Heli Milik TNI Jatuh di Mapnduma

Heli menjadi tontonan masyarakat. Inzet salah seorang korban jatuhnya helikopter di Mapnduma, Kabupaten NdugaWAMENA (PAPOS) – Lag-lagi kecelakaan pesawat terjadi di tanah Papua, kali ini helicopter milik Tentara Nasional Indonesia [TNI] penerbangan Timika tujuan Mapnduma yang mengangkut 13 penumpang ditambah 3 kru pesawat jatuh kejurang, 500 meter dari lapangan terbang Mapnduma, Distrik Mapnduma, Kabupaten Nduga, Senin [16/5].

Kepala Bagian Humas Kabupaten Nduga, Otomi Gwijangge, S.Hut. yang berada di lokasi kejadian kepada Papua Pos Senin [16/5] menjelaskan, kronologis kejadian tersebut adalah, pada pukul 10.30 WIT helicopter milik TNI yang terbang dari Timika dengan tujuan Mapnduma tiba di lapangan terbang Mapnduma, saat akan mendarat helicopter tersebut tidak mendarat di tempat pendaratan yang disediakan, namun helicopter tersebut bergeser hingga terjatuh ke dalam jurang di sisi lapangan terbang pada ketinggian sekitar 500 meter dan tertahan disekitar perkebunan masyarakat.

Kejadian tersebut lanjut Otomi sontak mengagetkan masyarakat yang berada di sekitar lapangan terbang yang datang ingin melihat helicopter yang datang dari Timika.“Kami melihat sendiri dari dekat kejadian tersebut, karena pada saat itu semua masyarakat datang untuk melihat siapa yang datang dengan helicopter yang datang dari Timika, untung pesawat jatuh dikebun yang menahan pesawat tersebut hingga tidak terjatuh ke jurang yang lebih dalam sekali,” terangnya.

Melihat kejadian tersebut masyarakat yang ada di lokasi kejadian langsung turun untuk membantu para penumpang dan pilot yang masih berada di dalam helicopter yang terjatuh, sementara mengenai kondisi korban menurut Otomi, seluruh penumpang dan kru helicopter hanya mengalami luka ringan. Semua penumpang terdiri dari 13 orang [nama-nama lihat table].

Termasuk pilot dan kru juga selamat tanpa mengalami luka parah tapi semuanya mengalami luka-luka ringan ditangan, dan para penumpang dan kru helicopter dikeluarkan secara manual dengan bantuan masyarakat setempat,” jelas Otomi.

Sedangkan kondisi helicopter naas tersebut ungkap Otomi, setelah jatuh helicopter tersebut terbalik dari ketinggian 500 meter hingga pesawat terbolak balik dimana bagian atas ke bawah dan bagian bawah ke atas serta helicopter tersebut sudah berada dalam kondisi patah dibagian tengahnya dengan bagian depan terpisah dengan bagian belakangnya, sayapnya juga putus, kaca cepan hancur, serta baling-balingnya atas juga lepas.

Konon kata Otomi dari keterangan yang diperolehnya dari masyarakat helicopter yang datang dari Timika ini di pakai oleh salah satu pasangan calon kandidat bupati dan kandidat wabup Nduga untuk mengangkut para pendukungnya bersama tim suksesnya.

“Pesawat yang jatuh ini di carter atau dipakai oleh salah satu pasangan kandidat bupati Nduga untuk memobilisasi pendukungnya dan tim suksesnya dari Timika menuju ke Mapnduma, namun tanpa diduga-duga kecelakaan itu terjadi sehingga masyarakat semua kaget,” katanya.

Sementaara itu kondisi pesawat tersebut masih belum dievakuasi sedangkan para korban langsung diberikan pertolongan pertama pada mereka yang mengalami kecelakaan ringan.

Empat Korban Kritis

Empat penumpang korban kecelakaan helikopter Penerbangan AD (Penerbad) yang jatuh di Distrik Mapenduma, Kabupaten Nduga, Papua, Senin, hingga saat ini masih dalam kondisi kritis.

Karel Gwijangge, keluarga salah satu korban kecelakaan helikopter Penerbad di Timika, Senin, mengharapkan bantuan sarana transportasi pesawat terbang dari Timika ke Mapenduma untuk dapat mengevakuasi para korban.

“Kami sangat mengharapkan esok ada pesawat yang bisa terbang ke sana untuk menjemput para korban sehingga bisa dievakuasi ke Timika untuk mendapat perawatan lebih lanjut,” tutur Karel yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Mimika.

Karel mengatakan salah satu dari empat penumpang yang masih dalam kondisi kritis di Mapenduma itu adalah ibu kandungnya atas nama Orit Nirigi. Orit Nirigi bersama lebih dari 10 orang penumpang berangkat dari Timika menuju Mapenduma pada Senin pagi sekitar pukul 09.31 WIT menumpang helikopter Bell-412 dengan nomor lambung 5001 milik Kodam XVII/Cenderawasih. “Sampai sekarang jumlah penumpang masih simpang siur. Ada yang mengatakan 17 orang, lainnya mengatakan 10 orang ditambah tiga orang kru,” tutur Karel.

Menurut informasi yang diterima Karel langsung dari Pdt Yulas Gwijangge di Mapenduma melalui SSB, helikopter naas itu bukan mendarat darurat di Kenyam, tetapi terjatuh di lahan perkebunan masyarakat sekitar lima meter sebelum mendarat di Lapangan Terbang Mapenduma sekitar pukul 11.00 WIT. “Informasi yang kami terima melalui SSB langsung dari Mapenduma dari sumber yang sangat bisa dipercaya, helikopter jatuh sekitar lima meter sebelum sampai di ujung landasan saat hendak mendarat. Kondisi cuaca saat itu dilaporkan terjadi angin kencang,” ujar Karel.

Helikopter naas itu dilaporkan mengalami kerusakan cukup parah yakni baling-balingnya terlepas, bagian ekor patah dan terguling masuk ke perkebunan warga dan kemudian tersangkut pada sebatang pohon mangga. Dari mesin helikopter tersebut sempat keluar asap.

Beruntung semua penumpang bersama kru helikopter selamat, meski beberapa orang diantaranya mengalami luka-luka yang cukup serius. Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA di Timika, tiga orang kru helikopter Penerbad tersebut sudah dievakuasi ke Timika pada Senin sore oleh helikopter Airfast milik PT Freeport Indonesia.

Komandan Kodim 1710 Mimika, Letkol Inf Bonni Christian Pardede membenarkan adanya insiden helikopter jatuh di Mapenduma. “Infonya demikian. Saya sedang menunggu laporan selanjutnya dari Timika. Yang jelas semuanya selamat,” tutur Bonni melalui pesan singkatnya.

Ia mengaku sedang bertugas ke luar wilayah Timika saat menerima informasi tersebut.

Sementara itu Kepala Bidang Perhubungan Udara Mimika, John Rettob mengatakan pihaknya siap membantu melayani permintaan keluarga untuk mencarikan pesawat carter guna mengevakuasi para korban yang masih dalam kondisi kritis di Mapenduma. “Kami akan berupaya maksimal untuk membantu transportasi korban yang mengalami luka-luka cukup serius dari Mapenduma ke Timika,” kata John.

Menurut dia, penerbangan reguler ke Mapenduma selama ini belum ada. Namun biasanya wilayah itu dilayani oleh penerbangan pesawat pilatus porter dari maskapai Susi Air jika ada permintaan dari masyarakat. [fredy/ant]

Heli Milik TNI Jatuh di Mapnduma

Heli menjadi tontonan masyarakat. Inzet salah seorang korban jatuhnya helikopter di Mapnduma, Kabupaten NdugaWAMENA (PAPOS) – Lag-lagi kecelakaan pesawat terjadi di tanah Papua, kali ini helicopter milik Tentara Nasional Indonesia [TNI] penerbangan Timika tujuan Mapnduma yang mengangkut 13 penumpang ditambah 3 kru pesawat jatuh kejurang, 500 meter dari lapangan terbang Mapnduma, Distrik Mapnduma, Kabupaten Nduga, Senin [16/5].

Kepala Bagian Humas Kabupaten Nduga, Otomi Gwijangge, S.Hut. yang berada di lokasi kejadian kepada Papua Pos Senin [16/5] menjelaskan, kronologis kejadian tersebut adalah, pada pukul 10.30 WIT helicopter milik TNI yang terbang dari Timika dengan tujuan Mapnduma tiba di lapangan terbang Mapnduma, saat akan mendarat helicopter tersebut tidak mendarat di tempat pendaratan yang disediakan, namun helicopter tersebut bergeser hingga terjatuh ke dalam jurang di sisi lapangan terbang pada ketinggian sekitar 500 meter dan tertahan disekitar perkebunan masyarakat.

Kejadian tersebut lanjut Otomi sontak mengagetkan masyarakat yang berada di sekitar lapangan terbang yang datang ingin melihat helicopter yang datang dari Timika.“Kami melihat sendiri dari dekat kejadian tersebut, karena pada saat itu semua masyarakat datang untuk melihat siapa yang datang dengan helicopter yang datang dari Timika, untung pesawat jatuh dikebun yang menahan pesawat tersebut hingga tidak terjatuh ke jurang yang lebih dalam sekali,” terangnya.

Melihat kejadian tersebut masyarakat yang ada di lokasi kejadian langsung turun untuk membantu para penumpang dan pilot yang masih berada di dalam helicopter yang terjatuh, sementara mengenai kondisi korban menurut Otomi, seluruh penumpang dan kru helicopter hanya mengalami luka ringan. Semua penumpang terdiri dari 13 orang [nama-nama lihat table].

Termasuk pilot dan kru juga selamat tanpa mengalami luka parah tapi semuanya mengalami luka-luka ringan ditangan, dan para penumpang dan kru helicopter dikeluarkan secara manual dengan bantuan masyarakat setempat,” jelas Otomi.

Sedangkan kondisi helicopter naas tersebut ungkap Otomi, setelah jatuh helicopter tersebut terbalik dari ketinggian 500 meter hingga pesawat terbolak balik dimana bagian atas ke bawah dan bagian bawah ke atas serta helicopter tersebut sudah berada dalam kondisi patah dibagian tengahnya dengan bagian depan terpisah dengan bagian belakangnya, sayapnya juga putus, kaca cepan hancur, serta baling-balingnya atas juga lepas.

Konon kata Otomi dari keterangan yang diperolehnya dari masyarakat helicopter yang datang dari Timika ini di pakai oleh salah satu pasangan calon kandidat bupati dan kandidat wabup Nduga untuk mengangkut para pendukungnya bersama tim suksesnya.

“Pesawat yang jatuh ini di carter atau dipakai oleh salah satu pasangan kandidat bupati Nduga untuk memobilisasi pendukungnya dan tim suksesnya dari Timika menuju ke Mapnduma, namun tanpa diduga-duga kecelakaan itu terjadi sehingga masyarakat semua kaget,” katanya.

Sementaara itu kondisi pesawat tersebut masih belum dievakuasi sedangkan para korban langsung diberikan pertolongan pertama pada mereka yang mengalami kecelakaan ringan.

Empat Korban Kritis

Empat penumpang korban kecelakaan helikopter Penerbangan AD (Penerbad) yang jatuh di Distrik Mapenduma, Kabupaten Nduga, Papua, Senin, hingga saat ini masih dalam kondisi kritis.

Karel Gwijangge, keluarga salah satu korban kecelakaan helikopter Penerbad di Timika, Senin, mengharapkan bantuan sarana transportasi pesawat terbang dari Timika ke Mapenduma untuk dapat mengevakuasi para korban.

“Kami sangat mengharapkan esok ada pesawat yang bisa terbang ke sana untuk menjemput para korban sehingga bisa dievakuasi ke Timika untuk mendapat perawatan lebih lanjut,” tutur Karel yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Mimika.

Karel mengatakan salah satu dari empat penumpang yang masih dalam kondisi kritis di Mapenduma itu adalah ibu kandungnya atas nama Orit Nirigi. Orit Nirigi bersama lebih dari 10 orang penumpang berangkat dari Timika menuju Mapenduma pada Senin pagi sekitar pukul 09.31 WIT menumpang helikopter Bell-412 dengan nomor lambung 5001 milik Kodam XVII/Cenderawasih. “Sampai sekarang jumlah penumpang masih simpang siur. Ada yang mengatakan 17 orang, lainnya mengatakan 10 orang ditambah tiga orang kru,” tutur Karel.

Menurut informasi yang diterima Karel langsung dari Pdt Yulas Gwijangge di Mapenduma melalui SSB, helikopter naas itu bukan mendarat darurat di Kenyam, tetapi terjatuh di lahan perkebunan masyarakat sekitar lima meter sebelum mendarat di Lapangan Terbang Mapenduma sekitar pukul 11.00 WIT. “Informasi yang kami terima melalui SSB langsung dari Mapenduma dari sumber yang sangat bisa dipercaya, helikopter jatuh sekitar lima meter sebelum sampai di ujung landasan saat hendak mendarat. Kondisi cuaca saat itu dilaporkan terjadi angin kencang,” ujar Karel.

Helikopter naas itu dilaporkan mengalami kerusakan cukup parah yakni baling-balingnya terlepas, bagian ekor patah dan terguling masuk ke perkebunan warga dan kemudian tersangkut pada sebatang pohon mangga. Dari mesin helikopter tersebut sempat keluar asap.

Beruntung semua penumpang bersama kru helikopter selamat, meski beberapa orang diantaranya mengalami luka-luka yang cukup serius. Berdasarkan informasi yang dihimpun ANTARA di Timika, tiga orang kru helikopter Penerbad tersebut sudah dievakuasi ke Timika pada Senin sore oleh helikopter Airfast milik PT Freeport Indonesia.

Komandan Kodim 1710 Mimika, Letkol Inf Bonni Christian Pardede membenarkan adanya insiden helikopter jatuh di Mapenduma. “Infonya demikian. Saya sedang menunggu laporan selanjutnya dari Timika. Yang jelas semuanya selamat,” tutur Bonni melalui pesan singkatnya.

Ia mengaku sedang bertugas ke luar wilayah Timika saat menerima informasi tersebut.

Sementara itu Kepala Bidang Perhubungan Udara Mimika, John Rettob mengatakan pihaknya siap membantu melayani permintaan keluarga untuk mencarikan pesawat carter guna mengevakuasi para korban yang masih dalam kondisi kritis di Mapenduma. “Kami akan berupaya maksimal untuk membantu transportasi korban yang mengalami luka-luka cukup serius dari Mapenduma ke Timika,” kata John.

Menurut dia, penerbangan reguler ke Mapenduma selama ini belum ada. Namun biasanya wilayah itu dilayani oleh penerbangan pesawat pilatus porter dari maskapai Susi Air jika ada permintaan dari masyarakat. [fredy/ant]

Heli Mendadak Mendarat di Lapangan Hamadi

MENDARAT : Cuaca buruk pesawat mendarat mendadak di Lapangan Hamadi, Sabtu [14/5] sekitar pukul 14.10 Wit. Pendaratan ini sontak membuat masyarakat kaget dan menjadi tontonan menarik bagi warga kota Jayapura.JAYAPURA [PAPOS] – Sebuah Helikopter jenis Puma milik TNI Angkatan Udara mendarat mendadak di Lapangan Hamadi, Sabtu [14/5] siang, pukul 14.10 Wit. Cuaca buruk disertai petir, membuat kru pesawat ini urung meneruskan penerbangan ke Lantamal.

Karena tiba-tiba mendarat, menyebabkan beberapa rumah warga di sekitar lapangan yang terkena dampak angin dari baling-baling pesawat, atapnya terangkat. Warga sekitar sontak dibuat kaget karena menyangka pesawat jatuh. Rumah Dominggus Nomenik, gentengnya rusak. Sementara keluarga Yoafifi Noak, seng beterbangan, jualan di depan rumahnya berhamburan, pohon pisang di belakang rumah tumbang.

Salah satu pilot pesawat yang tidak mau namanya disebut kepada Papua Pos, di Lapangan Hamadi beberapa saat setelah mendarat, mengemukakan, mereka terpaksa mengambil langkah pendaratan karena cuaca buruk dan tidak memungkinkan untuk meneruskan penerbangan ke Bandara Sentani. Pesawat dari perbatasan Skow-Wutung yang sedang uji coba dalam rangka kedatangan Panglima TNI dan Kapolri di Papua ini, kata pilot itu, sama sekali tidak ada kerusakan.

Beberapa warga yang rumahnya rusak karena pendaratan mendadak ini, langsung datang ke lapangan mengadukan kerusakan rumah dan jualannya. Kepada warga, kru pesawat mengatakan akan mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak Kodam Cenderawasih. Pendaratan mendadak ini, menjadi tontonan warga sekitar.

Kapolres Kota Jayapura, AKBP Imam Setyawan, SIK mengatakan bahwa pesawat mendadak mendarat di Lapangan Hamadi, pesawat tersebut rencana mendarat di Lantamal terganggu oleh angin yang begitu kencang dan petir sehingga pilot dari satuan angkatan udara yang mengawaki pesawat mengambil keputusan penyelamatan melalui pendaratan yang lebih dekat.

Dari kejadian ini tidak ada korban, bahkan jadi tontotan masyarakat. Beberapa rumah warga yang rusak, sudah sampaikan ke pihak Korem yang ada di lapangan, bahwa seng dari masyarakat sekitar yang rusak karena helicopter, akan didatakan dan dibicarakan dengan pihak Korem karena bukan unsure kesengajaan. Kalau masih bisa digunakan, digunakan kembali, yang diperbaiki akan dikoordinakan dengan Korem. Pihak Korem bertanggungjawab.

“Pesawat dari Pos TNI Wutung ini, terbang dalam rangka orientasi untuk kedatangan Panglima TNI, dalam rangka survey kelaikan, pengenalan medan,” terang Kapolres Kota. [ida]

Heli Mendadak Mendarat di Lapangan Hamadi

MENDARAT : Cuaca buruk pesawat mendarat mendadak di Lapangan Hamadi, Sabtu [14/5] sekitar pukul 14.10 Wit. Pendaratan ini sontak membuat masyarakat kaget dan menjadi tontonan menarik bagi warga kota Jayapura.JAYAPURA [PAPOS] – Sebuah Helikopter jenis Puma milik TNI Angkatan Udara mendarat mendadak di Lapangan Hamadi, Sabtu [14/5] siang, pukul 14.10 Wit. Cuaca buruk disertai petir, membuat kru pesawat ini urung meneruskan penerbangan ke Lantamal.

Karena tiba-tiba mendarat, menyebabkan beberapa rumah warga di sekitar lapangan yang terkena dampak angin dari baling-baling pesawat, atapnya terangkat. Warga sekitar sontak dibuat kaget karena menyangka pesawat jatuh. Rumah Dominggus Nomenik, gentengnya rusak. Sementara keluarga Yoafifi Noak, seng beterbangan, jualan di depan rumahnya berhamburan, pohon pisang di belakang rumah tumbang.

Salah satu pilot pesawat yang tidak mau namanya disebut kepada Papua Pos, di Lapangan Hamadi beberapa saat setelah mendarat, mengemukakan, mereka terpaksa mengambil langkah pendaratan karena cuaca buruk dan tidak memungkinkan untuk meneruskan penerbangan ke Bandara Sentani. Pesawat dari perbatasan Skow-Wutung yang sedang uji coba dalam rangka kedatangan Panglima TNI dan Kapolri di Papua ini, kata pilot itu, sama sekali tidak ada kerusakan.

Beberapa warga yang rumahnya rusak karena pendaratan mendadak ini, langsung datang ke lapangan mengadukan kerusakan rumah dan jualannya. Kepada warga, kru pesawat mengatakan akan mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak Kodam Cenderawasih. Pendaratan mendadak ini, menjadi tontonan warga sekitar.

Kapolres Kota Jayapura, AKBP Imam Setyawan, SIK mengatakan bahwa pesawat mendadak mendarat di Lapangan Hamadi, pesawat tersebut rencana mendarat di Lantamal terganggu oleh angin yang begitu kencang dan petir sehingga pilot dari satuan angkatan udara yang mengawaki pesawat mengambil keputusan penyelamatan melalui pendaratan yang lebih dekat.

Dari kejadian ini tidak ada korban, bahkan jadi tontotan masyarakat. Beberapa rumah warga yang rusak, sudah sampaikan ke pihak Korem yang ada di lapangan, bahwa seng dari masyarakat sekitar yang rusak karena helicopter, akan didatakan dan dibicarakan dengan pihak Korem karena bukan unsure kesengajaan. Kalau masih bisa digunakan, digunakan kembali, yang diperbaiki akan dikoordinakan dengan Korem. Pihak Korem bertanggungjawab.

“Pesawat dari Pos TNI Wutung ini, terbang dalam rangka orientasi untuk kedatangan Panglima TNI, dalam rangka survey kelaikan, pengenalan medan,” terang Kapolres Kota. [ida]

Merpati Tergelincir di Bandara Manokwari

JAYAPURA [PAPOS] – Pesawat Merpati Nusantara Airlines bernomor penerbangan MZ 816 jenis Boeing 737 PK yang di piloti captain Didik Samihadi dilaporkan tergelincir di Runway 17 saat landing di Bandara Rendani, Manokwari, Selasa (10/8) pukul 06.30 Wit.

Dari kecelakaan ini, semua penumpang dinyatakan selamat. Sedangkan pesawat sudah dievakuasi dari jalur Runway.

Menurut data yang diperoleh Papua Pos dari kepolisian, kecelakaan itu bermula saat pesawat naas dari Jakarta tujuan Manokwari hendak landing di Bandara Rendani sekitar pukul 06.30 WIT. Saat itu, tiba-tiba roda pesawat bagian depan tidak bisa dibelokan, sehingga pesawat lurus dan keluar dari jalur Runway. Namun satu jam kemudian pesawat berhasil didorong ke posisi normal.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Wachyono saat dikonfirmasi diruang kerjanya membenarkan adanya kecelakaan pesawat Merpati tersebut.

“Ya, memang ada pesawat Merpati tergelincir dari landasan di Runway 17 Bandara Rendani,Manokwari, tadi pagi, tapi tidak ada korban jiwa,” tegasnya.

Dijelaskan Kabid Humas, tergelincir pesawat ini diduga lantaran ban bagian depan macet dan tidak bisa dibelokan, sehingga mengakibatkan keluar dari jalur Runway. “Itu gara-gara ban depan tidak bisa belok, jadi lurus dan tergelincir,” tukasnya.

Pihaknya menambahkan, tidak berapa lama pesawat sudah ditarik ke posisi semula, sedangkan seluruh penumpang selamat dan sudah dievakuasi dengan alat transportasi yang ada. Sementara, aktivitas bandara Rendani pasca kecelakaan sudah kembali normal.

“ Pesawat sudah ditarik ke posisi semula dan penumpang sudah dievakuasi, yang jelas aktivitas bandara kembali normal,” imbuhnya. [loy]

Ditulis oleh Loy/Papos
Rabu, 11 Agustus 2010 00:00

Merpati Tergelincir di Papua

Maryadie
VIVAnews – Pesawat Merpati jenis Twin Otter PK-NUH tergelincir saat hendak lepas landas dari Bandara Bentuni Papua, Minggu 18 Juli sekitar 11.15 WIT. Tidak ada korban kecelakaan itu.

Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono mengatakan, pesawat yang mengangkut penumpang 6 orang dengan 2 kru tersebut, tergelincir saat akan terbang dari Bentuni menuju Sorong.

"Diduga, ban salah satu pesawat pecah saat akan take off dari landasan bandara Bentuni," ujarnya.

Karena pecah ban, lanjutnya, pesawat tergelincir dan tidak bisa terbang. Pesawat akhirnya keluar landasan pacu. "Pesawat karena bannya pecah keluar dari runway, tapi tidak sampai menabrak pagar batas bandara," singkatnya.

Tidak ada korban dalam insiden itu, namun, pesawat masih di luar landasan pacu dan sedang diusahakan untuk didorong ke parkiran landasan.

Laporan: Banjir Ambarita | Papua
http://www.vivanews.com
http://nasional.vivanews.com/news/read/165286-merpati-tergelincir-di-papua
Dipublikasikan : Minggu, 18 Juli 2010, 11:23 WIB
©VIVAnews.com

Pesawat Premi Air Tergelincir di Papua

Elin Yunita Kristanti

VIVAnews – Pesawat Premi Air PK-RJS jenis Grand Caravan, tergelincir saat mendarat di lapangan terbang Kabagma, Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua, Jumat 9 Juli sekitar pukul 07.35 WIT.

Akibatnya, baling-baling pesawat yang dipiloti Joel, warga Pilipina itu bengkok, dan hingga ini masih berada di lokasi. Tidak ada korban dalam insiden kecelakaan itu.

Juru Bicara Polda Papua Kombes Wachyono saat dikonfirmasi mengatakan, pesawat tergelincir karena landasan lapangan terbang licin akibat hujan deras sehari sebelumnya.

“Saat mendarat, roda pesawat tidak bisa direm akibat landasan licin,’’tukasnya.

Sementara itu ajudan Bupati Mamberamo Tengah, Wellem Yobi yang dihubungi via selulernya menjelaskan, pesawat itu terbang dari Wamena mengangkut 5 penumpang.

Lantas, saat mendarat, karena kabut dan landasan licin, tergelicir hingga keluar landasan. “Landasan licin, serta kabut membuat pesawat kehilangan kendali dan keluar runway, tapi tidak sempat menabrak pagar pembatas,’’ ungkapnya.

Beberapa jam sebelum tergelincir, pesawat carteran itu sebenarnya mendarat mulus di lapangan terbang Kobagma. Saat itu pesawat terbang dari Jayapura.

Selanjutnya dari Kobagma pesawat terbang ke Wamena untuk menjemput 5 penumpang. Dan ketika kembali mendarat di Kobagma, terjadilah musibah. “Ketika datang dari Jayapura, pesawat mendarat mulus, tapi saat datang dari Wamena barulah terjadi kecelakaan,’’tukasnya.

Menurut Wellem Yobi, jika tidak terjadi insiden, pesawat itu sedianya akan kembali ke Jayapura menjemput Gubernur Papua Barnabas Suebu untuk kembali diterbangkan ke Kobagma.

“Kalau tidak tergelincir, sesuai jadwal, pesawat akan menjemput Gubernur di Jayapura,’’ jelasnya.

Saat ini, katanya, pesawat sudah berhasil di dorong ke landasan parkir, dan baling-balingnya yang bengkok sedang dalam perbaikan.

Laporan: Banjir Ambarita| Papua
http://www.vivanews.com
http://nasional.vivanews.com/news/read/163409-pesawat-premi-air-tergelincir-di-papua
Dipublikasikan : Jum’at, 9 Juli 2010, 12:47 WIB
©VIVAnews.com

Pesawat Latih TNI AU Jatuh

SRAGEN-Untuk kesekiankalinya, pesawat milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) celaka. Kali ini menimpa pesawat latih tipe Bravo 202 dengan nomor lambung LM 2039 yang berpangkalan di Lanud Adi Sucipto, Jogjakarta. Pesawat ini jatuh di persawahan Dusun Gulan, Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, kemarin (17/9).

Kecelakaan tersebut menyebabkan Kapten Pilot, Letda Felix Kurniawan, 22 siswa Skadik 101 Penerbangan Lanud Adi Sucipto tewas mengenaskan. Benturan hebat membuat jasad penerbang muda itu sulit dikenali.

Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.30. Pesawat kecil itu jatuh di persawahan kering milik Joyo Sumarto, warga Sadeyan, Jati, Sumberlawang.

Hebatnya benturan bisa dilihat dari bekas-bekas di tempat kejadian. Hantaman keras membuat tanah di sekitar bangkai pesawat berlubang besar. Serpihan pesawat berhamburan hingga radius 50 meter dari titik jatuh.

Tragedi dirgantara itu menjadi perhatian warga setempat. Tak lama setelah kejadian, mereka berdatangan ke lokasi untuk melihat apa yang terjadi. Beberapa warga mengatakan, sesaat sebelum celaka, pesawat itu berputar-putar di atas Desa Jati.
Pesawat tiba-tiba menukik dengan mesin masih menyala dan langsung menghantam tanah. “Bagian depan pesawat membentur tanah dengan keras sampai terbentuk lubang besar dan pesawat hancur,” kata Wakimin, salah satu saksi mata kepada .

Menurut dia, sesaat sebelum pesawat membentur tanah, terdengar ledakan di udara. Ledakan pertama tersebut, disusul dentuman lebih keras saat pesawat . “Pesawat itu terbang sendirian, tidak ada yang lain. Untung pesawat tidak jatuh di permukiman penduduk, kalau jatuh di permukiman bisa dipastikan akan membawa korban sipil,” lanjutnya.

Kesaksian senada disampaikan Kepala Desa Jati, Purwoatmodjo. Dia mengaku mendengar suara ledakan hebat dari persawahan. Padahal, jarak rumahnya dengan lokasi kejadian sekitar 500 meter. “Suaranya terdengar sangat keras, saya kaget dan langsung mencari sumber suara, ternyata ada pesawat jatuh,” papar dia.

Purwoatmodjo secepatnya melaporkan kejadian itu ke Polsek setempat. Awalnya, sejumlah warga berniat memberikan pertolongan. Namun, saat mengetahui kondisi pesawat dan tidak ada gerakan dari puing kokpit, mereka mengurungkan niat. Warga memerkirakan pilot tewas seketika dan memutuskan menunggu kedatangan pihak berwenang.

“Pilot terlihat sudah tewas sehingga warga menunggu pihak berwenang tidak jadi memberikan pertolongan,” jelas Purwoatmodjo.

Anggota Polres Sragen tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 11.00. Mereka langsung melokalisir tempat jatuhnya pesawat dengan memasang .

Tak lama kemudian sejumlah pejabat tiba, antara lain, Kapolwil Surakarta, Kombespol Erry Subagyo, Bupati Sragen, Untung Wiyono, Kapolres Sragen, AKBP Jawari dan Komandan Kodim 0725 Sragen, Letkol (Inf) Bayu. S.

Mereka menyaksikan evakuasi jasad pilot dan bangkai pesawat yang dipimpin langsung oleh Danlanud Adi Sucipto, Marsekal Pertama R. Agus Munandar.

Evakuasi berjalan sekitar satu jam. Perlu waktu cukup lama untuk mengeluarkan jasad Letda Felix Kurniawan dari puing-puing pesawat. Setelah berhasil dievakuasi, jasad Felix langsung dibawa ke Lanud Adisucipto, Jogjakarta.

Pihak terkait belum memastikan penyebab kecelakaan. Mereka menyatakan, kasus itu masih dalam penyelidikan. Sebelum kejadian kemarin, sejumlah kecelakaan pesawat militer terjadi di tanah air dalam tahun ini. (her/ito)

TNI AU: Hercules Jatuh Baru Setahun Diremajakan

(ANTARA News/Hanmus)
Jakarta (ANTARA News) – Komandan Pemeliharaan Material TNI Angkatan Udara (Koharmatau) Marsekal Muda Sunaryo mengatakan, pesawat Hercules C-130 bernomor A-1325 yang diberitakan jatuh, baru setahun menjalani peremajaan di Depo Pemeliharaan 10 Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung.

“Setelah setahun menjalani peremajaan mesin, pesawat sudah memakan 800 jam terbang. Jadi, pesawat masih sangat layak untuk diterbangkan,” katanya ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Sunaryo mengungkapkan, Mabes TNI AU memiliki program peremajaan terhadap sembilan unit Hercules milikinya yang empat diantaranya diselesaikan di Singapore Technical Industry (STI) Singapura.

Dalam program itu, TNI AU juga mengirimkan teknisi untuk meningkatkan kemampuannya dalam memelihara dan memperbaiki pesawat Hercules.

“Lima unit lainnya tengah menjalani proses peremajaan di tempat yang sama,” katanya.

Peningkatan kemampuan pesawat Hercules TNI AU yang dilakukan di Singapura mencakup perbaikan airframe (badan pesawat), modifikasi avionik dan modifikasi mesin.

Peremajaan juga akan dilakukan di Depo Pemeliharaan 30 Pangkalan Udara Abdurrahman Saleh yang mencakup peningkatan kemampuan mesin dari T56-7 ke T56-15 atau ditingkatkan dari tipe B ke tipe H.

Sementara itu, peningkatan kemampuan yang dilakukan di Depo Pemelihartaan 10 Pangkalan Udara Husein Sastranegara, Bandung, mencakup perbaikan badan pesawat dan modifikasi avionik.

Peningkatan kemampuan dua Hercules di Depo 10 dan 30 dilakukan sepenuhnya oleh teknisi-teknisi TNI AU yang sebelumnya dikirim ke Singapura.

Sunaryo menjelaskan, ada tiga tipe pesawat Hercules yang dimiliki TNI AU yakni B, H dan LB yang masing-masing memiliki tipe mesin berbeda-beda. Namun, TNI AU berencana menyeragamkan tipe mesin ketiga tipe pesawat Hercules itu.

Pesawat C-130 Hercules A-1325 yang naas adalah pesawat pertama yang menjalani peremajaan mesin, disamping C-130 Hercules A-1327 dan A-1328, demikian Sunaryo. (*)

COPYRIGHT

Up ↑

Wantok COFFEE

Organic Arabica - Papua Single Origins

MAMA Minimart

MAMA Stap, na Yumi Stap!

PT Kimarek Aruwam Agorik

Just another WordPress.com site

Wantok Coffee News

Melanesia Foods and Beverages News

Perempuan Papua

Melahirkan, Merawat dan Menyambut

UUDS ULMWP

for a Free and Independent West Papua

UUDS ULMWP 2020

Memagari untuk Membebaskan Tanah dan Bangsa Papua!

Melanesia Spirit & Nature News

Promoting the Melanesian Way Conservation

Kotokay

The Roof of the Melanesian Elders

Eight Plus One Ministry

To Spread the Gospel, from Melanesia to Indonesia!

Koteka

This is My Origin and My Destiny