KNPB Tuntut Polda Tanggung Jawab

Jubir Badan Pengurus Pusat Komite Nasional Papua Barat (BPP-KNPB) Bazoka Logo didampingi Ketua I BPP KNPB Agus Kosay, ketika memberikan keterangan pers terkait kasus penembakan di Dogiyai di Expo, Waena, Jumat (21/11). JAYAPURA – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menuntut Polda Papua bertanggungjawab atas aksi penembakan terhadap 3 aktivis KNPB, ketika berlangsung ibadah syukur HUT ke-6 KNPB sekaligus mendukung pertemuan ILWP di Belanda di Moanemani, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua, Kamis (20/11) lalu.

Tuntutan ini disampaikan Jubir BPP-KNPB Bazoka Logo didampingi Ketua I BPP KNPB Agus Kosay, ketika keterangan pers di Expo, Waena, Kota Jayapura, Jumat (21/11).

Bazoka Logo mengatakan, ke-3 aktivis KNPB yang tertembak, masing-masing David Pigai kena tembak di betis kaki kiri, peluru masih bersarang di kaki, Arsel Pigai kena tembak di kaki kanan dan Okto Tebay kena tembak di kaki kanan, peluru masih bersarang di kaki.

Selain itu, kata Bazoka Logo, pihaknya juga minta agar Polda Papua segera membebaskan 25 aktivis KNPB yang ditangkap dan ditahan di Ruang Tahanan Polres Nabire. Masing-masing 13 aktivis KNPB ditangkap, ketika berlangsung ibadah syukur HUT ke-6 KNPB di Kali Bobo Deoan Kampus USWIM, Nabire, Rabu (19/11) pukul 08.30 WIT. Sedangkan di Dogiyai 12 aktivis KNPB ditangkap aparat.

Menurut Bazoka Logo, tindakan Polda Papua melakukan pembubaran paksa dan menembaki aktivis KNPB merupakan tindakan kriminal, padahal kemerdekaan berserikat dan mengeluarkan pendapat itu berdasarkan UUD 1945.

Lanjut Bazoka Logo, pihaknya bersedia membuktikan tindakan kriminal yang dilakukan Polda Papua terhadap aktivis KNPB di Pengadilan dimanapun.

Sementara itu, Agus Kosay menuding Polda Papua telah melakukan pembohongan publik, karena menuding sejumlah aktivis KNPB membawa senjata tajam seperti bom molotov dan menyerang aparat ketika itu. Padahal kata mereka aparat menyerang aktivis KNPB menggunakan senjata.

“Kami hanya punya Megafon dan spanduk. Itu kekuatan kami. KNPB adalah organiasi sipil yang berjuang tanpa kekerasan. Tra mungkin orang pergi ibadah bawa bom molotov dan menyerang aparat,”

terang Agus Kosay.

Dikatakan Agus Kosay, pihaknya juga menyampaikan prihatin atas sikap aparat yang menutup akses bagi keluarganya untuk menjenguk aktivis KNPB yang ditahan di Polres Nabire. (mdc/don/lo1)

Sabtu, 22 November 2014 03:01, bintangpapua.com

KSB Berulah di Ilaga

Jum’at, 26 September 2014 06:44, BintangPapua.com

JAYAPURA – Lagi-lagi penembakan terjadi di Ilaga, Kabupaten Puncak. Kali ini yang menjadi korban seorang prajurit TNI dari Yonif 751/Raider bernama Prada Abraham Rumadas. Abraham diduga tewas ditembak oleh Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) saat melakukan pengamanan pelantikan Kepala Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak-Papua, Kamis (25/9) pagi sekitar pukul 10.00 WIT.

Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Letnan Kolonel (TNI) Rikas Hidayatullah saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, anggota TNI yang menjadi sasaran korban penembakan merupakan anggota Yonif 751/Rider Sentani, Kabupaten Jayapura.

“Ya, memang benar ada penembakan, korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Ilaga. Rencana besok (hari ini-red) jenazah tiba di Jayapura,” ujar Kapendam melalui telephone selulernya kemarin.

Mengenai kronologis kejadian, Rikas menjelaskan, berawal ketika korban sedang mengambil logistik di pasar. Sayang setelah sampai di Ilaga tempat pengamanan pelantikan Kepala Distrik, tiba-tiba ia ditembaki oleh gerombolan bersenjata hingga tewas ditempat.

Menurut Rikas, korban ditemukan tewas di tempat lantaran mengalami luka tembak bagian kepala. Pasca kejadian itu, warga setempat kocar-kacir untuk bersembunyi, sementara pelaku berhasil melarikan diri.

Atas terjadinya penembakan itu, menurut Rikas, anggota di sana langsung melakukan pengejaran dan mencari pelaku, namun tidak membuahkan hasil. “Anggota masih terus melakukan pengejaran dan pos koramil di sana terus melakukan kewaspadaan,” ujarnya.

Atas penembakan itu, menurut Rikas, bahwa Pangdam XVII/Cenderawasih telah memerintahkan prajurit di Ilaga Kabupaten Puncak bertindak secara profesional dan tidak menimbulkan keresahan terhadap masyarakat yang tidak bersalah. “Pangdam juga menyampaikan duka yang dalam kepada keluarga almarhum. keluarga TNI berduka,” tukasnya.

Evakuasi Terhambat Cuaca

Upaya evakuasi jenasah Pratu Abraham, anggota Yonif 751 yang tewas ditembak kelompok sipil bersenjata di Ilaga, Kamis tidak bisa dilaksanakan karena terhambat cuaca.

Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII Cenderawasih Letkol Inf Rikas kepada Antara di Kota Jayapura, Kamis mengemukakan rencana evakuasi tidak bisa segera diteruskan karena cuaca yang kurang baik dan keterbatasan pesawat untuk mengangkut.

Kemungkinan Jumat (26/9) evakuasi jenazah Pratu Abraham ke Jayapura baru akan bisa dilaksanakan,” kata Letkol Inf Rikas seraya mengakui bahwa saat ini senjata jenis SS-1 yang dibawa oleh korban telah diambil diambil oleh anggota kelompok bersenjata tersebut.

Dia mengatakan, korban ditembak saat melaksanakan tugas pengamanan pelaksanaan pelantikan Kepala Distrik Ilaga, Ibu Kota Kabupaten Puncak, di pedalaman Papua. Korban Pratu Abraham dilaporkan meninggal di tempat kejadian akibat tertembak di bagian kepala.

Ketika ditanya apakah pelaku penembakan adalah sayap militer dari kelompok Murib, Kapendam Cenderawasih mengaku belum dapat memastikan kebenaran informasi tersebut. Namun, kata dia, dari laporan terungkap bahwa hingga saat ini kelompok bersenjata yang beroperasi di sekitar Ilaga adalah kelompok militer Murib, demikian Letkol Inf Rikas menegaskan. (loy/ant/ari/l03)

8 Polisi Ditembak Kelompok Bersenjata Di Papua

Bisnis.com [ Selasa, 29 Juli 2014, 04:16 WIB], LANNY JAYA, Papua – Delapan anggota Polres Lanny Jaya ditembak oleh kelompok bersenjata dalam baku tembak yang terjadi di Kabupaten Lanny Jaya, Papua, kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny F Sompie.

“Pada 28 Juli 2014 sekitar pukul 12.10 WIB telah terjadi penembakan di daerah Indawa Kabupaten Lanny Jaya terhadap delapan anggota Polres Lanny Jaya yang sedang berpatroli,”

kata Ronny dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Menurut dia, para petugas dari Polres Lanny Jaya itu sedang melakukan kegiatan sambang desa untuk membangun sistem keamanan masyarakat di wilayah perdesaan.

Delapan anggota Polres Lanny Jaya tersebut mendapatkan serangan dari kelompok kriminal bersenjata pimpinan Enden Wanimbo,” ujarnya.

Ronny menyampaikan, kejadian penembakan tersebut menyebabkan dua anggota Polres Lanny Jaya, yaitu Bripda Zulkifli D Putra dan Bripda Yoga AJ Ginuny, meninggal dunia akibat luka tembak di kepala.

Sementara itu, kata dia, anggota Polres Lanny Jaya lainnya yang terlibat dalam aksi baku tembak itu juga mengalami luka tembak, antara lain Briptu Helsky Bonyadone dengan luka tembak di perut dan Bripda Alex Numbery dengan luka tembak di pelipis.

Para petugas yang menjadi korban tembak ini telah dievakuasi ke RSU (Rumah Sakit Umum) Wamena,” kata Ronny.

Kadivhumas Polri itu menyebutkan bahwa tempat kejadian perkara (TKP) hanya berjarak satu setengah jam perjalanan dari Polres Lanny Jaya atau dua jam perjalanan dari Wamena.

“Sampai denga pukul 16.00 sore tadi dilaporkan bahwa masih terjadi kontak tembak dengan 20 personel Timsus Polda dan dua SST (Satuan Setingkat Peleton) BKO Brimobda Polres Lanny Jaya,”

ungkapnya.

Menurut Ronny, rencananya pada Selasa, 29 Juli, Wakapolda, Direktur Intelkam, dan Kasat Brimob Polda Papua berangkat menuju Kabupaten Lanny Jaya melalui Wamena dengan pesawat terbang, untuk memperkuat pasukan dan membuat giat operasional di Polres tersebut.

Source : Antara
Editor : Martin Sihombing

Dua Polisit Tewas Tertembak di Lani Jaya

Jayapura, 29/7 (Jubi) – Dua anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Kabupaten Lanny Jaya tewas tertembak oleh kelompok sipil bersenjata (KSB) di Indawa, Kabupaten Lanny Jaya, Papua, Senin (28/7) kemarin.

Dari data yang didapat tabloidjubi.com, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 12.10 WIT, Senin (28/7), saat KSB yang diduga melakukan penembakan terhadap empat polisi yangh sedang bertugas. Dari empat polisi ini, dua diantaranya tewas, yakni Brigadir Polisi Dua (Bripda) Yoga Ginugy dan Brigadir Polisi Dua (Bripda) Zulkifli. Sedangkan dua polisi lainnya, Bripda Alex Numbery dan Briptu Helsky Bonyadone mengalami luka-luka.

Kepala Bidang Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono dalam pers realesnya mengatakan, pihaknya mengutuk keras tindakan itu yang mengakibatkan dua anggota polisi tewas.

“Polisi saat itu sedang melakukan kegiatan pembangunan sumber daya manusia yaitu dalam bentuk kegiatan bimbingan masyarakat (Bimas) sambang desa agar desa-desa di wilayah Papua menjadi desa sadar hukum dan memiliki masyarakat yang lebih cerdas dan mampu menghadapi perubahan jaman yang sangat cepat,” kata Pudjo, Senin (28/7).

Menurutnya, peran Polri untuk pembentukan karakter masyarakat sangat penting, karena kegiatan Bimas sangat mendukung pembangunan yang dilakukan pemerintah dalam hal ini bupati dan gubernur. “Kami minta masyarakat tetap tenang dan yakin bahwa kelompok kriminal itu harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujarnya.

Saat ini, kata Pudjo, polisi tengah mengejar kelompok bersenjata itu. Bahkan pihaknya berkoordinasi dengan Asintel Kodam XVII Cenderawasih untuk back-up dari kesatuan TNI yang terdekat.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Lanny Jaya, Befa Jigibalom meminta aparat keamanan TNI/Polri untuk bertindak tegas terhadap kelompok bersenjata yang telah meresahkan masyarakat. Sebab kelompok bersenjata dipimpin Purom Wenda yang diduga telah meninggalkan Puncak Jaya.

“Kelompok Porum Wenda telah jadikan daerah Pirime Balinga dan Kwiyawagi sebagai tempat KSB. Lanny Jaya dijadikan sebagai daerah kekuasaan mereka,” kata Befa.

Pasca insiden penembakan itu, kata Befa, ibukota Lanny Jaya, Tiom dalam keadaan kondusif. “Di Tiom sendiri aman. Siaga peristiwa terjadi di tenggah Distrik Maki dan Pirime di daerah Kampung Indawa,” ujarnya.

Terkait insiden ini, Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua, Brigadir Jenderal (Pol) Paulus Waterpauw langsung terjun ke Tiom, Lanny Jaya. “Saya sekarang baru turun dari pesawat, ini mau menuju Tiom, nanti dulu ya,” katanya saat dihubungi, Selasa (29/7).

Informasi terakhir yang didapat, jenazah korban tewas atas nama Bripda Zulkifli pada Selasa (29/7) siang dikirim Kota Jayapura dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Waena, Kota Jayapura. Sementara korban tewas lainnya, Bripda Yoga Ginugy rencananya akan dimakamkan di Semarang, Jawa Tengah. Lalu korban luka-luka akan dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara, Kotaraja, Kota Jayapura. (Jubi/Indrayadi TH)

Giliran, Tukang Ojek Ditembak di Lanny Jaya

JAYAPURA – Lagi-lagi kasus penembakan kembali terjadi di wilayah Pegunungan. Jika sebelumnya, Rabu (16/7) tiga warga sipil ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata di daerah Kampung Dangobak, yang terletak di Kampung Danggobak Kalome, distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, kali ini, giliran Tukang ojek atas nama Nasito (40) warga Yokobag, ditembak di Kampung Dogobe Kabupaten Lanny Jaya pada, Kamis (17/7) sore sekitar pukul 17.00 WIT.

Korban tewas di tempat, akibat mengalami luka tembak di bagian kepala belakang tembus pipi kanan dan kini korban telah dievakuasi di rumah Sakit Kabupaten Lanny Jaya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua, Kombes (Pol) Pudjo Sulistyo Hartono ketika dikonfirmasi via BBM, membenarkan terjadinya penembakan terhadap tukang ojek oleh kelompok kriminal bersenjata tersebut.

Pudjo menjelaskan, peristiwa penembakan itu berawal, pukul 16.00 WIT korban yang berprofesi sebagai tukang ojek itu mengantar penumpang dari Kota Tiom menuju Distrik Malagaineri dan dari distrik Malagaineri korban mengantar kembali penumpang lain menuju Kota Tiom.

Namun dalam perjalanan menuju Kota Tiom, tepatnya di Kampung Dogome tiba-tiba ditembaki oleh kelompok kriminal bersenjata tersebut yang diduga dari arah hutan. Mendapat informasi tersebut, tim gabungan TNI dan Polri langsung menuju ke Lokasi kejadian untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku, namun sudah berhasil melarikan diri. Sementara korban langsung di evakuasi ke RS Tiom.

“Dari hasil olah TKP, anggota di lapangan berhasil menemukan selongsong peluru jenis FN dengan sekitar 1 meter dari tempat korban saat ditembak. Namun saat ini, selongsong peluru tersebut akan dilakukan pengecekan,”

kata Pudjo tadi malam.

Disinggung apakah penembakan tersebut masih ada kaitannya di Kabupaten Lanny Jaya?, Pudjo menjelaskan, bahwa pihakn kepolisian sedang mendalami hal tersebut. “Kita belum bisa sampaikan motifnya seperti apa karena sedang di pelajari oleh kepolisian,” katanya.

Yang jelas, tegas Pudjo bahwa dengan adanya penembakan tersebut, telah menunjukkan bahwa masih adanya kelompok kriminal bersenjata yang mengganggu kamtibmas di wilayah Kabupaten Lanny Jaya dan perbuatan ini tidak dapat di tolelir sehingga kejahatan ini harus di tindak dan di bawa ke depan hukum. “Saya pastikan bahwa pelaku akan di bawa ke depan hukum untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,” kata dia.

Sementara itu, Dandim Puncak Jya, Letkol Inf. Luqman Arif ketika dikonfirmasi Bintang Papua melalui via SMSnya, membenarkan peristiwa penembakan terhadap tukang ojek tersebut.

“Korban ditembak saat mengantar penumpang di distrik Malagaineri. Ia terkena tembakan dibagian leher belakang tembus pipi kanan dekat hidung, kepala belakang tembus hidung dan korban telah di evakuasi di RS TIom,”

katanya singkat (Loy/don/l03)

Jum’at, 18 Juli 2014 01:48, BinPa

Penembakan di Puncak Jaya Diketahui 10 Orang

JAYAPURA – Kepolisian Daerah Papua mengetahui jumlah kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang melakukan penembakan terhadap rombongan mobil dari Wamena menuju Kabupaten Puncak Jaya tepatnya di Kampung di sekitar Kampung Dangobak, yang terletak di Kampung Danggobak Kalome, Distrik Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, Rabu (16/7) siang diketahui sebanyak 10 orang.

Penembakan yang dilakukan para kelompok kriminal bersenjata tersebut mengakibatkan satu warga sipil tewas  atas nama, Kallo (30) asal Makassar dan dua warga sipil luka tembak masing-masing, Laksmana (24) mengalami luka tembak dibagian kaki dan Bahar (40) mengalami luka tembak di bagian pantat.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda Papua, Komisaris Besar Polisi , Sulistyo Pudjo Hartono, S.Ik., kepada wartawan mengatakan, dari hasil pemeriksaan beberapa orang saksi di lokasi kejadian terutama keapda para korban penembakan, diketahui kelompok KKB tersebut ada sekitar 10 orang.

Namun tentunya,  Polda Papua terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku tersebut serta mengumpulkan sumber untuk mencari siapa dan kelompok mana yang melakukan aksi penembakan itu terhadap warga sipil yang hendak membawa bahan makanan dari Kota Wamena ke Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya tersebut.

Menurut  Pudjo, penembakan ini sengaja dilakukan oleh  kelompok kriminal bersenjata dan mereka  selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan. Dimana mereka melakukan tindakan pada saat kondisi harga bahan pokok di Kabupaten Puncak Jaya stabil sehingga dengan adanya penembakan ini maka harga bahan makanan naik, misalnya bahan makanan sebesar Rp40 ribu dan sekarang naik menjadi Rp60 ribu.
Pudjo mengemukakan, bahwa sebenarnya kondisi masyarakat di Kabupaten Puncak Jaya Menurutnyan aman dan kondusif. Indikator umum bagus, bahkan pelaksanaan Pileg dan Pilpres juga aman. Tapi kelompok kriminal bersenjata itu tak mau kondisi di wilayahnya membaik.

“Indikator positif di sana mau tidak mau harga sudah mulai membaik, dan ketika ada aksi dari KKB, semua berubah dengan seketika yang akhirnya semua rugi. Tetapi semua rugi menurut versi kita, tapi menurut mereka untung karena mereka bisa mengambil ke untungan dan mau tidak mau mereka bisa mengambil uang ketika mobil lewat,”

paparnya.

Oleh karena itu, Pudjo menegaskan, polisi tidak boleh membiarkan anomi dimana masyarakat lebih mengendalikan hukum. Polisi tidak boleh kalah, mereka menekan agar masyarakat bisa mengambil ke untungan baik kepada pedagang maupun kontraktor. Tapi beban itu kembali lagi kepada masyarkat dimana harga barang Rp50 ribu naik menjadi Rp75 ribu.

Disinggung soal aktifitas jalan transportasi darat, tambah Pudjo, bahwa transportasi darat terpaksa harus terhenti atas peristiwa penembakan itu. “Masyarakat yang mau membawa bahan makanan terpaksa merasa ketakutan  pasca penembakan tersebut,” katanya.
Apakah ada pengawalan dari aparat saat rombongan ke Kabupaten Puncak Jaya,

Pudjo   mengemukakan tidak ada pengawalan karena selama ini menganggap aman dan kondusif, sehingga mereka tidak meminta pengawalan. “Memang sebelumnya, mereka meminta pengawalan baik dari  Polisi maupun dari TNI itu sendiri. Namun karena mungkin merasa aman mereka harus jalan sendiri,”kata dia.

Sementara itu, jenazah korban Kallo (30) yang meninggal dunia dalam kasus penembakan itu telah dievakuasi ke Jayapura dengan menggunakan pesawat Enggang PK-RSC pada, Kamis (17/7) siang  pukul 11.50 WIT dan selanjutnya akan di makamkan di kampung halamannya di Makassar. (Loy/don/l03)

Jum’at, 18 Juli 2014 01:48, BinPa

Kelompok Kriminal Bersenjata Di Papua Kembali Beraksi

Terjadi lagi pada sore tadi, Kamis 17 Juli 2014 pukul 17.10 WIT aksi penembakan terhadap warga/masyarakat sipil di daerah Dugume Kabupaten Lanny Jaya. Kali ini korbannya adalah seorang tukang ojek atas nama Nasito (47 Thn) asal Probolinggo. Korban meninggal di tempat setelah terkena peluru dari tembakan senjata api milik Kelompok Sipil Bersenjata (KSB) anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang diduga beroperasi di daerah tersebut.

Awal mula kejadian ketika korban sedang mengantar penumpangnya dari arah Malaganeri menuju ke Tiom. Pada saat tiba di Kampung Dugume tukang ojek tersebut di tembak dibagian leher belakang tembus ke pipi bagian kiri. Kemungkinan besar penembakan tersebut dilakukan oleh orang yang diboncengnya (penumpangnya) yang dari Malaganeri tersebut. Karena di Tempat Kejadian Perkara (TKP) ditemukan barang bukti berupa satu buah kelongsong senjata jenis Pistol.

Sungguh sangat bejat perbuatan dari orang tersebut yang tega melakukan penembakan terhadap oarng yang sedang bekerja mencari nafkah untuk menafkahi keluarganya di rumah. Bagaimana perasaan keluarganya di rumah saat mendengar orang tersayang yang pulang hanya dengan nama karena di tembak oleh kelompok sipil bersenjata yang sangat tidak dibayangkan.

Itulah perbuatan yang sangat tidak manusiawi yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Hal seperti inilah yang membuat masyarakat di daerah tersebut merasa terganggu dan tidak nyaman. Dalam hal mencari nafkah, karena mereka merasa takut dengan kejadian tersebut.

Dari kejadian ini pihak TNI-Polri mengambil langkah-langkah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Lany Jaya, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, dan Tokoh Agama untuk mencegah agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi serta meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, menggiatkan patroli gabungan TNI-Polri ke daerah-daerah rawan.

Saat ini kondisi di daerah tersebut sudah mulai kondusif namun aparat keamanan tetap melakukan pengamanan.

Kompasiana, REP | 17 July 2014 | 20:28

Tiga Orang Ditemukan Tewas Pasca Insiden Pasar Youtefa, Satu Ditembak

Jayapura, 4/7 (Jubi) Selain seorang Polisi atas nama Brigpol Asriadi dinyatakan tewas, tiga orang warga ditemukan tewas setelah insiden pembubaran judi di Pasar Youtefa yang terjadi pada hari Rabu (2/7).

Jumlah korban yang tewas dalam insiden ini dibenarkan oleh Kapolda Papua, Irjenpol Tito Karnavian, Kamis (3/7) kemarin. Mengutip situs antarasumbar.com, Kapolda belum mengetahui tiga dari empat orang yang tewas dalam insiden tersebut, selain anggotanya, Brigpol Asriadi. Tiga orang yang belum diketahui identitasnya ini, salah satunya tewas terkena tembakan polisi. Sedangkan dua lainnya ditemukan di lokasi yang berbeda dari korban yang tewas tertembak polisi. Tiga korban tewas ini, oleh polisi disebutkan sebagai warga Koya.

Korban yang tewas ditembak polisi ini, disebutkan oleh Kapolda karena berupaya menyerang Iptu Boby, polisi lainnya di sekitar Tanah Hitam. Korban tewas tertembak ini awalnya ditangkap polisi atas laporan warga di lokasi pasar Youtefa. Korban diduga terlibat perjudian di pasar Youtefa yang digerebek polisi pada hari Rabu (2/7). Saat dibawa ke Pos Polisi Tanah Hitam, korban melarikan diri dan bersembunyi di rumah warga. Masih menurut Kapolda Papua, seperti dilansir antarasumbar.com, saat mengejar korban yang akhirnya tewas ditembak ini, Iptu Boby dipukul dengan balok dan rantai sepeda oleh korban. Iptu Boby kemudian menembak korban sebagai upaya membela diri.

Polisi juga menyebutkan dua korban tewas lainnya, ditemukan di disekitar Pasar Youtefa setelah insiden pembubaran judi dua hari lalu. Identitas dan penyebab dua orang yang tewas ini tidak diketahui secara pasti.

Namun informasi lainnya yang dikumpulkan Jubi, menyebutkan paska insiden pembubaran judi ini, dua orang ditemukan tewas di KM 9 jalan menuju Koya. Kedua orang yang tewas ini diketahui bernama Asman Pahabol dan Yanus Pahabol. Namun tidak diketahui penyebab kematian kedua orang ini. Sedangkan satu orang lagi atas nama Vian Wetipo dilaporkan oleh beberapa mahasiswa di Perumnas III Waena hilang sejak hari Rabu, usai insiden di Pasar Youtefa.

Para mahasiswa asal Papua yang dihubungi Jubi ini, mengatakan beberapa saat setelah insiden di Pasar Youtefa ini, polisi menangkap beberapa rekan mereka di sekitar Putaran Taxi Perumnas III Waena. Mereka yang ditangkap ini antara lain, Hakul Kobak, Ono Balingga, Yandri Heselo, Ronal Wenda dan Kesman Tabuni. Belum diketahui apakah mereka ditangkap berkaitan dengan insiden Pasar Youtefa atau tidak.

Insiden Pasar Youtefa ini berawal saat polisi akan membubarkan aktivitas perjudian di salah satu sudut pasar Youtefa ini. Para pelaku perjudian melakukan perlawanan yang berujung tewasnya Brigpol Asriadi dan Brigpol Samsu Huta terluka. Polisi juga mengkonfirmasi senjata dua polisi ini dibawa lari oleh warga setelah insiden terjadi. (Jubi/Victor Mambor)

Lagi, Penembakan di Perbatasan Skow-Wutung

Bintang Kejora, Bendera Negara Republik West Papua
Bintang Kejora, Bendera Negara Republik West Papua

Korban yang sedang dibawa ke ruang operasi untuk ditangani lebih lanjut. (Inzert) Irjen (Pol) Drs. M Tito Karnavian M.A., Ph.D.JAYAPURA – Kelompok Sipil Bersenjata kembali beraksi di wilayah Perbatasan Skow-Wutung antara Negara Republik Indonesia dan Negara Papua New Guinea (PNG).
Kali ini, Warga sipil atas nama, Heri (20) yang berprofesi sebagai Sopir Toko Nayak pasar Batas jalan RI-PNG Skow Wutung ditembak Kelompok Bersenjata, tepatnya 1 Km dari jarak Pos Lintas Batas RI, pada Rabu (16/4) sore sekitar pukul 13.13 WIT.

Penembakan terhadap warga sipil ini, bersamaan dengan pembukaan lintas batas oleh Pengelola Lintas Batas Papua dan Gubernur Sendaun, yang sempat ditutup pasca penembakan disertai penyerangan di Perbatasan RI-PNG, yang mengakibatkan dua aparat keamanan terluka.

Ketika dikonfirmasi wartawan ke Kapolda Papua, Irjen (Pol). Drs. Tito Karnavian M.A., Ph.D., membenarkan telah terjadi penembakan itu, dan saat ini tim dari Polda Papua sudah turun ke lokasi penembakan untuk melakukan olah TKP, dan kasus ini masih melakukan pendalaman terhadap korban.
Kapolda menduga pelaku penembakan terhadap korban itu merupakan kelompok yang diusir oleh Pemerintah PNG, pasca terjadi penembakan pada tanggal 5 April lalu.

Ya, kita menduga, para pelaku ini merupakan kelompok yang sudah di usir dari PNG, yang kemudian kemudian mereka bingung mencari apa, ditambah lagi kemarin temannya tertembak sehingga melakukan gangguan penembakan,” kata Tito didamping Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono usai melakukan pertemuan dengan para pejabat di ruang cenderawasih Mapolda Papua kemarin.

Kapolda menandaskan, pasca penembakan ini telah melakukan penguatan di Perbatasan bekerjasama dengan rekan-rekan TNI. “Kami akan berkoordinasi dengan Interpool untuk melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan. Koordinasi dengan interpool ini karena melibatkan dua wilayah Negara,” katanya.

Ditegaskannya, salah satu penegakan hukum diberbagai Negara, maka diyakini Indonesia sudah dianggap sebagai kejahatan. ‘Di Negara PNG juga melakukan hal yang sama seperti di Indonesia, kecuali kasus politik tanpa kekerasan, belum tentu dianggap kejahatan di Negara lain,” tegasnya.

Kapolda juga tidak menampik apabila penembakan tersebut ada dugaan motif balas dendam, atas tewanya rekan mereka pada kontak senjata di Perbatasan. “Sangat memungkinkan, karena ada yang mati tertembak kemarin,” tukas Tito.

Di tempat yang sama, Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar Sulistyo Pudjo Hartono saat dikonfirmasi Bintang Papua, mengungkapkan, penembakan itu, terjadi saat dilangsungkan pembukaan lintas batas oleh Pengelola Lintas Batas Papua dan Gubernur Sendaun. “Tembakan terjadi berjarak sekitra 1 km sebelum pos lintas batas RI. Akibat gangguan itu, satu warga sipil atas nama Heri yang sedang melintas membawa dagangan menggunakan mobil carry luka parah tertembak di lengan kiri,” jelas Pudjo.

Pudjo menegaskan, saat ini rombongan pembuka lintas batas masih tertahan menunggu netralisasi dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan. “Rombongan masih tertahan di sana, sedangkan korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan,” kata Pudjo.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Letnan Kolonel, Rikas Hidayatulah saat dikonfirmasi Bintang Papua, membenarkan terjadi penembakan terhadap warga sipil tersebut.

Dia mengatakan, mendengar penembakan itu, anggota Satgas yang bertugas di perbatasan langsung mendatangi lokasi tempat terjadinya tembakan. “Di lokasi kejadian telah mendapat korban Heri terluka dibagian lengan kanan,” ujarnya.

Melihat kondisi korban kritis, anggota Satgas TNI-AD dari Yonif 623/BWU langsung melarikan korban ke rumah sakit Bhayangkara Polda Papua untuk mendapatkan perawatan medis, sementara anggota lainnya langsung melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan.
Saat ini masih melakukan pengejaran terhadap Geromboloan Kriminal bersenjata tersebut, yang diduga usai melakukan penembakan langsung melarikan diri. Kami berupaya untuk melakukan pencarian,” pungkasnya.

Sementara itu pantauan di RS Bhayangkara, keluarga korban menunggu dengan harap-harap cemas di Intalasi Gawat Darurat (IDG). Dan sempat keluarga korban panik, karena petugas medis RS Bhayangkara meminta keluarga korban untuk mencari donor darah ‘O’ di PMI dan jika tidak harus mencari orang untuk mendonorkan darahnya, karena korban masih membutuhkan kurang lebih 10 kantong darah.

Disisi lainnya, wartawan tidak diijinkan oleh petugas untuk pengambilan gambar disaat korban sedang berada di IGD RS Bhayangkara.

Di tempat yang sama, salah satu Dokter yang turut melakukan pertolongan kepad korban, yakni, dr. Arif Tria, menandaskan, langkah pertama dilakukan adalah penyelamatan terhadap korban dengan cara menghentikan pendaharaannya di IGD.

Selanjutnya, korban dibawa ke ruang operasi untuk penanganan operasinya, guna dilakukan eksplorasi untuk pengangkatan proyektil. “Ya kami lakukan penyelamatan dulu terhadap korban,” tandasnya kepada wartawan di RS Bhayangkara Kotaraja, Rabu, (16/4) kemarin. (loy/nls/don/l03)

Kamis, 17 April 2014 14:10, BinPa

Baku Tembak Terjadi Di Kampung Angkaisera, Yapen

Ilustrasi Penembakan Papua

Jayapura 28/2 (Jubi) – Aksi baku tembak terjadi di Kampung Angkaisera, Kabupaten Yapen. Dari informasi yang diterima tabloidjubi.com, tidak ada korban dalam insiden tersebut.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes (Pol) Sulistyo Pudjo Hartono membenarkan bahwa tadi siang di sekitar Polsek Angkaisera  pada pukul 12.00 waktu Papua, terdengar bunyi tembakan.

“Dari informasi, kelompok dari RO yang lakukan tembakan,”

kata Pudjo melalui pesan singkat telepon selulernya , Jumat (28/2).

Masih dari pesan singkat Pudjo, saat terdengar bunyi tembakan, Kapolsek Angkaisera langsung menghubungi Kapolres Yapen via telepon seluler dan melaporkan hal itu.

“Saat laksanakan patroli di daerah Kontinaen, Angkaisera, rombongan Brigade Mobil (Brimob) mendapatkan tembakan dari kelompok pimpinan RO dan Brimob melakukan tembakan balasan, tidak  ada korban jiwa,”

ujarnya.

Sementara itu, Komandan Kodim 1709 Yapen Waropen, Letkol Inf Dedi Iswanto saat di konfirmasi viatelepon selulernya mengatakan jika dirinya tidak bisa memberikan keterangan karena sedang berada di Jayapura.

“Memang ada seperti itu, anggota TNI tidak ada di situ saat kejadian. Tapi sebenarnya saya tidak bisa menjawab itu ya, karena bukan ranah saya,”

kata Dedi.

Sebelumnya, dilaporkan oleh seorang warga melalui situs laporan warga http://tabloidjubi.com/hotspot, situasi di Serui, Kepulauan Yapen cukup mencekam.

“Masyarakat yang berdomisi disekitar 5 kampung di Serui telah mengungsi ke hutan akibat penyisiran brutal oleh aparat gabungan TNI & Polri. Dikabarkan bahwa ada penambahan pasukan TNI/POLRI untuk mau kontak senjata degan TPN OPM.”

demikian laporan warga tersebut.

Pelapor juga melaporkan masyarakat semakin takut dan mengalami kelaparan di hutan (tempat pengungsian). Banyak anak-anak putus sekolah. (Jubi/Indrayadi TH)

February 28, 2014 at 21:21:38 WP,TJ

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny