4 Pucuk Senpi Milik Polsek Aphalapsili Dikembalikan

Jayapura – Setelah 3 hari, empat pucuk senjata api laras panjang jenis moser dan 40 butir amunisi,yang dicuri dari Markas Polsek Apalapsili akhirnya dikembalikan warga, Sabtu 17 November.  Dua warga yang diduga pelaku pencurian juga menyerahkan diri.

Juru Bicara Polda Papua AKBP I Gede Sumerta Jaya saat dikonfirmasi, Minggu 18 November mengatakan, empat senjata dan amunisi yang sempat dicuri sudah dikembalikan warga.

“Senjata yang dicuri ternyata hanya 4, bukan 5 sepeti yang dilaporkan sebelumnya. Saat ini sudah dikembalikan oleh dua warga yang diduga sebagai pencurinya,”

kata dia.

Kedua warga yang diduga mencuri senjata api dan amunisinya itu ternyata warga Apalapsili tepatnya Kampung Komokihele.

“Pelaku berinisial EW dan SW, dari keterangan awal motif mereka mencuri senjata untuk mencari perhatian pemerintah,”

jelas I Gede.

Mengenai kronologis pengembalian senjata dan amunisi itu, lanjut Gede, melalui prose mediasi yang difasilitasi Bupati Yalimo dan sejumlah tokoh masyarakat, adat dan agama setempat.

“Sama sekali tidak digunakan tindakan Kepolisian, hanya dengan mediasi ternyata warga mengembalikannya,”

tandas dia.    Sedangkan  untuk kedua warga yang mencuri senjata itu, tambah I Gede, sedang dimintai keterangan.

“Sedang didalami motif mereka mencuri, termasuk pengakuan mereka yang hanya ingin mencari perhatian pemerintah,”

paparnya.

Terhadap anggota yang saat kejadian  melaksanakan tugas di Polsek Apalapsili, sambungnya, akan dimintai keterangan oleh Propam Polres Jayawijaya, karena diduga lalai dalam menjalankan tugas.

“Anggota yang sempat menghilang sebelum pencurian terjadi yakni Bripda Jhon Peyon, kini sudah kembali ke kesatuannya,  dan sedang diperiksa pemeriksaan,”

ucap I Gede. (jir/don/l03)

Senin, 19 November 2012 09:35,www.bintangpapua.com

Leut. Gen. Amunggut Tabi: Identitas Penelepon Anggota DPR Mamberamo Tengah Telah Diketahui

VANIMO-PMNews – Dari sejumlah laporan telah diketahui identias dari seorang Anggota DPR Kabupaten Mamberamo Tengah yang menelepon Dany Kogoya untuk datang ke Kantor Otonomi Daserah Kotaraja dengan janji “ambik berkat sedikit ada di sini”. Dany Kogoya tidak ditangkap dan tidak ditembak saat melakukan perlawanan, tetapi begitu tiba di depan Kantor Otonomi Daerah dengan motor Ojeck, langsung ditemkak dikakinya dan Dany Kogoya langsung terjatuh,

Operasi seperti ini sangat tidak manusiawi, dan bagi orang Papua yang menjual saudara sebangsa dan setanah airnya yang berjuang tidak untuk kepentingan pribadi atau keluarga tetapi demi bangsa dan tanah airnya seperti ini pasti terkena hukuman berupa hukum alam dan hukum revolusi.

Sementara itu, penggerebekan yang dilakukan di Tanah Hitam tidak didasarkan atas informasi dari Dany Kogoya dan teman ojeknya yang ditangkap. Setelah penghuni Tanah Hitam ditangkap, diberitakan kepada PMNews bahwa mereka semuanya dipulangkan, akan tetapi Dany Kogoya dan supir ojeknya masih ditanah.

Informasi dari Pengawal Khusus Dany Kogoya menyatakan bahwa kakinya yang terkena tembakan sudah langsung diamputasi (dipotong) tanpa seizin keluarga atau orang tuanya. Padahal adalah proses operasi medis normal bahwa penghilangan salah satu bagian tubuh secara permanen seperti ini harus dan selalu mendapatkan izin dari keluarga dekat. Hal itu tidak terjadi.[PMNews/MPP TRWP]

Sedang Naik Motor, 2 Anggota TNI Ditembak

Sabtu, 11 Agustus 2012 02:03

JAYAPURA—”Jangan berandai andai. Jangan kita menduga orang yang tak benar. Tapi, yang jelas pelaku penembakan bukan dari anggota masyarakat karena masyarakat tak memiliki senjata,”jelas Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol (Inf) Jansen Simanjuntak menjawab pertayaan wartawan di ruang kerjanya, Jumat (10/8) terkait penembakan dua anggota Satgas Yonif 408.

Kapendam mengatakan, pihaknya belum mengetahui siapa pelaku penembakan dua Anggota Satgas Yonif 408.

Ketika didesak pelaku apakah kemungkinan penembakan tersebut dari kelompok TPN/OPM pimpinan Lambert Pekikir yang bermarkas di wilayah perbatasan, Kapendam mengatakan jangan terlalu cepat menuduh orang atau kelompok lain.
Ia membenarkan dua Anggota Satgas Yonif 408 masing masing Serda Dwi Joko dan Prada Miko ditembak OTK ketika

Dua Anggota TNI dari Satgas Yonif 408 masing masing Serda Dwi Joko dan Prada Miko ditembak Orang Tak Dikenal (OTK) sebanyak 4 orang ketika melintasi perkebunan sawit di Kampung Suskun, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom atau 1 Km dari Pos Wambe , Jumat (10/8) sekitar pukul 08.00 WIT. Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol (Inf) Jansen Simanjuntak yang dikonfirmasi wartawan di ruang kerjanya, Jumat (10/8) membenarkan dua Anggota Satgas Yonif 408 masing masing Serda Dwi Joko dan Prada Miko ditembak OTK ketika melintasi perkebunan sawit di Kampung Suskun, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom atau 1 Km dari Pos Wambe pada Jumat (10/8) sekitar pukul 08.00 WIT.

Namun demikian, dia menjelaskan, kedua Anggota Satgas Yonif 408 tak tertembak peluru. Tapi terkena serpihan batu didekatnya yang terkena temvakan. Akibatnya, Serda Dwi Joko menderita luka tembak pada bagian betis kaki kiri, luka memar pada bagian wajah dan luka robek pada pelipis mata kiri. Sedangkan Prada Miko menderita luka memar pada bagian wajah dan bagian kepala.

Menurutnya, kedua korban dievakuasi di RS Marthen Indey, Aryoko, Distrik Jayapura Utara menggunakan Helycopter.

“Kedua korban dalam keadaan sehat dan sadar. Tapi Tim Medis tengah berupaya mengeluarkan serpihan batu yang tertinggal di tubub korban,” tukas dia.

Dia mengutarakan, pihaknya tengah melakukan aksi pengejaran terhadap 4 pelaku yang diduga berada di TKP ketika terjadi aksi penembakan tersebut. Tapi seorang diantaranya telah ditangkap.

Detail kronologis kasus dugaan penembakan dua Anggota Satgas Yonif 408 berawal pada Jumat (10/8) sekitar pukul 07.30 WIT 2 Anggota Satgas Yonif 408 masing masing Serda Dwi Joko dan Prada Miko berangkat dari Pos Wambe menggunakan sepeda motor jenis Honda Mega Pro No.Pol.B 6067 COR/07.14 menuju Kampung Suskun, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom. Dengan tujuan meminjam alat potong rumput di masyarakat Kampung Wambe atas nama Paulus. Tapi alat tersebut tak ada. Keduanya berlalu.

Pukul 07.40 WIT karena alat tersebut tak ada maka kedua Anggota Satgas Yonif 408 tersebut langsung menuju Kampung Wambe. Pukul 07.50 WIT setelah kedua anggota tersebut mengambil alat potong rumput selanjutnya kembali ke Pos Wambe.

Pukul 08.00 WIT pada saat dalam perjalanan kembali dari Kampung Wambe melewati kebun sawit atau 1 Km dari Pos Wambe. Tiba tiba keduanya ditembak satu kali dari arah kiri . Keduanya langsung terjatuh dari sepeda motor. Akibatnya, Serda Dwi Joko dan Prada Miko menderita luka tembak di tubuh.

Pukul 08.05 WIT kedua anggota tersebut langsung berlari ke Pos Satgas Wambes yang berjarak 1 Km dari TKP. Untuk meminta bantuan sambil membalas tembakan ke arah kiri sebanyak 3 kali tembak.

Pada 08.20 WIT kedua anggota tersebut tiba di Pos Satgas Wambe langsung diangkut mobil Ambulance Satgas Yonif 408 ke Kout 144 PTP untuk pencegahan perdarahan. Pukul 10.25 WIT kedua korban dievakuasi menu RS Marthen Indey menumpang Helicopter.

Pasca kejadian, masyarakat yang dicurigai melewati Kampung Suskum pada saat kejadian atas nama Oscar Numberi kini ditahan dan dimintai keterangan di Polres Keerom. (mdc/don/l03)

OTK Kembali Berulah di Nafri

BARANG BUKTI : Kapolres Jayapura Kota bersama Kabag Ops, dan Kasubag Humas saat menggelar barang bukti dari hasil penyisiran yang
BARANG BUKTI : Kapolres Jayapura Kota bersama Kabag Ops, dan Kasubag Humas saat menggelar barang bukti dari hasil penyisiran yang
JAYAPURA [PAPOS]- Masih jelas dalam ingatan kita, peristiwa penembakan oleh Orang Tak Dikenal [OTK] terhadap warga sipil di Nafri Distrik Abepura beberapa waktu lalu. Dalam kurun waktu 15 hari ini saja sudah tiga kali terjadi penembakan. Seperti yang terjadi di Nafri Jayapura, Senin [15/8] malam sekitar pukul 19.00 Wit.

Aksi penembakan yang dilakukan OTK ini selama bulan Agustus dua bulan terakhir ini. Tadi malam dua angkutan umum dan satu unit motor Supra X 125 ikut menjadi sasaran penembakan dari belakang saat melintas di wilayah itu.

Dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa, hanya meninggalkan enam lubang pada salah satu mobil. Penembakan kali ini jadi sasaran adalah, 2 unit mobil Taxi Carry jurusan Abepura-Abepantai ditembak dari arah depan mengenai Taksi Carrry warna biru DS 7540 AD yang dikendarai oleh Udin (23), tepatnya pada bagian pintu depan sebelah kanan tembus Dashboar dan Taksi warna putih DS 7416 JK yang dikendarai oleh Safrudin [35] mengenai kaca bagian depan yang diperkirakan enam kali tembakan.

Dari data yang dihimpun Papua dilokasi kejadian, penembakan bermula ketika Taksi Carry warna biru dari arah Abepantai tujuan Abepura berpenumpang 5 orang dalam perjalan tak jauh dari penembakan sebelumnya, tiba-tiba keluar tembakan dari arah kanan dengan menembak pintu depan tembus Dashboar dekat sopir.

Secara bersamaan pula datang seorang tukang ojek bernama, Junianto [26] dengan menggunakan sepeda motor Honda Supra X 125 DS 5087 AH tengah membawa penumpang bernama Marinus Wanimbo ikut juga ditembaki dari arah depan. Beruntung, tembakan itu tidak mengenai mereka.

Beberapa menit kemudian, para pelaku kembali menembaki taksi warna putih yang dikendarai oleh Safrudin berpenumpang sebanyak 7 orang itu dari depan, tepatnya mengenai kaca hingga pecah dan tembakan itu diperkirakan 6 kali tembakan.

Dengan adanya kejadian tersebut, para pengendara langsung menuju Pos Pol Tanah hitam untuk melaporkan kejadian yang dialami mereka. Begitu mendapat informasi, anggota Polsek Abepura Kota bersama Polres Jayapura Kota dan Polda Papua langsung bergerak menuju lokasi kejadian untuk mengejar para pelaku.

Demikian juga begitu aparat tiba dilokasi langsung menyisir daerah gunung tanah hitam yang diduga tempat pelarian para pelaku, namun pelaku tidk ditemukan karena sudah melarikan diri usai melakukan penembakan itu.

Sementara pengendara mobil langsung dibawa ke Mapolsek Abepura untuk dilakukan pemeriksaan oleh Penyidik Reskrim bersama dua unit mobil Taksi Cary yang terkena tembakan itu.

Menurut keterangan saksi, salah seorang sopir bernama Safrudin di lokasi kejadian mengatakan, dirinya dari arah Abepantai hendak menuju Abepura, tiba-tiba kaca depan mobil yang dikendarainya ditembak dari arah kiri gunung.

“Awalnya saya kira bukan suara tembakan, namun setelah penumpang berteriak, baru saya sadar bahwa itu tembakan, sehingga saya langsung tancap gas dan melaporkan kejadian ke Pos Pol Tanah hitam,” kata Safrudin.

Sementara dari Marinus Wanimbo salah satu penumpang ojek mengaku bahwa tembakan itu didengar dari arah Gunung sebelah kiri. “Waktu, saya naik ojek dari Abepantai menuju Pasar Youtefa menggunakan ojek tujuan mengambil kaset ke pasar, tiba-tiba ada bunyi tembakan dari kiri mengenai mobil taksi tersebut,” paparnya.

Mendengar tembakan itu, Marinus langsung menyuruh tukang ojek kebut dan perjalanan menyuruh para pengendara dari Abepura untuk tidak lewat karena telah terjadi penembakan di Abepantai.

Marinus mengakui bahwa tembakan yang didengar itu sebanyak 3 kali dan pelaku tidak diketahui sama sekali. “Dari suara tembakan yang saya dengar, ada bunyi angin di depan topi saya dan saya pikir itu peluru,” ujarnya.

Ketika dikonfirmasi ke Kapolres Jayapura Kota, AKBP H Imam Setiawan SiK pihaknya belum bisa memberikan keterangan terkait penembakan itu. “Nanti dulu, satya belum bisa bicara karena kejadiannya saya belum tahu,” katanya sambil mengecek 2 unti mobil yang terkena tembakan itu. [loy]

Written by Loy/Papos
Tuesday, 16 August 2011 01:17

Polisi Sita Dokumen OPM

Kapolresta Jayapura memperlihatkan kepada wartawan satu dari tiga bendera opm yang berhasil disita oleh aparat kepolisian. (Roy Purba/Cenderawasih Pos)
Kapolresta Jayapura memperlihatkan kepada wartawan satu dari tiga bendera opm yang berhasil disita oleh aparat kepolisian. (Roy Purba/Cenderawasih Pos)
JAYAPURA – Polres Jayapura Kota menyita dokumen yang diduga kuat milik Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ditemukan di tengah Hutan daerah Abe-Arso saat melakukan penyisiran, beberapa hari yang lalu.

Kepada wartawan Kapolres Jayapura Kota, AKBP H Imam Setiawan,SIK, didampingi Kabag Ops, Kompol Junoto, Kasubag Humas, Ipda Heri Susanto,SH menjelaskan bahwa barang bukti tersebut ditemukan saat TNI-Polri melakukan penyelusuran ke tengah hutan selama dua hari. “Sayangnya saat itu kelompok tersebut mengetahui kedatangan kami, sehingga lebih awal pergi meninggalkan tempat tinggal mereka,” tuturnya, Senin (15/8).

Dalam penyusuran tersebut bahwa ditemukan markas yang diduga milik OPM yang cukup lengkap dengan Pos Patroli, markas utama, Gubug beserta tempat tinggal, dapur dan juga lapangan upacara . “Di mana bahwa dari dokumen yang disita, jumlah mereka ada sekitar 19 orang. Di mana tertera nama pimpinannya adalah Danny Kogoya di Nafri, yang juga merupakan pimpinan penyerangan Nafri 1 Agustus 2011 yang juga diduga salah satu pelaku nafri 1 tahun lalu,” terangnya.
“Dalam dokumen penyerangan Nafri 2, lengkap dengan nama-nama anggotanya sebanyak 19 orang, dan nama-nama ini akan dipertajam kembali dengan melibatkan semua komponen termasuk TNI untuk melakukan pengejaran terhadap ke 19 nama yang terlampir di dokumen dan didalam dokumen juga terdapat penyerangan 17 Agustus juga kami telah temukan, selain itu sejumlah barang bukti lain saat kami gerebek di Abe Gunung pada beberapa hari lalu,” ujarnya.

Selain dokumen, tim penyelusuran juga mendapatkan 3 bendera Bintang Kejora, dua di antaranya merupakan buatan manusia, sedangkan satu lagi buatan mesin yang dilabel dari Negeri Belanda. “Bendera yang bagus ini ada lambang kecil bendera Belanda dengan bertuliskan “Document Siagn Centrelo”, namun belum bisa dipastikan apakah bendera tersebut didatangkan dari Belanda atau dibuat di Belanda, namun kami akan menelitinya secara pasti,” ucapnya.

Tak hanya itu saja, tim juga menemukan beberapa amunisi dari berbagai jenis serta panah dan anak panahnya, handphone dan banyak lainnya, termasuk kain merah yang terdapat di anak panah saat kejadian di nafri. “Sayang penggerebekan ini bias diketahui mereka lebih awal, namun hal ini juga kami akan selidiki siapa yang membocorkan pengerebekan ini,” katanya.

“Yang jelas, hasil dari penggerebekan tersebut kami sudah bisa mengetahui rencana-rencana mereka, baik yang sudah dilakukan mau pun yang belum terlaksana serta menyangkut kepangkatan mereka. Dan satu lagi kami juga menemukan beberapa nama pejabat di lingkungan Papua yang menjadi target mereka, terlebih saya juga merupakan target mereka,” ungkap Kapolres.

Kapolres mengatakan bahwa Danny Kogoya kini telah dijadikan Daftar Pencarian Orang (DPO) beserta 18 orang lainnya. “Tapi terkait nama-nama yang lainnya saya belum bisa sebutkan, karena kita masih menyelidiki mereka secara intensif,” tuturnya.

Tak hanya itu Kapolres menyatakan bahwa ada salah satu dokumen beita penangkapan Lambertus, yang pernah ditangkap dengan kasus Nafri pertama. “Saat itu Lambertus dilepaskan terkait tidak adanya bukti-bukti kuat untuknya. Tapi mulai hari ini saya akan menangkapnya karena saya sudah bukti kuat terhadapnya,” tegasnya.

Saat ditanya terkait tanggal 17 Agustus yang mana hari kemerdekaan kita NKRI dari penjajahan, berapakah anggota yang akan dikerahkan untuk melakukan pengamanan? Kapolres menjawab bahwa pihaknya akan mengamankan Kota Jayapura dengan 800 personil. Di mana di antaranya bekerja sama dengan TNI-Polri.

Kapolres meminta kepada masyarakat untuk bisa tetap menciptakan suasana aman dan tentram. “Mari kita sama-sama menciptakan suasana aman, nyaman, tenteram dan damai dengan mengaktifkan kembali pos siskamling,” pintanya. (ro/fud)

Selasa, 16 Agustus 2011 , 03:46:00
Cepos

K2PH2P2: Kami Tidak Mengatakan ‘Pelaku Penembakan Nafri Bukan OPM’

JUBI —- Koalisi untuk Keadilan, Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Pelayanan Publik (K2PH2P2) mengklarifikasi berita harian Cenderawasih Pos edisi 2 Agustus 2011 yang menyatakan, bahwa, pelaku penembakan di Nafri kemarin adalah bukan OPM.

Dalam pres rilis yang diterima media ini, 2 Agustus 2011 malam, Pastor John Jonga, perwakilan K2PH2P2 mengatakan, siaran pers yang dilangsungkan pihaknya Senin kemarin adalah berkaitan dengan kinerja pemerintah di kabupaten Keerom, bukan menyikapi penembakan Nafri.

“Siaran pers yang dilaksanakan oleh Koalisi Untuk Keadilan, Penegakan Hukum dan HAM Serta Pelayanan Publik sudah direncanakan jauh hari sebelumnya dan sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pembunuhan yang terjadi di Kampung Nafri pada 01 Agustus pukul 03.30 WIT,” tegas Pastor John, seperti dikutip dari press rilisnya.

Lanjut Pastor John, siaran pers pihaknya kemarin mengatakan, membahas kinerja pemerintah Kabupaten Keerom dan kinerja Kepolisian Kabupaten Keerom dalam kaitan dengan situasi sosial saat ini, yaitu kinerja Pemerintah Daerah (Pemda) Keerom, penegakan hukum, kasus-kasus pembunuhan yang tidak terungkap pelakunya, dan korupsi di Dinas P dan P Kabupaten Keerom, seperti diberitakan media.

“Terkait dengan kasus pembunuhan di Nafri, pada konferensi pers tersebut kami tidak pernah memberikan pernyataan bahwa kejadian di tanjakan Nafri itu bukan perbuatan TPN/OPM dan bukan perbuatan orang asli Papua, tetapi yang melakukan itu adalah TPN/OPM yang dipelihara oleh oknum tertentu, seperti yang dilansir di Cenderawasih Pos 02 Agustus 2011,” lanjutnya.

Koalisi ini mengutuk keras pelaku penembakan tersebut, dan otak di balik insiden mengenaskan itu. (J/10)

WEDNESDAY, 03 AUGUST 2011 07:48 J/10 HITS: 39
http://tabloidjubi.com/daily-news/jayapura/13497-k2ph2p2-kami-tidak-mengatakan-pelaku-penembakan-nafri-bukan-opm.html

OPM Tembak Mati Warga

JAYAPURA—Aksi Kelompok separatis OPM di Kabupaten Puncak Jaya, kian menjadi-jadi. Rabu 4 Agustus sekitar pukul 18.30 WIT di Kampung Wuyuneri Distrik Mulia Puncak Jaya, kelompok OPM anak buah Goliat Tabuni ini, dilaporkan menembak mati warga, salah seorang pemilik kios. Namun, hal itu baru diketahui, Kamis 5 Agustus, kemarin.

Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono saat dikonfirmasi mengatakan,korban tewas ditembak di dalam kios rumahnya. “Dari olah TKP, korban yang namanya Atril Wahid (25) asal Padang, ditembak dalam posisi duduk di dalam kios tepat di bagian mulut tembus kepala, namun, baru diketahui hari ini (kemarin),’’ ungkapnya.

Lalu, lanjutnya, setelah menembak korban, pelaku kemudian menembak tukang ojek atas nama Irfan (21) yang saat itu melintas di tempat kejadian. “Setelah menembak pemilik kios, pelaku keluar dan kebetulan
tukang ojek lewat dan kemudian menembaknya. Beruntung Irfan bisa menyelematkan diri dengan terus melarikan sepeda motornya,’’ jelas Wachcyono.

Beberepa saat kemudian, polisi tiba di lokasi dan sempat baku tembak dengan para pelaku yang diperkirakan 3 orang, namun, pelaku berhasil kabur dan menghilang dikegelapan malam.
Di dalam kios korban, terlihat jelas cecerana darah, dan diduga kuta ditembak dengan AK47, pasalnya ditemukan satu selongsongan dari senjata jenis itu.

Pelaku, tandasnya diduga adalah kelompok OPM dengan pimpinan Gobanik Telenggen serta M. Murib. Saat ini sedang dilakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut. “Mereka ini anak buahnya Goliath Tabuni yang kerap beraksi di dalam kota,’’ tandasnya.

Sementara korban, rencananya dengan menggunakan pesawat Lion Air akan diterbangkan ke Padang hari ini Jumat 6 Agustus. Saat ini korban sudah berhasil dievakuasi dari Mulia menuju Jayapura dengan pesawat Trigana jenis Twin otter.

Aksi OPM terus berlanjut dan kian sadis, sementara Kapolda Papua mengklaim, pasca penambahan satu SSK Brimob dari Kedunghalang, situasi Puncak Jaya kondusif. Kapolda juga membantah telah memberlakukan jam malam di Mulia, padahal Kapolres Puncak Jaya AKBP Alex Korwa membenarkan hal itu. Warga Puncak Jaya terus diselimuti rasa ketakutan. (jir)

Kamis, 05 Agustus 2010 21:51

Di Puncak Jaya, OTK Bakar Tiga Mobil

JAYAPURA – Kelompok orang tak dikenal (OTK) kembali berulah di Puncak Jaya, Papua. Rabu (21/7) sekitar pukul 17.00 WIT lalu, tepatnya di wilayah Kampung Kalome, Distrik Tingginambut, Puncak Jaya mereka membakar tiga unit mobil jenis Strada yang datang dari arah Wamena menuju Mulia, Puncak Jaya.

Akibat peristiwa ini, tiga mobil itu hangus terbakar. Tidak hanya itu, dari kejadian tersebut juga diperoleh informasi bahwa seorang supir yang diketahui bernama Timotius Enumbi dan dua warga lainnya yaitu Nemince Wonda dan Lanko Nafi terkena serpihan peluru.

Bupati Puncak Jaya, Lukas Enembe,SIP saat ditemui wartawan di Jayapura, Kamis (22/7) membenarkan kejadian itu.

”Rabu (21/7) sekitar pukul 17.00 WIT terjadi penghadangan oleh sekelompok warga sipil bersenjata diduga pimpinan Goliat Tabuni terhadap 4 mobil dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya menuju Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Tepat di perjalanan daerah Kampung Kalome, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya sekitar 2 km dari Pos TNI Kalome dihadang kemudian membakar 3 mobil yang sedang membawa bahan makanan (Bama), namun 1 mobil dilaporkan berhasil melarikan diri ke arah Wamena,” ungkapnya.

Dikatakan, dari informasi awal dilaporkan ada 2 warga masyarakat asli Puncak Jaya yang diketahui bernama Timotius Enumbi dan Nemince Wonda dinyatakan hilang atau tidak ditemukan saat kejadian penghadangan dan pembakaran itu, namun setelah dikonfirmasi Kamis (22/7) kemarin, kedua warga tersebut akhirnya diketahui telah menyelamatkan diri ke Pos Polisi Tingginambut.

Bupati Lukas Enembe mengatakan, pihaknya pernah memberikan deadline kepada kelompok sipil bersenjata itu dan deadline itu sudah berakhir pada 28 Juni 2010 lalu, dengan demikian pihaknya kembali memberikan deadline berikutnya untuk turun dan bergabung dengan warga lainnya, kemudian sama-sama membangun Puncak Jaya. ”Kita sebenarnya tidak bisa memberikan deadline hanya satu kali sehingga semua ini harus dipersiapkan dan kita juga harus mengatur teknis, mekanisme dan biaya,” tukasnya.

Diakuinya, sampai hari ini setelah pertemuan dengan gubernur tentang koordinasi soal gangguan keamanan di Puncak Jaya, belum ada informasi soal bantuan dari provinsi sehingga dengan kondisi APBD Puncak Jaya saat ini belum bisa berbicara tahap selanjutnya, karena APBD terbatas.

Oleh karena itu, justru deadline yang diberikan sampai 28 Juni 2010 ini, pihaknya mendapatkan surat dari Goliat Tabuni yang meminta bahwa merdeka adalah harga mati kemudian meminta persenjataan kepada Bupati untuk menantang.

”Ini adalah ideology yang berseberangan dengan kita, oleh karena itu harus dibuatkan perhitungan yang baik dan tidak gegabah melakukan suatu hal seperti penyisiran dan tidak segampang itu,” ujarnya lagi.

Disinggung soal keberadaan 1 SSK anggota Brimob di Puncak Jaya, Lukas Enembe yang juga Ketua Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah menambahkan, medan di Puncak jaya sangat sulit sehingga siapapun bertugas di sana pasti mengatakan medan sangat sulit, bahkan telah menelan 1 korban tewas anggota Brimob yang baru ditugaskan. “Sehingga terlatih bagaimanapun anggota itu pasti akan sulit dengan medan sebab gerombolan itu lebih menguasi medan dan tidak cukup hanya 1 SSK saja untuk mereka mengejar,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Komisaris Besar Polisi, Wachyono ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos membenarkan peristiwa tersebut. ”Kelompok sipil bersenjata itu menghadang kemudian membakar 3 unit mobil yang datang dari arah Wamena menuju Mulia. 1 unit mobil berhasil melarikan diri ke arah Wamena sementara 3 diketahui terbakar. Kemudian 2 orang korban yang terkena serpihan peluru dan sebelumnya memang diinformasikan belum ditemukan keberadaannya maka setelah dikroscek ternyata selamat dan sedang berada di Pos Polisi Tingginambut,” tukasnya.

Secara terpisah, kakak kandung Timotius Enumbi, Piton Enumbi ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya, Kamis (22/7) kemarin mengakui telah mendapatkan informasi dari Mulia, Puncak Jaya tentang keberadaan adiknya selamat. ”Informasi dari keluarga di Mulia, Puncak Jaya bahwa adik saya selamat dan saat ini sedang berlindung di Pos Polisi Tingginambut dan rencananya akan bertolak menuju Mulia,” tandasnya. (nal/fud)
 

Aparat kepolisian berhasil menyita amunisi senjata jenis M16 serta magazine, tempat peluru, di Bandara Sentani, Jayapura, Rabu 23 Juni 2010.

Peluru dan magazine itu di sita dari cargo Maskapai penerbangan Manunggal Jaya, dan rencananya akan di kirim ke Pegunungan tengah Papua tepatnya Wamena.

Kapolres Jayapura, AKBP Matius Fachiri saat di konfirmasi via telepon selulernya membenarkan adanya penemuan tersebut.

"Benar, kami menemukan sejumlah amunisi di kargo milik Manunggal Air di Bandara Sentani, dan rencananya akan dikirim ke Wamena," ucapnya.

Menurutnya, saat ini pihaknya masih terus mencari pemilik amunisi tersebut. "Kami sudah berkoordinasi dengan petugas di Wamena untuk melacak pemilik amunisi itu," tandasnya.

Mengenai kronologis penemuan, jelas Fachiri, Sekitar pukul 14.00 WIT pada saat loading barang, petugas security kargo Bandara Sentani curiga dengan paket barang dengan nama penerima atas nama Isak Alitopo.

Sebab, beratnya tidak normal. Dalam manifest tertulis alat elektronik (amplifier). Setelah dicek dan dibuka, dalam amplifier tersebut tersembunyi 38 butir peluru kaliber 5,56 mm, satu magazine M-16 dan tujuh butir peluru kaliber 7,62 mm — yang dilakban dalam amplifier tersebut.

"Amunisi itu langsung diamankan dan dibawa oleh anggota Polsek KP3 Bandara Sentani. Sedangkan pengirim barang melarikan diri namun sudah diketahui identitasnya," ungkapnya.

Sesuai dengan manifes barang tersebut dikirim tanggal 23 Juni 2010 via Manunggal Air dan semestinya dikirim pada penerbangan pertama sekitar pukul 08.00 WIT.

Laporan: Banjir Ambarita| Papua

Penambahan Pasukan ke Puja Dinilai Menambah Masalah

Pasukan Brimob Sap Dierjunkan ke Puncak Jaya
Pasukan Brimob Sap Dierjunkan ke Puncak Jaya

JAYAPURA [PAPOS] -Rencana penambahan pasukan sebanyak 1 SSK ke Puncak Jaya (Puja), pasca kasus penembakan yang diduga dilakukan anggota OPM hingga menewaskan satu anggota Brimob, Senin (14/6)lalu.

Oleh Dewan Perwakilan Rakyat Papua dinilai hanya sebagai masalah baru di wilayah tersebut, dan bukan menyelesaikan masalah.“Penambahan pasukan seperti yang sudah diberitakan, sama sekali tidak menjawab keinginan masyarakat setempat, tetapi penambahan pasukan hanya menambah masalah baru di daerah Puncak Jaya,” kata Ketua Komisi A DPR Papua Ruben Magai kepada wartawan di kantor DPRP, Jumat [18/6].

Kasus yang terjadi di Puncak Jaya, lanjut Ruben, bukan masalah politik, sehingga penyelesaiannya mengaandalkan senjata atau kekuatan, tetapi kasus masyarakat setempat adalah bagaimana masalah ekonomi bisa teratasi di daerah tersebut.

“Untuk itu, Kapolri harus mencabut pernyataannya menambahan pasukan ke Puncak Jaya, karena jika tidak maka akan timbul masalah baru lagi, dan korban akan terus berjatuhan,” ujar Ruben.

Menurut dia, masyarakat Puncak Jaya, saat ini tidak membutuhkan kekuatan atau senjata guna menyelesaikan masalah yang terjadi diantara mereka, tetapi alangkah baiknya pemerintah pusat maupun pemda setempat duduk bersama-sama membahas masa depan masyarakat Papua, yang terlantarkan akibat kegagalan dari pada Otsus.[lina]

Ditulis oleh lina/Papos
Sabtu, 19 Juni 2010 00:00

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny