipil ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di daerah Kampung Dangobak, yang terletak di Kampung Danggobak Kalome, distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, kali ini, giliran Tukang ojek atas nama Nasito (40) warga Yokobag, ditembak di Kampung Dogobe Kabupaten Lanny Jaya pada, Kamis (17/7) sore sekitar pukul 17.00 WIT.

Korban tewas di tempat, akibat mengalami luka tembak di bagian kepala belakang tembus pipi kanan dan kini korban telah dievakuasi di rumah Sakit Kabupaten Lanny Jaya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes (Pol) Pudjo Sulistyo Hartono ketika dikonfirmasi via BBM, membenarkan terjadinya penembakan terhadap tukang ojek oleh kelompok kriminal bersenjata tersebut.

Pudjo menjelaskan, peristiwa penembakan itu berawal, pukul 16.00 WIT korban yang berprofesi sebagai tukang ojek itu mengantar penumpang dari Kota Tiom menuju Distrik Malagaineri dan dari distrik Malagaineri korban mengantar kembali penumpang lain menuju Kota Tiom.

Namun dalam perjalanan menuju Kota Tiom, tepatnya di Kampung Dogome tiba-tiba ditembaki oleh kelompok kriminal bersenjata tersebut yang diduga dari arah hutan. Mendapat informasi tersebut, tim gabungan TNI dan Polri langsung menuju ke Lokasi kejadian untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku, namun sudah berhasil melarikan diri. Sementara korban langsung di evakuasi ke RS Tiom.

“Dari hasil olah TKP, anggota di lapangan berhasil menemukan selongsong peluru jenis FN dengan sekitar 1 meter dari tempat korban saat ditembak. Namun saat ini, selongsong peluru tersebut akan dilakukan pengecekan,”

kata Pudjo tadi malam.

Disinggung apakah penembakan tersebut masih ada kaitannya di Kabupaten Lanny Jaya?, Pudjo menjelaskan, bahwa pihakn kepolisian sedang mendalami hal tersebut. “Kita belum bisa sampaikan motifnya seperti apa karena sedang di pelajari oleh kepolisian,” katanya.

Yang jelas, tegas Pudjo bahwa dengan adanya penembakan tersebut, telah menunjukkan bahwa masih adanya kelompok kriminal bersenjata yang mengganggu kamtibmas di wilayah Kabupaten Lanny Jaya dan perbuatan ini tidak dapat di tolelir sehingga kejahatan ini harus di tindak dan di bawa ke depan hukum. “Saya pastikan bahwa pelaku akan di bawa ke depan hukum untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,” kata dia.

Sementara itu, Dandim Puncak Jya, Letkol Inf. Luqman Arif ketika dikonfirmasi Bintang Papua melalui via SMSnya, membenarkan peristiwa penembakan terhadap tukang ojek tersebut.

“Korban ditembak saat mengantar penumpang di distrik Malagaineri. Ia terkena tembakan dibagian leher belakang tembus pipi kanan dekat hidung, kepala belakang tembus hidung dan korban telah di evakuasi di RS TIom,”

katanya singkat (Loy/don/l03)

Jum’at, 18 Juli 2014 01:48, BinPa

Gen. TRWP Mathias Wenda: Tidak Benar ada Korban di Pihak Tentara Revolusi West Papua (TRWP)

Sambil menyatakan bertanggungjawab atas peristiwa penembakan agen NKRI di wilayah perbatasan West Papua – PNG, Gen. TRWP Mathias Wenda menyatakan “Saya bertanggungjawab atas kegiatan gerilya di wilayah dan tanah air saya, pulau New Guinea.”

Menanggapi kekaburan informasi dan kesimpang-siuran berita yang disiarkan media kolonial NKRI dan berbagai tafsiran keliru atau spekulasi yang tidak sehat dari masyarakat Papua di bagian Timur ataupun Barat pulau New Guinea, maka dengan ini PMNews memberanikan diri mewawancarai Gen. TRWP Mathias Wenda.

Mengingat wawancara sebelumnya sangat singkat, maka kami berharap kali ini sang General punya agak banyak waktu untuk meluruskan berbagai isu dan spekulasi yang berkembang. Berikut petikan tanya-jawab:

Papua Merdeka News (PMNews): Selamat sore Tuan Jenderal. Kami permisi mau tanya sedikit, terutama tentang berita-berita yang tersebar di tanah air yang simpang-siur. Ada yang bilang kejadian di perbatasan ialah permainan NKRI sebagai lanjutan dari permainan NKRI selama ini di Pegunungan Tengah Papua. Ada juga yang bilang ini permainan NKRI untuk menarik simpati dunia menyudutkan OPM dan perjuangan Papua Merdeka. Ada lagi yang bilang ini permainan NKRI untuk membuat orang PNG membenci orang Papua. Sementara kleim Bapak atas kegiatan yang lau sama sekali ditolak oleh rakyat Papua sendiri. Apa yang harus kami sampaikan?

Tentara Revolusi West Papua (TRWP): Yang terpenting ialah tujuan kegiatan gerilya sudah tercapai. Apapun yang diartikan oleh penjajah ataupun rakyat Papua itu urusan belakangan. Intinya semua orang Papua mau merdeka, dan kami mengemban amanat penderitaan rakyat yang mencita-citakan kemerdekaan West Papua. Tidak usah terlalu pusing dengan spekulasi dan skenario yang dibuat. Orang kurang pekerjaan selalu saja menciptakan pekerjaan bagi otaknya untuk berspekulasi dan berskenario. Kami tidak ada di sini untuk meluruskan pikiran atau membenarkan interpretasi atau semacam itu. Kami punya tugas hanya satu: menentang penjajah dan mengusir penjajah keluar dari Tanah Papua, dari pulau New Guinea ini.

PMNews: Polda Papua juga mengkleim telah menembak dengan sniper mereka tiga orang anggota TRWP, dan selanjutnya barusan mereka bilang salah satunya sudah mati. Apa tanggapannya?

TRWP: Kalau yang mereka tembak mati itu orang Papua, pasti salah satu dari kalian semua sudah dengar berita duka, dan pasti ada acara duka di kampung kalian. Jadi, kebenaran berita itu silahkan cek saja di kampung kalian dari Sorong sampai Samarai. Kematian orang Papua di waktu dulu boleh banyak tidak ketahuan. Hari ini bunyi kecilpun, kematian tikuspun bisa diketahui. Jadi, NKRI juga harus jelas bicara kepada rakyat Indonesia. Orang jenderal TNI atau POLRI kalau bicara tidak bisa mengada-ada seperti itu. Kita bukan cerita mimpi atau harapan di sini, tetapi tentang fakta.

PMNews: Orang Papua juga minta Bapak keluarkan Surat Pernyataan Resmi untuk membuktikan bahwa ini benar-benar kegiatan gerilya dari Tentara Revolusi West Papua.

TRWP: Minta maaf, itu yang belum kami lakukan. Anak buah saya sebagian besar sudah turun lapangan jadi tidak sempat lakukan itu. Tetapi kalian dari PMNews ini kan bisa kasih tahu. Ini kan kami punya media resmi, kenapa media resmi ini ada orang Papua yang masih curiga? Itu orang Papua tidak tahu diri, tidak tahu medianya sendiri. Kecuali kalau pernyataan itu keluar di Kompas.com atau lain-lain baru bisa keluar tanggapan begitu. Saya kira begitu tentang itu.

PMNews: Pemilu NKRI untuk memilih wakil rakyat di parlemen NKRI sudah berakhir. Kini Indonesia menunggu Pemilu untuk Presiden RI. Apa yang direncanakan TRWP?

TRWP: TRWP tidak punya rencana khusus. Kami ikuti perintah dari Diplomat Tunggal Papua Merdeka di London, Inggris bahwa siapa saja, kalau Anda merasa diri orang Papua, dan kalau Anda bukan orang Indonesia, Anda tidak usah ikut Pemilu. Itu bukan melanggar Undang-Undang Kolonial tetapi itu sesuai dengan UU Indonesia juga. UU Indonesia tidak memaksa Anda ikut Pemilu, jadi himbauan Benny Wenda sangat sederhana, “Tidak usah ikut Pemilu 2014”. Itu sudah jelas! Atau ada yang tidak paham bahasa itu ka?

PMNews: Semua paham, tetapi kelihatannya tidak ada orang Papua yang dengar itu.

TRWP: Sudah saatnya kami orang Papua saling dengar-dengaran. Matikan ego-ego yang merugikan diri dan bangsa sendiri. Waktu untuk kita bergerak, bukan menutup pintu hati dan buat diri seperti tidak dengar apa-apa.

PMNews: Banyak orang Papua sudah terbius oleh uang Otsus, jadi sulit kita ketahui maunya orang Papua hari ini sebenarnya apa?

TRWP: Bukan orang Papua terbius. Orang Papua sedang membius NKRI sampai NKRI dia pikir orang Papua semua Ikut Republik Indonesia Anti Nederland (IRIAN). Jadi, orang Papua sibuk membius, makanya kami peringatkan mungkin kegiatan membius NKRI itu tidak usah terlalu lama.

Soalnya apa tahu? Dari Otsus 1960-an sampai 1980-an sudah gagal. Sekarang dari 2001 sampai 2010 sudah gagal. Kemudian dari 2011 sampai 2015 ini juga akan gagal. Lihat saja dari Otda, Pembangunan 25 Tahun, Otsus, UP4B, Otsus Plus. Terakhir 12 pas-nya di mana: Pasti Referendum. Apakah dunia percaya NKRi sanggup selesaikan masalah Papua? Sama sekali tidak. Kalau tidak, perlu ada orang ketiga menjadi wasit untuk selesaikan masalah ini.

PMNews: Terimakasih. Apa tujuan dari kegiatan gerilya yang sekarang ini dilakukan di wilayah perbatasan West Papua – Papua New Guinea?

TRWP: Tujuannya sudah tercapai, tadi sudah jelas to? Apa yang kurang jelas?

PMNews: Berapa lama kegiatan gerilya di perbatasan ini akan berlangsung?

TRWP: Pertanyaan ini seperti kami baru mulai kegiatan kemarin, jadi kamu tanya kapan selesai? Itu pikiran salah! Perjuangan ini Mandatjan bersaudara, Awom, Roemkorem-Prai, Prawar, Ap, Bomay, Tabuni, Logo, Yikwa, Eluay, Zonggonau, Runawery dan semua pahlawan bangsa Papua sudah mulai, dan perjuangan ini tidak akan berhenti sampai Papua Merdeka. Perintah Operasi (PO) yang pernah saya keluarkan untuk seluruh Panglima Komando Revolusi belum saya cabut. Saya akan cabut setelah Papua Merdeka. Itu komando revolusi, selama revolusi berlangsung, tidak ada yang bilang berhenti hari apa begitu.

PMNews: Kami tanya begitu karena selama beberapa tahun ini Jenderal dianggap sepi dari kegiatan tetapi baru buat kegiatan gerilya di tahun Pemilu 2014 ini.

TRWP: Itu saya sudah bilang tadi. Kami tidak main sendiri. Semua orang Papua sekarang dengarkan arahan dari diplomat. Mari belajar saling dengar kalau itu tujuannya untuk kepentingan umum, bukan untuk menonjolkan diri atau untuk kepentingan perut. Kelihatan rakyat Papua di dalam negeri tidak memperdulikan, maka kami buat kegiatan begitu untuk mengingatkan.

PMNews: Rakyat Papua di dalam negeri….. (Tanpa selamat telepon tiba-tiba terputus) – bersambung–

Catatan: Sebenarnya kami mau tanyakan tanggapan sang Jenderal terhadap sikap tidak aktiv dari rakyat Papua untuk mendukung Papua Merdeka tetapi telepon terputus)

 

OTK Beraksi, Tukang Ojek Tewas Ditembak

JAYAPURA [PAPOS]- Orang tak dikenal (OTK) kembali beraksi di Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Seorang tukang ojek bernama Muhammad Saleh (43) warga Purleme Distrik Mulia tewas ditembak.

Ia tewas ditembak dengan menggunakan pistol saat akan mengantar penumpang dari Mulia menuju Puncak Senyum tepat Kampung Wandengdobak Distrik Mulia., Jumat (12/7) sekitar Pukul 08.30 wit.

Korban Muhammad Saleh mengalami luka tembak diatas dada kanan tembus ke punggung kanan, luka tembak pada punggung kiri tembus rusuk kiri, luka tembak pada rusuk kanan.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) I Gede Sumerta Jaya, SIk mengatakan pihak Rumah Sakit Mulia saat ini melakukan otopsi untuk mengatahui peluru apa dari senjata jenis apa yang bersarang didalam perut korban.

Dari laporan yang diterima, menurut Gede, penembakan itu berawal saat korban membawa penumpang dari Mulia menuju Puncak Senyum namun sesampainnya di Kali Semen Kampung Wandengdobak Distrik Mulia, korban langsung ditembak.

Ia menjelaskan, korban ditembak dengan pistol dengan proyektil berukuran caliber 38. Ini setelah dilakukan pemeriksaan di RSUD Mulia.

Sedangkan Penumpang yang dibawa korban, jelas Gede setelah kejadian itu langsung melarikan diri sehingga diambil kesimpulan yang melakukan penembakan terhadap korban diduga penumpang tersebut.

“Pasca kejadian itu anggota Polres Puncak Jaya langsung melakukan mencari pelaku. Namun belum ditemukan,”

jelasnya.

Jenasah Muhammad Saleh korban sudah dievakuasi menuju Jayapura sekitar pukul 12.00. Evakuasi jenazah korban, dengan didampingi istri dan dua anaknya itu, menggunakan pesawat Enggang Air. Setibanya di Jayapura akan langsung dibawa ke Makassar untuk dimakamkan di kampung halamannya.

Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis berharap agar para tukang ojek senantiasa waspada dan bila memungkinkan menghindari mengantar penumpang kewasan Puncak Senyum.

Ketika ditanya dalam periode hingga Juli 2013 sudah berapa banyak tukang ojek yang tewas ditembak orang tak dikenal, Kapolres Puncak Jaya itu mengakui kemungkinan sekitar dua orang.

“Kami sudah berulang kali mengingatkan para tukang ojek yang berjumlah sekitar 300 orang agar tidak melayani route yang selama ini dianggap rawan penembakan namun tetap tidak diindahkan,”

aku Akbp Marselis.

Tarif penumpang yang mencapai Rp50.000 – Rp100.000/orang untuk sekali jalan menuju puncak senyum. [tom]

Sabtu, 13 Juli 2013 02:13 , Ditulis oleh Tom/Papos

Tukang Ojek Tewas Mengenaskan di Pinggir Jalan Pasir Dua

JAYAPURA [PAPOS] – Seorang pria diketahui bernama Sugeng Mildat (43), tukang ojek, ditemukan tewas mengenaskan di pinggir Jalan Pasifik Indah, Pasir Dua, dekat bak air Distrik Jayapura Utara. Ia ditemukan dalam kondisi luka bacok di leher bagian kanan.

Kapolsek Jayapura Utara, Iptu Daniel Pangala, SH, MH saat ditemui Papua Pos di Polres Jayapura Kota, usai kunjungan Kapolda Papua, Jumat (14/6), mengatakan, ditemukan jenazah tersebut bermula dari laporan Buni Saroge (20) warga Bhayangkara 1 didampingi isterinya, Tresya Natalinda Erakitia (32). Kedua saksi baru pulang setelah habis memancing di Pantai Pasir Enam.

Saat itu, Jumat (14/6) sekitar pukul 02.00 WIT kedua suami isteri akan pulang menuju rumah setelah memancing di Pantai Pasir Enam. Dengan menggunakan sepeda motor, melintas melalui Pasir Dua menuju arah Angkasa.

Namun sesampainya di Jalan Pasifik Indah, Pasir Dua, mereka kaget melihat sesosok mayat pria dalam keadaan tergeletak di atas aspal dalam keadaan berlumuran darah di bagian kepala. Sedangkan motor korban dalam keadaan terjatuh namun mesin dalam keadaan hidup dan lampu sen sebelah kanan dalam keadaan menyala. “Saksi Buni Saroge langsung melaporkan kepada kami untuk penanganan lebih lanjut,” ucapnya.

Setelah menerima laporan tersebut, beberapa saat kemudian anggota Polsek Jayapura Utara mendatangi lokasi kejadian dan langsung membawa jenazah korban menuju RSUD Dok II Jayapura untuk selanjutnya melakukan otopsi.

Dari hasil otopsi ditemukan luka robek sepanjang 12 cm dan dalam 4 inci di bagian leher belakang mengenai tulang leher sehingga menyebab kepala berlumuran darah. “Dari olah TKP, kami menemukan sepeda motor korban dan sementara diamankan sebagai barang bukti untuk mengungkap kematian korban ,” tegasnya.

Guna mengungkap tewasnya korban, saat ini penyidik Polsek Jayapura Utara masih memintai keterangan saksi-saksi. Kami masih dalami keterangan saksi dan juga mempelajari hasil otopsinya agar diketahui pelaku yang membunuh korban,” tukasnya. [tom]

Jum’at, 14 Jun 2013 21:44, Ditulis oleh Tom/Papos

Enhanced by Zemanta

Gen. TRWP Amunggut Tabi: Gen. Nggoliar Tabui Menelepon Lukas Enembe, Apa Artinya?

Kalau Nggoliar Tabuni Mau Mengubur Senjata Demi Kepemimpinan Gubernur Lukas Enembe, Gen. TRWP Mathias Wenda Menyatakan: “Anak-Anak Saya Harus Paham Mengapa Bapak Berjuang Untuk Merdeka!”

General TRWP (Tentara Revolusi West Papua) Mathias Wenda lewat Secretariat-General Office, Leut. Gen. Amunggut Tabi menyatakan “memang Gen. Tabuni telah menelepon akan mengubur senjata, tetapi itu tidak berarti pengangkatan Lukas Enembe sebagai Gubernur Papua sebagai harga yang dibayar untuk semua pengorbanan nyawa, tenaga, dana dan darah orang Papua selama hampir setengah abad.”

Berikut wawancara PMNews dengan Leut. Gen. Amunggut Tabi, Secretary-General of West Papua Revolutionary Army (WPRA atau TRWP – Tentara Revolusi West Papua) menanggapi pernyataan Gubernur Papua, terkait pernyataaan Nggoliar Tabuni lewat Telepon untuk mengubur senjata.

PMNews: Selamat pagi Jenderal. Kami hendak mengkomunikasikan perkembangan terkahir di Tanah Air, di mana Gubernur Papua, Lukas Enembe menyatakan Leut. Col. TRWP Nggoliar Tabuni menyatakan akan mengubur semua amunisi dan senjata menyusul pemilihan dan pelantikan Lukas Enembe sebagai Gunernur Provinsi Papua.

Leut. Gen. TRWP Amunggut Tabi (TRWP): Selamat Pagi dan selamat buat rekan Lukas Enembe yang telah menjadi Gubernur Kolonial NKRI di Provinsi wilayah Jajahan NKRi bernama Provinsi Papua. Saya secara pribadi sebagai Amunggut Tabi tidak menyonggung tentang Lukas Enembe sebagai seorang pribadi, tetapi saya berbicara sebagai pejabat negara West Papua, mewakili aspirasi murni bangsa Papua bertentangangan dengan aspirasn NKRI yang diwakili oleh rekan dan sedarah-daring saya, Lukas Enembe sebagai Gubernur Papua.

PMNews: Kami dari PMNews minta supaya memperjelas kedudukan dan posisi antara TRWP, TPN/OPM dan Gubernur Papua.

TRWP: OK, terimakasih. PMNews, anda sekalian. TRWP ialah saya sendiri. TPN/OPM atau TPN PB ialah yang diwakili oleh Nggoliar Tabuni menurut Media NKRI, atau media Papindo seperti http://www.tabloidjubi.com, http://www.papuapos.com, http://www.bintangpapua.com dan http://www.cenderawasihpos.com

Kami paham dengan sadar bahwa media Papua seperti http://www.tabloidjubi.com dan http://www.bintangpapua.com menginginkan berita-berita seperti yang mereka siarkan. Itu tidak menjadi masalah dan kami sangat mendukung. Itu tidak berarti bahwa kami mengundurkan diri, karena kami berdiri terlepas dari pengaruh NKRI dan kami tidak tunduk kepada aturan dan kemauan NKRI.

Kami mohon http://www.papuapost.com menyiarkan berita-berita otentik dari Tentara Revolusi West Papua dan Kampanye Papua Merdeka (Free West Papua Campaign) DI LUAR BINGKAI NKRI, bertentangan dengan perjuangan orang-orang Papua-Indonesia seperti Lukas Enembe.

Kami dari TRWP menerima tanggapan dari Gen. Tabuni bahwa ia menyerah dan akan menguburkan senjatanya. Akan tetapi itu tidak berarti memerintahkan Panglima Tertinggi Komando Revolusi TRWP, Gen. TRWP Mathias Wenda untuk menyatakan setuju atua sejalan dengan apa yang dinyatakan Gen. tabuni.

Kami dari TRWP mendengar ada komunikasi harmonis antara TPN PB Gen. Nggoliar Tabuni dengan NKRI yang diwakili oleh Guernur Papua, Lukas Enembe, tetapi itu tidak berarti bahwa segala pengorbanan, penderitaan dalam berbagai bentuk selama ini, sejak tahun 1960-an dikorbankan dengan sengaja hanya gara-gara Lukas Enembe dan Kelemen Tibal, yang dua-duanya orang gunung Papua menjadi Gubernur dan Wakil Gunernur Papua. Kalau Nggoliar Wenda meminta orang Gunung Menjadi Gubernur, maka silahkan, itu hak Jenderal TPN PB, tetapi bagi Gen. TRWP Mathias Wnda, pengangkatan Lukas Enembe sebagai Gubernur ataupun Presiden NKRI itu tidak akan merubah apalagi menghentikan perjuangan Papua Merdeka untuk merdeka dan berdaulat di luar bingkai NKRI.

Enhanced by Zemanta

Pelaku Penembakan di Puncak Jaya Diduga Seorang Remaja

JAYAPURA [PAPOS]- Siapa pelaku penembakan terhadap Praka Hasan anggota Yonif 753/ Nabire dan seorang warga sipil Hj. Haddis Nito, 1 Januari lalu di Pasar lama Kampung Wuyuki distrik Mulia Kabupaten Puncak Jaya perlahan mulai terungkap.

Kepolian Resort Puncak Jaya menduga pelaku penembakan tersebut adalah seorang gemaja berusia 18 tahun.

“Berdasarkan olah TKP, polisi menemukan selongsong peluru, dan telah memeriksa delapan orang saksi. Ada dugaan kuat pelaku penembakan merupakan seorang remaja pria berusia delapan belas tahun,” ungkap Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis kepada wartawan saat ditemui di Polda Papua, Kamis (17/1).

Menurutnya, hingga saat ini polisi masih terus bekerja keras agar pelaku utama dari aksi penembakan tersebut diungkap. Dia mengakui, dalam mengungkap kasus ini polisi sudah membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat setempat. “Informasi dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk membantu tugas polisi,” terangnya.

Ia menambahkan, semua anggota polisi yang bertugas di Puncak Jaya diwajibkan membina hubungan dengan masyarakat, terutama anggota yang berasal dari luar demi terwujudnya kebersamaan dan kekeluaragaan antara polisi dengan masyarakat setempat sehingga bila sewaktu-waktu terjadi persoalan bisa diselesaikan dengan baik dan tepat.[tom]

Jum’at, 18 Januari 2013 23:43, Ditulis oleh Tom/Papos

Terakhir diperbarui pada Jum’at, 18 Januari 2013 23:49

 

Enhanced by Zemanta

TPN-OPM Siap Perjuangkan Hak Politik Papua

Jayapura  – Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) menyatakan bersatu dan siap memperjuangkan hak politik bangsa Papua untuk menentukan nasib sendiri berdasarkan hukum HAM internasional. Selain itu, juga berdsasarkan mekanisme perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Hal ini terkuak catatan tertulis yang diterima tabloidjubi.com dari Kepala Staf Umum TPN-OPM Mayjen Teryanus Satto melalui surat elektronik (email), Selasa (18/12) malam. Lewat catatan tertulis itu, Teryanus menyebut kesepakan itu terungkap dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) TPN-OPM Mei 2012 lalu.

Masih dalam catatan itu tertera, Konferensi Tingkat Tinggi TPN-OPM di Markas Perwomi, Biak ini dihadiri oleh 800 lebih delegasi, dan pada tanggal 1-5 Mei 2012 inilah TPN-OPM menyatakan bersatu dan siap memperjuangankan Hak Politik Bangsa Papua Barat untuk Menentukan Nasib Sendiri berdasarkan Hukum HAM internasional dan mekanisme Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Berdasarkan hasil Keputusan TPN-OPM dalam Konferensi KTT TPN-OPM di Markas Perwomi, Biak Papua pada 1-5 Mei 2012, maka dengan resmi telah dilantik Panglima Tinggi TPN atas Nama Gen. Goliat Tabuni dan Wakil Panglima atas Nama Letjen Gabriel Melkizedek Awom serta Kepala Staf Umum atas Nama Mayjen Teryanus Satto.

Mereka dilantik di Markas TPN-OPM Tingginambut, Puncak Jaya, Papua, 11 Desember 2012. Teryanus menambahkan, dengan dilantiknya Pimpinan-pimpinan TPN-OPM dalam Negeri Papua Barat ini, maka bangsa Papua Barat memiliki pimpinan sayap Militer Organisasi Papua Merdeka yang dipilih secara Nasional dalam KTT di Biak. (Jubi/Musa)

Wednesday, December 19th, 2012 | 01:51:39, TJ

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny